UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Rabu, 02 September 2020

Kumpulan Puisi S Pandi Wijaya - EJA TANDA TANYA ITU



~" EJA TANDA TANYA ITU "~


Dinda, apa kabar hari ini ?
Eja tanda tanya itu
R-i-n-d-u
Senantiasa mencari bayangmu
Telah jauh bertualang
Melalui halang rintang
Kian gebu kala malam menjelang
Pulang hanya ke palung kenang

Dinda, apa kabar hari ini ?
Kian menari engkau dalam imagi
Kian liar bayangmu saat hendak lari
Ahk, aku tak bisa ke lain hati

Dinda, apa kabarmu ?
Eja tanda tanya itu
Pada sesak dada puisi

SPW,
Pandeglang, 24082020
( Catatan Kelana Bodo )



~" DI BERANDA PAGI "~


Terlalu pagi
Jangan cari puisi di sini
Kedai kopi masih pagi
Masih banyak yang harus digenapi
Obrolan masih panjang mengantri
Menemani sarapan pagi

Tuan, jangan cari puisi di sini
Masih terlalu pagi
Sebaiknya tuan seduh kopi sendiri
Menulis puisi sendiri
Biar kami baca nanti
Saat mentari pagi pergi
Benahi kopi dan sarapan pagi
Dan obrolan lepas mengantri

SPW,
Pandeglang, 24082020
( Catatan Kelana Bodo )
#Bukan_Puisi_Cuma_Status_Pagi



~" MENUNTAS LEPAS "~


Pelukmu masih terasa hangatnya
Bila kelam mendekam malam
Adalah rindu dendam menikam
Menghunjam kalam hingga lembaran kusam

Pun lembutmu masih terkulum terasa ranum
Saat rembulan purnama tersenyum
Keinginan seperti angin
Bikin suhu panas dingin

Duhai jiwa, biarlah tuntas yang terlepas
Biarkan melintas hanya sepintas
Menjadi inspirasi tak terbatas
Dan puisi-puisi mengalir bebas

SPW,
Pandeglang, 21082020
( Catatan Kelana Bodo )
#Sepertinyakurangpasinijudul



~" KESAH "~


Lonceng itu begitu nyaring
Dinding dada didera
Keinginan adalah hasrat yang kesyarat
Seperti awan pada kelopak bunga
Yang menanti hujan

Dan angin kian denyutkan ingin
Dibisikkannya perihal bayang yang terkenang
Sedang hujan masih di mana entah
Rindu sudah serupa tanah belah pecah

SPW
Pandeglang, 20082020
( Catatan Kelana Bodo )



~" PEREMPUAN DAN KENANGAN "~

Perempuan
Dan kenangan
Yang hilang dari genggaman
Yang selalu jadi bayangan
Liar menarimu dalam imagi
Bingarkan rindu mencari tepi

Perempuan
Dan kenangan
Sesak di dada puisi
Adalah rindu yang terus mencaci
Terus pertanyakan ketidak-warasan
Selalu perdebatkan kebodohan

Adalah aku, membiarkan lara mendera
Melepas bebas belahan jiwa
Seorang ayah mengucap pinta
Dan aku, harus meredam rasa dengan airmata

Permpuan
Dan kenangan
Adalah engkau, kubiarkan wujudkan bakti
Ketidak-warasanku membunuh mimpi sendiri
Menusukkan duri di kaki
Nyeri yang harus kusenyumi

SPW,
Pandeglang, 26082020
( Catatan Kelana Bodo )



~" DI KOTA INI "~


Sendiri di kota ini
Dan engkau telah jadi mimpi
Satu demi satu purnama tanggal
Tinggalkan sesal

Dan engkau, masih tereja di pepuisi
Bintang yang terpaksa terbanting
Membiarkan langit sepi sendiri
Adalah jiwa yang sempat meradang

Sendiri di kota ini
Menjumputi mimpi-mimpi
Dan engkau
Telah benar-benar pergi

SPW,
Pandeglang, 10092020
( Catatan Kelana Bodo )



~" KATA TERAKHIR "~


Baca surat itu
Dan bintang-bintang tanggal
Dibiarkannya langit bisu ambigu
Pada langkah kehilangan petunjuk arah

Baca surat itu
Tak lagi pertanyakan kesetiaan purnama
Atau episode akhir dari sebuah cerita
Langkah yang hanya terbawa angin
Tanpa mendekap ingin
Adalah entah arah tuju

Baca surat itu, Kekasih ...
Kata terakhir yang bisa dihela nafas
Tanggal harap pada akhir hujan
Perihal warna pelangi
Tanggal juga harap pada senja
Perihal kemilau jingga
Puisi-puisi mati tanpa debar
Karena rindu kehilangan cumbu

SPW,
Pandeglang,
( Catatan Kelana Bodo )



~" PADA BASAH SEPTEMBER "~


Aku punguti puisi-puisi ketika september basah
Derai rintik yang jatuh adalah resah
Angan yang gundah
Rindu yang seperti tanah kering, rekah

Aku bendel itu puisi-puisi
Mengeja satu, perihal sunyi yang sepi
Seorang kekasih bersenandung lirih
Perih yang dirasanya lebih dari sekedar sedih

Kueja satu lagi
Ada kabar kecewa yang mendera
Ketika dusta warnai cinta
Pada kata puja hanyalah rayuan semata

Kueja lagi puisi terakhir
Bercerita tentang sepasang angsa
Menari mesra berbasah di air
Dan ...
Akh, Septemberku kian basah
Gigil rinduku mencari bayangmu
Di kisah yang lama kusimpan di garba kasih
Yang kuberi nama kenangan
Kerap menemaniku di beranda senja
Saat kunikmati indahnya jingga
Dan mempuisikan rinduku padamu

SPW,
Pandeglang, 21092020
( Catatan Kelana Bodo )



~" YANG BELIA DI RENTA "~

Kekasih, rindu menjamu bayangmu
Dihantar angin basah hingga gigil sampai nadi
Awan yang tak sempat ber-isyarat padaku
Sebab hujan sudah tak sabar merendam hati

Kekasih, rindu ini menjamu bayangmu
Angin yang membelaiku adalah kenangan
Ketika jendela sepi terkuak di hati
Lupa pada lampau waktu yang tinggalkan diri
Renta hanya pada tubuhku
Kisah kita abadi belia diingatan

Kekasih, yang renta hanya tubuhku
Namun cintaku tetaplah utuh padamu
Tentangmu tak akan terkubur abu
Nisannya di hatiku selalu
Tereja pada puisi-puisi
Saat sunyi merasakan sepi

SPW,
Pandeglang, 21092020
( Catatan Kelana Bodo )



~" PINTA YANG DI DUSTA "~


Ruang dan waktu
Masih sama untukku
Detik, hari, bulan berlalu
Hanya hitungan kesabaran berlaku
Menanti temu
Buat mereguk cumbu

Dirajutnya asa buat hangatkan mimpi
Malah sepi, nyeri menggelitik sunyi
Membuka pintu masuknya cinta
Hanya untuk mendera jiwa
Kita yang terpenjara
Karena pinta yang kita dusta

Mata penaku patah
Di lembar kertas resah
Dan bait-bait puisi tak selesai
Cerita yang usai, baru saja kita mulai

SPW,
Pandeglang, 21092020
( Catatan Kelana Bodo )



~" RANCU YANG RACUN "~


Duhai, tegarlah dinda
Karena engkau adalah senja
Dan aku adalah jingga
Dua kata yang padu menjadi kita

Tetap pada rasa kita
Dan jangan engkau dusta
Karena kita adalah satu rasa
Rasa yang sama yang kita punya

Duhai, tenanglah dinda
Rangkai saja puisi sederhana
Jangan ambigu rancukan rasa
Rancunya rasa akan meracun jiwa

Duhai dinda
Bila yang rancu menjadi racun
Seumpama jingga pada senja
Puisi asik akan jadi isak
Bahagia akan jadi bahala
Jingga biarlah menjauh dari senja

SPW,
Pandeglang, 20092020
( Catatan Kelana Bodo )



#Album_Cerpen_dan_Puisi
"Puisi Di Lesehan Jogya"

~" JURANG KITA "~

Jakarta dan Jogya
Pada jembatan yang patah
Adalah angan yang kemudian musnah
Untai kasih yang terajut tinggal kisah
Lalu resah dan gundah tiada sudah
Sampai lelah membasah mata

Jurang yang memisah adalah ego kita
Membiarkan kata tereja dilema
Jawaban yang mentah
Lalu langkahpun patah

Jakarta dan Jogya
Dibiarkan hati saling sembunyi
Sepi, nyerinya pada puisi-puisi
Rasa pun dibiarkan berjelaga
Berdalih takdir pada pasrah
Kitalah dua orang yang lemah

SPW,
Pandeglang, 19092020
( Catatan Kelana Bodo )




#Album_Cerpen_dan_Puisi
"Puisi Di Lesehan Jogja"

~" PUISIKU DI LESEHAN "~

Engkau
Selayaknya telah jadi jantung puisi
Detakku, debarmu adalah bait-baitnya
Rindu berbilang bila kita sejenak saling hilang
Adalah senyummu pelangiku
Garis-garis tegas yang tak bias

Engkau
Selayaknya telah jadi jantung puisi
Jarak hanya serupa spasi bait ke bait
Atau sejenak jeda sekedar menghela nafas
Bukan jurang dari jembatan patah
Dan asa jadi angan yang kemudian musnah

Kekasih ...
Udara Jogya dingin malam ini
Puisi gigil di lesehan
Detaknya diam, desahnya redam
Bayangannya hilang terseret lalu lalang
Degupnya tak lagi jalang
Jantungnya telah hilang

SPW,
Pandeglang, 19092020
( Catatan Kelana Bodo )



~" BAYANGMU DI SECANGKIR KOPI "~

Yang telah pergi
Kembali bayangmu datang lagi
Di secangkir kopi
Kala jingga senja ini

Parasmu kembali rampas hati
Di persembunyian sunyi yang asik sendiri
Puisiku jadi salah tingkah menari
Karena engkau jejali imajinasi

Duhai yang selalu dipuja hati
Jangan cepat-cepat ingin pergi
Tinggallah sebentar saja lagi
Karena rindu masih ranum di secangkir kopi

SPW,
Pandeglang, 18092020
( Catatan Kelana Bodo )



~" KOPI SENJA DI BERANDA "~

Aku masih di ruang hampa tanpa paham
Masih terus mengejar lari imaji liar
Perihal kenang yang bikin pening di kening
Masa yang sudah asam kadaluarsa

Aku masih di ruang penuh raung di sudut sepi
Kenangan yang timbul lalu tenggelam kala senja menikmati kopi di beranda
Harap yang kian parah ketika angan menjadi ingin
Engkau kembali pulang ke palung jiwa
Tapi aku hanya bisa termenung, karena angan hanya sekedar keinginan
Seperti riak pada buih
Atau ampas yang tinggal di cangkir kopi
Kenangan itu tak pernah tanggal dari hati

Aku masih di ruang hampa mulai sedikit paham
Saat jingga meninggalkan senja
Kenangan serupa rasa kopi
Yang akan dicari kala akal merasa sepi
Lalu aku buat sebait puisi

SPW,
Pandeglang, 18092020
( Catatan Kelana Bodo )
#MasihBelajarDariJokoPinurbo



~" PUTRA JELAGA "~

Namaku belantara
Lahir di antara jelaga
Dalam ruang riuh anak memilih bapak
Dari wajah samar, bahkan tak jelas tampak

Namaku langit
Besar di antara sikutan ketiak yang menjepit
Terlupa sudah rasa sakit ketika perut melilit
Berteman penyakit dan caci menghimpit

Namaku ...
Akh, aku lupa namaku
Sedang wajahku rajutan jelaga
Dari puluhan bapak yang tak kupinta
Hingga aku lahir ke dunia
Tanpa ada yang memberi nama untukku

SPW,
Pandeglang, 17092020
( Catatan Kelana Bodo )



~" PEMANIS BUATAN "~

Karena engkau adalah gula dan engkau agul
Merasa sudah menghilangkan pahit
Merasa mencabut getir yang tertanam
Sedangkan seduhan kopi tetap disebut kopi, semanis apapun gula memaniskan rasa kopi

Karena engkau merasa gula yang manis
Padahal bila terlalu manis bisa terasa masin, seperti asinnya air laut
Yang bisa membuat muak lalu muntah kaum penikmat kopi
Karena yang pahit adalah patih sebagai pembelajaran diri

Karena engkau merasa gula
Hingga engkau melupa semut
Yang manismu siap digerumut
Hingga engkau akhirnya sirna

SPW,
Pandeglang, 17092020
( Catatan Kelana Bodo )



~" ADALAH KITA "~

Setangkai puisi, kelopaknya jatuh
Bening, membasah mata
Bait-bait kusam tak terbaca
Pada lembar jiwa, lusuh

Aku adalah paku
Menancap pada engkau yang kayu
Berkarat, turut sirna bersama lapukmu

Ketika bait-baitmu terisak
Adalah dadaku yang sesak
Jangan tanya hilangnya awan karena hujan
Karena awan hanyalah pengisyaratan

Aku adalah buih
Serasamu dalam perih
Bersamamu menjadi serpih

SPW,
Pandeglang, 16092020
( Catatan Kelana Bodo )



~" PLAGIAT "~

Aku mengekormu
Mencuri kamus kecil untuk mengeja catatan besar
Belajar mencari makna sebagai asupan jiwa, bukan isapan hampa belaka

Aku mengekormu
Mengantongi kamus kecil di saku yang besar
Untuk berlajar bersyair sebelum aku bersyi'ar
Agar aku paham dan tak melepas kalimat hampa

Aku mengekormu
Entah sebagai plagiat atau pencuri ilmumu
Tapi aku bukan hantu dan engkau bukanlah Tuhan
Aku hanya ingin belajar, sadar diri bukanlah orang terpelajar
Lalu mengajarkan imajinasi liar yang kadang kurang ajar
Berharap catatanku tidak terlalu parah dibaca

SPW,
Pandeglang, 15092020
( Catatan Kelana Bodo )
#BelajarKamusKecilJokoPinurbo

S PANDI WIJAYA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar