UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Rabu, 02 September 2020

Kumpulan Puisi Eko Windarto - TANAMAN



DUNIA DIGITAL


angin berhembus
bambu bergesek riuh
panas membakar
duduk di tepi zaman
handphone dibuka

Bali,. 2382020



PUISI DI BAWAH BUAT FILM DOKUMENTER TENTANG BAGAIMANA MENJAGA EKOLOGI TERUTAMA AIR YANG NOTABENE ADALAH SUMBER KEHIDUPAN KITA
NYANYIAN FALSAFAH HIDUP


sumber mata air adalah kampung yang terbungkus kenangan bunga tanjung itu
gemericik pancuran selalu mengantar perjalanan waktu
sedang gerak semesta terus menampung rindu
menunjukkan tempat-tempat sungai tercemar keringat tubuh bapak ibu

pada muara waktu yang mengeringkan airmata
aku membayangkan masa lalu yang perawan tanpa noda
batu-batu warna warni tampak indah di mata hati dan kalbu
tapi, sekarang jiwaku hancur oleh racun-racun nafsumu

falsafah kehidupan adalah ruh masa depan tanpa ragu
yang mestinya kami jaga selalu
sebab paru-paru bumi sebagai puisi jantung paling syahdu

Batu, 2081018



DALAM PELAYARAN


Saat di atas perahu kehidupan
Ombak di dalam hati bermain-main
Lihat, sampan-sampan itu
Berdendang bersama deru
Suara merdunya tak sedalam cintamu yang terpisah dariku

Bali, 2082020



NYANYIAN PAGI


dalam titisan embun pagi
waktu menghidupkan musim semi
cahaya menemui gairah sunyi
misteri menggendong hari
laksana memikul hati
memuja diri sendiri
sebelum bisa mengatasi

oh....daun-daun bercahaya
meneteskan embun kekasih jiwa
jatuh ke bumi hati bermadah nyanyian surga
lihatlah, suara sejuk bersembunyi di kisi-kisi rasa
memandang mukaku penuh cinta

wahai bungaku
parasmu elok nan syahdu
aku terpenjara pesona citramu

Bali, 2882020



TANAMAN


Tanah dikuasai
Kaum tani sepi sendiri

Saat esok menuai
Air mata deras sekali

Bali, 2682020



AKU

di depan pendusta dan penghujat
aku menolak jadi mayat

saat langit dipenuhi cahaya bulat
aku tak lupa ingat dari tersesat

pada musim pancaroba, lidah, mulut dan
nyeri hati minta obat penenang sunyi yang mengerat

Bali, 1882020



KAU BERKATA PADAKU
Eko Windarto


Aku akan terus berperang melawan suara pikiranku
Ketika aku merasa punya kelebihan dan kekuranganku

Kau katakan kebohonganku takan sampai mencapai standar-Mu
Ketika aku lupa waktu

Saat aku tak punya apa-apa
Kau bilang aku milik-Mu
Aku percaya
Aku percaya

Apa yang Kau katakan tentang aku
Aku perlu tahu

Jika aku melangkah di jalan keliru
Tolong pegang tanganku

Semua yang ada padaku
Akan kutaruh di kaki-Mu

Saat sekarang ini aku pasrahkan semua urusan kepada-Mu
Karena di dalam diri-Mu kutemukan diriku
Dan di dalam diri-Mu kutemukan siapa aku

Bali, 1022020



SAJAK JENDELA


di luar jendela, hujan menggenangi matamu
padahal rinduku masih terikat nyanyian cinta yang merdu
sedang kabut-kabut itu masih menguntai air matamu
menjadi senja yang redup mengisi ruang hatiku

gemerisik angin menciptakan suara merdu
menggema ke udara napasmu
mengendalikan badai nafsuku
sebagai senja menyatukan rindu dalam warna hatiku

di dalam meja, kursi, lemari, dan lantai ini
gema nyanyian tanpa kata berkumandang di dalam benih hati

sebuah lagu dari jambangan bunga itu
meneguk rasa kasihku
mendesahkan sayang mengalirkan kerajaan cinta
yang tersimpan dalam relung jiwa

betapa getaran batinku
tersentuh melihat titik-titik embun syahdu
disembunyikan oleh kesadaran hujan senja itu
yang dinyanyikan gaun mawar layu

ah....lagu-lagu kasih sayangmu
mampu membawaku menangkap kidung merdu
dan memecah kesunyian sanubariku
sebab dari matamulah aku melihat alam semesta yang syahdu

kumasuki lagu sinom slendro itu
sebagai jendela pertemuan bagi penuntasan rindu
kubayangkan nada-nadamu berasal dari pelok musim paceklik di matamu

suara gendang bertalu-talu merupakan bahasa jemarimu
mengusik rasaku yang paling dipahami waktu
hingga kata-kata tak mampu menahan air mataku

tercenung di depan jendela
sepi memanggil namanya
kenangan seperti ambang senja
melukis rindu mataku menyapa
rembang petang dengan mesra

gemersik daun-daun bernyanyi merdu
mengiringi bunyi hujan di hatiku
sebelum air mengalir menghantam kalbu
senja mengubah renta jiwaku menjadi buku
saat luka dirundung rindu

Batu Sekarputih, 612019



KEJADIAN ESOK HARI


siang ini menghitung sisa hari
di sana-sini mentari menawarkan api
menghimpun apa yang terjadi
sebelum belati mengucap komposisi dan harmoni
esok pandemi terulang kembali

Batu, 682020



PERJALANAN KEHIDUPAN


Pada perjalanan malam
Hidup saling menyalip dan tambal-sulam
Dinginnya udara membawa luka yang dalam
Suara angin memberikan informasi corona menjadi ladang baru

Di antara himpitan kehidupan abu-abu
Jargon-jargon politik diisi suara-suara palsu
Anehnya, tubuhku yang kedinginan diterpa angin kencang ' tak percaya pandemi ini hilang dari peredaran sebelum dokter mengatakan sebenarnya! '

Batu, 592020



POTRET KEHIDUPAN


Buah manggis buah kelapa
Paras manis buruk hatinya
Bunga mawar bunga kamboja
Jangan lupa membaca cermin di depan mata

Bali, 292020



MALAM INI

kadang aku ingin seperti sepi
heningnya dinaungi seribu tahun lagi

cahaya bintang gemintang bagai nyanyian sufi
dirayakan keindahan sejati

kadang aku menduga malam ini seperti cuaca
menjadi gelombang elektronik memantulkan gema
menyatukan warna dalam cinta

Bali, 242020



DALAM PIKIRAN SUNYI

ketika pikiran sunyi melampaui
cinta datang menghampiri
membawa setangkup rindu hati
membaca keindahan abadi
di dalam kemulyaan hakiki

Batu, 1992017



MENGENANGMU

1
Ketika hujan turun deras sekali
Hati dan perasaan mengenang mu kembali
Ingin rasanya engkau mengetahui dan mengerti
Dimana cinta selalu ada untuk kembali
Meski jalan kehidupan kita berbeda ruang dan waktu

Ayah, " mulai dulu kita jarang bertemu karena waktu menggulung kursi di kalbu."
Tanganmu belum pernah menjamah dadaku
Hingga bayangmu serupa baju batik bermotif bunga ungu
Yang tumbuh di taman hatiku
Menjadi puisi mengelopak di perjalanan waktu

2
Semula engkau hanya bayangan belaka
Ternyata kehidupan mengandung keluasan makna
Mengundang pilihan di musim bunga

Bali, 2092020



PENYAIR


penyair bukan tukang sihir
ia seperti air mengalir dari hilir

penyair bukan pula pesulap kata-kata
atau memanipulasi makna-makna

penyair bisa membuat pembaca terpesona
karena tidak suka menjungkirbalikkan kata-kata

penyair adalah aneka gaya bahasa dan warna

penyair juga katarsis retorika dan budaya

Sekaputih, 1492019



PESONA MALAM

warna-warni pesona malam terangkum mempersunting kata-kata
meronce perasaan cinta
menimbulkan getaran dedaunan bertingkat-tingkat merasuk ke dalam sunyi hati yang luka

sungai-sungai sunyi malam mengundang upacara cintaku
menyatukan alam di luar ruhku
hingga darahku menemukan cahayamu
mengulum sir di bibir batinku

Batu,2122018



SEBUAH SAJAK

mengalir bagai kali
maini ombak, pasir dan batu-batu
mengarak kehidupan sampai muara
sedang di hulu aku menanti kelahiran bayi
saat kau menghitung angka-angka
sambil mengail menghisap harap
sebuah sajak menghitung waktu
memeram jam di hadapanmu
menangkap diri dengan arti ilahi
sebelum kau mati menanti hati
puisi yang telah terhidang mesti dinikmati
walau sebuah sajak belum berarti kau kaji

Batu, 1989



PENYAIR


tak pernah kusadari
alam semestamu begitu berarti
seperti tatapan mata hati
menyingkap tabir gugusan galaksi

aku bayangkan tatanan rasi melintasi sepi
mencuci perjalanan ini
hingga bintang-bintang meraba hati penyair sufi
menangkap musim semi

BATU, 1392020

EKO WINDARTO




Tidak ada komentar:

Posting Komentar