BERTUDUNG SARUNG
Karya YS Sunaryo
orang-orang selubung
selimut bertudung sarung
bertarung dengan dingin
dan terjang angin
sejak sergap musim
gigil cuaca membelaimu
hari-hari mengeram waktu
menetas sajak di ruang musala
suarakan sebenar-benarnya cinta
biar telanjang dari mewah benda
asalkan sarung lindungi sebatang raga
sebagai pakaian nyaman paling jiwa
juga kain penjaga kedap suara
dari bising nyanyian alpa
sebabkan pikir bisa berpaling
seperti hari-hari kemarin
tudung itu kerapkali dituding kampungan
namun dikucilnya panjang kenikmatan
ingatkan tak tanggal sembahyang
pada wajah-wajah sederhana
tutupi gila badan dunia
dari bolong celana
teruslah bersarung orang-orang sahaja
walau kemolekan dandanan tertawa
tetapi tudungmu mengusir nestapa
para biasa pelahap hawa panas
berebut api di gelap pentas
sarung penyaring kebudayaan
agar gerak zaman tak gegar
disambar sombong halilintar
Bandung, 23 Juni 2019
DI SEBUAH KOTA BINTANG
Karya YS Sunaryo
kembali ke kota ini
menggantungkan tulang-belulang
hinggga gumpal menjadi daging
tetapi hati seringkali
ditutupi ragam pedih
namun kami diamkan dalam
baris ketidakberdayaan
sebab kecamuk kota
beraduk dengan laju cita
maka dibuat gembira
di tipis bibir saja
kota ini tabur kerlip bintang
seringkali saling berbenturan
bekasnya perihkan pandangan
orang-orang di kolong jembatan
berhamburan mengejar mimpi
dibagi di atas sebuah kursi
berkelahi, berjudi
ada yang mati
dan bukan kota kalian bayangkan
mudahkan ongkos kehidupan
di sini tak henti degup
lenyap atau hidup
daging kami memang tumbuhs
namun jiwa dicekam letus rusuh
ketika musim bintang tandang
di beda-beda sudut pandang
kami selalu sekumpulan korban
yang mudah dipersalahkan
oleh kitab keamanan
bacaan para Tuan
Jakarta, 8 Juni 2019
TANYA SAJA PADA APA
Karya YS Sunaryo
apa tak apa-apa
Tuhan disembah di atas berserak
tulang belulang bangkai manusia
korban keganasan dibinatangkan
seperti anjing-anjing dan kucing-kucing yang liar kelaparan
apa tak mengapa-mengapa
manusia dipuja di atas injak
kebenaran firman-firman
dituhankan segala-galanya
dan tiada batasnya
sebagai sesembahan
apa ada di mana-mana
telah tuli, buta dan lupa
Tuhan tertukar dengan manusia
dan manusia memakan Tuhan
di atas meja jamuan kekuasaan
apa bisa bertanya-tanya
siapa-siapa kita
lihat saja bagaimana
apa-apa yang ada
menjadi apa
Bandung, 29 April
(Dalam Belaian Bulan - 1)
BERSIAPLAH PERANG
Karya YS Sunaryo
Bersiaplah kita perang
tandang demi paling menang
sebab bertubi-tubi kekalahan
telah berbulan-bulan
Kalah oleh amuk diri sendiri
hingga cedera kebeningan hati
hari-hari menempuh judi
mengunyah berahi
Sedang di luar sana
goda mengarak kita tanpa daya
dalam selaput catatan dosa
lama kehilangan hakikat cinta
Maka janganlah ditunda
berperang pilihan satu-satunya
melawan nafsu begitu liar
dengan senjata lapar
Perang penuh keberanian
sebulan utuhkan kesabaran
karena ini perang terbesar
tak sekadar sesumbar
Bahkan Badar tak ada apa-apanya
bila kita henti nyala saling mencela
dari sisa perang kemarin tak seberapa
bersama orang-orang tak berpuasa
Bandung, 26 April 2019
PUASA ITU PEKIK MERDEKA
Karya YS Sunaryo
satu hari menjelang ramadan
bidan kemerdekaan dipersiapkan
sedang bom di Horisima diledakkan
satu hari memasuki puasa sebulan
Indonesia saat itu
berpuasa adalah menuju
jembatan kemerdekaan bersatu
pada jiwa raga para negarawan
tak terhitung haus dan lapar
dan ratusan tahun bersabar
rasakan berjuta-juta kematian
rakyat di pinggir-pinggir jalan
santapan anjing-anjing liar
sembilan ramadan mekar
merah putih gagah naik berkibar
perut lapar telah memenangkan
cengkram hawa nafsu penjajahan
membungkam mulut keserakahan
antar kita, tak ada pertengkaran
ramadan anugerah persatuan
merdekakan rakyat dari sembunyi
takut menyembah pada Tuhan
bebaskan pemilik negeri dari lahan
penuh kemelaratan dan kebodohan
mereka berbaris dalam puasa
demi Indonesia segenap bisa
jadikan ramadan lokomotif perubahan
berbekal agung keyakinan dan pikiran
menuju satu dua sisi mata uang
adalah penting taati ajaran Tuhan
dan bakti bagi semua kemanusiaan
bukan untuk golongan-golongan
lantang tajam bagi kepentingan
bagi diri sendiri dan kroni
merobek kitab suci
khianati konstitusi
adakah hendak dimerdekakan
atau deru jibaku diberdayakan
dari puasa yang kini dijalankan
Bandung, 17 Mei 2019
Izin belajar
MALU-MALU MEMBUKA PINTU
Karya YS Sunaryo
warung-warung itu
malu-malu membuka pintu
sedang jendela ditutup kelambu
semestinya masuklah para musafir
dan ibu-ibu yang baru melahirkan
dua di antara dibolehkan makan
sembunyi sepanjang ramadan
tetapi tak sedikit hawa nafsu
merobek-robek rasa malu
melahap rakus kehormatan
di jantung puasa sebulan
tak sedikit orang tak mau menang
dengan enggan ke medan perang
padahal sebentar menahan lapar
sebentar bisa bersabar
kadang malu-malu memilukan
tinggalkan luka-luka kekalahan
dalam pegang teguh keimanan
pun pada lomba kebaikan
Bandung, 14 Mei 2019
MATI PUASA
Karya YS Sunaryo
sahur melahap dengkur
Tak ada jibaku tempur
jiwa sudah lama tertidur
belum meliang kubur
padahal badan telah bangkai
tetapi keranda belum sampai
kecuali jelma ketakutan-ketakutan
sepanjang jalan ramadan
o, budak permainan
minuman dan makanan
mulut membunuh puasa
sepanjang masa
Bandung, 13 Mei 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar