UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 07 Januari 2022

Kumpulan Puisi Eko Windarto - ANDAI



PUISI

Puisi seperti gadis cantik dan gesit, bagai anak istri, petani, gelandangan, perokok berat, jurnalis, penyair sufi, ustadz ustadzah, dramawan, dermawan, dewan kemanusiaan, juri kebhinekaan, politikus, sosiolog, sejarahwan, pelaku segala kesenian, pengamatan aneka budaya, bidan sekaligus dokter kehidupan sehari-hari dan masa yang akan datang.

Puisi tak pandang bulu
Ia selalu lapar bercinta
Kala mata dan susu diganggu hantu-hantu kelabu

Karena hidup adalah puisi
Karena hidup adalah puisi
Karena hidup adalah puisi
Aku rindu menulis perang di hati
Aku rindu suara gaib angin padang belantara
Aku rindu tudung senja itu

Puisi adalah cahaya bulan
Menerangi luka-luka perempuan Budiman
Dadanya terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan
Kepalanya tegak melawan dunia keras yang dirasakan
Ia selalu bersolek meski sudah rupawan
Ia tak pernah resah gelisah dalam mencari Tuhan
Karena Tuhan selalu ada dalam hati dan kerinduan

Sebab hidup adalah puisi
Kata-kata kembali pada lambang
Dan lambang banjir bandang
Adalah tanda-tanda hidup tak seimbang
Membuat Tuhan tak senang mampir pada jiwa raga yang kering kerontang

Batu, 17112021



ANDAI

di kedalaman matamu,tatapan lampu biru
seperti kata-kata yang layu di kaki penyair itu

pada putih rambutmu
aku bayangkan betapa panjang waktu kau lalui bersama jejak menuju

seandainya bisa melipat ruang dan waktu
akan aku selipkan surat cinta untukmu

Batu, 15112021



SENJA ITU


Senja itu serupa secarik busana indah memesona
Warnanya menutupi dada-dada luka
Dan jejak cahayanya melukis tapak-tapak yang tersisa

Saat hidup diinjak-injak kaki-kaki baja
Angin senja itu menebarkan harum cumbu pujangga
Dalam melukis kehidupan manusia

Ketika warna emas senja itu menampar jiwa
Rumah rinduku merasakan kekuasaan waktu
Hingga jendela mataku terbuka

Di atas jembatan yang diterjang banjir bandang di kota Tua
Aku melukis senja itu dengan kejujuran air mata
Dan hujan tak henti-hentinya melahirkan sungai-sungai suka duka, lalu menceburkan aku ke masa lalu

Sekarputih, 13112021

·

PUISI

Melodi puisi:
Bukan dasi
Tak rasi
Cermin hati
Mentauhidkan lidah pucat pasi
Mencapai tanpa menggapai
Sampai

Batu, 412022



ANTARA JOMBANG PASURUAN

I
Dalam perjalanan ada yang tersirat dan tersurat
Seperti ibu berdiri di ruang dan waktu terkerat
Maulana ya Maulana, bersama kekasih aku berdiri di depan makam itu
Doa-doa berkerumun menggemakan energi
Mentauhidkan lidah pucat pasi
Membersihkan cermin di hati
Menuju cahaya qolbu

ll
Di makam Trowulan Djumadil Kubro
Suara-suara bercahaya membumbung tinggi
Merangkai bunga jiwa menjelma simponi
Mendaras suluk di pucuk paling murni
Tanpa imajinasi dan tedeng aling-aling lagi

III
Di rumah Kyai Haji Abdul Hamid Pasuruan
Aku bertemu ketenangan bersama wewangian
Saat istighosah saling bergandengan
Pengetahuanku berbusana alunan nada perjalanan
Mengitari pertunjukan demi pertunjukan

Jombang_Pasuruan, 26122021



HARI INI


betapa sempurna hari ini
doa bergelayut di antara pipi merah murni
kenangan manisku berlayar mengarungi ruang pengantin puisi

di hari surgawi ini
suaramu selalu berdendang dalam puisi
dan kutemukan kasih membingkai kata-kata tergerai
hingga dekapan demi dekapan menyatu dalam sir di hati

Sekarputih, 1722022



CAHAYA WANITA

Wanita cantik itu bunga
Semerbak wanginya menggoda
Keindahannya melebihi wajah Monalisa
Pesonanya tak terkira
Membuatku tergoda menelusuri tiap lekuk cahaya jelita
Hingga akhirnya aku berguru pada kelopak jiwa
Yang kau ajarkan lewat retina mata rasa

Sekarputih, 1622022



TAPE

Tape itu hatinya merah saga
Bibirnya merah delima
Matanya menatap dada
Mengundang rasa
Membuatku terhenyak sementara
Sedang di balik dadanya ada mata
Menguntit lakuku sepanjang masa

Sekarputih, 1512022



KAMPUNGKU


Kampungku hilang rupa
Jalan-jalan yang dulu bercahaya, kini penuh asap luka
Tradisi hidup saling berbagi telah tiada
Bunga-bunga cinta layu sebelum berkembang
Luka-luka menganga di ujung gang
Rasa teraduk-aduk di atas kursi goyang
Kenangan demi kenangan dalam perjuangan mengiris hati yang tenang
Oh... kampungku yang dulu cantik
Sekarang hilang bentuk
Kering, gersang seperti dusun terkutuk

Sekarputih, 1412022



SAJAK BUAT GURUKU IBUKU

Dada ini ingin meledak
Kala kau ciptakan suasana gaduh tanpa merasa tersedak
Mungkin kau sengaja lupakan sejarah keluh kesah
Orang-orang bersusah-susah membangun rumahmu yang indah
Atau kau telah melupakan kaidah dan akidah di dadamu yang indah?
Sedang kata orang luar sana mulutmu bertuah
Tapi nyatanya tak ubahnya seperti sampah
Ingat... labelmu ustadzah bukan manusia sawah
Mestinya sebagai guru digugu, ditiru, tahu wadah, dan kafaah
Bukan malah salah kaprah dalam bertingkah

Sekarputih, 1112022



MANTRA BATU


1
Batu bertutur
Lentur dan jujur

Batu-batu kegagalan
Batu omicron berseliweran

Batu yang diam
Batu pualam

2
Kota Batu
Jual-beli watu

Bila air kejujuran kota Batu mati
Kemana lagi kami mandi?

Oh...Batu!
Tralili tralala kali-kali batu yang merdu,
batu-batu kali yang syahdu,
dimana kau sembunyikan aku?

Batu, 1012022



MENONTON TELEVISI POLITIK IDENTITAS

Politik identitas terus menerus mengasah pedang
Tubuhnya dibalut baju agama tanpa tedeng aling-aling
Mulutnya berbusa-busa seperti wanita jalang
Bukan ustadz mengaku ustadz yang paling
Terus kapan kita bisa berpaling dari mata juling?
Sedang di luar sana kajian dan penelitian menjadi sudut pandang
Berkreasi jadi acuan dan pola dalam berjuang
Bukan hanya maling teriak maling yang lupa jalan pulang
Dipertontonkan di panggung yang gersang

Sekarputih, 1012022



PERJALANAN MENGASAH PERMATA


1
Ketika permata mulai berwarna indah dan bercahaya
Debu-debu mulai mengulumnya
Membuat bibir dan lidah mereka setajam mata

2
Demi berebut tempat di singgasana penuh permata
Akal bulus bermain mata
Membuatku tertawa sambil berlalu di pojok dada

Sekarputih, 912022



PUISI

Puisi adalah pintu
Selalu diketuk berjuta makna dan qolbu
Kuncinya ada di dada yang menyimpan data

Sekarputih, 812022



KATA KATA


Kata-kata adalah tamu
Berbusana purnama
Seperti paha paha jelita
Mendera mata jiwa

Sekarputih, 812022



KUDA LUMPING

Suwukan jaran kepang
Ada gadis berkepang bertandang
Menjemput impian yang terhidang
Masa berkembang tidak dibiarkan hilang
Sebab kendang terus berdendang dikala tarian bunga mengembang
Dan bergerak meronce peradaban yang tertilang

Sekarputih, 512021



MANUSIA TANPA RASA

Ketika kubuka jendela
Manusia tanpa rasa
Masuk membawa cerita dewasa
Membuatku terhenyak di sudut meja
Saat itulah mata membaca wajah merah tembaga melihat video yang lupa asal muasalnya
Entah perbuatan siapa
Yang jelas, zaman digital telah membuka cakrawala
Memberi warna baru dalam jiwa
Menggemakan energi
Membumbungkan simponi
Membunuh melodi di hati
Memakamkan budi pekerti

Sekarputih, 512022



SEPAGI INI

sepagi ini Aku hadir seperti manikam dan permata
terbungkus keindahan mentari bercahaya cinta

sepagi ini aku tak mampu berpaling dari kebersamaan yang memesona
dan tak sanggup melihat tatapan matanya

sepagi ini guncangan-guncangan tangan gaib yang tak terduga dan terlihat mata
mengembalikanku ke dalam semua akar jiwa

#celoteh1052020



KETIKA

ketika kau mengagungkan namamu
aku terlihat lugu

ketika kegiatanmu kau tunjukan padaku
aku tak terganggu

ketika perjalanan ruhanimu terlihat melaju tuju
aku hanya membisu

ketika kau tak kusebut suhu
aku melihat hijab lebih tipis dari kelambu

Batu,752018



WAHAI KEKASIH


wahai Kekasih, dekaplah aku seperti menyusuri jalan cinta
mari malam ini mulai mengaji Majnun dan Laila
ajari aku menyalakan cinta agar tak tidur selamanya
beri aku bisikan yang menawan hati agar mantramu merasuk ke dalam jiwa
sekali lagi, mari menyanyi bersama
memahat dirimu di dalam kalbuku

wahai Kekasih, mari malam ini kita mencium bintang gemintang itu
di hari dan bulan yang Engkau berkati, aku lantunan ayat-ayatmu di tempat hatiku yang paling sunyi
bagai permaisuri raja yang sangat cantik, Engkau kudekap dengan hati

Bali, 552020



TRADISI GEOPOLITIK


pascacorona
Morowali berkibar
cahya lithium
menarik perhatian
mata setajam belati

Bali, 552020



SOLUSI

pada pandemi
disiplin jaga jarak
menunda mudik
cukup video calling
tempat mencuci rindu

Bali, 452020



DALAM KEBERSAMAAN

berdiam diri
perteguh kesabaran
terpetik hikmah
di dalam menyusuri
jalan menuju puncak

Bali, 452020



RAMADHAN

Dari balik pintu pikirku
Ramadhan sudah mampu mengeja bestariku

Ramadhan tahu cara membuka satu suara
Hingga hati luruh di dalam doa

Ia selalu mengajari mencari ilmu sampai mati
Sebab baik dan buruk harus dipelajari

Saat gema doa mencari tauhidnya
Aku tak bisa berpaling dari lautan samsara dan cinta-Nya

Bekal hidup bukan semata-mata karena harta
Tapi sebuah kesetiaan hakiki yang bermakna

" Oh.... ramadhan, dimana kau belanjakan akal kami? "
" Di dalam doa, " jawabku.

Bali, 2242020



CERMIN

pandemi mengebiri
ciri manusia kurang peduli kondisi

doa buas dikala tersiksa
salah dan benar terbaca saat berkaca

Bali, 742020



PELAYARAN

perjalanan itu panjang menuju-tuju
ditaburi mimpi laju

laku memproduksi
waktu mencatat isi

perahu berlayar
mencari tempat bersandar

di dalam samudera esok hari
spesies baru kembali tak terkendali

kendalikan diri
kendati imajinasi kembali

Bali, 842020



DUNIA TERBUKA

sekarang zaman melenial
esok dunia plin-plan

saat ini covid-19 datang
lawan dengan tenang

jalan masih panjang
rengkuh bintang masa mendatang

Bali, 542020



NIAT

di garda depan
melawan virus baru
segala butuh direngkuh
waktu berlalu
guru menjawab lengkap

Bali, 542020



APRIL. FOOLS' DAY


bulan sulit
pahit menjemput matahari
meneguhkan hati

Bali, 542020



SAJAK MALAM


membaca waktu
cermin diri

Bali, 442020



TERPENJARA


daun terbang
nyawa melayang
pandemi mengebiri
dunia terjerat resesi
hati tetap berseri

Bali. 542020



DALAM KARANTINA

hujan bertandang
anak-anak telanjang
diam terkurung
para orang tua saling mendukung
merangkum yang hilang

Bali, 542020



SAJAK MUDIK


bertahan lebih baik
dari pada terjebak

perjuangan masih panjang
menebar kasih sayang

Bali, 642020



BEBAS

pusai atau puisi
kehidupan sementara
rengkuh cahaya zaman
merdeka mengulik cuaca

Bali, 342020



MALAM INI

kadang aku ingin seperti sepi
heningnya dinaungi seribu tahun lagi

cahaya bintang gemintang bagai nyanyian sufi
dirayakan keindahan sejati

kadang aku menduga malam ini seperti cuaca
menjadi gelombang elektronik memantulkan gema
menyatukan warna dalam cinta

Bali, 242020



MENGEJA CUACA

ketika sepi itu datang
apa yang bisa kau pandang

saat huruf-huruf ditutupi kabut
apa laku dapat kau sebut

sedang hening memancarkan cahaya
memantul dari masa lalu membentuk citra

peristiwa demi peristiwa menyatukan warna
membaca masa depan dengan agenda nyata

lihatlah kotaku mati
kapan hidup kembali menjadi jiwa murni

Bali,142020



DUHAI ANUGERAH CINTA DI BULAN MARET

Di antara bunga di jambangan biru
Dendang kesunyian beraroma wangi ibu
Sesungguhnya setangkup anugerah bagi lelaki itu

Usia yang susut menjinjing waktu
Kusentuh di ujung malam ulang tahunmu
Tiupan lilin-lilin terasa aneh menggulung waktu
Tanpa tabir masa lalu

Oh...ruang tamu perjamuan waktu
Upacara menjemput rasa cintamu
Ketika almanak memungut kenangan dan menghitung penyesalan saling bertemu

Duhai anugerah cinta di bulan Maret merapatlah dalam binarku
Akan kupetik ranum cahaya jiwamu yang memuja jejak rindu
Sebelum pertemuan gerimis lurus di sela rambutmu melepas suara batinku

Oh ibu, pada bulan Maret ini, di piring makan malam, ada aroma nasi goreng dengan dadar telur mata sapi
Juga secangkir kopi seperti senyum manis sisa mimpi

Apakah tanganmu yang mengolah puisi di bejana ini?
Diksi itu bawang putih, bawang merah dan cabe merah pecah dari rasa hati

Selesai melahap apa yang tersajikan
Kulit pisang kau buangkan
Keinginan dan jantung malam memperpanjang kehidupan
Sebelum hening melelapkan impian

Bali, 432020



PERTARUNGAN

berpacu dengan waktu
melawan kondisi layu
bergerak menuju stasiun baru
di situ kereta dokter berpacu

Bali, 2732020



DI ANTARA PERJALANAN

Lima tahun perjalanan ini tak pernah berhenti
Ia selalu memutar dan membolak-balikkan hati
Bulan dan bintang selalu mengikuti gravitasi
Setiap saat mereka berdua selalu mengajari mengaji
Aku sendiri belajar menerima janji meski harus sabar menunggu hari

Pada detak jammu langkah kaki seperti nyanyian hikmat di mata hati
Hutan-hutan belantara terlewati dengan rasa manis secangkir kopi
Tinggal bagaimana membuka tali kehidupan yang penuh daki

Perjalanan masih panjang bagi anak bangsa penyangga negara
Banyak korupsi merajalela memotong kaki mereka
di antara narasi dan nasi basi di ujung tanduk kehancuran bangsa
Kami terus mencoba mengasah kemampuan mata

Perjalanan ini selalu tak pernah berhenti
Ia terus berjalan di antara mata belati yang menari-nari
Mencari arti cinta di ladang alif-Mu yang sepi

Duh, Gusti Murbaeng Dumadi
Kapan perjalanan ini berhenti untuk mencari
Sedang kekasih sejati dilahirkan sebagai alam semesta di detak nadi
Aku sendiri belajar menciumi cinta bersamamu
Hingga baris-baris puisi menjadi rumah rindu
Di pucuk-pucuk wangi menghidu aroma-Mu

Wahai...pengembara yang mengerti waktu
Sebelum sempatmu diambil sempitku
Manfaatkan kelezatan sehatmu sebelum sakitmu
Temukan nasib dalam terangmu
Sembunyikan taat dalam sempitmu
Biar perjalanan bisa menerbitkan cahaya dalam matimu

Batu, 1632020



TAKZIM

di tangkai rotan, lembah peluh luruh
mengaji percik humus pada lekuk tanah
takzim membaca udara basah

Maret 2017 Sekarputih






PANCAROBA PASCACORONA

resesi pasti terjadi
jika Corona dibiarkan sendiri

pagi hilang esok hari
bila ilmu kedisiplinan musnah ditelan bumi

masker jalan satu-satunya
bagi paru-paru dunia

tanpa kepedulian
hidup kehilangan makna kehadiran

waktu tak bisa diputar kembali
kesadaran adalah jalan mengungkap matahari

Bali, 842020



PERTANYAAN 

1
bagaimana kau bertahan bahagia hari ini
jika esok dieliminasi animasi

2
apa yang bisa kau beri
melihat pandemi mengepung teknologi
sedang kematian ditolak sana-sini

3
pada siapa kau berserah diri
bila ilmu padi tak sanggup menyesuaikan diri

Bali, 1142020



WAKTU MEMBACA PAGI

pagi berseri
menguar aroma wangi secangkir kopi
di meja judi
manusia lupa diri
menyambut esok hari
hanya karena pandemi
kita saling peduli

Bali, 1042020



MELAWAN PANDEMI

covid 19 merusak segalanya
kemiskinan baru bertambah
edukasi dan sosialisasi bersinergi
strategi kedisiplinan menyolusi kondisi

Bali,1542020



KUNCI PERJUANGAN

di masa pandemi
kosongkan keinginan
tuntaskan
kuatkan iman
perketat kedisiplinan
sempurnakan
dimensi masa depan

Bali, 1442020



AKU

aku ingin masuk dengan satu Nama
bersama orang-orang yang melepas ikatannya
lepas, bebas dari segala belenggu sifat mendua

Jambangan, 152019



DI DERMAGA

di tepi pantai
rindu kedatangan perahu
menyongsong matahari pagi

BALI, 1342020



KEMATIAN

kematian adalah mautku
kematian adalah hidupku
kematian adalah binatangku
kematian adalah baratku
kematian adalah kenyataanku
kematian adalah nyanyian muliaku
kematian adalah pusai manuskripku

Batu,942020



AKIBAT PANDEMI?


karena corona
online merajalela
game menyerap rasa
jiwa meronta
kesadaran dan kesabaran dijaga
esok menuai hasilnya

Bali, 1242020



PASCACORONA


ekonomi terpapar pandemi
sosial dan budaya terdampak resesi
ketenangan serta keterampilan diremajakan
segera cipta swadaya
padat karya

Bali, 1242020



KARTINI

ibu adalah Kartiniku
menggemakan ilmu
membuka jalan cinta
membungkus luka
mengusung emansipasi
mengungkap tanda zaman

Bali, 1442020



COVID 19

suara corona
di celah daun-daun telinga
membuka mata dunia
untuk tetap setia
menjaga cahaya jiwa

BALI, 1442020



PERJUANGAN


di masa pandemi
kosongkan keinginan
tuntaskan
kuatkan iman
perketat kedisiplinan
sempurnakan
dimensi masa depan

Bali, 1442020



KECEPATAN ZAMAN

di zaman ini
astronot tidak saja di ruang angkasa
tapi sudah memenuhi bumi

demi pandemi
dokter adalah astronot di bumi

esok pagi
aplikasi bersinergi dengan segala lini

robot pun berkolaborasi disetiap detik
sebelum kita mengerti kecepatan panasonic

BALI, 1242020



AKU

aku ingin masuk dengan satu Nama
bersama orang-orang yang melepas ikatannya
lepas, bebas dari segala belenggu sifat mendua

Jambangan, 152019



IMPIAN KAPITALIS

Si Penunggang kuda menjelajahi musim pandemi
Si Empunya ekonomi melompat ke sana-sini
Mencari tempat isolasi dan solusi
Di dalam lockdown, physical distancing dan ketakutan hati

Saat sulit ini
Kapitalis mengubah ekonomi korporasi
Menuju resolusi
Sambil menyiapkan diri
Menuju dunia baru di antara hibernasi

Bali, 2342020



HUJAN BULAN APRIL

Hujan bulan April menghunjam jarum jam
pada mata bergaram

kelopak bunga apel melenguh dalam keluh
kesahnya berserakan di atas tanah basah

hujan bulan April sangat kejam
menyulam hati yang suram

hujan bulan April mengisi jiwaku
dalam partitur daun berembun waktu

Sekarputih.2042017



Alhamdulillah di hari Kartini ini, puisiku dapat terbaik 2
KARTINI ADALAH IBU PENJAGA KATA KATA
Eko Windarto


Seperti mata ibu
Kartini mengajariku mencari ilmu

Oh ibu Kanjeng Kartini, engkau bagai mentari pagi
Selalu menghangatkan mimpi

Hari-hari kau tulis dan perjuangkan emansipasi
Demi anak cucu nanti meraih cita-cita berseri

Seorang Kartini adalah ibu penjaga kata-kata
Membungkus luka, mengusung tanda, dan melipat suka duka tak terduga

Bali, 1342020



MARHABAN YA RAMADHAN


kedatangan-Mu
bergerak di pintu
menyeruku
saat aku melipat waktu
dalam huruf-huruf-Mu

BALI, 2142020



HIDUP

di sini, di pusat api, kubakar hidupku
sebelum resah istirah di sungai sunyi

II
ketika ramadhan datang kembali
hati menjadi asap yang diberkahi

III
saat rindu menghampiri
cinta tak bisa diurai

IV
hari ini keheningan cinta memberi kehidupan dan kelahiran baru
langit biru membuka tabir kelambu

semua tamu kuhormati sekalipun mengosongkan isi rumahku
sebab seribu bulan adalah tamuku

Bali, 2042020



APRIL MOP


ada demo memasak
menguar bumbu sedap
rasa dan aroma birahi
mengadopsi teknologi
jaga hati
di bulan suci
NKRI harga mati

Bali, 2042020



WAJAH GEOPOLITIK DUNIA

wajah muda mudi bercahaya remang-remang sampai ujungnya
Sumpah Pemuda dan Pancasila lupa dijaga
anak-anak super otaknya dibiarkan meninggalkan hatinya
ahklaq tak lagi bisa bicara
budi luhur dan akar budaya tak kuasa melawan pendusta
sebab tak mau merunut huruf dalam hukum agama
hingga masuk lobang yang sama sampai akhir cerita

wajah geopolitik dunia bopeng semua
hanya segelintir naga-naga durjana yang menguasai segalanya di dunia
aku sampai heran kenapa kehidupan kita ternoda mereka
sungguh aku tak percaya
zaman Gajah Mada lebih cerlang dari zaman melenia

Batu, 1952018



DALAM PENCARIAN

apa yang kau ketahui tentang seribu bulan,
niscaya akan tertawa sedikit
dan akan menangis banyak

pukul dadamu
keluar dari tempat yang tinggi
biar pertanyaanmu terjawab ketika memanen madu

Bali, 1842020



DANA SOSIAL

geriap dana covid 19
menuai pujian,
atau rentan dilancungi?
mari saling peduli
memutus tali
mendorong informasi

Bali, 1742020



BERPIKIR SEBELUM CELAKA

hari ini lautan manusia bergegas menyelamatkan jiwanya
di kotak-kotak suara yang tak kenal warna kulitnya
ego yang kemarin saling berkejaran dan berlompatan di dalam nafsunya
kini terlihat luruh dan sia-sia
hidup bukan hanya berlaku seenaknya saja
jika akhirnya kecewa dan kecewa karena mendewakan laku tak sepantasnya
ingat, hati dan pikiran bukan untuk lomba membaca luka
tapi sebagai samudera untuk menampung segala cuaca
Tuhan telah menciptakan manusia dengan sempurna
berpikirlah sebelum celaka
sebab masa-masa yang akan datang nasib kita ditentukan perbuatan sebelumnya

Sekarputih, 174219
#edisingomyang



DI DALAM KARANTINA

ketika manusia terpenjara di dalam dunia
jauh dari jatidirinya
ia selalu rindu kembali dipersatukan waktu
meronce masa lalu menjadi jendela rumah kaca

Bali, 1642020



DI DALAM HENING

jiwa adalah rumah yang kosong
dan cinta memberi kemuliaan masa yang akan datang

Bali, 1642020



RINDU

malam ini asap rokok mengaduk kabut jiwa
gulita mengeja doa yang kubaca
hingga desau angin mampu membaca mata

suara katak menyesap senyap
menyusuri rindu bunga sedap malam di rumah pengap
membungkus tuba cuaca di ranjang penyadap

oh... rindu
di luar jendela, hujan menggenangi mata batinmu
padahal hati masih terikat nyanyian cinta yang merdu
sedang kabut-kabut itu masih menguntai pelangi di matamu
menjadi senja yang redup mengisi ruang dan waktu

gemerisik angin menciptakan suara syahdu
menggema ke udara napasmu
mengendalikan badai nafsuku
sebagai senjata menyatukan rindu dalam warna hatimu

Bali, 332020



KIDUNG SUNYI

Telah lama aku berlalu dalam sunyi
Malampun tak kuasa menanggung hati

Saat kidung sunyi itu menggali siri
Aku berjalan menuju isi

Barangkali saat itu, hujan sesaji menjahit mata hati
Hingga gelap malam mematung di jejak sanubari

Di dalam kidung sunyi
Ada sebuah hati menanti pertemuan belati

Pada bait hati
Kutemukan rindu tanpa tedeng aling aling lagi

Oh... Rindu jangan lari
Sebab bunting iri dengki tiada lagi
Lama rindu kuasah dalam cinta sejati di atas tangkai berduri

Bali, 2522020








ZAMAN EDAN

xixixi, di sini zaman edan membakar siapa
dimana nanti makna senapan bersua

kiranya mulut luka membakar muka
segala gelisah menyimpulkan air mata sia-sia

tumpah darah merobek luka-luka
mencium doa tanpa kata-kata

di setiap sudut bencana
langkah-langkah ringkih bertengkar dalam lubuk hatiku yang paling terjaga

Ah...ternyata sajakmu menjungkirbalikkan fakta
setelah kata-kataku merasuk ke dalam sukma agama

Batu,2722018



DI JALAN PELABUHAN KETAPANG

Pribumi pilu
Perusahaan dipegang asing
Anak-anak logam tenggelam

Di dasar lautan tempat makan
Para dewa didaulatkan setan

Masyarakat selalu dikalahkan politik dan hukum
Masa depan dipamerkan di tepi jalan

Perempuan-perempuan jalang
Membisikkan harapan panjang

Bir dan karaoke
Menjanjikan surga

Udara dingin lautan
Melintas di antara hujan kepedihan

Kemapanan dan parfum perempuan asing
Sibuk menghitung tali pinggang

Hidup yang paling aktual dan mencekam adalah soal moral dan agama
Yang diberi makan dusta

Doktrin-doktrin membatu
Dogma dan agama berwajah kaku

Hingga kepastian tekhnologi dijadikan robot dalam pikirannya
Sebelum mengetahui hak hidupnya yang diternakkan jiwanya

Bali, 2622020



MAYA

Maya, senyummu seperti putik bunga
menanti datangnya pagi buta

Maya, namamu serasa berkilauan di retina mataku
saat siang memetik doaku

Maya, wajahmu seakan lukisan senja
seperti halnya bulir embun memberi tekstur daun hatiku

Maya, doamu menyusuri cinta dan kematianku
sebelum taman-taman sunyi mengetuk pintu-pintu

Batu,2622018



CAHAYA

dari desaku tanpa warna
cahaya puspawarna menghimbau heningku
luruh menjadi satu menuju

angin dari kiblat mendengung seperti seruling pagi
menari di dalam hati menyaksikan keindahan sejati

percikan cahaya embun pagimu
menyusuri tekstur daun hatiku
menjemput sejumput sumpah batinku

siang di tengah huma-huma aku luput menggenggam desirmu
mengulum rindu lagu gaib dedaunan itu

matahari ramah memamah kulitku
mengundang upacara hatiku
sebagai doa menembus rasamu

Bali, 25220220



SETIAP MENULIS PUISI


setiap menulis puisi, Tuhan memberi kata-kata begitu sempurna
seakan kupu-kupu bewarna
yang menghirup udara dan menghisap madu
pada senja yang tua

Sekarputih, 2122020











DALAM PUSAI

dari arah gerimis kulipat diamku
di kelopak gigil matamu

pada tetes embun waktu
sepi menabrak kalbu

berulang kali kubaca kelambu
jendela rindu tetap saja merdu

di antara cahaya itu
kutemukan stasiun esok hari yang baru

Sekarputih. 1932020






CERMIN DIRI

Jangan takut corona
Kalau kita taqwa

Miskin dan kaya
Matinya meninggalkan pahala

Ketika anak di depan kaca
Ajaklah bicara rasa

Hanya anak cucu kita
Memetik cahaya nantinya

Bali, 1732020



KESAKSIAN

Kutulis puisi ini kala langit mendung di Kuta
Para bule, wanita dan lelaki legam saling berbagi cinta
Sedang ego mereka melecuti seluruh mata dalam tubuhku yang tua
Dada-dada besar seperti kelapa melukis wajahku merah jingga
Tubuh-tubuh kekar, sintal dan molek membasuhkan pasir ke dalam bahasa jiwa
Mereka lupa asal mulanya
Karena akhlak tak lagi bisa bicara
Budi luhur dan akar budaya tak kuasa melawan arus ombaknya
Hingga kesadaran hilang ditelan badai corona

Bali, 1732020



SEBUAH CERITA


melihat wajah-Mu
hari-hari tanpa bicara padaku
seakan sunyi mececap sari bunga di sela rambutku

membayangkan gigil hati-Mu
lintasan kosmos cinta menyiulkan lagu
merecah-recah seribu bisu malamku

di lentik bulu mata-Mu
kutemukan haru biru menguntit masa lalu
mengelana di tulang rusukku dari sumber keindahan-Mu

Batu, 1532018



SAJAK BUAT BAPAK IBU

di pagi yang ceria
semua daun berubah warna
anak-anak desa bergulat dalam dirinya
di antara musim kampanye telah tiba

di tengah sawah yang pilu dilalap banjir bandang itu
para petani menatap kosong wajahmu
yang pura-pura mengerti arti kesedihan dan kesia-sia laku

diantara kebodohan kami
para juru kampanye kasak-kusuk membicarakan tetangga kanan-kiri
sedang mereka sejatinya saling menipu hatinya sendiri

lihat tanah kelahiran ini
redamkan caci maki
jangan hanya maling teriak maling di setiap nadi
sebab anak cucu kita menagih janji

tolong bapak ibu pemegang kunci lemari negeri ini
jangan hanya lantang di mulut lemah di hati
ketika korupsi membanjiri sawah ladang kami

Sekarputih, 1132019



MALAM INI

malam ini, tetesan embun memecah sunyi
menuturkan bisikan sanubari
mengungkap kidung hati yang suci

malam ini, titik-titik embun berdoa
membongkar renungan dan rahasia
dan mengumandangkan kesunyian
dalam menangkap cahaya

malam ini, airmata seperti buliran embun itu
ketika kusentuh getaran kehadiran-Mu

malam ini, danau yang tenang memantulkan cahaya
menuturkan bisikan tasbih ke dalam jiwa

malam ini, bintang gemintang melagukan cinta
yang hanya terungkap oleh hati bercahaya

karena malam ini aku berada dalam tubuhmu
aku ingin selalu bersandar denganmu
bersama kata-kata tanpa mengenal ruang dan waktu

Bali, 1232020



HUJAN RINDU

kudekap segumpal rindu
di pematang sawah ibu
strobery berbaris-baris merah seperti kelambu
daun-daunnya mendaki gunung semeru
sedang ramban-ramban dan rumput saling beradu
mencari tempat mengadu

sebelum nyiur melambai malu malu
angin empat penjuru memanggil hujan rindu
mencecap kemarau masa lalu

sementara kemuning padi menunggu hati
pohon pohon lamtoro dan randu menelan sepi
aku memasuki dunia lain bersandar pada derai muara hakiki

Sekarputih. 832018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar