UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Rabu, 23 September 2020

Kumpulan Puisi Riri Angreini - KEPADA KISAH YANG TAK SUDAH



KEPADA KISAH YANG TAK SUDAH
Karya Riri Angreini


Kutuntaskan rindu pada kesiur angin malam
Bersama lembaran putih dan sebatang cahaya
Kucoba lukis tentang seraut wajah
Dalam sajak dan prosa yang tak sudah

Ah! Gumam ini penuh ragu dan tanya
Selaksa kalimat berderet-deret
Memenuhi ruang imaji
Bila diungkap mungkinkah dijawab?

Duhai engkau ...
Teragak yang tak pernah padam
Apa kabar malam-mu,
Adakah pelita bersama kesendirian syahdumu?

Sebelum pintu langit tertutup
Sepotong angin membawa berita
Mengisahkan tentang diri-mu di ambang senja
Masih tetap dalam persemedian panjang

Wahai kalbu yang teguh!
Terima kasih, untuk sendiri 'tak bertepi
Kelak kisah ini terbingkai
Dalam Sampul Putih Biru

Indonesia, 24 September 2020.
01.37
#ra



BOROBUDUR
Karya Riri Angreini


dua tahun berlalu ...
namun pesonamu kian nyata
terlukis apik di ruang mata
getarkan dada dunia

elokmu bangkitkan gairah
semangat melangkah tiada lelah
di puncak tertinggimu
tempatku merajut hari
penuh rindu dan cinta

Indonesia, 200920.



DERANA
Riri Angreini


untuk-mu yang sejak lama
menetap di hati
mengapa lama berdiam

bicaralah ... kali ini saja
meski se"kali"mat ucapan:
"Selamat Tinggal."

Indonesia, 210920.
#ra



NAN BATIN
Karya Riri Angreini


rindu dan hujan ...
kisah yang tak pernah usai diuraikan
aromanya menyeruak keempat penjuru
namun tak ditemukan jua yang dituju

kini senja tak lagi jingga
nuansanya berubah padam
tiada pelita penerang jalan
cukup rasa jadi penopang

Indonesia, 22 September 2020.
#ra




LELAKIKU
(Bahasa Kalbu)
: Riri Angreini


bersama lelaki ini,
di keramaian aku lebih sering
mempergunakan bahasa telepati

sebab jika mulut yang bersuara hati kami merasa terabaikan

dan lebur bersama hiruk pikuk yang ada

Jkt, 020419.
#RPS_RA



GADIS KECIL
(Si Pembela)
: Riri Angreini


di antara riuhnya suara alam
senandungmu paling mengesankan

kau nyanyikan; sabda-Nya
tentang penawar luka
bagi anak negeri
yang terancam dalam tikaman
saling ejek dan menyakiti

lirikmu tajam, menikam sukma
hingga mereka memusuhimu
sebab irama pengiring senandungmu
nadanya mematahkan setiap ranting kebohongan

Bekasi, 050419.
#RSP_RA



ANAK DAGANG
: Riri Angreini

pada jejak yang membekas
kutitip kenangan
hingga waktu menjelang
memanggil untuk kembali
pada keakraban paling rantau

Halim Perdanakusuma, 060419.
#RPS_RA



IBU
: Riri Angreini


dia yang menerima kepulangan
dengan tangan terbuka
merangkul tanpa sekat di dada
tiada sorak bengis yang pecah
selain lembut sapa dalam santun
paling alam...

Pesisir Selatan, 080419.
#RPS_RA



SAHABAT
: Riri Angreini


dia yang selalu menyambut kedatangan
dengan tulusnya senyuman
dan tangan terbuka
merangkul penuh keakraban
paling natural

Pesisir Selatan, 080419.
#RSP_RA



KEKUASAAN
: Riri Angreini


Aku melihat kaki lain
dalam ringannya langkah
aku melihat tangan asing
saat kau memberi dan menerima
Aku melihat itu dalam remang pagi ini

Padang Panjang 1 Kambang, 090419.
#RPS_RA



ANAK NEGERI
: Riri Angreini


Cahaya langit Ranah Minang
Menyinari semesta generasi bangsa
Tapak kecil menuju masa depan
Harapan negeri tercinta

Padang Panjang 1 Kambang, 100419.
#RPS_RA



HILANG
: Riri Angreini


Kesunyian itu bersarang di relung mata
Hingga hujan yang tumpah tak lagi berirama
Hanya nada pilu sesekali mengiringi
Setiap lirik sendu dari nyanyian alam

Di mana rasa itu tercampakkan
Sehingga hening jadi tawar yang pahit
Serasa sekam tersekat di tenggorokan
Seolah maut datang menjemput

Ranah Minang, 110419.
#RPS_RA



DIKAU
: Riri Angreini

hei, dikau yang di sana
mengapa menjelma merupa hujan?
belum puaskah menyuburkan segala ingat
tentang kerinduan...?

RA_140419
#RPS_RA



TANAH MOYANG
: Riri Angreini


sebelum bunga diksi kuronce
jadi kalung sajak
dia telah lebih dulu
dan sangat nyata
merupa
puisi
dalam lukisan maha karya-Nya

Ranah Pasisia, 150419.
#RPS_RA



RASO NAN LAMO
: Riri Angreini


Sajuaknyo Ranah Pasisia
Sasajuak angin rindu nan badasia

Ranah Minang, 160419.
#RPS_RA



PASAN MANDEH
: Riri Angreini


pagi kian menua
jingga pun elok menyapa
sebaris cahaya
melisankan amanah
kusimpan dalam derai tawa
di balik lipatan air mata

Ranah Pasisia, 160419.
#RPS_RA



NAPAK TILAS
:Riri Angreini

lorong ini pernah kutapaki
tapi dulu sekali
masa seragam putih biru
jadi andalan
saat menimba ilmu
banyak nian
coretan kenangan
pada setiap jejak yang tertinggal
; berkisah tentang kau, aku, dia dan mereka
sepulang sekolah

Ranah Pasisia, 160419.
#RPS_RA



RINDU
: Riri Angreini


setiap kali hujan turun
telaga ini kian basah
ingatan jauh mengenang
segala tentangmu...

Padang Panjang 1 KAMBANG, 160419.
#RPS_RA



HINGGA SENJA
: Riri Angreini

Rindu ini tak akan pernah usai
Biarlah kucoba rasai
Menikmati jarak
Hingga awan berarak
Menuju petang

Ranah Minang, 170419.
#RPS_RA



SEPANJANG PERJALANAN PESISIR
: Riri Angreini


dari Kambang sampai memasuki kota Padang
mato dunsanak akan dimanjakan dengan eloknyo; pesona pantai pesisir
dengan hijaunya tumbuhan liar menghiasi bibir pantai nan landai
hilanglah segala kepenatan yang bersarang di raga dan pikiran

sesekali debur ombak akan menyapa;
dengan ketinggian seperti seorang sahabat melambaikan tangan
menyambut dengan keakraban

angin yang sepoi-sepoi berhembus syahdu
seolah berbisik penuh cinta dan mesra;
jaga kelestarian nagari pasisia tercinta

Tanah Rantau, 190419.
#RPS_RA



KENANGAN
: Riri Angreini


Kemarin itu masih nyata
Dan hari ini tinggal cerita
Dalam sepenggal kisah

Bekasi, 20 April 2019.
#RPS_RA



MARANTAU
: Riri Angreini


Selembar senyum yang kusimpan dalam lipatan kain serong
Jadi tanda bahwa diperjalanan aku tidak akan baik-baik saja
Ada rindu dan enggan untuk beranjak dari tanah moyang
Bersaksi dalam linangan air mata

Selangkah dua kucoba paksakan jua
Mengayun tangan dan langkah meski timpang
Ada gejolak bergemuruh di hulu dada
Saat kupandang balik wajah kedua orang tua

Dalam tatapan sayu kedua pasang mata itu
Dapat kubaca betapa rindu belumlah tunai
Ada sepasang janji yang saling bertautan
Dalam lingkaran hati yang enggan saling untuk melepaskan

Tuhan...
Sebelum langkah ini benar-benar kian berjarak
Dan pandangan mata ini kian sayup
Pada-Mu segala tanda kupinta

Bila kelak angin tak sanggup memberi kabar
Tentang segala kerinduan batin yang terpendam
Tolong berikan isyarat pada seluruh raga
Dengan menyebut nama-Mu hadirkan diriku dalam sekejap

Tanah Jao, 220419.
#RPS_RA

RIRI ANGREINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar