Karya : Puji Astuti
Sementara kenangan telah menepi
Hati ini masih terpaut di sini
Menggantungkan sepetak mimpi
Mungkinkah masih ada waktu untuk berbagi
Hari yang lalu seperti sebuah penggalan cerita
Begitu riuh dengan dengung untaian asmara
Membutakan kedua mata kita
Sedangkan nurani meneriakkan luka
Kita adalah sepenggal rasa
Korban dari indahnya cinta semu
Gigil geloranya telah membekukan pelepah kalbu
Sebujur rindu melarutkan segumpal kelu
Ujung jari tak lagi gemulai
Membungkam segala imaji
Setitik air mata menetes di belahan pipi
Inilah bentuk berhentinya sebuah mimpi
Jogja, 09.07.2019
JARAK PERPADUAN CINTA
By : Puji Astuti
Kemarin hati berjalan sendiri
tanpa kegelisahan merusak rasa
berlenggang seutuhnya sesuai asa
bermimpi di kesenggangan nyata
Hari ini mulai ada geming
angan melambung membuih impian
seindah putik bunga menebar aroma
senyum tersembunyi di bilik jiwa
Sedetik panah cinta menggumpalkan hati
perjuangan panjang mulai menanti
bagaimana tidak?
membui rindu tuk kita bisa bertemu
Bertahanlah wahai percik-percik cinta
jangan sampai perpaduan jadi berantakan
untai saja benang menjadi permadani
seiring waktu kan mengurai rentang jarak ini
Jogja, 17.06.2019
Tema : Dermaga Hati
Judul : IMPIANKU
Karya : Puji Astuti
Tangan kita masih tergenggam erat
Saat melintasi jalanan basah kemarin
Sungguh suatu kebahagiaan tiada tara
Memilikimu dengan seutuhnya
Aku memilihmu karena kebaikan, ketulusan di hatimu
Untuk bisa selalu menjadi sandaran pedih dan lenaku
Sementara harapan-harapan ini tumbuh di antara waktu yang terlewati
Menjadikan nyata impianku dan mematri janji suci
Saat ini kau ada di sini
Bersanding, membimbing dan tetap menggandeng jemariku
Menapaki hari dengan keiklasan tuk menggapai ridho-Nya
Tanpa melemahkan rasa kala kerikil tajam memijak lara
Kulabuhkan asa
Di dermaga hati kita ini
Memasungkan segala curiga
Memanahkan pucuk-pucuk anak panah asmara
Jogja, 21.07.2019
Tema : Belanja
Judul : MEMETIK MAKNA
Karya : Puji Astuti
Sepanjang hari kita bernapas lega
Menikmati dengan tanpa membelinya
Kenikmatan tiada tara lagi
Untuk kelangsungan hidup ini
Lidah mengecap dengan rasa
Manis asin pahit pun ada
Saatnya kita mengucap syukur
Atas karunia yang tak bisa diukur
Renungkan duhai hati dan kalbu
Seberapa harta jika untuk membayar belanja semua itu
Tinggal kita taat atas semua perintah-Nya
Terbayar lunaslah segala beban yang ada
Detik-detik terlewati
Usia bertambah tak berhenti
Hindari iri dan dengki
Agar selamat dalam perjalanan ini
Jogja, 30.07.2019
Tema : Trauma Perpisahan Yang Terpaksa
Judul : LUKAKU
Karya : Puji Astuti
Kutatap kedua matamu lekat-lekat
Ada cinta yang menggelora di sana
Penuh semangat hidup dalam mengarungi perjalanan ini
Bersamaku, itu yang selalu ada di hati
Kita jalani rindu dengan segenap dera di dada
Seakan tak akan pernah terpisahkan
Manis, pahit, getir dan terombang ambing keadaan
Sekuat rasa kita bertahan
Sayangku ....
Gelombang pasang itu datang
Mencoba merentangkan genggaman jemari yang terikat
Meluluh lantakkan semua impian
Menggulung lembaran harapan
Terlepas sudah jalinan tangan
Terhempas kesakitan kini kurasakan
Kau pergi bersujud pada orang tua
Berbakti melebihi nyawamu sendiri
Lukaku juga menjadi lukamu
Membekas sampai di jurang dasar kalbu
Begitu menghancurkan gerbang-gerbang keinginan
Hingga trauma perpisahan terpaksa seperti ini
membayangi jejak kakiku untuk mencari cinta lagi
Jogja, 03.07.2019
KUJAGA SELALU
Karya : Puji Astuti
Begitu resah seperti kehilangan sesuatu
Gerah di dalam dada
Bingung tak tahu harus bagaimana
Inikah perasaan sebenarnya?
Memikirkanmu itu pasti
Selalu terbayang apa yang terjadi siang tadi
Tatapan mata kita beradu sekian detik lamanya
Meninggalkan debar di hati tiada terkira
Lamunan mulai mengusik
Jeda waktu seakan semakin pendek
Mengeja namamu bergetar bibirku
Seakan ada kecemasan di kalbu
Aku punya rahasia
Orang lain tak akan menyangka
Kujaga selalu untuk diriku
Sampai nanti akhirnya terbuka tabir cinta syahdu untukmu
Jogja, 22.07.2019
IMPIAN LELAKI TUA
Karya : Puji Astuti
Pematang itu masih penuh rumput hijau
Gemericik suara di sela sudutnya menganga
Membawa luapan air dari pengairan
Merata di sepanjang haluan sawah
Lelaki tua duduk bersila
Menepis hawa panas dengan capingnya
Memandang betapa perjuangan ini hampir usai
Menggenggam pucuk batang padi yang mulai menunduk berisi
Dinginnya air kendi di teguk perlahan
Kenikmatan tiada tara mengaliri tenggorokan
Sebungkus nasi berlauk ikan asin
Sejumput demi sejumput dilahap dengan irama sepadan
Terbagi waktu sorenya untuk segera beranjak
Menuju sepetak ladang tak jauh dari pekarangan belakang rumah
Jagung terberai beranjak meninggi
Menyembulkan buah berbenang emas
Lelaki tua memanggul cangkul
Senja temaram menyinari kaki letihnya
Menuju rumah tempat menyandarkan lelah
Tertidur menuai mimpi untuk esok hari
Jogja, 25.07.2019
PUJI ASTUTI |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar