Jumat, 26 April 2019
BUKAN KAU MELAINKAN AKU (Sebuah Puisi Essay)
Ketika butir Sajakku berlinang. Mekar bagaikan kuntum bunga. Kian mekar makin bercahaya. Sajakku serupa rumput, hijau di semak belantara. Seindah Pelangi disenja hari. Bening. Umpama embun pagi hari. Langit dan bumi adalah isinya, mantra kesumat iramanya. Kembang tujuh rupa pula maknanya. Aku terbang bersama Sajakku, mencoret angkasa goreskan tinta emasku, aku pilih putih. Dibalut indah kuning dan hijau. Laut biru.
Aku takkan diam dengan perintahmu. Selagi tangan masih utuh, tetap kucoret kehidupan dengan tinta warna warni. Melengkung bagaikan Pelangi.
Saat aku bergema bersama Sajakku. Kau hadir ucapkan salam. "Masuk saja !", balasku. Sebab salam kita berbeda. Hening yang sunyi, kau pecah. Buat angkara atas segalanya. Heh, biarkan aku berjalan dengan kesederhanaan. Asal berjalan dengan kaki sendiri. Maka jangan kau ajari aku mengukir senyum. Sedang bibirmu pun sumbing. Ini Sajakku, biarkan aku bermain bersama. Tak perlu dicekal - cekal, karna Sajakku tidak menistakan siapapun. Dan ketika kau tunjukkn Sajakmu yang berlapis emas itu. Aku tak mengerti atas perbedaan sudut pandang kita. Karna Sajakmu maupun Sajakku. Tak ada bedanya.
Karya : Adhiet's Ritonga
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar