Telah kuseka embun yang mengantung di sudut mata
Dengan tulang-belulang penuh luka
Jari-jemari yang terbungkus nanah
Waktu demi waktu telah terlewati
Bagai sampan kecil mengarungi samudra
Bergulung dengan badai dan ombak
Berjuang untuk mengapai tujuan
Kini bukan lagi tuk meratapi nasib
Ku kan selalu bangkit walau terseok-seok
Kan selalu tersenyum di antara kemarau dan rinai
Riani Pemulung
Tegal 6 Januari
RIANI PEMULUNG |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar