PUISI
Puisi seperti gadis cantik dan gesit, bagai anak istri, petani, gelandangan, perokok berat, jurnalis, penyair sufi, ustadz ustadzah, dramawan, dermawan, dewan kemanusiaan, juri kebhinekaan, politikus, sosiolog, sejarahwan, pelaku segala kesenian, pengamatan aneka budaya, bidan sekaligus dokter kehidupan sehari-hari dan masa yang akan datang.
Puisi tak pandang bulu
Ia selalu lapar bercinta
Kala mata dan susu diganggu hantu-hantu kelabu
Karena hidup adalah puisi
Karena hidup adalah puisi
Karena hidup adalah puisi
Aku rindu menulis perang di hati
Aku rindu suara gaib angin padang belantara
Aku rindu tudung senja itu
Puisi adalah cahaya bulan
Menerangi luka-luka perempuan Budiman
Dadanya terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan
Kepalanya tegak melawan dunia keras yang dirasakan
Ia selalu bersolek meski sudah rupawan
Ia tak pernah resah gelisah dalam mencari Tuhan
Karena Tuhan selalu ada dalam hati dan kerinduan
Sebab hidup adalah puisi
Kata-kata kembali pada lambang
Dan lambang banjir bandang
Adalah tanda-tanda hidup tak seimbang
Membuat Tuhan tak senang mampir pada jiwa raga yang kering kerontang
Batu, 17112021
ANDAI
di kedalaman matamu,tatapan lampu biru
seperti kata-kata yang layu di kaki penyair itu
pada putih rambutmu
aku bayangkan betapa panjang waktu kau lalui bersama jejak menuju
seandainya bisa melipat ruang dan waktu
akan aku selipkan surat cinta untukmu
Batu, 15112021
SENJA ITU
Senja itu serupa secarik busana indah memesona
Warnanya menutupi dada-dada luka
Dan jejak cahayanya melukis tapak-tapak yang tersisa
Saat hidup diinjak-injak kaki-kaki baja
Angin senja itu menebarkan harum cumbu pujangga
Dalam melukis kehidupan manusia
Ketika warna emas senja itu menampar jiwa
Rumah rinduku merasakan kekuasaan waktu
Hingga jendela mataku terbuka
Di atas jembatan yang diterjang banjir bandang di kota Tua
Aku melukis senja itu dengan kejujuran air mata
Dan hujan tak henti-hentinya melahirkan sungai-sungai suka duka, lalu menceburkan aku ke masa lalu
Sekarputih, 13112021
·
PUISI
Melodi puisi:
Bukan dasi
Tak rasi
Cermin hati
Mentauhidkan lidah pucat pasi
Mencapai tanpa menggapai
Sampai
Batu, 412022
ANTARA JOMBANG PASURUAN
I
Dalam perjalanan ada yang tersirat dan tersurat
Seperti ibu berdiri di ruang dan waktu terkerat
Maulana ya Maulana, bersama kekasih aku berdiri di depan makam itu
Doa-doa berkerumun menggemakan energi
Mentauhidkan lidah pucat pasi
Membersihkan cermin di hati
Menuju cahaya qolbu
ll
Di makam Trowulan Djumadil Kubro
Suara-suara bercahaya membumbung tinggi
Merangkai bunga jiwa menjelma simponi
Mendaras suluk di pucuk paling murni
Tanpa imajinasi dan tedeng aling-aling lagi
III
Di rumah Kyai Haji Abdul Hamid Pasuruan
Aku bertemu ketenangan bersama wewangian
Saat istighosah saling bergandengan
Pengetahuanku berbusana alunan nada perjalanan
Mengitari pertunjukan demi pertunjukan
Jombang_Pasuruan, 26122021
HARI INI
betapa sempurna hari ini
doa bergelayut di antara pipi merah murni
kenangan manisku berlayar mengarungi ruang pengantin puisi
di hari surgawi ini
suaramu selalu berdendang dalam puisi
dan kutemukan kasih membingkai kata-kata tergerai
hingga dekapan demi dekapan menyatu dalam sir di hati
Sekarputih, 1722022
CAHAYA WANITA
Wanita cantik itu bunga
Semerbak wanginya menggoda
Keindahannya melebihi wajah Monalisa
Pesonanya tak terkira
Membuatku tergoda menelusuri tiap lekuk cahaya jelita
Hingga akhirnya aku berguru pada kelopak jiwa
Yang kau ajarkan lewat retina mata rasa
Sekarputih, 1622022
TAPE
Tape itu hatinya merah saga
Bibirnya merah delima
Matanya menatap dada
Mengundang rasa
Membuatku terhenyak sementara
Sedang di balik dadanya ada mata
Menguntit lakuku sepanjang masa
Sekarputih, 1512022
KAMPUNGKU
Kampungku hilang rupa
Jalan-jalan yang dulu bercahaya, kini penuh asap luka
Tradisi hidup saling berbagi telah tiada
Bunga-bunga cinta layu sebelum berkembang
Luka-luka menganga di ujung gang
Rasa teraduk-aduk di atas kursi goyang
Kenangan demi kenangan dalam perjuangan mengiris hati yang tenang
Oh... kampungku yang dulu cantik
Sekarang hilang bentuk
Kering, gersang seperti dusun terkutuk
Sekarputih, 1412022
SAJAK BUAT GURUKU IBUKU
Dada ini ingin meledak
Kala kau ciptakan suasana gaduh tanpa merasa tersedak
Mungkin kau sengaja lupakan sejarah keluh kesah
Orang-orang bersusah-susah membangun rumahmu yang indah
Atau kau telah melupakan kaidah dan akidah di dadamu yang indah?
Sedang kata orang luar sana mulutmu bertuah
Tapi nyatanya tak ubahnya seperti sampah
Ingat... labelmu ustadzah bukan manusia sawah
Mestinya sebagai guru digugu, ditiru, tahu wadah, dan kafaah
Bukan malah salah kaprah dalam bertingkah
Sekarputih, 1112022
MANTRA BATU
1
Batu bertutur
Lentur dan jujur
Batu-batu kegagalan
Batu omicron berseliweran
Batu yang diam
Batu pualam
2
Kota Batu
Jual-beli watu
Bila air kejujuran kota Batu mati
Kemana lagi kami mandi?
Oh...Batu!
Tralili tralala kali-kali batu yang merdu,
batu-batu kali yang syahdu,
dimana kau sembunyikan aku?
Batu, 1012022
MENONTON TELEVISI POLITIK IDENTITAS
Politik identitas terus menerus mengasah pedang
Tubuhnya dibalut baju agama tanpa tedeng aling-aling
Mulutnya berbusa-busa seperti wanita jalang
Bukan ustadz mengaku ustadz yang paling
Terus kapan kita bisa berpaling dari mata juling?
Sedang di luar sana kajian dan penelitian menjadi sudut pandang
Berkreasi jadi acuan dan pola dalam berjuang
Bukan hanya maling teriak maling yang lupa jalan pulang
Dipertontonkan di panggung yang gersang
Sekarputih, 1012022
PERJALANAN MENGASAH PERMATA
1
Ketika permata mulai berwarna indah dan bercahaya
Debu-debu mulai mengulumnya
Membuat bibir dan lidah mereka setajam mata
2
Demi berebut tempat di singgasana penuh permata
Akal bulus bermain mata
Membuatku tertawa sambil berlalu di pojok dada
Sekarputih, 912022
PUISI
Puisi adalah pintu
Selalu diketuk berjuta makna dan qolbu
Kuncinya ada di dada yang menyimpan data
Sekarputih, 812022
KATA KATA
Kata-kata adalah tamu
Berbusana purnama
Seperti paha paha jelita
Mendera mata jiwa
Sekarputih, 812022
KUDA LUMPING
Suwukan jaran kepang
Ada gadis berkepang bertandang
Menjemput impian yang terhidang
Masa berkembang tidak dibiarkan hilang
Sebab kendang terus berdendang dikala tarian bunga mengembang
Dan bergerak meronce peradaban yang tertilang
Sekarputih, 512021
MANUSIA TANPA RASA
Ketika kubuka jendela
Manusia tanpa rasa
Masuk membawa cerita dewasa
Membuatku terhenyak di sudut meja
Saat itulah mata membaca wajah merah tembaga melihat video yang lupa asal muasalnya
Entah perbuatan siapa
Yang jelas, zaman digital telah membuka cakrawala
Memberi warna baru dalam jiwa
Menggemakan energi
Membumbungkan simponi
Membunuh melodi di hati
Memakamkan budi pekerti
Sekarputih, 512022
SEPAGI INI
sepagi ini Aku hadir seperti manikam dan permata
terbungkus keindahan mentari bercahaya cinta
sepagi ini aku tak mampu berpaling dari kebersamaan yang memesona
dan tak sanggup melihat tatapan matanya
sepagi ini guncangan-guncangan tangan gaib yang tak terduga dan terlihat mata
mengembalikanku ke dalam semua akar jiwa
#celoteh1052020
KETIKA
ketika kau mengagungkan namamu
aku terlihat lugu
ketika kegiatanmu kau tunjukan padaku
aku tak terganggu
ketika perjalanan ruhanimu terlihat melaju tuju
aku hanya membisu
ketika kau tak kusebut suhu
aku melihat hijab lebih tipis dari kelambu
Batu,752018
WAHAI KEKASIH
wahai Kekasih, dekaplah aku seperti menyusuri jalan cinta
mari malam ini mulai mengaji Majnun dan Laila
ajari aku menyalakan cinta agar tak tidur selamanya
beri aku bisikan yang menawan hati agar mantramu merasuk ke dalam jiwa
sekali lagi, mari menyanyi bersama
memahat dirimu di dalam kalbuku
wahai Kekasih, mari malam ini kita mencium bintang gemintang itu
di hari dan bulan yang Engkau berkati, aku lantunan ayat-ayatmu di tempat hatiku yang paling sunyi
bagai permaisuri raja yang sangat cantik, Engkau kudekap dengan hati
Bali, 552020
TRADISI GEOPOLITIK
pascacorona
Morowali berkibar
cahya lithium
menarik perhatian
mata setajam belati
Bali, 552020
SOLUSI
pada pandemi
disiplin jaga jarak
menunda mudik
cukup video calling
tempat mencuci rindu
Bali, 452020
DALAM KEBERSAMAAN
berdiam diri
perteguh kesabaran
terpetik hikmah
di dalam menyusuri
jalan menuju puncak
Bali, 452020
RAMADHAN
Dari balik pintu pikirku
Ramadhan sudah mampu mengeja bestariku
Ramadhan tahu cara membuka satu suara
Hingga hati luruh di dalam doa
Ia selalu mengajari mencari ilmu sampai mati
Sebab baik dan buruk harus dipelajari
Saat gema doa mencari tauhidnya
Aku tak bisa berpaling dari lautan samsara dan cinta-Nya
Bekal hidup bukan semata-mata karena harta
Tapi sebuah kesetiaan hakiki yang bermakna
" Oh.... ramadhan, dimana kau belanjakan akal kami? "
" Di dalam doa, " jawabku.
Bali, 2242020
CERMIN
pandemi mengebiri
ciri manusia kurang peduli kondisi
doa buas dikala tersiksa
salah dan benar terbaca saat berkaca
Bali, 742020
PELAYARAN
perjalanan itu panjang menuju-tuju
ditaburi mimpi laju
laku memproduksi
waktu mencatat isi
perahu berlayar
mencari tempat bersandar
di dalam samudera esok hari
spesies baru kembali tak terkendali
kendalikan diri
kendati imajinasi kembali
Bali, 842020
DUNIA TERBUKA
sekarang zaman melenial
esok dunia plin-plan
saat ini covid-19 datang
lawan dengan tenang
jalan masih panjang
rengkuh bintang masa mendatang
Bali, 542020
NIAT
di garda depan
melawan virus baru
segala butuh direngkuh
waktu berlalu
guru menjawab lengkap
Bali, 542020
APRIL. FOOLS' DAY
bulan sulit
pahit menjemput matahari
meneguhkan hati
Bali, 542020
SAJAK MALAM
membaca waktu
cermin diri
Bali, 442020
TERPENJARA
daun terbang
nyawa melayang
pandemi mengebiri
dunia terjerat resesi
hati tetap berseri
Bali. 542020
DALAM KARANTINA
hujan bertandang
anak-anak telanjang
diam terkurung
para orang tua saling mendukung
merangkum yang hilang
Bali, 542020
SAJAK MUDIK
bertahan lebih baik
dari pada terjebak
perjuangan masih panjang
menebar kasih sayang
Bali, 642020
BEBAS
pusai atau puisi
kehidupan sementara
rengkuh cahaya zaman
merdeka mengulik cuaca
Bali, 342020
MALAM INI
kadang aku ingin seperti sepi
heningnya dinaungi seribu tahun lagi
cahaya bintang gemintang bagai nyanyian sufi
dirayakan keindahan sejati
kadang aku menduga malam ini seperti cuaca
menjadi gelombang elektronik memantulkan gema
menyatukan warna dalam cinta
Bali, 242020
MENGEJA CUACA
ketika sepi itu datang
apa yang bisa kau pandang
saat huruf-huruf ditutupi kabut
apa laku dapat kau sebut
sedang hening memancarkan cahaya
memantul dari masa lalu membentuk citra
peristiwa demi peristiwa menyatukan warna
membaca masa depan dengan agenda nyata
lihatlah kotaku mati
kapan hidup kembali menjadi jiwa murni
Bali,142020
DUHAI ANUGERAH CINTA DI BULAN MARET
Di antara bunga di jambangan biru
Dendang kesunyian beraroma wangi ibu
Sesungguhnya setangkup anugerah bagi lelaki itu
Usia yang susut menjinjing waktu
Kusentuh di ujung malam ulang tahunmu
Tiupan lilin-lilin terasa aneh menggulung waktu
Tanpa tabir masa lalu
Oh...ruang tamu perjamuan waktu
Upacara menjemput rasa cintamu
Ketika almanak memungut kenangan dan menghitung penyesalan saling bertemu
Duhai anugerah cinta di bulan Maret merapatlah dalam binarku
Akan kupetik ranum cahaya jiwamu yang memuja jejak rindu
Sebelum pertemuan gerimis lurus di sela rambutmu melepas suara batinku
Oh ibu, pada bulan Maret ini, di piring makan malam, ada aroma nasi goreng dengan dadar telur mata sapi
Juga secangkir kopi seperti senyum manis sisa mimpi
Apakah tanganmu yang mengolah puisi di bejana ini?
Diksi itu bawang putih, bawang merah dan cabe merah pecah dari rasa hati
Selesai melahap apa yang tersajikan
Kulit pisang kau buangkan
Keinginan dan jantung malam memperpanjang kehidupan
Sebelum hening melelapkan impian
Bali, 432020
PERTARUNGAN
berpacu dengan waktu
melawan kondisi layu
bergerak menuju stasiun baru
di situ kereta dokter berpacu
Bali, 2732020
DI ANTARA PERJALANAN
Lima tahun perjalanan ini tak pernah berhenti
Ia selalu memutar dan membolak-balikkan hati
Bulan dan bintang selalu mengikuti gravitasi
Setiap saat mereka berdua selalu mengajari mengaji
Aku sendiri belajar menerima janji meski harus sabar menunggu hari
Pada detak jammu langkah kaki seperti nyanyian hikmat di mata hati
Hutan-hutan belantara terlewati dengan rasa manis secangkir kopi
Tinggal bagaimana membuka tali kehidupan yang penuh daki
Perjalanan masih panjang bagi anak bangsa penyangga negara
Banyak korupsi merajalela memotong kaki mereka
di antara narasi dan nasi basi di ujung tanduk kehancuran bangsa
Kami terus mencoba mengasah kemampuan mata
Perjalanan ini selalu tak pernah berhenti
Ia terus berjalan di antara mata belati yang menari-nari
Mencari arti cinta di ladang alif-Mu yang sepi
Duh, Gusti Murbaeng Dumadi
Kapan perjalanan ini berhenti untuk mencari
Sedang kekasih sejati dilahirkan sebagai alam semesta di detak nadi
Aku sendiri belajar menciumi cinta bersamamu
Hingga baris-baris puisi menjadi rumah rindu
Di pucuk-pucuk wangi menghidu aroma-Mu
Wahai...pengembara yang mengerti waktu
Sebelum sempatmu diambil sempitku
Manfaatkan kelezatan sehatmu sebelum sakitmu
Temukan nasib dalam terangmu
Sembunyikan taat dalam sempitmu
Biar perjalanan bisa menerbitkan cahaya dalam matimu
Batu, 1632020
TAKZIM
di tangkai rotan, lembah peluh luruh
mengaji percik humus pada lekuk tanah
takzim membaca udara basah
Maret 2017 Sekarputih
PANCAROBA PASCACORONA
resesi pasti terjadi
jika Corona dibiarkan sendiri
pagi hilang esok hari
bila ilmu kedisiplinan musnah ditelan bumi
masker jalan satu-satunya
bagi paru-paru dunia
tanpa kepedulian
hidup kehilangan makna kehadiran
waktu tak bisa diputar kembali
kesadaran adalah jalan mengungkap matahari
Bali, 842020
PERTANYAAN
1
bagaimana kau bertahan bahagia hari ini
jika esok dieliminasi animasi
2
apa yang bisa kau beri
melihat pandemi mengepung teknologi
sedang kematian ditolak sana-sini
3
pada siapa kau berserah diri
bila ilmu padi tak sanggup menyesuaikan diri
Bali, 1142020
WAKTU MEMBACA PAGI
pagi berseri
menguar aroma wangi secangkir kopi
di meja judi
manusia lupa diri
menyambut esok hari
hanya karena pandemi
kita saling peduli
Bali, 1042020
MELAWAN PANDEMI
covid 19 merusak segalanya
kemiskinan baru bertambah
edukasi dan sosialisasi bersinergi
strategi kedisiplinan menyolusi kondisi
Bali,1542020
KUNCI PERJUANGAN
di masa pandemi
kosongkan keinginan
tuntaskan
kuatkan iman
perketat kedisiplinan
sempurnakan
dimensi masa depan
Bali, 1442020
AKU
aku ingin masuk dengan satu Nama
bersama orang-orang yang melepas ikatannya
lepas, bebas dari segala belenggu sifat mendua
Jambangan, 152019
DI DERMAGA
di tepi pantai
rindu kedatangan perahu
menyongsong matahari pagi
BALI, 1342020
KEMATIAN
kematian adalah mautku
kematian adalah hidupku
kematian adalah binatangku
kematian adalah baratku
kematian adalah kenyataanku
kematian adalah nyanyian muliaku
kematian adalah pusai manuskripku
Batu,942020
AKIBAT PANDEMI?
karena corona
online merajalela
game menyerap rasa
jiwa meronta
kesadaran dan kesabaran dijaga
esok menuai hasilnya
Bali, 1242020
PASCACORONA
ekonomi terpapar pandemi
sosial dan budaya terdampak resesi
ketenangan serta keterampilan diremajakan
segera cipta swadaya
padat karya
Bali, 1242020
KARTINI
ibu adalah Kartiniku
menggemakan ilmu
membuka jalan cinta
membungkus luka
mengusung emansipasi
mengungkap tanda zaman
Bali, 1442020
COVID 19
suara corona
di celah daun-daun telinga
membuka mata dunia
untuk tetap setia
menjaga cahaya jiwa
BALI, 1442020
PERJUANGAN
di masa pandemi
kosongkan keinginan
tuntaskan
kuatkan iman
perketat kedisiplinan
sempurnakan
dimensi masa depan
Bali, 1442020
KECEPATAN ZAMAN
di zaman ini
astronot tidak saja di ruang angkasa
tapi sudah memenuhi bumi
demi pandemi
dokter adalah astronot di bumi
esok pagi
aplikasi bersinergi dengan segala lini
robot pun berkolaborasi disetiap detik
sebelum kita mengerti kecepatan panasonic
BALI, 1242020
AKU
aku ingin masuk dengan satu Nama
bersama orang-orang yang melepas ikatannya
lepas, bebas dari segala belenggu sifat mendua
Jambangan, 152019
IMPIAN KAPITALIS
Si Penunggang kuda menjelajahi musim pandemi
Si Empunya ekonomi melompat ke sana-sini
Mencari tempat isolasi dan solusi
Di dalam lockdown, physical distancing dan ketakutan hati
Saat sulit ini
Kapitalis mengubah ekonomi korporasi
Menuju resolusi
Sambil menyiapkan diri
Menuju dunia baru di antara hibernasi
Bali, 2342020
HUJAN BULAN APRIL
Hujan bulan April menghunjam jarum jam
pada mata bergaram
kelopak bunga apel melenguh dalam keluh
kesahnya berserakan di atas tanah basah
hujan bulan April sangat kejam
menyulam hati yang suram
hujan bulan April mengisi jiwaku
dalam partitur daun berembun waktu
Sekarputih.2042017
Alhamdulillah di hari Kartini ini, puisiku dapat terbaik 2
KARTINI ADALAH IBU PENJAGA KATA KATA
Eko Windarto
Seperti mata ibu
Kartini mengajariku mencari ilmu
Oh ibu Kanjeng Kartini, engkau bagai mentari pagi
Selalu menghangatkan mimpi
Hari-hari kau tulis dan perjuangkan emansipasi
Demi anak cucu nanti meraih cita-cita berseri
Seorang Kartini adalah ibu penjaga kata-kata
Membungkus luka, mengusung tanda, dan melipat suka duka tak terduga
Bali, 1342020
MARHABAN YA RAMADHAN
kedatangan-Mu
bergerak di pintu
menyeruku
saat aku melipat waktu
dalam huruf-huruf-Mu
BALI, 2142020
HIDUP
di sini, di pusat api, kubakar hidupku
sebelum resah istirah di sungai sunyi
II
ketika ramadhan datang kembali
hati menjadi asap yang diberkahi
III
saat rindu menghampiri
cinta tak bisa diurai
IV
hari ini keheningan cinta memberi kehidupan dan kelahiran baru
langit biru membuka tabir kelambu
semua tamu kuhormati sekalipun mengosongkan isi rumahku
sebab seribu bulan adalah tamuku
Bali, 2042020
APRIL MOP
ada demo memasak
menguar bumbu sedap
rasa dan aroma birahi
mengadopsi teknologi
jaga hati
di bulan suci
NKRI harga mati
Bali, 2042020
WAJAH GEOPOLITIK DUNIA
wajah muda mudi bercahaya remang-remang sampai ujungnya
Sumpah Pemuda dan Pancasila lupa dijaga
anak-anak super otaknya dibiarkan meninggalkan hatinya
ahklaq tak lagi bisa bicara
budi luhur dan akar budaya tak kuasa melawan pendusta
sebab tak mau merunut huruf dalam hukum agama
hingga masuk lobang yang sama sampai akhir cerita
wajah geopolitik dunia bopeng semua
hanya segelintir naga-naga durjana yang menguasai segalanya di dunia
aku sampai heran kenapa kehidupan kita ternoda mereka
sungguh aku tak percaya
zaman Gajah Mada lebih cerlang dari zaman melenia
Batu, 1952018
DALAM PENCARIAN
apa yang kau ketahui tentang seribu bulan,
niscaya akan tertawa sedikit
dan akan menangis banyak
pukul dadamu
keluar dari tempat yang tinggi
biar pertanyaanmu terjawab ketika memanen madu
Bali, 1842020
DANA SOSIAL
geriap dana covid 19
menuai pujian,
atau rentan dilancungi?
mari saling peduli
memutus tali
mendorong informasi
Bali, 1742020
BERPIKIR SEBELUM CELAKA
hari ini lautan manusia bergegas menyelamatkan jiwanya
di kotak-kotak suara yang tak kenal warna kulitnya
ego yang kemarin saling berkejaran dan berlompatan di dalam nafsunya
kini terlihat luruh dan sia-sia
hidup bukan hanya berlaku seenaknya saja
jika akhirnya kecewa dan kecewa karena mendewakan laku tak sepantasnya
ingat, hati dan pikiran bukan untuk lomba membaca luka
tapi sebagai samudera untuk menampung segala cuaca
Tuhan telah menciptakan manusia dengan sempurna
berpikirlah sebelum celaka
sebab masa-masa yang akan datang nasib kita ditentukan perbuatan sebelumnya
Sekarputih, 174219
#edisingomyang
DI DALAM KARANTINA
ketika manusia terpenjara di dalam dunia
jauh dari jatidirinya
ia selalu rindu kembali dipersatukan waktu
meronce masa lalu menjadi jendela rumah kaca
Bali, 1642020
DI DALAM HENING
jiwa adalah rumah yang kosong
dan cinta memberi kemuliaan masa yang akan datang
Bali, 1642020
RINDU
malam ini asap rokok mengaduk kabut jiwa
gulita mengeja doa yang kubaca
hingga desau angin mampu membaca mata
suara katak menyesap senyap
menyusuri rindu bunga sedap malam di rumah pengap
membungkus tuba cuaca di ranjang penyadap
oh... rindu
di luar jendela, hujan menggenangi mata batinmu
padahal hati masih terikat nyanyian cinta yang merdu
sedang kabut-kabut itu masih menguntai pelangi di matamu
menjadi senja yang redup mengisi ruang dan waktu
gemerisik angin menciptakan suara syahdu
menggema ke udara napasmu
mengendalikan badai nafsuku
sebagai senjata menyatukan rindu dalam warna hatimu
Bali, 332020
KIDUNG SUNYI
Telah lama aku berlalu dalam sunyi
Malampun tak kuasa menanggung hati
Saat kidung sunyi itu menggali siri
Aku berjalan menuju isi
Barangkali saat itu, hujan sesaji menjahit mata hati
Hingga gelap malam mematung di jejak sanubari
Di dalam kidung sunyi
Ada sebuah hati menanti pertemuan belati
Pada bait hati
Kutemukan rindu tanpa tedeng aling aling lagi
Oh... Rindu jangan lari
Sebab bunting iri dengki tiada lagi
Lama rindu kuasah dalam cinta sejati di atas tangkai berduri
Bali, 2522020
ZAMAN EDAN
xixixi, di sini zaman edan membakar siapa
dimana nanti makna senapan bersua
kiranya mulut luka membakar muka
segala gelisah menyimpulkan air mata sia-sia
tumpah darah merobek luka-luka
mencium doa tanpa kata-kata
di setiap sudut bencana
langkah-langkah ringkih bertengkar dalam lubuk hatiku yang paling terjaga
Ah...ternyata sajakmu menjungkirbalikkan fakta
setelah kata-kataku merasuk ke dalam sukma agama
Batu,2722018
DI JALAN PELABUHAN KETAPANG
Pribumi pilu
Perusahaan dipegang asing
Anak-anak logam tenggelam
Di dasar lautan tempat makan
Para dewa didaulatkan setan
Masyarakat selalu dikalahkan politik dan hukum
Masa depan dipamerkan di tepi jalan
Perempuan-perempuan jalang
Membisikkan harapan panjang
Bir dan karaoke
Menjanjikan surga
Udara dingin lautan
Melintas di antara hujan kepedihan
Kemapanan dan parfum perempuan asing
Sibuk menghitung tali pinggang
Hidup yang paling aktual dan mencekam adalah soal moral dan agama
Yang diberi makan dusta
Doktrin-doktrin membatu
Dogma dan agama berwajah kaku
Hingga kepastian tekhnologi dijadikan robot dalam pikirannya
Sebelum mengetahui hak hidupnya yang diternakkan jiwanya
Bali, 2622020
MAYA
Maya, senyummu seperti putik bunga
menanti datangnya pagi buta
Maya, namamu serasa berkilauan di retina mataku
saat siang memetik doaku
Maya, wajahmu seakan lukisan senja
seperti halnya bulir embun memberi tekstur daun hatiku
Maya, doamu menyusuri cinta dan kematianku
sebelum taman-taman sunyi mengetuk pintu-pintu
Batu,2622018
CAHAYA
dari desaku tanpa warna
cahaya puspawarna menghimbau heningku
luruh menjadi satu menuju
angin dari kiblat mendengung seperti seruling pagi
menari di dalam hati menyaksikan keindahan sejati
percikan cahaya embun pagimu
menyusuri tekstur daun hatiku
menjemput sejumput sumpah batinku
siang di tengah huma-huma aku luput menggenggam desirmu
mengulum rindu lagu gaib dedaunan itu
matahari ramah memamah kulitku
mengundang upacara hatiku
sebagai doa menembus rasamu
Bali, 25220220
SETIAP MENULIS PUISI
setiap menulis puisi, Tuhan memberi kata-kata begitu sempurna
seakan kupu-kupu bewarna
yang menghirup udara dan menghisap madu
pada senja yang tua
Sekarputih, 2122020
DALAM PUSAI
dari arah gerimis kulipat diamku
di kelopak gigil matamu
pada tetes embun waktu
sepi menabrak kalbu
berulang kali kubaca kelambu
jendela rindu tetap saja merdu
di antara cahaya itu
kutemukan stasiun esok hari yang baru
Sekarputih. 1932020
CERMIN DIRI
Jangan takut corona
Kalau kita taqwa
Miskin dan kaya
Matinya meninggalkan pahala
Ketika anak di depan kaca
Ajaklah bicara rasa
Hanya anak cucu kita
Memetik cahaya nantinya
Bali, 1732020
KESAKSIAN
Kutulis puisi ini kala langit mendung di Kuta
Para bule, wanita dan lelaki legam saling berbagi cinta
Sedang ego mereka melecuti seluruh mata dalam tubuhku yang tua
Dada-dada besar seperti kelapa melukis wajahku merah jingga
Tubuh-tubuh kekar, sintal dan molek membasuhkan pasir ke dalam bahasa jiwa
Mereka lupa asal mulanya
Karena akhlak tak lagi bisa bicara
Budi luhur dan akar budaya tak kuasa melawan arus ombaknya
Hingga kesadaran hilang ditelan badai corona
Bali, 1732020
SEBUAH CERITA
melihat wajah-Mu
hari-hari tanpa bicara padaku
seakan sunyi mececap sari bunga di sela rambutku
membayangkan gigil hati-Mu
lintasan kosmos cinta menyiulkan lagu
merecah-recah seribu bisu malamku
di lentik bulu mata-Mu
kutemukan haru biru menguntit masa lalu
mengelana di tulang rusukku dari sumber keindahan-Mu
Batu, 1532018
SAJAK BUAT BAPAK IBU
di pagi yang ceria
semua daun berubah warna
anak-anak desa bergulat dalam dirinya
di antara musim kampanye telah tiba
di tengah sawah yang pilu dilalap banjir bandang itu
para petani menatap kosong wajahmu
yang pura-pura mengerti arti kesedihan dan kesia-sia laku
diantara kebodohan kami
para juru kampanye kasak-kusuk membicarakan tetangga kanan-kiri
sedang mereka sejatinya saling menipu hatinya sendiri
lihat tanah kelahiran ini
redamkan caci maki
jangan hanya maling teriak maling di setiap nadi
sebab anak cucu kita menagih janji
tolong bapak ibu pemegang kunci lemari negeri ini
jangan hanya lantang di mulut lemah di hati
ketika korupsi membanjiri sawah ladang kami
Sekarputih, 1132019
MALAM INI
malam ini, tetesan embun memecah sunyi
menuturkan bisikan sanubari
mengungkap kidung hati yang suci
malam ini, titik-titik embun berdoa
membongkar renungan dan rahasia
dan mengumandangkan kesunyian
dalam menangkap cahaya
malam ini, airmata seperti buliran embun itu
ketika kusentuh getaran kehadiran-Mu
malam ini, danau yang tenang memantulkan cahaya
menuturkan bisikan tasbih ke dalam jiwa
malam ini, bintang gemintang melagukan cinta
yang hanya terungkap oleh hati bercahaya
karena malam ini aku berada dalam tubuhmu
aku ingin selalu bersandar denganmu
bersama kata-kata tanpa mengenal ruang dan waktu
Bali, 1232020
HUJAN RINDU
kudekap segumpal rindu
di pematang sawah ibu
strobery berbaris-baris merah seperti kelambu
daun-daunnya mendaki gunung semeru
sedang ramban-ramban dan rumput saling beradu
mencari tempat mengadu
sebelum nyiur melambai malu malu
angin empat penjuru memanggil hujan rindu
mencecap kemarau masa lalu
sementara kemuning padi menunggu hati
pohon pohon lamtoro dan randu menelan sepi
aku memasuki dunia lain bersandar pada derai muara hakiki
Sekarputih. 832018
bagaimana kau bertahan bahagia hari ini
jika esok dieliminasi animasi
2
apa yang bisa kau beri
melihat pandemi mengepung teknologi
sedang kematian ditolak sana-sini
3
pada siapa kau berserah diri
bila ilmu padi tak sanggup menyesuaikan diri
Bali, 1142020
WAKTU MEMBACA PAGI
pagi berseri
menguar aroma wangi secangkir kopi
di meja judi
manusia lupa diri
menyambut esok hari
hanya karena pandemi
kita saling peduli
Bali, 1042020
MELAWAN PANDEMI
covid 19 merusak segalanya
kemiskinan baru bertambah
edukasi dan sosialisasi bersinergi
strategi kedisiplinan menyolusi kondisi
Bali,1542020
KUNCI PERJUANGAN
di masa pandemi
kosongkan keinginan
tuntaskan
kuatkan iman
perketat kedisiplinan
sempurnakan
dimensi masa depan
Bali, 1442020
AKU
aku ingin masuk dengan satu Nama
bersama orang-orang yang melepas ikatannya
lepas, bebas dari segala belenggu sifat mendua
Jambangan, 152019
DI DERMAGA
di tepi pantai
rindu kedatangan perahu
menyongsong matahari pagi
BALI, 1342020
KEMATIAN
kematian adalah mautku
kematian adalah hidupku
kematian adalah binatangku
kematian adalah baratku
kematian adalah kenyataanku
kematian adalah nyanyian muliaku
kematian adalah pusai manuskripku
Batu,942020
AKIBAT PANDEMI?
karena corona
online merajalela
game menyerap rasa
jiwa meronta
kesadaran dan kesabaran dijaga
esok menuai hasilnya
Bali, 1242020
PASCACORONA
ekonomi terpapar pandemi
sosial dan budaya terdampak resesi
ketenangan serta keterampilan diremajakan
segera cipta swadaya
padat karya
Bali, 1242020
KARTINI
ibu adalah Kartiniku
menggemakan ilmu
membuka jalan cinta
membungkus luka
mengusung emansipasi
mengungkap tanda zaman
Bali, 1442020
COVID 19
suara corona
di celah daun-daun telinga
membuka mata dunia
untuk tetap setia
menjaga cahaya jiwa
BALI, 1442020
PERJUANGAN
di masa pandemi
kosongkan keinginan
tuntaskan
kuatkan iman
perketat kedisiplinan
sempurnakan
dimensi masa depan
Bali, 1442020
KECEPATAN ZAMAN
di zaman ini
astronot tidak saja di ruang angkasa
tapi sudah memenuhi bumi
demi pandemi
dokter adalah astronot di bumi
esok pagi
aplikasi bersinergi dengan segala lini
robot pun berkolaborasi disetiap detik
sebelum kita mengerti kecepatan panasonic
BALI, 1242020
AKU
aku ingin masuk dengan satu Nama
bersama orang-orang yang melepas ikatannya
lepas, bebas dari segala belenggu sifat mendua
Jambangan, 152019
IMPIAN KAPITALIS
Si Penunggang kuda menjelajahi musim pandemi
Si Empunya ekonomi melompat ke sana-sini
Mencari tempat isolasi dan solusi
Di dalam lockdown, physical distancing dan ketakutan hati
Saat sulit ini
Kapitalis mengubah ekonomi korporasi
Menuju resolusi
Sambil menyiapkan diri
Menuju dunia baru di antara hibernasi
Bali, 2342020
HUJAN BULAN APRIL
Hujan bulan April menghunjam jarum jam
pada mata bergaram
kelopak bunga apel melenguh dalam keluh
kesahnya berserakan di atas tanah basah
hujan bulan April sangat kejam
menyulam hati yang suram
hujan bulan April mengisi jiwaku
dalam partitur daun berembun waktu
Sekarputih.2042017
Alhamdulillah di hari Kartini ini, puisiku dapat terbaik 2
KARTINI ADALAH IBU PENJAGA KATA KATA
Eko Windarto
Seperti mata ibu
Kartini mengajariku mencari ilmu
Oh ibu Kanjeng Kartini, engkau bagai mentari pagi
Selalu menghangatkan mimpi
Hari-hari kau tulis dan perjuangkan emansipasi
Demi anak cucu nanti meraih cita-cita berseri
Seorang Kartini adalah ibu penjaga kata-kata
Membungkus luka, mengusung tanda, dan melipat suka duka tak terduga
Bali, 1342020
MARHABAN YA RAMADHAN
kedatangan-Mu
bergerak di pintu
menyeruku
saat aku melipat waktu
dalam huruf-huruf-Mu
BALI, 2142020
HIDUP
di sini, di pusat api, kubakar hidupku
sebelum resah istirah di sungai sunyi
II
ketika ramadhan datang kembali
hati menjadi asap yang diberkahi
III
saat rindu menghampiri
cinta tak bisa diurai
IV
hari ini keheningan cinta memberi kehidupan dan kelahiran baru
langit biru membuka tabir kelambu
semua tamu kuhormati sekalipun mengosongkan isi rumahku
sebab seribu bulan adalah tamuku
Bali, 2042020
APRIL MOP
ada demo memasak
menguar bumbu sedap
rasa dan aroma birahi
mengadopsi teknologi
jaga hati
di bulan suci
NKRI harga mati
Bali, 2042020
WAJAH GEOPOLITIK DUNIA
wajah muda mudi bercahaya remang-remang sampai ujungnya
Sumpah Pemuda dan Pancasila lupa dijaga
anak-anak super otaknya dibiarkan meninggalkan hatinya
ahklaq tak lagi bisa bicara
budi luhur dan akar budaya tak kuasa melawan pendusta
sebab tak mau merunut huruf dalam hukum agama
hingga masuk lobang yang sama sampai akhir cerita
wajah geopolitik dunia bopeng semua
hanya segelintir naga-naga durjana yang menguasai segalanya di dunia
aku sampai heran kenapa kehidupan kita ternoda mereka
sungguh aku tak percaya
zaman Gajah Mada lebih cerlang dari zaman melenia
Batu, 1952018
DALAM PENCARIAN
apa yang kau ketahui tentang seribu bulan,
niscaya akan tertawa sedikit
dan akan menangis banyak
pukul dadamu
keluar dari tempat yang tinggi
biar pertanyaanmu terjawab ketika memanen madu
Bali, 1842020
DANA SOSIAL
geriap dana covid 19
menuai pujian,
atau rentan dilancungi?
mari saling peduli
memutus tali
mendorong informasi
Bali, 1742020
BERPIKIR SEBELUM CELAKA
hari ini lautan manusia bergegas menyelamatkan jiwanya
di kotak-kotak suara yang tak kenal warna kulitnya
ego yang kemarin saling berkejaran dan berlompatan di dalam nafsunya
kini terlihat luruh dan sia-sia
hidup bukan hanya berlaku seenaknya saja
jika akhirnya kecewa dan kecewa karena mendewakan laku tak sepantasnya
ingat, hati dan pikiran bukan untuk lomba membaca luka
tapi sebagai samudera untuk menampung segala cuaca
Tuhan telah menciptakan manusia dengan sempurna
berpikirlah sebelum celaka
sebab masa-masa yang akan datang nasib kita ditentukan perbuatan sebelumnya
Sekarputih, 174219
#edisingomyang
DI DALAM KARANTINA
ketika manusia terpenjara di dalam dunia
jauh dari jatidirinya
ia selalu rindu kembali dipersatukan waktu
meronce masa lalu menjadi jendela rumah kaca
Bali, 1642020
DI DALAM HENING
jiwa adalah rumah yang kosong
dan cinta memberi kemuliaan masa yang akan datang
Bali, 1642020
RINDU
malam ini asap rokok mengaduk kabut jiwa
gulita mengeja doa yang kubaca
hingga desau angin mampu membaca mata
suara katak menyesap senyap
menyusuri rindu bunga sedap malam di rumah pengap
membungkus tuba cuaca di ranjang penyadap
oh... rindu
di luar jendela, hujan menggenangi mata batinmu
padahal hati masih terikat nyanyian cinta yang merdu
sedang kabut-kabut itu masih menguntai pelangi di matamu
menjadi senja yang redup mengisi ruang dan waktu
gemerisik angin menciptakan suara syahdu
menggema ke udara napasmu
mengendalikan badai nafsuku
sebagai senjata menyatukan rindu dalam warna hatimu
Bali, 332020
KIDUNG SUNYI
Telah lama aku berlalu dalam sunyi
Malampun tak kuasa menanggung hati
Saat kidung sunyi itu menggali siri
Aku berjalan menuju isi
Barangkali saat itu, hujan sesaji menjahit mata hati
Hingga gelap malam mematung di jejak sanubari
Di dalam kidung sunyi
Ada sebuah hati menanti pertemuan belati
Pada bait hati
Kutemukan rindu tanpa tedeng aling aling lagi
Oh... Rindu jangan lari
Sebab bunting iri dengki tiada lagi
Lama rindu kuasah dalam cinta sejati di atas tangkai berduri
Bali, 2522020
ZAMAN EDAN
xixixi, di sini zaman edan membakar siapa
dimana nanti makna senapan bersua
kiranya mulut luka membakar muka
segala gelisah menyimpulkan air mata sia-sia
tumpah darah merobek luka-luka
mencium doa tanpa kata-kata
di setiap sudut bencana
langkah-langkah ringkih bertengkar dalam lubuk hatiku yang paling terjaga
Ah...ternyata sajakmu menjungkirbalikkan fakta
setelah kata-kataku merasuk ke dalam sukma agama
Batu,2722018
DI JALAN PELABUHAN KETAPANG
Pribumi pilu
Perusahaan dipegang asing
Anak-anak logam tenggelam
Di dasar lautan tempat makan
Para dewa didaulatkan setan
Masyarakat selalu dikalahkan politik dan hukum
Masa depan dipamerkan di tepi jalan
Perempuan-perempuan jalang
Membisikkan harapan panjang
Bir dan karaoke
Menjanjikan surga
Udara dingin lautan
Melintas di antara hujan kepedihan
Kemapanan dan parfum perempuan asing
Sibuk menghitung tali pinggang
Hidup yang paling aktual dan mencekam adalah soal moral dan agama
Yang diberi makan dusta
Doktrin-doktrin membatu
Dogma dan agama berwajah kaku
Hingga kepastian tekhnologi dijadikan robot dalam pikirannya
Sebelum mengetahui hak hidupnya yang diternakkan jiwanya
Bali, 2622020
MAYA
Maya, senyummu seperti putik bunga
menanti datangnya pagi buta
Maya, namamu serasa berkilauan di retina mataku
saat siang memetik doaku
Maya, wajahmu seakan lukisan senja
seperti halnya bulir embun memberi tekstur daun hatiku
Maya, doamu menyusuri cinta dan kematianku
sebelum taman-taman sunyi mengetuk pintu-pintu
Batu,2622018
CAHAYA
dari desaku tanpa warna
cahaya puspawarna menghimbau heningku
luruh menjadi satu menuju
angin dari kiblat mendengung seperti seruling pagi
menari di dalam hati menyaksikan keindahan sejati
percikan cahaya embun pagimu
menyusuri tekstur daun hatiku
menjemput sejumput sumpah batinku
siang di tengah huma-huma aku luput menggenggam desirmu
mengulum rindu lagu gaib dedaunan itu
matahari ramah memamah kulitku
mengundang upacara hatiku
sebagai doa menembus rasamu
Bali, 25220220
SETIAP MENULIS PUISI
setiap menulis puisi, Tuhan memberi kata-kata begitu sempurna
seakan kupu-kupu bewarna
yang menghirup udara dan menghisap madu
pada senja yang tua
Sekarputih, 2122020
DALAM PUSAI
dari arah gerimis kulipat diamku
di kelopak gigil matamu
pada tetes embun waktu
sepi menabrak kalbu
berulang kali kubaca kelambu
jendela rindu tetap saja merdu
di antara cahaya itu
kutemukan stasiun esok hari yang baru
Sekarputih. 1932020
CERMIN DIRI
Jangan takut corona
Kalau kita taqwa
Miskin dan kaya
Matinya meninggalkan pahala
Ketika anak di depan kaca
Ajaklah bicara rasa
Hanya anak cucu kita
Memetik cahaya nantinya
Bali, 1732020
KESAKSIAN
Kutulis puisi ini kala langit mendung di Kuta
Para bule, wanita dan lelaki legam saling berbagi cinta
Sedang ego mereka melecuti seluruh mata dalam tubuhku yang tua
Dada-dada besar seperti kelapa melukis wajahku merah jingga
Tubuh-tubuh kekar, sintal dan molek membasuhkan pasir ke dalam bahasa jiwa
Mereka lupa asal mulanya
Karena akhlak tak lagi bisa bicara
Budi luhur dan akar budaya tak kuasa melawan arus ombaknya
Hingga kesadaran hilang ditelan badai corona
Bali, 1732020
SEBUAH CERITA
melihat wajah-Mu
hari-hari tanpa bicara padaku
seakan sunyi mececap sari bunga di sela rambutku
membayangkan gigil hati-Mu
lintasan kosmos cinta menyiulkan lagu
merecah-recah seribu bisu malamku
di lentik bulu mata-Mu
kutemukan haru biru menguntit masa lalu
mengelana di tulang rusukku dari sumber keindahan-Mu
Batu, 1532018
SAJAK BUAT BAPAK IBU
di pagi yang ceria
semua daun berubah warna
anak-anak desa bergulat dalam dirinya
di antara musim kampanye telah tiba
di tengah sawah yang pilu dilalap banjir bandang itu
para petani menatap kosong wajahmu
yang pura-pura mengerti arti kesedihan dan kesia-sia laku
diantara kebodohan kami
para juru kampanye kasak-kusuk membicarakan tetangga kanan-kiri
sedang mereka sejatinya saling menipu hatinya sendiri
lihat tanah kelahiran ini
redamkan caci maki
jangan hanya maling teriak maling di setiap nadi
sebab anak cucu kita menagih janji
tolong bapak ibu pemegang kunci lemari negeri ini
jangan hanya lantang di mulut lemah di hati
ketika korupsi membanjiri sawah ladang kami
Sekarputih, 1132019
MALAM INI
malam ini, tetesan embun memecah sunyi
menuturkan bisikan sanubari
mengungkap kidung hati yang suci
malam ini, titik-titik embun berdoa
membongkar renungan dan rahasia
dan mengumandangkan kesunyian
dalam menangkap cahaya
malam ini, airmata seperti buliran embun itu
ketika kusentuh getaran kehadiran-Mu
malam ini, danau yang tenang memantulkan cahaya
menuturkan bisikan tasbih ke dalam jiwa
malam ini, bintang gemintang melagukan cinta
yang hanya terungkap oleh hati bercahaya
karena malam ini aku berada dalam tubuhmu
aku ingin selalu bersandar denganmu
bersama kata-kata tanpa mengenal ruang dan waktu
Bali, 1232020
HUJAN RINDU
kudekap segumpal rindu
di pematang sawah ibu
strobery berbaris-baris merah seperti kelambu
daun-daunnya mendaki gunung semeru
sedang ramban-ramban dan rumput saling beradu
mencari tempat mengadu
sebelum nyiur melambai malu malu
angin empat penjuru memanggil hujan rindu
mencecap kemarau masa lalu
sementara kemuning padi menunggu hati
pohon pohon lamtoro dan randu menelan sepi
aku memasuki dunia lain bersandar pada derai muara hakiki
Sekarputih. 832018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar