UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 08 April 2019

Kumpulan Puisi Iis Yuhartini - JARAK DAN WAKTU


ANAK-ANAK LANGIT

Menapaki jalan tiada henti
mencari sejumput rejeki
kerja berlari kesana-kemari
menjual suara dengan bernyanyi

Dia anak-anak langit
tiada pernah menyerah
mencari uang mengganjal lapar
bertahan di kerasnya metropolitan

Engkau anak-anak langit
tunas bangsa ibu pertiwi
akankah mengecap bahagia
bermain, belajar dengan ceria

Pendidikan harusnya kau dapat
seperti layaknya anak lain
belajar menimba ilmu
di sekolah bersama guru tercinta

Di bawah langit melukis cerita
dengan semangat terus melangkah
mungkin esok masih ada asa
datang kembali ke sekolah

Bekasi, 280319






JARAK DAN WAKTU


Kau ukir senyum
di senja yang menjingga
masih seperti dulu
getarkan ruang kalbu

Jarak dan waktu pisahkan kita
kau dan aku punya yang lain
hanya lembaran cerita indah
menjadi memori tak terlupa

Sebait puisimu masih tersimpan
kubaca bila rindu mendera
namamu tergores di benakku
aku masih mengagumimu

Hujan belum lagi reda
kulihat rindu di netramu
aku tertawa lirih
perlahan kututup pintu hati

Bekasi, 260319





UNTUK SAHABAT


Bersyukur
melihatmu lagi
kau telah kembali
hadir menyapa relung hati

Selalu kunanti cerita darimu
bersama kita tertawa
lepaskan beban
mengikat

Senangnya
menatap netramu
buncahkan seluruh rasa
kau mutiara terindah hidupku

Kita telah melangkah bersama
mewarnai indahnya hari
persahabatan kita
mewangi

Bekasi, 260319




NELAYAN

Menatap samudra raya
begitu luas tak berbatas
perahu nelayan terombang-ambing
mengikuti alur gelombang

Nelayan tiada pernah takut
badai menghadang tak pantang surut
demi untuk mengisi perut
agar anak-anak tidak kalut

Berlayar arungi samudra
dengan hati membuncah harap
mendapat ikan yang banyak
walau malam teramat gelap

Fajar mulai menyingsing
perahu nelayan beranjak pulang
hasil tangkapan tak banyak di dapat
hanya cukup buat makan

Nasib nelayan tidak berubah
kemakmuran sebatas angan
meski lautan kaya berlimpah
habis dimakan tengkulak serakah

Bekasi, 070419




DERMAGA BERBEDA


Harus katakan apa
ketika jenuh kian terasa
aku lelah berputar tiada dermaga
kemana aku harus singgah

Di lautan mimpi kita berlayar
ombak masih begitu tenang
masih bisa berbagi rasa
dalam cawan rindu nan indah

Aku ingin berlabuh
sebelum badai datang menggulung
melempar aku ke dasarnya
tercabik karang tajam

Kau katakan aku pengecut
biarlah... aku tak perduli
cinta kita hanya sebatas angan
bagai menjaring air di lautan

Jangan ada air mata
buat aku merasa bersalah
tutup lembaran hari kemarin
kita berlabuh di dermaga berbeda

Bekasi, 110419



TANGISAN SUNGAI

Terdengar suara tangis
sebuah sungai yang kotor
tubuhnya hitam berbau
sampah penuh di sana-sini

Dia mengeluh putus asa
kenapa manusia tak mengerti
membuang sampah sembarangan
tanpa malu kotori lingkungan

Dulu sungai masih jernih
tempat bermain dan mencuci
berguna untuk semua orang
pemandangan begitu menyejukkan

Bila musim penghujan
banjir takdapat di hindari
merusak semua yang ada
kadang banyak memakan korban

Pelihara lingkungan dari sekarang
agar hidup terasa nyaman
demi anak dan cucu kita
jangan sampai mereka sengsara

Bekasi, 220419

Tidak ada komentar:

Posting Komentar