UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Minggu, 14 Juli 2019

Kumpulan Puisi Suyatri Yatri - DISKUSI SARAPAN PAGI



PUNCAK RANAH

Puncak Ranah menggumpal awan
Mencicipi aroma hutan
Membentang pemandangan alam
Sempurna ciptaan-Nya

29 Juni 2019


FITRAH
:Suyatri Yatri


Lelah memaknai siluet rasa
Menganasir setatap netra
Retinaku menangkap bayang
Melangkapkan fitrah di minda

Rohul, 25 Juni 2019



DISKUSI SARAPAN PAGI
Karya: Suyatri Yatri

Diam, bukan berarti tak paham
Aku menyimak dari ruang jiwa setiap kata
Alur bergerak menikmati sajian di atas meja
Sejuta gagasan tertuang di sini
Bukan sekadar sarapan
Melainkan sederet ide menitik di piring-piring karya

Genangan air menetralkan rasa di gelas kaca
Hati tertegun mendengar celoteh pagi bermakna
Yah, secepat rasa akan tersimpan di memori kenang
Bahwa kita pernah duduk bersama di sini

Diskusikan pelangi di langit megah
Bergerak walau gerimis menetes di jalanan literasi
Atau terik panas mentari menyengat semangat berkarya
Takkan surut di sepetak meja saja
Ini bukan omong kosong melainkan impian dan cita yang harus dibuktikan
Hebat bukan hanya terucap
Cerdas bukan hanya juara
Melainkan lahirnya motivasi untuk meningkatkan kualitas diri

Rohul, 23 Juni 2019



NYALA CAHAYA HARAPAN
Karya: suyatri Yatri


Dari sini langkah telah terjejak
Mencicipi rasa bukan hanya mimpi
Menitipkan harapan dari secawan makna
Mengurai kebekuan dari diam tanpa berbuat apapun

Di titik inilah cahaya dinyalakan
Bukan ilusi dari penyamaran terindikasi
Namun menguatkan tekad untuk menjadi pijaran bermakna
Di gerbang keyakinan membungkus cita

Di sinilah
Tertuang sejuta keindahan
Membangun impian menjadi rasi bintang berjajar megah
Bukan hanya sekadar menumpang bayang
Namun memberi bekas titik yang terbuktikan
Di lembaran kebaikan yang termanfaatkan

Pekanbaru 21 Juni 2019



HARAPAN LITERASI
Karya: Suyatri Yatri


Secawan makna dari sebuah harapan
Senyum menyulam sederet kata untuk dilukiskan
Pertemuan bukan kesakitan
Namun kebaikan menjadi payung
bahwa kita diikat oleh tali literasi

Saat kenangan menjadi titik perpisahan
Bukan tersebab benci dari rasa yang disembunyikan
Karena kita memiliki kewajiban yang harus digerakkan
Hati mencari jeda di antara riuhnya celoteh kosong tanpa berbuat apapun

Namun berkembang rencana
Menggumpal ide dibawa pulang
Akan dipersembahkan pada kuntuman bunga yang menawan
Agar kita bisa mencium aroma keberhasilan
Kecerdasan untuk belajar sepanjang hayat
sebab bekal ikhlas menuju dermaga abadi

Rokan Hulu 20 Juni 2019



LANGIT MINDA
karya : Suyatri Yatri

Kerap rancu menabuh mimpi
Meneguh di minda
Meresap makna
Menggenang serpihan
memintal jiwa

Anulir diri
dari sebentuk tafsir
Labuhkan rasa
Di tepian dermaga sunyi

Langit saru
digegas rindu
Berkemas
di antara perjalanan

Rohul, 18 Juni 2019



SENYUM DALAM KENANG
karya : Suyatri Yatri


Saat rasa semakin menekan
dan malu mengatakan
kupandangi rembulan
lewat angin malam kubisikan pesan
Rindu yang hadir mengambang di permukaan lautan
Mengingat senyummu di antara debur ombak
Menitipkan cinta pada pantai

Ach ... bayang dalam kenang tak jua menghilang

Rohul, 17062019



DIA MENJADI TUJUAN CINTA
karya : Suyatri Yatri


Sepi terukir di gelapnya malam
Senandung gerimis telah berhenti
Aku masih termangu memandang bintang kerlip berhamburan di langit

Menghitung setiap waktu
Menggantang makna berpaut rindu
Kau masih saja memberi cinta
tanpa jeda
meski sekepal salah mengendap di jiwa

Tiada tertandingi rasamu dalam kasih
Sebab insan sering salah memilih
Sementara genggaman tangan terus menggapai ikhlas
dari rasa yang tak terbatas

Masih pantaskah aku menatap tengadah
Meminta rezeki tanpa usaha
Takkan hadir seketika saat pikiran gelisah
Doa dan tawakal seiring jalan dalam meminta

Dia menjadi tujuan cinta
Sekembalinya pengembaraan menuju cahaya-Nya
Atas izin-Nya menyauk takdir
Jiwa berbekal ilmu mengikat sabar dan syukur memyuburkan ikhlas

Rokan Hulu,16 Juni 2019



TELAGA ASA
karya : Suyatri Yatri

Menyauk rindu di telaga kenangan
Kisah kembali menyeruak di lembaran makna
Di sini, aku mengkaji rasa yang tersisa
Dari balik gabak ada tetesan hujan yang merinai petang
Gelap turun menutupi duka
Dan angan berdiri di antara fatamorgana

Jalan harus dipilih
Sementara kaki terseok-seok mengitari arah yang dituju
Diam masih setia menemani tanpa air mata
Sebab rindu begitu erat berpagut
Tiada lekang dari waktu walau jarak tak tertempuh

Setatap netra masih saja manis terasa
Saat senyum mengembangkan arti romansa
Kuntuman bersemi memberi kedamaian hati
Aku menggandeng tanganmu
Menggenggam jemari dengan berbisik pelan

"Kutambatkan belahan jiwaku di hatimu agar setia ini menjadi sandaran kepercayaan atas cinta suci"

Rokan Hulu, 11 Mei 2019



HUJAN RINDU
karya : Suyatri Yatri


Hujan semakin mendebarkan rindu
Saat perbukitan memutih tertutup kabut
Kunikmati sejarah yang melenggang di titik rawan
Sementara sinar mentari cemburu meredupkan rasa menyaksikan tetesan bening
Berbisik mesra di rengkah tanah

Kadang kicauan burung tak lagi bergumam di reranting
Mungkin bosan meniti angan setiap celotehnya tak lagi memberi kedamaian
Atau muak dengan keributan terjadi antara petir dan kilat saling bersahutan

Cukuplah buram bersandar di cakrawala
Tak perlu marah pada rumah tanpa jendela
Sebab asa tak berwujud mengartikan keberpihakan waktu pada pintu
Biarkan terbuka lebar
Agar kejujuran tak tertimbun di denyut nadi
Akhirnya pecah seribu tak kembali

Menitipkan cinta pada satu jiwa
mengikatkan setia pada kepercayaan segalanya
Niscaya biru langit tetap tersenyum memilih cinta sejati hingga syukur pun diterima berlapang hati

Rokan Hulu, 11 Mei 2019



MERAPAL JIWA


Telah kutenggelamkan raga di jantung bumi
Agar tak terlihat gabak membingkai senja
Telah kupenggal luka di dada langit
Agar tak hanyut di keranda waktu
Sehimpun kata tertutupi prasangka
Hingga mengambang salah di bibir saat bicara
Ku hiasi nisan agar tak lagi dijelang
Biarkan mati dalam kenang
Setakat makna direngkuh sayang
Sendiri merapal bayang
Sujud jiwa di antara jelatang
Dalam kepasrahan
Cahaya-Nya memberi penerangan

Rohul, 28072019
Pekik Camar Aksara Jingga



HUKUM PETIR
Karya : Suyatri Yatri


Langit tampak sendu, gabak menggantung di tirai awan. Sesekali kilat mengejutkan dari sisi tak terduga. Angin pun tak kalah riuhnya menghempaskan pepohonan hingga tumbang berserakan. Sungguh jiwa bumi kalut menyaksikan kenyataan ini. Tak bisa ditahan walau Tuhan telah disandarkan dedoa. Masih juga kecamuk tak bisa dihentikan.

Kesedihan terlihat di raut wajah dedaun yang tak berdaya dalam keributan terjadi. Ia selalu dipersalahkan bila berhamburan tak tentu arah. Diam-diam ia selusupkan tubuhnya di antara rengkah tanah agar tak terbaca dosanya.
Debu pun ikut menutupi tubuhnya sebagai pelindung jiwa.

"Di manakah lembaran rongsokan yang memerihkan mataku," tanya guruh sombong berkacak pinggang.

Tak satu pun mampu menjawab. Cacing pun lari terbirit-birit takut. Bebatuan bungkam seribu kata. Pedang pun terhunus dengan tatapan tajam mata mengancam. Jenuh memelintirkan rasa. Dusta telah berkumpul di telaga. Kejernihan air tak lagi memberi kesejukan jiwa. Terasa panas hingga diri harus meninggalkan negeri kemunafikan sebab hukum petir mencambuk dasyat hingga menghitam dan membakar apa pun di hadapan. Tak peduli benar dipertaruhkan.
Akhirnya sekarat menghampiri dalam sakit luar biasa tertahan tanpa dokter memberi obat terbaik dan kematian terjadi oleh doktrin

Rohul, 19 Juli 2019



CAHAYA CINTA
Karya : Suyatri Yatri


segugus bintang berpijar
kerlip memberi tanda
tak terujar
menitipkan cinta
pada jiwa
lanskap alam terukir
: saat hati berzikir
di bawah cahaya
gemercik sungai mengalir
berpadu cinta
tafakur tersentuh takbir

Rokan Hulu, 18 Juli 2019



SEPENGGAL PESAN SENJA
Karya : Suyatri Yatri


Gabak menggantung erat di hamparan senja
Memaknai guratan awan
Sedetik waktu menggiring rasa

Malam turun dengan tubuh penuh luka
Sepenggal pesan dititipkan lewat perenungan jiwa
: Saat kutinggalkan jejak di rengkah tanah, inginku, kau berpakaian budi dalam kesederhanaan diri
Tak perlu mendongak layaknya gagak dalam gelap melengkingkan suara
Tanpa mengindahkan waktu tersisa

Dia, tak pernah meninggalkanmu dalam kelemahan hati
Sebab cahaya-Nya lebih berarti mengikat cinta dalam keabadian

Rokan Hulu, 17 Juli 2019



MERENTANG DOA
Suyatri Yatri


Berdiri di antara bara
Antara bahagia dan luka
Antara suka dan duka
Dua hal berbeda

Saat menjemput asa
Belati tertikam di dada
Hati kecil berkata
Haruskah mengikuti kata jiwa
Sementara mentari terik menghanguskan raga

Seperti makan simalakama
Memilih jalan bersimpang dua
Di antara serapah, lahirlah dilema
Dari letupan kecil menjadi larva

Merentang segala doa
Agar jalan terbuka
Allah Mahakuasa
Segala berkah dari kasih-Nya

Rohul, 15 Juli 2019



AYAH
: Suyatri Yatri

Dia adalah ayah
Dari setapak makna
Dititikkan tanda

Dia adalah sahabat
Dengan ramah senandungkan kisah
Saat jeda kelakarnya pun pecah

Dia adalah pahlawan
Berdiri gagah
Berjuang meniti kehidupan

Dia adalah panutan
Menebar benih di setiap bedeng-bedeng ladang
Menyuburkan kebaikan di denyut nadi

Rohul, 30 Juli 2019


ANYAMAN
:Suyatri Yatri


Malam,
telah dituliskan rasa
saat jemari lentik menyulam makna
lembaran pandan menyusuri lajur
hingga anyaman tergelar rapi

Guratan kehidupan tergambar di kerut wajah
senyum masih saja terlukis di bibir manis
saat nyanyian memintal waktu
biarkan tradisi menitipkan sejarah
kelak, setiap jejak menyimpan kisah
dinding, tiang, dan lantai membisikkan cerita

Pagaruyung, 4 Mei 2020

SUYATRI YATRI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar