UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 12 Juli 2019

Kumpulan Puisi Siamir Marulafau - SEUTAS TALI CINTA




Puisi Sufistik:


Meskipun tulang belulangku merapuh di tanah tak bersuluh jiwa ragaku bersemayam selalu dlm nafasmu






Puisi Romantis :

Belut kasihmu mematuk dlm ronggaku membuat jasadku berbalut salju.

Pdlc







Puisi politik:

suranya menggetar di atas bumi bagai halilintar tapi sepenggal pun nadanya berceloteh hanya di kandang ayam

Pdlc






Puisi Cinta:kau bagai kembang ros terdampar di atas karang berselimut serangga melirik di setiap deburan ombak

Pdlc






Puisi Religi:

doaku 1/3 malam kulantunkan dgn asma-Nya mengubur duka dlm bara api panas menggapai sinar tak bertepi

Pdlc






Puisi Pendidikan:

pikirannya tak berbalut sampah menggugah sanubari keemasan dalam impian tak tercela

Pdlc






Puisi Bebas:

Jangan biarkan laut marah jika tak sudi ikan menggelepar di kala alam tak bersahabat lagi

Pdlc






Puisi iba:

kasih dan cintamu merapuh di bingkai emas berpaling sudah ke tepian tanpa bayangan dan meratap tanpa air mata

Pdlc





SEUTAS TALI CINTA
Siamir Marulafau


Sanggupkah gelombang laut itu menghanyutkan kasihku
Jika bayangan cinta dan kasihmu tercantol hanya dalam bibirmu?
Tak akan seperti tongkat bibirku kuoleskan berwarna merah jingga sirna tak menentu

Jika kasih dikau ukir dihanguskan rinai hujan sehari
Lara menggelepar bagai ikan di daratan tak berair
Sesungguhnya bumi Tuhan tak sanggup lagi menampung bangkai terkapar di atas rerumputan kering dan gersang

sm/01/07/2019,Penang





SENIMAN
Oleh : Siamir Marulafau


Banyak orang bertanya kepada saya, mengapa penampilan para seniman seperti Bpk Sutardji Goulzum Bahri dan yang lainnya tak keruan- keruan alias lusuh dan tak rapi seperti yang lainnya?

Pertanyaan ini sangat sukar untuk dijawab,mengapa dan ada apa? Atau siapa bisa menjawab?Hal ini sangat menyangkut pada masalah pribadi.

Tapi namun demikian sedikitnya dapat dijelaskan dengan sepintas bahwa kehidupan manusia di dunia yang fana ini, ada beberapa jalur yang harus ditempuh oleh seseorang, yaitu : 1.Kehidupan manusia di alam rahim, 2. Kehidupan manusia di alam fana, 3. Kehidupan manusia di alam kubur,4.Kehidupan manusia di alam barzah, 5. Kehidupan manusia di akhirat.

Merujuk pada kehidupan manusia di alam fana ternyata memiliki beraneka ragam yang dipengaruhi unsur kehidupan sosial yang internal dan eksternal.Kehidupan manusia yang internal adalah suatu kehidupan yang tampil berakar dari dalam pribadi manusia itu sendiri sedangkan kehidupan eksternal adalah suatu kehidupan yang timbul akibat pengaruh sosial di luar pribadi manusia itu sendiri.

Nah,,,,.Jika kita melihat penampilan para seniman di negara kita ini dan termasuk Bpk Sutardji Goulzum Bahri, dan yang lainnya bagaimana itu?Mereka sudah berada di alam seni yang terpisah dari alam kehidupan fana yang mereka tempuh, tetapi kehidupan seni itu juga merupakan bahagian dari kehidupan dunia fana itu sendiri,,,,hehehe,iya apa tidak?Kehidupan seni untuk seni (Life is just for the arts)

Kehidupan dan penampilan seperti ini bukan sembarang dan bukan dibuat-buat dan inilah akibat pengaruh kehidupan sosial yang eksternal lahir dari profesi sebagai Pengarang, Penyair, Sastrawan yang kemudian menjadi Seniman dan Budayawan.

Bagaimana pula dengan kehidupan dan penampilan seorang Udstz yang termasuk Penyair, Sastrawan, Dosen, Guru, Dosen ditambah dengan profesi sebagai Dokter di Rumah Sakit(RS)? Tentu hal ini sangat disesuaikan dengan KEADAAN(Situasi),,,,.Apakah mungkin yang berprofesi sebagai dosen berpenampilan seperti Bpk Sutatdji Goulzum Bahri?Jelas bahwa kehidupan dan penampilan diubah oleh faktor situasi.Dengan catatan bahwa tidak semua seniman yang bekategori sebagai penyair berpenampilan sebagai Bpk Sutardji Goulzum Bakhri, cuma hal seperti ini harus dimengerti dan diterima dalam kehidupan sosial bermasyarakat dengan catatan bahwa meskipun penampilannya tidak keruan alias lusuh tapi hati mereka tidak lusuh seperti apa yang kita duga. Hati mereka halus seperti sutra, dan sangat peka, serta memiliki imajinasi yang sangat tinggi setinggi langit. Mengapa demikian? Karena jiwa dan hati mereka sudah berada dalam lingkaran seni, yaitu kehidupan dan penampilan seni untuk seni, khususnya SENI SASTRA.

sm/02/07/2019,Penang






TANGISKU
Siamir Marulafau


Hanyalah rintihan tangisku mengukir jejakmu tak sirna dalam kalbu

Pdlc/03/07/2019,penang





TALI IKATAN
Siamir Marulafau


di pelaminan kuukir namamu
sekian tahun lara tersentuh
jiwa ragaku merangkul nafasmu
mengikat tali yang tak akan putus

impian tergapai berhasrat diri
dengan sulaman senyum berbingkai emas
menitip amanah dunia akhirat
enggan terlupakan memupuk rasa citra

cinta dan kasih tak sirna
sinar lembayung menyambut suka
suka dan duka menanggung sesama
dunia ditempuh bersarang sinar

akan kutuangkan dalam kisah seribu satu malam
bahwa ikatan batin terlilit sudah
cincin permata bunda teranjangsana
di jari manisku ada suratan

ya,,,,Ilahi,,,ya Rabi
nafasku berselimut kembang menitip kumbang
biasan sinarmu meredup tidak di alam fana
Ijab kabulmu menggugah sukma bagaikan bidadari turun ke bumi

tak terelakkan,,,tak terelakkan
akan kusambut dengan hati ikhlas dan ridha
dengan selendang kuning di kota rambutan
segenap masa berduyun- duyun berucap selamat

sm/03/07/2019,Penang


--------------------------------------------------------------


Kesalahan apa yang saya lakukan?
Selamat pagi
Hatiku akan segera turun
Seperti daun yang jatuh
Jika gema laut tak mampu mendengar
Apa yang salah dilakukan?
Hanya cahaya yang berkilau wajahmu
Apakah benar untuk mengatakan ini?
Karena tidak ada tubuh yang lengkap
Bahwa dunia ini tersenyum selalu
Permintaan Maaf adalah raja dari semua

sm/04/07/2019





DI CELAH POHON PINUS
Siamir Marulafau


Pandanganmu mencabik-cabik sinar yang semakin redup
Menitip kegelapan di stiap pohon tegak
Di kala langit tak sanggup lagi menyanyi karena sinar dikau tatap tergapai tidak dalam anganan

sm/04/07/2019,Mdn





RUMAH TERBUKA
Siamir Marulafau

jendela rumah-Mu terbuka
doa tersemai di aras-Mu
mengukir keimanan kokoh
di Malaka tersanjung
dengan kebesaran-Mu mengapung

deburan-deburan ombak melangkah
menghampiri biasan sinar-Mu
menggelora dalam sukma
terlupakan tidak dalam perintah

sujudku merangkul kebenaran
ingatanku mengukir nama-Mu
bahwa Kamu maha Agung
melahirkan rohku dengan segumpal darah
segumpal darah dengan daging

bertasbih,,,
Allahu Akbar,,,Allahu Akbar
tak menduakan
tak ingkar dengan perintah
tertip,,,tertip,,,tertip

sm/29/06/2019,Malaka




PENYAIR TBSU
Siamir Marulafau


hanya kata-kata kurangkai
kalimat masih belum terbaca
sekali dua tiga kutulis
rinai hujan menghapus
semangat berkobar,,,semangat berkobar
laut pun marah dalam sajak Porman

angin badai menghepas
tbsu tak akan goyang
seni puitis semakin bercahaya
temaram malam semakin sepi
kopi-kopi memanas

jangkrit-jangkrit terdiam
katak-katak pun ikut diam
komunitas menyulam seniman
suyadi san memantau
mhyunus melirik
tsi taura berteriak:
apa puisimu?
kosambi menunggu
tbsu tertawa- tawa

sm/22/06/2019,mdn



UNGKAPAN :


Kita bukan membanggakan diri dan sombong tapi orang yang lain yang menilai apakah mampu atau tidak dalam berbuat sesuatu, dan seorang dosen bahasa Inggris yang berkualitas Dr Noordin Noor dari USM Malaysia mengatakan : "Need not to worry Pak Siamir Marulafau freedom of speech, your particular status about English proficiency in poetry writting is true." Saya pun tidak merasa diri saya super dan pintar dalam hal ini karena saya tahu bahwa "ADA LANGIT DI ATAS LANGIT",,,,iya apa tidak?.Tapi orang yang agak miring membaca status saya di fb ini mengklaim saya Sombong dan tak tahu "apa itu puisi",hehehe.Baru menulis puisi dalam bahasa Indonesia saja pun sudah merasa JAGO,,,,Oh!Ala,,, sementara ilmu dunia ini pun hanya seujung kuku disisi Allah SWT, betul apa tidak? Kata orang:"Semakin Tinggi Pohon,semakin kencang angin menerjang',dan memang itu sifat manusia merusak, merendahkan , memojokkan, menghina dan menganggap dirinya sudah hebat dari yang lainnya,dan tak suka jika temannya naik ke atas langit,,,,,,Kuno,,,,,.Taubat ,,,,,,.


-------------------------------------------


PUISI ADALAH CETUSAN PERNAFASAN DLM KATA-KATA INDAH MERANGKAI DALAM KALIMAT BERMAKNA DI BALIK TERSURAT
Udstz/19/06/2019





MENGGULUNG BANGKAI DI ATAS PUNDAK


meskipun bulan terangkul
dengan cahaya
kesepian malam menjelma
di urat nadi mengalir darah
darah kotor berjalan ke pundak
jari jemari menyisir ketepian
bangkai tergulung ombak
menghanyut ke tanah gersang

sm/ 17/06/2019,Mdn


---------------------------------------


KRITERIA APA YANG HRS DIPERIKSA JIKA MENJADI KURATOR?TAK JELAS DAN HANYA MENANTIKAN IYA ATAU TDK
Uzt

----------------------------



AKU HRS HATI-HATI MENJADI KURATOR PUISI JIKA TAK BENAR AKAN DISERET KE NERAKA KARENA PUISI CETUSAN PERNAPASAN
Utz.

---------------------------



AKU MENJADI KURATOR PUISI BKN MEMATIKAN KARYA ORG TAPI MENGHIDUPKAN SENI PENULISAN
Utz.






APAKAH KENAL DENGAN UDANG?
Siamir Marulafau


memang udang tak berotak
otaknya hanya cairan
tapi tak egois seperti manusia rakus takhta
udang tak mengenal uang, jabatan,kedudukan,pangkat dan nama
hanya mengenal kesetiaan pada makhluk sejenisnya

meskipun demikian dia berucap :
apalah sebuah nama?
jika hanya membawa bencana di alam gersang
aku tak makan rumput

kalian makan daging, tak apalah
asalkan perutku tak buncit
asalkan napasku lega dan lempang dari masa kemasa
itulah kujanjikan pada setiap kawan

jika menemui rezeki dari Tuhan
aku tak puas jika tak bersama dengan kawan
kupanggilah mereka supaya berkongsi
tak tega jika melahap sendirian

iya,jika itu dan ini legal di mata Tuhan
jika tidak ,siapa masuk neraka?
aku tak pandai berhitung
aku bukan mata duitan tapi mata-mata

berenang selalu mengarungi lautan
dan ingin tahu siapa korupsi di dasar laut yang luas ini?
siapa rajanya?
siapa ratunya?
akan dipenggal di negeri beradab ini

sm/17/06/2019,Mdn





MENGENAL PUISI TARI DALAM DUNIA SASTRA
Siamir Marulafau


Puisi Tari adalah puisi yang dibawakan bersamaan dengan gerak tari mengikuti alunan gerak dan harus sesuai dengan irama dan tema yang dibawakan oleh sang Penyair. Puisi tari bukan sembarang dipertunjukkan jika sang Penyair tak ahli dalam menuturkan dalam bentuk naratif karena gerak, mimik dan konteks puisi harus seragam dengan gerak yang membuat para pemirsa terharu dan kagum mendengar dan melihat seseorang dalam peragaan Puisi Tari.

Penyair Dalam Lingkaran Cinta dari Indonesia yang tergolong/bergabung dalam anggota NUMERA,,,,,,selalu melihat dan meneliti seorang PENYAIR bernama Puan Shirley Idris,,,,,sangat membuat penonton atau audiens merasa terharu dan kagum menyaksikan peragaan/penampilan Puan ini dalam membawakan Puisi Tari di atas Pentas di beberapa Pentas di Sandakan dan Kinabalu dan Johor Baru serta Brunei Darussalam dengan kustum adat yang sangat mempesona hati pemirsa di segala penjuru.

Tak heran jika Puan Shirley Idris memberikan arahan,ceramah sebagai SPEAKER tentang Puisi Tari di Sandakan pada Naratif Sastrawan yang kita saksikan pada masa sekarang ini karena Puan ini memiliki keahlian dalam penuturan , tari pada konteks puisi yang dipentaskan di atas pentas.Dalam analisis saya sebagai Sastrawan/Penyair Indonesia ,Puan Shirley adalah RATU PUISI TARI yang kita akui dan dibanggakan dalam NUMERA karena Keahlian(Skill) yang diampuh dan dimiliki sebagai anugerah Allah SWT.Congrats Puan Shirley Idris for you Poetry Dance Skill.

Udst/15/06/2019.
Medan-Sumatera Utara





AKAN KE MANA AKU MENGADU?
Siamir Marulafau


Jangan biarkan jasadku menghanyut di hamparan lautan tak berteduh
Jeritanku tak akan ada yang dengar seorang pun
Hanyalah sepah terbuang terbawa arus merangkul di atas ombak menjadi sahabatku

Akan ke mana jeritanku kubisikan?
Akan ke mana air mataku kutampung?
Akan ke mana deritaku kuceritakan?
Tak akan mungkin deburan ombak menghartaku sampai ke pulau

Sungguh terbenam,,,
Sebelum jeritan akhir menghanyut di karang tak berlumpur
Dengan jasad tak mendenyut

sm/15/06/2019, Mdn


------------------------------------



Dalam mimpiku
Selamat pagi
Alam dengan semangatnya
Seperti matahari terbit
Tampak seperti pelangi
Tidak ada zat abadi
Ini penuh dengan imitasi
Tampak seperti mawar musim semi
Untuk sementara aku menatap
Dalam mimpi saya sangat cantik
Tidak heran betapa menawan itu
Untuk asumsi alami terlihat
Ini adalah ciptaan yang sepenuhnya
Itu adalah nilai yang berharga untuk mencintai
Untuk semua orang memiliki jiwa suci
Untuk menghargai penciptaan
Yang tidak berasal dari manusia
Tapi itu ada untuk manusia
Semangat ditemukan di sana
Di setiap daun daun
Dalam setiap jiwa manusia
Biarkan semangat dalam hidup
Selama sifat itu milik kita
Sebagai semangat alam dalam darah
Selama itu dalam daging
Itu adalah akhir untuk mengatakan

sm/02/06/2019,copyright


--------------------------------------------




Ketika matahari ada di tangan saya
Selamat pagi
Ketika matahari ada di tangan saya
Dunia ini tidak terbakar
Hidup akan menjadi hijau seperti daun hijau bakung
Gunung-gunung itu akan tersenyum
Semua makhluk berlutut untuk sementara waktu
Untuk mencari kemanusiaan
Di mana kemanusiaan dari dunia ini?
Ini menyembunyikan kadang-kadang
Itu hak untuk bertanya
Kekejaman terlihat di mana-mana
Untuk langit biru, benar-benar diidentifikasi
Untuk menyelidiki siapa kamu dan aku
Itulah dunia meskipun bahkan besar
Asal laut tidak di jemur
Untuk mengetahui apakah itu adalah kesalahan manusia
Karena dunia ini menjadi sebuah pengaruh
Untuk semua makhluk yang disalahkan
Kemanusiaan adalah hadiah yang berharga
Karena nilainya
Biarlah di jaga dalam pikiran
Bahwa Matahari akan membantu untuk mencerahkan
Padahal dunia ini akan cerah
Tidak ada penindasan tanpa pembunuhan
Tidak ada bom atom yang dijatuhkan
Kehidupan manusia akan berada di keamanan
Negara-negara akan menjadi hijau
Tanpa kekeringan di mana-mana
Selama langit tanpa awan
Bahwa hujan deras akan ditukar
Musim akan alami
Dan Lembah-lembah tidak akan runtuh
Sampai langit tak runtuh
Di mana kau sekarang?
Siapa kamu?
Mengapa hidupmu dihina?
Mengapa hidup anda disiksa?
Semuanya dalam pikiran sebagai kemanusiaan
Untuk mencari yang damai
Seperti air terjun segar dari bukit
Menyebar di bawah langkah musafir
Untuk mendapatkan perbaikan dikendalikan
Untuk Kedamaian,,, untuk kedamaian

sm/03/01/2019,copyright



-------------------------------


Perjalanan saya di malam bersalju
Selamat pagi
Desa yang saya kenal bukan milik saya
Aku melakukan perjalanan sepanjang waktu tanpa bingung
Aku tahu itu adalah jalan keluar dari tambang untuk melakukan perjalanan oleh
Walau jauh dari kampung aku pergi jauh
Tidak ada pertanyaan yang saya alamat di dekat oleh
Karena kendaraan saya sangat baik
Aku tahu hutan yang aku tempuh di malam hari
Jangan pernah membuat penundaan untuk menghitung langkah-langkah saya
Meskipun begitu aneh untuk menempatkan langkah-langkah anda
Tidak pernah membuat saya mengeluh
Karena aku tahu itu adalah cara terbaik dan mudah untuk menempatkan jalan saya
Saya mengakui apakah itu di sebelah kanan atau di kiri
Untuk memastikan hatimu dengan apa yang aku lihat
Dari lubuk hatimu, aku bersumpah
Dan cukup untuk perjuangan dari usia ke usia
Tanpa kasih sayang keluar dari pikiran
Tidak pernah membuat saya menunda untuk datang di akhir
Saya menggunakan untuk tetap semangat hutan
Di mana pun aku tinggal di bumi yang maha kuasa
Sejak awal sampai akhir
Sebelum tidur,,,, sebelum tidur

sm/05/06/2019,copyright

-----------------------------



Lagu saya di hyderabad
Selamat pagi
Hidup itu seperti pohon dengan penuh daun
Hal ini tumbuh seperti bakung di bawah pohon di bawah bukit
Hal ini mekar di samping pegunungan dan batu yang saya tempuh oleh
Terlihat menawan ketika saya mencoba untuk memilih
Tapi aku pergi untuk memilih
Saya tahu bahwa benih itu tidak benar-benar tua
Itu membuat saya tidak bisa bertindak
Aku datang ke bukit dan menatap apa yang aku lihat
Tidak pernah dalam pikiran untuk menjadi liar untuk menghancurkan
Karena mereka dalam hidup seperti saya di bumi yang maha kuasa
Aku bersumpah demi nama Tuhan untuk trice
Aku tidak punya hati untuk melakukan apa yang aku suka
Pikiran saya dalam damai dan cinta
Aku biasa mengubah caraku untuk berpikir
Untuk generasi millennial lebih lanjut sampai usia tua sangat berharga
Itu harus di jaga selalu
Tidak pernah kekejaman manusia akan berhubungan dengan baik
Hindari mereka semua,,,, hindari mereka semua
Rendah hati kepada setiap makhluk untuk bertemu berada di bumi
Untuk kehidupan yang serentak dihargai
Mari kita jaga kedamaian dan cinta sebagai dasar kehidupan
Untuk menghindari asumsi yang kacau di antara
India dan Indonesia adalah saudara-saudara dalam puitis
Untuk seni ilmu tidak pernah memudar cara untuk menumpuk

sm/07/06/2019,Copyright
• Lihat asli •
Beri peringkat terjemahan ini



----------------------------



Berenang di laut
Selamat pagi
Aku bukan ikan
Jika saya adalah ikan
Aku akan berenang sampai ke dasar laut
Tapi aku mencobanya untuk kadang-kadang
Aku tidak bisa melakukannya
Meskipun air dangkal untuk menyelam
Haruskah aku mencari tahu yang di hari-hari lain
Sebelum nafasku hilang
Saya harus berpikir dua kali
Sebelum saya turun untuk berenang
Dan saya melihat kolam renang penuh dengan kotor
Aku melepas jalan-jalan saya
Karena ada banyak jika ikan untuk mengkonsumsi daging anda sampai mati
Aku tahu itu bukan kesalahan saya
Untuk sebagian daun di bawah pohon di bawah bukit
Bukan persahabatan saya
Mereka semua liar untuk membunuh
Bahkan tidak memiliki kecenderungan penyelamatan
Tanpa kemanusiaan,,, tidak ada rasa milik
Tanpa rasa cinta kepada negara bagian
Bagaimana saya bisa menumpuk?
Mereka terlihat seperti ikan untuk berenang diam-diam
Tapi tidak punya hati untuk membantu ketika saya menyelam
Seolah-olah napas anda keluar dari tubuh saya
Tidak pernah aku berhenti menangis untuk sementara waktu berenang

sm/09/06/2019





KOTA DALAM INGATAN
Siamir Marulafau


Malaka menyambut langkahku
langkah tak salah lagi
memuisi di kota sungai mengalir
aromamu tak berbau busuk
comberan terkuras dan kering

gedung-gedung pencakar langit pun mulai menjulang
langit melambai dan menarik tangan-tangan kami
penyair melangkahkan kaki
Kota terbingkai dengan sejarah

museum- museum sampai bibir pantai pun berceloteh
ada apa dan mengapa kalian di sini?
hanya melemparkan senyum sinis
dengan hati tertegun di kala mesjid terapung berayun-ayun merangkul keajaiban dengan syair - syair kami

begitulah wajah kami, kota bernuansa indah dan permai
bersyairlah kalian sepanjang bumi tak hanyut
dengan gelombang laut
sepanjang deburan ombak bersalaman
berucap selamat datang para pujangga

sm/10/06/2019,Mdn

----------------------



Apakah anda tahu di mana saya berada?
Selamat pagi
Saya menemukan tubuh saya hilang
Kayu dengan penuh daun hijau
Kulit mati tumbuh dengan lumut
Langkah-langkah saya dihentikan untuk sementara waktu
Meskipun pemikiran saya adil
Tidak seperti langit biru
Dan aku berdiri masih seperti pohon
Dengan penuh berlumpur di senja
Tidak ada tubuh yang setuju dengan pandangan melihat
Meskipun pipiku tertutup oleh air mata
Ada yang bilang aku dalam kebencian
Ada yang bilang aku jatuh cinta
Saya menemukan tubuh saya hilang
Aku tahu bagaimana itu ketika aku berada di bawah pohon
Dan tidak ada daun yang menghindariku dari terbakar
Betapa panas sinar matahari turun dari langit
Dan itu adalah kerusakan kulit
Yang tidak mampu menolak
Untuk siapa aku menangis?
Hanya daun yang mati yang menertawakan pohon-pohon

sm/13/06/2019,copyright





TANGGA
Siamir Marulafau


Tangga kujejaki membuai di panas terik
Apakah petanda lelah teriris-iris
Sepertinya membakar mimpi di siang hari
Nafas mengendap tak berakhir
Meskipun senja tak terhempas di bawah rerumputan

Hanya duka kusampaikan pada pohon rindang
Di bawah naungan daun-daun hijau
Berhijrah ke tanah rencong
Sebuah tugu tegak menyendiri

Apakah menyingir seketika?
Biarlah tatapanku menghadap sang Pencipta.
Sepanjang laut tak marah
Pasir putih akan menjemput kemudian

Jika duka terelakan
Di kala lara basah kuyup di terik mentari panas

sm/23/07/2019


------------------------------


aku tak sanggup lagi bersenggaman dengan bulan jika cahayanya membawa nista sebelum tertidur di tanah diam

sm/22/07/2019





UCAPAN TERIMAKASIH


Syukur Alhamdulillah,,,,,nama saya tercantum dalam buku "APA & SIAPA PENYAIR INDONESIA". Saya juga mengucapkan selamat kepada teman-teman yang ada namanya dalam Buku ini dan marilah kita bergiat untuk mengembangkan Sastra sebagai bahagian budaya kita di tanah air ini dengan saling menjunjung tinggi antara sesama. Dalam hal ini,saya mengucapkan terimakasih kepada Bpk.Sutarji Goulzum Bakhri sebagai dewan Kurator dan kurator lainnya serta kepada Bpk Dr Maman S.Mahayana sebagai Editor yang telah bekerja keras untuk memberi penilaian dan terlebih-lebih kepada Bpk Suyadi San yang memberikan informasi kepada pihak dewan kurator sehingga nama-nama Penyair Sumut telah terdaftar dan tercantum dalam buku ini.

Wassalam,
dtt
Drs.Siamir Marulafau,M.Hum
NIP.19580517 1985031003





PUISI YANG DIBACAKAN DI MESJID AHMAD ABDULLAH BIN AUF,PUCHONG KL,MALAYSIA PADA MALAM NUZUL QUR'AN, 2019


SENANDUNG KASIH DI PALESTIN
Siamir Marulafau


Tetesan air mataku mengalir
Bagai rinai hujan turun dari langit
Jika mengenang sandiwara Yahudi
Mereka berkuasa dan menghabisi insan di bumi
Negeri tercinta amat mulia, Palestin
Senandung kasih menguap tabir
Di kala wajah tak bersaudara dalam tali silaturahmi
Mengapa dikau tega
Wahai Yahudi dengan eksistensi kami
Apa salah dan dosa kami?
Mesjid al-Aqsa berdiri tegak meruncing di langit
Tak menginginkan tetesan darah dengan butir peluru bersarang dan menyusup
Bangsa Palestin tak mudah ditakluk
Wajah masih berwujud dengan semangat menggebu
Sepanjang Ilahi memberi kasih
Doa-doa melantun di langit dengan mencegah kezholiman
Meskipun bom-bom melululantarkan kota-kota serta insan tak berdosa tapi darah kami tak akan pasrah
Tega sungguh pelanggaran HAM mengirim wanita dan anak-anak kami dihabisi
Di mana haq dan humanitas?
Akan mau ke mana kami dengan jasad berlumuran darah
Tank-tank baja mengintai gerak-gerik kami
Kami bukan manusia -manusia pengecut
Akan mempertahankan eksistensi terwujud di bumi,Palestin
Punya kharisma dan hidup damai mengukir hati jernih
Tak enggan berlari dan maju terus menerjang meskipun peluru menembus kulit kami
Bangsa Palestin,,,,,bangsa kokoh di mata Ilahi
Senantiasa mengukir kerukunan antar sesama dan bersatu padu berjuang,,,, berjuang
Bangsa Eropah,Inggris ,Amerika bersekutu memusnahkan hidup kami
Senantiasa kami tak akan membiarkan tetesan-tetesan darah kami mengalir terus menerus
Kami punya harga diri tak bisa diabaikan
Renungan dengan senandung kasih ditutur Yasser Arafat
Menghalau segala rintangan tak sepadan dengan Islam
Kami menuntut kebebasan demi marwah Islam
Di mana saudara-saudara kami berdiam diri?
Kemanusiaan mengukir Islam bersatu dengan tali pengikat
Umat Muhammad bersatu selalu dengan kalbu dipersatukan
Bersahadat,,,,berdaulat demi bangsa,Palestin
Tetap menunggu selalu kehadiran jika kehidupan dan agama kami dikutak katik
Bangsa Yahudi,,,,tak mengenal pedih perih kami alami dengan penuh penderitaan
Ya,Tuhan,,,,perkenankanlah doa kami berdiri di bumi-Mu
Telah mengukir sejarah berabad-abad
Memiliki ragam sepakat beramal saleha memusnahkan musuh-musuh kami
Saudara-saudara kami seagama,Arab Saudi, Mesir,Jordan,Indonesia ,Brunei Darussalam,Malaysia, Sudan dan negara-negara lainnya enggankah berlutut melirik penderitaan kami?
Lahirkanlah perwira pembasmi Yahudi
Sementara kami disiksa, dibunuh dengan mesjid kami,mesjid al-Aqsa dimusnahkan di bumi Tuhan yang gundul ini
Tetesan air mataku mengalir
Bagaikan rinai hujan turun dari langit
Dan sepertinya aku menangis tanpa air mata lagi
Jika tanah kering didomisili Yahudi
Mengganas dan menghabisi nyawa kami
Wahai saudar-saudara kami seaqidah bersatu teguhlah membasmi sarang tawon berkeliaran di bumi Tuhan penuh dengan sejarah Islami
Ini bukan dusta kami aturkan
Tapi rintihan anak-anak bangsa kami,Palestin
Mereka bukan menatap tembok-tembok bisu tak berhenti dan berarti
Napas kita bersatu selalu dalam mengembangkan syiar Islam berakar dari Rasul
Ya,,,,Rasulullah,,,,dengarlah rintihan dan tangis kami
Palestin,,,menguab tabir kesulitan,menepuh hidup damai
Tentera-tentera kami sudah sirna ditelan peluru bearapi
Dan apa daya kami?
Harapan kami tali agama terjalin dari masa ke masa tak terputus
Membuat langkah dan gerak bersatu dan berjuang
Membasmi singa-singa hutan berkeliaran di bumi Tuhan,bumi Palestin
Dengan tiada rela dan menyerah harkat dan martabat diri kami begitu saja
Namun demikian semangat dan juang kami berkobar selalu
Sepanjang Pemimpin kami mengajak berdaulat demi kelangsungan bangsa kami
Kami tak mau HIDUP SEGAN MATI TAK MAU
Punya prinsip bahwa Tuhan menyertai selalu
Jika kami berjuang dan mempertahankan Palestin,mesjid al-Aqsa sebagai warisan terdahulu
Allahu Akbar,,,,Allahu Akbar

SM/17/05/2019,Mdn





TANGGA
Siamir Marulafau


Tangga kujejaki membuai di panas terik
Apakah petanda lelah teriris-iris
Sepertinya membakar mimpi di siang hari
Nafas mengendap tak berakhir
Meskipun senja tak terhempas di bawah rerumputan

Hanya duka kusampaikan pada pohon rindang
Di bawah naungan daun-daun hijau
Berhijrah ke tanah rencong
Sebuah tugu tegak menyendiri

Apakah menyingir seketika?
Biarlah tatapanku menghadap sang Pencipta.
Sepanjang laut tak marah
Pasir putih akan menjemput kemudian

Jika duka terelakan
Di kala lara basah kuyup di terik mentari panas

sm/22/07/2019,Medan






TARIAN
Siamir Marulafau

Tarianmu berisyarat, mengukir budaya
Tanda dipetik bernuansa bangsa
Dari masa kemasa tertanam di rumah adat
Aceh merangkul ketetapan

Wajahmu amat sukar dibedakan
Menyinggah kembang bertangkai bunga
Menyelimut dalam suka
Citra anak bangsa membahana
Berselendang budaya membawa nikmat
Selendang sastra kubentangkan
Di kala syair dilantunkan di ujung pulau sumatera berdendang saman

sm/22/07/2019,Medan






BULAN
Siamir Marulafau


Bulan dipetik sirna
Tinggal bayang-bayang di langit biru tak tersisa
Hanya senyum mencekik leher di kala Melaka tertinggal jejak
Pramuduane pun bercakap pada penyair sekejap:

Apakah jejak tertinggal di Melaka,Tuan?
Adakah awan menyongsong jejak?
Adakah senyum membara dalam lara?
Adakah pesan mengapung di sungai terdekat?

Aku hanya termangu menghitung langkah
Akan ke mana awan kusembunyikan
Jika gerak langkah menginjak bumi

Meskipun daratan kupijak jauh di mata bulan
Jejak akan tertanda
Tak akan membiarkan bulan tak bercahaya

Cahayanya akan menerangi daratan rindu
Jika bulanya tak gerhana
Senyum bulannya bergigi emas
Mengubah daratan gersang ke penghijauan
Senja tak akan terkapar di karang panas
Sepanjang nafas tak menerawang di angkasa luar

Sm/22/07/2019,Medan






TERCATAT
Siamir Marulafau


Tercatat namamu dalam lara
Kubawa berlari terkenang jua
Sepanjang jalan kenangan
Dengan nama terukir di setiap tepi jalan kulalui
Merangkul kasih tak padam kusemai
Dengan pohon-pohon rindang turut bersaksi

Sm/22/07/2019






MAKHLUK
Siamir marulafau


Inspirasiku pada makhluk-Mu
Mengukir hutan-Mu berkecipung kasih
Akankah mereka bernuansa pada alam?
Sepertinya berbisik pada alam
Sepertinya menyatu dengan alam
Bagaimana dengan insan?

Akankah mereka faham eksistensinya?
Sepenggal syair berceloteh:
Ukirlah bingkai dengan expresi wajah meyakinkan
Dan di sanalah mereka tahu bahwa nafasmu sebahagian nafas mereka

Dengan saling memupuk kasih
Mereka juga bernaluri
Menerkam tidak jika uluran tanganmu ringan
Jika hidupmu berbagi dengan mereka
Bumi akan bertasbih
Langit pun akan senyum
Meskipun jasad tak sama
Tapi perasaan tak akan berbeda warna
Jika cetusan kasih membalut kebencian

Sm/23/07/2019,Medan






HATI MENDEKAT
siamir marulafau


Meskipun laut-Mu tak tampak
Hatiku mendekat
Deburannya menyelam dalam sukma
Seiring pohon terbentang
Daun-daunnya menyepi dalam lara
Setiap daun kuperhitungkan
Memberi berkah
Membungkus kehidupan mendesak
Kepahitan hidup terbalut

Jika insan bersyukur selalu
Setiap detik daunya melambai
Dengan doa pada-Mu menuju kemenangan
Sebelum senja pada setiap jasad terkubur
Hanyalah Tuhan tahu makna
Sepenggal syair terdampar di bawah pohon rindang
Melilit ranting menghempaskan lelah
Jika sinar terik membakar
Semangat berkobar
Di pangkalan menanti sampai roda empat bergulir

Sm/23/07/2019,Medan






KASIH TERDAMPAR
Siamir arulafau


Cintaku jauh di pulau
Mesikipun demikian tak tertanam di karang terbenam
Hanya lumut karang bercerita :
Mengapa kasih dan cinta kau benamkan?
Apakah aku tak cantik seperti bunga karang kau selam?
Apakah nafasku menyatu tidak di saat menyelam?

Kisah kutaburkan jangan dibiarkan hanyut dengan gelombang
Karena aku bukan kumbang pecundang
Aku hanya menitip kasih pada karang pulau melebur di dadalamnya
Apakah aku bersalah?
Apa dosaku?Karang terjal tak menjawab
Kau ukir dua bocah dalam asmara

Tega sungguh di kau hanyutkan kasih terbingkai emas di atas pulau bertahun sudah
Aku bukan besi karat di tepi pantai begitu saja

Nyiur di pantai menyengir tak berkesudahan
Dengan kisah lama dalam kasih kau benamkan dan kau tinggal begitu saja
Si bocah dikau rangkul menangis tanpa air mata
Di kota jakarta bernuansa dalam ragam
Hanyalah pulau indah terpandang, pengganti fakta
Meskipun lara berbalik ke arah angin kuhembus
Aku beralih sudah dengan kembang mengintai siang malam
Aku bukan pengkhianat dalam cinta dan kasih disuguhkan
Tapi kau bersila lidah dalam impian-impan palsu menyandang kasih dan cinta
Aku berada dalam gua besemedi tanpa mengharap belaian asmara
Sepanjang dunia tak terkubur dan terlebur karena amarah Tuhan

sm/23/07/2019,Medan






PERAHU
Siamir Marulafau


Biarlah diriku bagai perahu dikau arungi
Sepanjang lautan tak mengamuk
Seiring perahuku diantar deburan ombang tak berujung
Dan di sanalah kesetian batinku dikau cari
Sepanjang senjaku tak kabur
Dengam gelombang laut meriak di kedalaman kutuju
Tak menikam sukma sepanjang waktu

sm/23/07/2019,Medan






TANAH RENCONG
Siamir Marulafau

Tanahmu tanah rencong
Menikam sukma
Mengukir adat di pesisiran
Merangkul kasih insan
Menyelamat umat
Serambi mekah berkibar

Sabang memukau
Mempesona dalam lara
Berzhikir pada Tuhan
Tasbih melilit keimanan
Menyisir pantai pasir putih

Pantai berkarang bergeser arah
Nyiur di pantai melambaikan tangan
Berkibar bendera,merah putih
Di aceh sabang singgah sana
Terlupakan tidak dalam anganan
Mengucap salam antar sesama

sm/23/07/2019, Aceh






SELENDANG LANGIT
Samir arulafau

Aku hanya melingkarkan selendang langit
Menggapai titik nol dikuras dalam mimpi
Impian kegilaan fakta
Nestapa sirna ditelan anganan
Di kala gunung diam
Laut tak menyembur lagi

Angin tak menghembus
Deburan ombak santai
Mengapa roda dikau ukir diam?
Jika langkahmu tak berbias sinar

Sm/23/07/2019,Aceh






DI KALA LAUT MEMBIRU
Siamir Marulafau

Di kala laut membiru
Awan-awan mengumpal dan bercakap:
Adakah deburan menyembur?
Adakah angin bertiup?
Adakah pasir berhamburan?
Adakah laut marah?
Adakah bumi bergetar?

Syairku mencuat ke pangkalan
Di kala dosa-dosa tak terbenam laut tenang kutatap sepi
Hanya suara ombak memecah tak membelah

sm/23/07/2019,Aceh






PELUKAN LAUT
Siamir Marulafau


Hanya memeluk laut-Mu
Jika sukma terdampar di pangkalan
Sepanjang mentari tak membakar
Raga dan jiwaku akan kucebur

Menanti kasih-Mu
Sujudku di setiap pelabuhan menjunjung
Pada setiap tangga besi mengikat
Awan tak jadi penghalang

sm/23/07/2019,Aceh






DEBURAN OMBAK
Siamir Marulafau


deburan ombak-Mu menepi dalam sukma
menyekat daratan
gunung-gunung melambaikan tangan
beri isyarat
alam berbisik
Tuhan melirik
Apakah yakin?
Tidakkah mendustakan ayat-Ku?

sm/23/07/2019,Aceh






LANGIT MENJULANG
Samir Marulafau


Langit-Mu menjulang
Mengukir sukma
Membidik lara
Menghanyutkan kegalauan
Syair mencuat
Di kala gunung diam
Mau ke mana ?
Tak terpikirkan
Di saat laut tenang
Tak kubiarkan laut marah
Jembatan menampung
Berlayar dari sabang
Merauke menanti
Jika pincalan tak terdampar

s/23/07/2019,Aceh






MESJID TERBENTANG
Samir Marulafau


Mesjid-Mu membentang
Zhikirku mengupas kerinduan
Pada-Mu kuikrarkan
Al-fathiha kulantunkan
Laut tak akan marah dan terdiam

Gunung tersenyum
Menara mesdjid berkumandang
Azan memukau
Kalbu menghanyut
Akan ke mana setelah mati
Tak tahu ujung
Terserah,,,,mau ke mana?
Air mata menetes
Di bawah menara
Menjulang menggapai aras-Nya

Sm/23/07/2019,Aceh







TITIK NOL
Siamir Marulafau


Dari mana kumulai?
Apakah dari sabang sampai merauke?
Itu tergantung pada arah angin kukepahkan sayap kesemenanjung daratan
Dari titik nol langkah tak berhenti terus menerus kujalankan
Karena keluasan daratan kutempuh sepanjang lautan
Dan dari situlah kutahu titik nol
Betapa luasnya negeriku membuahkan sinar keberuntungan
Jika otak-otak setan tak menjalar dari nol keseribu penjuru

sm/14/07/2019,Ace







BUDAYA HIASAN KEHIDUPAN DUNIA
Oleh: Siamir Marulafau


Mengapa dan ada apa dikatakan budaya sebagai hiasan kehidupan dunia?
Hanya membalut luka menganga tak menepi di pinggiran
Membuat dunia dari ujung ke ujung bercahaya tapi kehidupan terancam jika hanya keindahan mencekik leher tanpa berbusana di hadapan Pencipta
Benarkah budaya hiasan kehidupan dunia?

Hanyalah deburan ombak menjawabnya jika pikiran berjalan tanpa menoreh pada kitab
Bahwa akulah pemainnya atas kehidupan di atas panggung sandiwara
Dan ada pun berbuat sepertinya hiasan hidup tak merekat
Pastikanlah hidup bermakna
Jika budayamu bagai ombak menerpa
Tepi pantai terguras dari tahun ketahun tanpa peralihan
Senja akan terkapar satu saat tanpa sajadah

Bumi berhitung sujud pada Tuhan tanpa kesadaran
Budaya hanya selimut hidup sebatas dunia
Apakah budaya seperti hiasan dunia?
Menutur bentuk dan wujud dalam karya sastra
Tanpa sadar dan kadang hal wajib terabaikan

sm/14/07/2019






SABANG
Siamir Marulafau


tanahku tanah sabang
tanah tumpah darah nenek moyang
tanah terbiarkan tidak pada tangan setan-setan
tanah rencong menikam lara
jika tak bersahabat
aceh merangkul senyum berjiwa besar
jika laut dan darat bernuansa
membahana di penjuru dunia

tanah tak terbiarkan mengampuh gas
tanah tersemayam kopi-kopi berdaun hijau
melapuk tidak dalam khayalan
tanah terhias indah di bulan purnama
mengembang marwah berhias rencong tajam
melipat kenangan masa kolonial
di situs dunia bercakap
terurai kepedihan tak terlupakan

jika lara tersentak panah tajam
jasad beralih besi betuan
tanah rencong mengamuk bagaikan singa
langit pun akan tak berterima
gunung seulawah pun akan mengaung di tengah hutan
aceh mengganas tahan tikaman
karena tanah leluhur petuah anak bangsa

Tuhan tersenyum karena iman
baiturrahman penyangga umat
serambi mekah berdaulat bersatu insan
aceh besar berisi kitab
membahana dalam kehidupan
cayahaya iman berbisik pada alam
karena kesucian mengupas kisah
Teuku Umar di raja negeri indah
bertitik nol menyerap ribuan umat

sm/13/07/2019, Sabang





KENANGAN HIDUP
Siamir Marulafau


syairku mengukir namamu
penyair malaysia
menyatu dalam kata
membingkai dalam kalimat

namamu tershohor di Asia Tenggara
di belahan dunia Eropah menggema
membina syair menyekat tidak dalam masa
melayu berjuang dalam seni sastra

syair kusemayamkan dalam bingkai emas
memupuk rasa persaudaraan
membahana di tanah air tercinta
bernuansa dalam budaya

Kemala sastrawan negara Malaysia
menyatu dalam komunikasi kata
karya merambat bagai kangkung bermakna
tak seperti benalu menggorogoti batang

numera bagaikan sutra berkembang
sinar terbias membawa terang
para sekutu berhias kata
megembang sastera melayu tersurat
di seluruh penjuru dunia teragungkan

sm/30/07/2019,Medan





BIASAN SENYUM
Siamir Marulafau


biarlah senyummu mengikis kerinduanku
akan tanah rencong kuselimuti dalam kalbu
dan di sana aku bersukaria dengan daun-daun hijau
beselendang biru memukau
dunia tak terbelengu dengan kisah lama kutempuh

sepanjang senyummu tak menjadi racun melumasi hatiku
dengan tak merasa lelah di penantian kujalani di setiap waktu
aku tahu bahwa kau bukan ranting melapuk menanahan daya tubuhku
tapi sanggaran kembang menanti di setiap pohon rindang berteduh

biarlah senyummu mengukir kerinduanku
akan tanah sabang kusemai dalam rindu
kubingkai dengan emas hinggap di bibir pantai kuberlabuh
dengan hati yang tulus
menggelora setiap waktu jika sinar terbias dalam kalbu

sm/30/07/2019,Sabang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar