UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 07 Januari 2022

Kumpulan Puisi Genoveva Manuhara - IBU


 
MATINYA TUAN JALANG

Getir tersuguh di pagi buta
Tuan jalang menari riang dalam jamuan pesta durjana
Embun perawan tergilas peluh bercucuran
Rampak detak jantung bak tetabuhan

Tuan jalang terkapar mulut berbusa bau sianida
Lalat beterbangan menari cacaca
Diiring tangis nyonya dan anaknya
Pesta berganti aroma duka


Aku bersorak girang atas matinya tuan tikus jalang

Gk, 20211216
(Genoveva Manuhara)



IBU

Adalah angin lembut merengkuh jiwa dalam kehangatan purnama
Adalah embun menyelimuti kala terik mentari membakar hati
Adalah puisi bisu penuh cinta tak terungkap dalam kata tertulis jelas dalam doa doa tereja
Adalah rengkuh tanpa keluh sayang tanpa timang
Ibu, aku rindu bau ketiakmu asin keringatmu hangat pelukmu

Gk, 20211222
(Genoveva Manuhara)



JANJI

Ijinkan aku untuk rebah dengan indah di hadapanmu
Meletakkan beban dari pundakku
Lalu menceritakan semua bilur bilur luka yang tertoreh dari perjalanan panjangku
Sambil mencium bumi aku berbisik
"Aku ingin tidur dengan tenang, tanpa senyummu yang selalu menggoda di malam malam sepiku."

Esok, ketika matahari mencium bumi
Aku berjanji akan tegar melangkah tanpa menoleh lagi
Langit kusibak tak peduli pada hujan abu membasahi diri
Jangan pernah memintaku kembali
Meski sendiri tetap kujalani

Gk, 20220102
(Genoveva Manuhara)



RESAH

Pada tepian malam aku mengaduh
Rebah diri dalam genang resah
Penuh nelangsa kutangisi nasib

Dengan gundah kurangkul gelisah
Inilah lelakonku
Selaksa duka kutanggung karena titahmu

GM, 20220111




MERANGGAS

Bu, sepertinya engkau lupa
Mengajariku caranya menangis
Sampai jiwaku meranggas
Tak ada air yang keluar dari netra
Dan sedu sedan pun tiada

Bu, sepertinya kau sulam jiwaku dari benang benang baja
Tetap kokoh meski gempa melanda
Utuh jiwaku retak hatiku
Tapi tak mengapa
Karena aku wanita meski tak sempurna

Bu, sepertinya engkau juga lupa
Mengajariku membakar sepi
Sampai detik ini aku masih bergulat seorang diri
Rindu ini masih menjalar di nadi
Bertumpuk antara rasa nyeri dan sakit hati

Gk, 20200129



MASIH ENGKAU PEMILIK HATI

Sendiri aku mengitari jejakmu
Yang tertinggal di serambi hati
Tak ada yang berubah hanya aku yang harus mengalah
Meski bayangmu selalu mengejar di setiap langkah

Di sudut kamar pengap
Tumbuh liar jamur jamur rindu
Tak bisa dipungkiri masih engkau pemilik hati
Dan bisakah ini dimengerti
Bila cemburu menyibak hati

Gk, 20200127
(Genoveva Manuhara)



KAPANG


Ndak tulis gurit iki
Nalika udan riwis riwis ing wayah ketiga
Kadya wiji tresnaku
Kang ndak sebar ing sawah kang bera
Thukul salah mangsa

Nanging kapang iki
Wus mberat sarandhuning nala
Datan kuat ragaku nandang brangta
Satemah njalari lebur luluh rasaku tumpes tapis angemasi dukita

Gk, 20200217
(Genoveva Manuhara)



JEDA


Sepertinya aku akan berhenti sejenak berfikir tentang cinta
Berhenti mereka reka romansa
Berhenti menganalisa setiap pesona
Aku lelah mencari
Aku letih menunggu
Aku ingin istirahat sejenak dari jatuh cinta

Bukannya aku putus asa
Aku ingin jeda merusak hati
Belajar lebih mencintai diri
Belajar menghargai dan mengampuni diri sendiri
Hingga tak ada sesal lagi

Jadi aku takkan rela disakiti
Tak mau dihina atau dibodohi lagi
Karena aku mencintai diriku sendiri

Gk, 20200216
(Genoveva Manuhara)



SESAL

Ada rindu yang berserakan di ruang kalbu
Dalam rintik hujan yang menghapus sembab mataku
Bayangmu mulai mengabur jadi biru

Lelah hati mengeja mimpi
Sedang sesal menghajar ribuan hari
Tak bisa dipungkiri
Pergimu membawa separo hati

Sesal ini akan terbawa sampai mati

Gk, 20200214
(Genoveva Manuhara)



SURAT TANTANGAN


Kutulis surat ini sebagai tantangan atasmu
Sebagai awal pemberontakanku
Kupatahkan belenggu tirani ikatan tradisi

Kutulis surat ini
Saat darah menggelegak di dada
Di mulut api di tangan pasopati
Pedangku keadilan perisaiku kebenaran

Hadapi aku
Jangan lagi sembunyi
Tak ada aral yang mampu merintang
Semua yang menghadang kuterjang

Barathayudha harus terjadi
Untuk menguji ketulusan hati
Di padang Kurusetra kebenaran akan tegak berdiri

Gk, 20200212
(Genoveva Manuhara)



MEMUPUS ANGAN

Kubuka jendela kamarku
Rembulan layu kuyu menyambut tatapku
Kunang kunang dengan cahayanya yang suram
Terbang sendirian melintasi malam

Sementara sepi makin menajamkan tikamannya di hati
Dadaku bergemuruh menyesakkan
Tangisku runtuh perlahan
Saat kusadar aku telah kau duakan

Harus kupupus anganku dan seluruh harapanku
Harus kupupus cintaku dan serpihan rinduku
Biar semua hilang
Kutenggelamkan dalam gelap malam

Gk, 20200207
(Genoveva Manuhara)



TERBAKAR


Aku tahu siapa dirimu
Lelaki flamboyan dengan setangkai mawar di tangan
Pun berjilid jilid puisi cinta penuh rayuan kau tuliskan

Aku tahu siapa dirimu
Akan datang masanya
Di mana kau datang padaku dengan membawa api cemburu
Yang membakar ranting ranting kering di hidupku
Hingga luluh lantak sisa abu

Aku tahu
Aku persiapkan hatiku untuk masa itu
Kini aku rebah berlapang dada
Meski hatiku berduka
Dan makin terluka

Gk, 20200206
(Genoveva Manuhara)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar