UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 27 Januari 2022

Kumpulan Puisi Isyak Ranga - TAFAKUR MALAM DI JIWA YANG BERTELUT


 
SULUH KISAH

Bukankah pernah kau sisipkan butiran ruh dalam aksara resahmu puan
Ketika gerimis menyetubuhi benak malam mu
dengan beribu anasir berpelangi yang membuai angan, telah kau ikhlaskan serabut pesonanya mengerami jejak waktumu melangkah

Lalu mengapa kini kau jinahi semua rasa itu
dengan gemuruh gelombang sesal yang kau cipta dari samudera kekecewaan yang terlahir dari buramnya sketsa harap diatas kanvas dedoamu

Ah puan,
bukankah langit malam pun tak harus melembabkan bebatuan kering dengan bebutiran embun
tapi setidaknya sejuknya pun sekejap nyata
sebelum sang bara waktu meninggikan nyali

Atau cemburukah hamparan pasir kering pada stepa hijau yang selalu dicumbui rama rama
tidakkah itu menampar benteng ego takdir yang berpanji keadilan
sementara di dua sisi berjurang tajam itu saling berpelukan tanpa cela

Lihatlah puan,
neraca banding itu kan selalu ada
tanpa harus merajam raga putih makna
arti cinta dan memilikinya
dan biarkan babad kisahnya bercerita tentang cerita pada ktab rasa yang tercipta

Tanpa harus memanja luka di narasinya,
puan tersenyumlah
dilangitmu itu masih ada kerlip kejora menunggu sapa

Jkt.22*IsRa*



TAFAKUR MALAM DI JIWA YANG BERTELUT

Biarkan sejenak hening bercerita
karna telah lelah dia memikul timbunan kesah dari benak benak yang berjubah ego

/
Tanpa tanya
tanpa sela
dalam setianya ia menggenggam semua serapah dan doa,
dia terbungkuk lemah dan kita tak perduli itu

/
Biarkan sejenak hening
memeras peluhnya yang berbau
di jubah kelamnya
terkontaminasi peluh
dan keluh kemunafikan rasa

/
Hingga berkarat karna bekunya angin duka dan panasnya bara yang terbuang dari kemah hayat kita
tidak kah itu menampar wajah nurani
yang bertopeng kefakiran rasa?

/
Setidaknya biarkan hening bercerita
walau hanya sejenak,
mungkin dalam tafakur ruh kita ketika mendekap pinta,
Ia pun ingin berkisah tentang ihwal keteduhan bertaut langit yang bersulam embun sejuk

/
Karena dalam heningnya hening,
ruh perawan jiwa yang bening pun riang berlarian dilembah birunya yang teduh, tanpa beban erang ketika tertikam duri kemunafikan

:::::::::::::::::::::::::::::::::
Karya : Isyak Ranga
JKT.21*IsRa*



BUTIRAN KISAH


Lihat puan,
seribu resah yang kau tabur
pada lembar waktu
telah menjadikan malam hamparan duri yang merajam raga benak
ketika menjamah kenang

Lalu semusim hening tersketsa
nyata pada kanvas lusuh jiwa
arsiran dinding sepi kokoh berdiri dirimba keriuhan kota

Diorama senja dengan alunan symponi klasik deburan ombak
ditepian pantai tempat kita meneduhkan letupan bara rindu,
telah tertutup mendung

Keterasingan telah melamurkan
netra angan mengeja lafas janji
yang dulu pernah kita ukir diatas
pasir pantainya

Ah,
memang kebodohan terlanjur
kita dekap erat dalam birahi mimpi narasi bulan memagut matahari
seharusnya diatas bebatuan karang yang kokoh guratan janji itu terukir,
dan ombak tak menghapusnya

Kini biduk tercerai dermaga
waktu terlalu tipis mengiris
pintalan senyum,
entah esok atau hanya ketiadaan
yang tersisa,
kau puan ku dan ku bait rindumu
entahlah

JKT.21*IsRa*



HADIAH DARI LANGIT

Seporsi kegetiran
secawan duka
muakan lambung rasa
goyahkan jantung berdetak
pada tingkap harap

Narasi serupa
berabad renta
hanya beda warna
terulang jalang
ruang siang berujung malam

Manifestasi setia
di kawah candradimuka
menguji pijak
di separuh benak
hitam putih menanti dekap

Dua tepi pasti
segaris misteri
pada jemari nadi
paksa ternikmati
paska lahat menanti

Berlari dan terus berlari
di atas pertiture sepi
gemuruhkan birama kering
memaksa harmoni mimpi
bersebadan asa berdaki

Tersenyum
menangis
tertawa
terluka
kelu
itu
doa
atau
lupakan
bila serupa
telah tersketsa
rajah terpatri
memaksa
cerita
kita
ah..
k
i
ta
adalah
kitab terbuka
ayat ayat kisahnya
romantika asap
menunggu
hembus
bayu
dan
ah

Karya : Isyak Ranga
JKT.21*isRa*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar