Puncak Ranah menggumpal awan
Mencicipi aroma hutan
Membentang pemandangan alam
Sempurna ciptaan-Nya
29 Juni 2019
FITRAH
:Suyatri Yatri
Lelah memaknai siluet rasa
Menganasir setatap netra
Retinaku menangkap bayang
Melangkapkan fitrah di minda
Rohul, 25 Juni 2019
DISKUSI SARAPAN PAGI
Karya: Suyatri Yatri
Diam, bukan berarti tak paham
Aku menyimak dari ruang jiwa setiap kata
Alur bergerak menikmati sajian di atas meja
Sejuta gagasan tertuang di sini
Bukan sekadar sarapan
Melainkan sederet ide menitik di piring-piring karya
Genangan air menetralkan rasa di gelas kaca
Hati tertegun mendengar celoteh pagi bermakna
Yah, secepat rasa akan tersimpan di memori kenang
Bahwa kita pernah duduk bersama di sini
Diskusikan pelangi di langit megah
Bergerak walau gerimis menetes di jalanan literasi
Atau terik panas mentari menyengat semangat berkarya
Takkan surut di sepetak meja saja
Ini bukan omong kosong melainkan impian dan cita yang harus dibuktikan
Hebat bukan hanya terucap
Cerdas bukan hanya juara
Melainkan lahirnya motivasi untuk meningkatkan kualitas diri
Rohul, 23 Juni 2019
NYALA CAHAYA HARAPAN
Karya: suyatri Yatri
Dari sini langkah telah terjejak
Mencicipi rasa bukan hanya mimpi
Menitipkan harapan dari secawan makna
Mengurai kebekuan dari diam tanpa berbuat apapun
Di titik inilah cahaya dinyalakan
Bukan ilusi dari penyamaran terindikasi
Namun menguatkan tekad untuk menjadi pijaran bermakna
Di gerbang keyakinan membungkus cita
Di sinilah
Tertuang sejuta keindahan
Membangun impian menjadi rasi bintang berjajar megah
Bukan hanya sekadar menumpang bayang
Namun memberi bekas titik yang terbuktikan
Di lembaran kebaikan yang termanfaatkan
Pekanbaru 21 Juni 2019
HARAPAN LITERASI
Karya: Suyatri Yatri
Secawan makna dari sebuah harapan
Senyum menyulam sederet kata untuk dilukiskan
Pertemuan bukan kesakitan
Namun kebaikan menjadi payung
bahwa kita diikat oleh tali literasi
Saat kenangan menjadi titik perpisahan
Bukan tersebab benci dari rasa yang disembunyikan
Karena kita memiliki kewajiban yang harus digerakkan
Hati mencari jeda di antara riuhnya celoteh kosong tanpa berbuat apapun
Namun berkembang rencana
Menggumpal ide dibawa pulang
Akan dipersembahkan pada kuntuman bunga yang menawan
Agar kita bisa mencium aroma keberhasilan
Kecerdasan untuk belajar sepanjang hayat
sebab bekal ikhlas menuju dermaga abadi
Rokan Hulu 20 Juni 2019
LANGIT MINDA
karya : Suyatri Yatri
Kerap rancu menabuh mimpi
Meneguh di minda
Meresap makna
Menggenang serpihan
memintal jiwa
Anulir diri
dari sebentuk tafsir
Labuhkan rasa
Di tepian dermaga sunyi
Langit saru
digegas rindu
Berkemas
di antara perjalanan
Rohul, 18 Juni 2019
SENYUM DALAM KENANG
karya : Suyatri Yatri
Saat rasa semakin menekan
dan malu mengatakan
kupandangi rembulan
lewat angin malam kubisikan pesan
Rindu yang hadir mengambang di permukaan lautan
Mengingat senyummu di antara debur ombak
Menitipkan cinta pada pantai
Ach ... bayang dalam kenang tak jua menghilang
Rohul, 17062019
DIA MENJADI TUJUAN CINTA
karya : Suyatri Yatri
Sepi terukir di gelapnya malam
Senandung gerimis telah berhenti
Aku masih termangu memandang bintang kerlip berhamburan di langit
Menghitung setiap waktu
Menggantang makna berpaut rindu
Kau masih saja memberi cinta
tanpa jeda
meski sekepal salah mengendap di jiwa
Tiada tertandingi rasamu dalam kasih
Sebab insan sering salah memilih
Sementara genggaman tangan terus menggapai ikhlas
dari rasa yang tak terbatas
Masih pantaskah aku menatap tengadah
Meminta rezeki tanpa usaha
Takkan hadir seketika saat pikiran gelisah
Doa dan tawakal seiring jalan dalam meminta
Dia menjadi tujuan cinta
Sekembalinya pengembaraan menuju cahaya-Nya
Atas izin-Nya menyauk takdir
Jiwa berbekal ilmu mengikat sabar dan syukur memyuburkan ikhlas
Rokan Hulu,16 Juni 2019
TELAGA ASA
karya : Suyatri Yatri
Menyauk rindu di telaga kenangan
Kisah kembali menyeruak di lembaran makna
Di sini, aku mengkaji rasa yang tersisa
Dari balik gabak ada tetesan hujan yang merinai petang
Gelap turun menutupi duka
Dan angan berdiri di antara fatamorgana
Jalan harus dipilih
Sementara kaki terseok-seok mengitari arah yang dituju
Diam masih setia menemani tanpa air mata
Sebab rindu begitu erat berpagut
Tiada lekang dari waktu walau jarak tak tertempuh
Setatap netra masih saja manis terasa
Saat senyum mengembangkan arti romansa
Kuntuman bersemi memberi kedamaian hati
Aku menggandeng tanganmu
Menggenggam jemari dengan berbisik pelan
"Kutambatkan belahan jiwaku di hatimu agar setia ini menjadi sandaran kepercayaan atas cinta suci"
Rokan Hulu, 11 Mei 2019
HUJAN RINDU
karya : Suyatri Yatri
Hujan semakin mendebarkan rindu
Saat perbukitan memutih tertutup kabut
Kunikmati sejarah yang melenggang di titik rawan
Sementara sinar mentari cemburu meredupkan rasa menyaksikan tetesan bening
Berbisik mesra di rengkah tanah
Kadang kicauan burung tak lagi bergumam di reranting
Mungkin bosan meniti angan setiap celotehnya tak lagi memberi kedamaian
Atau muak dengan keributan terjadi antara petir dan kilat saling bersahutan
Cukuplah buram bersandar di cakrawala
Tak perlu marah pada rumah tanpa jendela
Sebab asa tak berwujud mengartikan keberpihakan waktu pada pintu
Biarkan terbuka lebar
Agar kejujuran tak tertimbun di denyut nadi
Akhirnya pecah seribu tak kembali
Menitipkan cinta pada satu jiwa
mengikatkan setia pada kepercayaan segalanya
Niscaya biru langit tetap tersenyum memilih cinta sejati hingga syukur pun diterima berlapang hati
Rokan Hulu, 11 Mei 2019
MERAPAL JIWA
Telah kutenggelamkan raga di jantung bumi
Agar tak terlihat gabak membingkai senja
Telah kupenggal luka di dada langit
Agar tak hanyut di keranda waktu
Sehimpun kata tertutupi prasangka
Hingga mengambang salah di bibir saat bicara
Ku hiasi nisan agar tak lagi dijelang
Biarkan mati dalam kenang
Setakat makna direngkuh sayang
Sendiri merapal bayang
Sujud jiwa di antara jelatang
Dalam kepasrahan
Cahaya-Nya memberi penerangan
Rohul, 28072019
Pekik Camar Aksara Jingga
HUKUM PETIR
Karya : Suyatri Yatri
Langit tampak sendu, gabak menggantung di tirai awan. Sesekali kilat mengejutkan dari sisi tak terduga. Angin pun tak kalah riuhnya menghempaskan pepohonan hingga tumbang berserakan. Sungguh jiwa bumi kalut menyaksikan kenyataan ini. Tak bisa ditahan walau Tuhan telah disandarkan dedoa. Masih juga kecamuk tak bisa dihentikan.
Kesedihan terlihat di raut wajah dedaun yang tak berdaya dalam keributan terjadi. Ia selalu dipersalahkan bila berhamburan tak tentu arah. Diam-diam ia selusupkan tubuhnya di antara rengkah tanah agar tak terbaca dosanya.
Debu pun ikut menutupi tubuhnya sebagai pelindung jiwa.
"Di manakah lembaran rongsokan yang memerihkan mataku," tanya guruh sombong berkacak pinggang.
Tak satu pun mampu menjawab. Cacing pun lari terbirit-birit takut. Bebatuan bungkam seribu kata. Pedang pun terhunus dengan tatapan tajam mata mengancam. Jenuh memelintirkan rasa. Dusta telah berkumpul di telaga. Kejernihan air tak lagi memberi kesejukan jiwa. Terasa panas hingga diri harus meninggalkan negeri kemunafikan sebab hukum petir mencambuk dasyat hingga menghitam dan membakar apa pun di hadapan. Tak peduli benar dipertaruhkan.
Akhirnya sekarat menghampiri dalam sakit luar biasa tertahan tanpa dokter memberi obat terbaik dan kematian terjadi oleh doktrin
Rohul, 19 Juli 2019
CAHAYA CINTA
Karya : Suyatri Yatri
segugus bintang berpijar
kerlip memberi tanda
tak terujar
menitipkan cinta
pada jiwa
lanskap alam terukir
: saat hati berzikir
di bawah cahaya
gemercik sungai mengalir
berpadu cinta
tafakur tersentuh takbir
Rokan Hulu, 18 Juli 2019
SEPENGGAL PESAN SENJA
Karya : Suyatri Yatri
Gabak menggantung erat di hamparan senja
Memaknai guratan awan
Sedetik waktu menggiring rasa
Malam turun dengan tubuh penuh luka
Sepenggal pesan dititipkan lewat perenungan jiwa
: Saat kutinggalkan jejak di rengkah tanah, inginku, kau berpakaian budi dalam kesederhanaan diri
Tak perlu mendongak layaknya gagak dalam gelap melengkingkan suara
Tanpa mengindahkan waktu tersisa
Dia, tak pernah meninggalkanmu dalam kelemahan hati
Sebab cahaya-Nya lebih berarti mengikat cinta dalam keabadian
Rokan Hulu, 17 Juli 2019
MERENTANG DOA
Suyatri Yatri
Berdiri di antara bara
Antara bahagia dan luka
Antara suka dan duka
Dua hal berbeda
Saat menjemput asa
Belati tertikam di dada
Hati kecil berkata
Haruskah mengikuti kata jiwa
Sementara mentari terik menghanguskan raga
Seperti makan simalakama
Memilih jalan bersimpang dua
Di antara serapah, lahirlah dilema
Dari letupan kecil menjadi larva
Merentang segala doa
Agar jalan terbuka
Allah Mahakuasa
Segala berkah dari kasih-Nya
Rohul, 15 Juli 2019
AYAH
: Suyatri Yatri
Dia adalah ayah
Dari setapak makna
Dititikkan tanda
Dia adalah sahabat
Dengan ramah senandungkan kisah
Saat jeda kelakarnya pun pecah
Dia adalah pahlawan
Berdiri gagah
Berjuang meniti kehidupan
Dia adalah panutan
Menebar benih di setiap bedeng-bedeng ladang
Menyuburkan kebaikan di denyut nadi
Rohul, 30 Juli 2019
ANYAMAN
:Suyatri Yatri
Malam,
telah dituliskan rasa
saat jemari lentik menyulam makna
lembaran pandan menyusuri lajur
hingga anyaman tergelar rapi
Guratan kehidupan tergambar di kerut wajah
senyum masih saja terlukis di bibir manis
saat nyanyian memintal waktu
biarkan tradisi menitipkan sejarah
kelak, setiap jejak menyimpan kisah
dinding, tiang, dan lantai membisikkan cerita
Pagaruyung, 4 Mei 2020
SUYATRI YATRI |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar