SYAIR RENUNGAN DIRI SANG FAKIR
Karya: Merawati
Aku tuliskan sebuah syair renungan
dari goresan jemari kefakiran
agar nyata arah dan tujuan
menapaki hidup penuh nafsu
Duhai raga kenali dirimu!
dari mana asal muasalmu
penuhi nadi dengan napas keimananmu
agar tak hanyut pada zaman mencelakakan
Duhai lidah jauhi gibah
hanya membuat bibirmu tak indah
kelak kau akan mendapat siksa Allah
memakan bangkai busuk bernanah
Duhai hati berzikirlah
perindah relungmu bersama kalamullah
cantikkan kalbumu dengan syukur hamdalah
perangi sukmamu oleh titah rasulullah
agar kau menjadi kecintaan Allah
Bengkulu, 02 April 2020
MENGENALMU
Merawati May
Mengenalmu terbitkan rasa bahagia,
sadarkanku akan fananya dunia,
aksaramu mengundang makna keindahan,
jika cinta kan menjadi suci restu llahi...
Awan tak pernah berjanji,
melingkar pelangi di seluet mendungnya,
begitupun cinta, tak pernah berjanji
melukis bahagia di akhir ceritanya...
Terkadang cinta terasa sepi
membalut kasih di kanves ilusi
warna warni rindu seolah tiada arti
hanya sebuah dingin
bila tanpa sesuatu yang pasti...
Kasih...
Kita memang bagaikan bulan dan matahari,
beriring melengkapi kebersamaan,
menapak kasih di semesta kerinduan,
walau akhirnya kita menyadari
bahwa kita tak mungkin bersatu....
Bengkulu, 1 Desember 2021
DI SAAT AKU SALAH MENITIPKAN RASA
Merawati May
Di saat aku salah menitipkan rasa
Ada rasa sesak penuh tanya dalam jiwa
Namun enggan berkata pada semesta
Jiwa ini terluka dan hampa
Teguranmu hanya sebatas kata dalam makna
Diksi bersolek bagai rahwana
Menerkam jiwa di ambang kebisuan
Laksana gelas candu berdansa dengan kopi
Itulah umpama teguran basa basimu lewat kata
Katamu: mana mungkin dia ada?
Wajahku tak seburuk rupa
Tua tanpa sangah dalam warta
Namun semesta berkata lain
Kau hanyalah pendulang cinta maya sapa
Hmmmmm, mungkin bisuku akan bermakna
Sapamu tak akan kujawab lagi pada jiwa
Semestaku tak berdamai dengan hati dalam keluh para pendusta cinta maya sapa.
Bengkulu, 2021
HUBUNGAN BAIK BISA PUTUS KARENA?
Merawati May
Kadang kita sama-sama berpikir :
"Ah... mungkin dia lagi sibuk..."
Akhirnya ga jadi telepon? Terkadang, kita berpikir takut mengganggu...
Lama-kelamaan.., Jadi cuek..,
Akhirnya muncul pemikiran :
Ngapain sih aku yang hubungi dia duluan?
Kalo sudah begini, cinta kasih dalam pertemanan sudah berkurang..? Akhirnya tidak ada lagi hubungan.. Semuanya jadi lupa...!!! Komunikasi sangatlah penting dalam hubungan dengan teman, pasangan, keluarga, atasan maupun dengan TUHAN
Biar kita selalu dekat dengan semua..
Itu menjadi alasanku, kenapa aku menulis ini. Itu tandanya, aku nggak pernah lupa sama kalian semua... Tegur aku jika aku mulai sombong..
Tegur aku jika aku mulai angkuh.
Tegur aku jika aku mulai salah.
Tegur aku jika aku mulai menjauh.
Tegur aku jika aku mulai cuek.
Tegur aku jika aku mulai menghilang.
Krna aku msh sangat butuh teman, sahabat, saudara dan keluarga seperti kalian untuk hariini, esok, lusa dan selamanya..bahkan hingga Akhirat nanti, ketika orang- orang yang saling bertemu, berpisah, bersaudara dan bersama karna ALLAH.
Contohlah semut "SESIBUK" apapun mereka bekerja selalu menyempatkan untuk menyapa semut lainnya....
"Tak Kenal Maka Tak Sayang".
Bengkulu, 2021
Puisi kolaborasi:
BUKAN OPERA TOPENG
Susy Wiranatakusumah, Putri Kinasih, Nani Rochayati (PPR) & Merawati May
Lihatlah kekasih!
Ada rindu begitu gemawan
Mencabik gemas tatapan perawan
Seperti kerlip bintang penabur cinta
Tetapi itu bukan kita kekasih bayangan
Gemerlapnya hanya terpancar dalam kelam
Kisah pun menarik bak rembulan malam
Mereka yang terlena pada kerinduan temaram
Mencabik resah sendiri dalam buaian beraroma kepalsuan
Kita pasti terluka!
Dengan kisah cinta penoreh lara
Di antara wajah wajah para pendusta
Senyum manis hanya di bibir saja
Cumbu rayu semu belaka
Dikemas dengan gaya hyperbola
Rindu-rindu tabu memang kerap buahkan lara
Yang menembaga di separuh dada
Ratap iba pun tiada bermakna
Saat hasrat merasuk jiwa
Perempuan berjubah birahi
Mendesah di balik bilik pelita malam
Menggoda lelaki pendulang nafsu
Nafsu durjana kian membumbung
Asmara pun tak dapat dibendung
Keringat panas berlumur dosa
Membuncah di pelataran maksiat
Cinta ditunggangi angkara
Penyebab etika porakporanda
Tepaselira tak lagi menjadi tuntunan
Rusak binasalah kebahagiaan
Duhai, apa kabar kepahitan?
Saat ronggeng liukkan tubuh
Tawarkan kerling di remangnya malam
Topengmu pun terbuka
Belalak matamu sungguh konyol
Ah, si tampan pun terdiam
Memandang perih wajah perempuannya
Yang asyik memadu birahi dengan bayangan lain
Bukan tubuhnya yang berada dalam pelukannya
Pun dengan ronggeng bermata binar
Terbelalak menatap pria yang dianggap malaikatnya
Tengah mendekap erat sebuah bayang lain
Sungguh, ini bukan Opera Topeng
Melainkan drama takdir antara dusta dan kebodohan
SKS
Bumi Nusantara, 6 November 2021
ETALA
Merawati May
Petala seakan hampa kurasa
Baskara seolah enggan menyapa
Di timur cakrawala tak terlihat sang surya
Yang selalu memberi keindahan pada arakan mega
Menghampar serupa lukisan berona merah tembaga
Yang kutemukan hanya gumpalan awan kelabu menyelimuti semesta
Kini tiada lagi asa yang membentang seluas savana
Tiada lagi ada cita yang hendak kugapai di kala senja
Tinggal menunggu rapuhku saat renta memakan usia
Dan terlepasnya antara jiwa dan raga
Adaku kini hanya sebatang ranting kering
Yang menunggu bergantinya musim
Bengkulu, 03 Desember 2021
SAAT KAU MENDUA
Merawati May
Saat kau mendua
Aku tahu tak hanya aku yang ada di hatimu
Bukan Cuma diriku yang kau sayang
Tapi ada dirinya yang juga kau cinta
Tapi pernakah kau berfikir
Bagaimana perasaanku saat kau dengannya
Bagaimana hatiku saat kau dengannya
kau pikir aku akan baik- baik saja bila kau mendua
Tidak...
Selama ini kucoba tahan rasa sakitku
Kupendam rasa cemburu
Kubiarkan tetes air mata membasahi wajah sepiku
Agar kau bahagia
Agar dapat kau rasakan ketulusan hatiku
aku tahu berat bagimu
Memilih satu di antara kita
Karena hatimu sudah terikat di antara dua cinta
Cintaku dan cintanya
Jujur kuakui
Dalam hati ingin menyerah, namun hati tak kuasa melakukannya
Karena terlalu besar cinta yang kupunya untukmu
Ketahuilah aku tak setegar yang kau lihat
Tak sekuat yang kau bayangkan
Jadi ku mohon hentikan semua ini
Bengkulu, 3 Desember 2021
TUAN
Merawati May
Tuan....
Dulu kita satu dalam rasa
Sekarang kita berbeda
Entah, mengapa semua menjadi kelam
Nirwana itu sudah berlalu pergi
Yang tinggal hanya kenangan ilusi
Dalam majas tanpa kata.
Tuan...
Luka itu sudah berlalu
Menjelma menjadi bahagia
Semoga tak ada goresan luka
Yang tertinggal di lava hati
Terima kasih cinta
Jagan pernah kau lepas lagi ikatan yang ada di tanganku, meski hanya sesaat
Bengkulu, 3 Desember 2021
MENERJEMAHKAN ISI HATI
Merawati May
Seperti samudera yang tenang
Tak kutau samudera itu seberapa dalam
Tersimpan berjuta keindahan di dalam sana
Keindahan di balik misteri yang tak terungkap
Aku tak bisa membaca dan meraba
Sebagaimana perasaan yang kau simpan teramat dalam
Dan penuh dengan misteri
Dengan rapi kau menguncinya
Hingga tak kutau arti dari apa yang terjadi
Mungkin perasaan ini hanya tentang salah dan benar
Tentang kejujuran isi hati yang tak bisa di ungkapkan
Bila saja aku tau bahasa hatimu tentangku
Mungkin aku tak akan merasa bahwa aku salah atas semua ini
Hanya kutau, kita di sudut dunia yang berbeda
Dalam mimpiku yang mulai terusik
Dari hariku yang mulai sedikit berbisik
Mempertanyakan tentang arti
Dan mencoba menerjemahkan isi hati yang penuh misteri
Aku bertahan di kesunyianku
Mencoba menilik relung hati yang teramat sempit di tubuhku
Aku mencoba untuk tidak berfikir atas semua ini
Namun perasaankulah yang terlalu salah karena telah tenggelam
Dan mungkin aku salah menerjemahkan isi hatiku sendiri
Dari rintik hujan yang turun
Tetes demi tetes mulai mengetuk kalbuku
Memberikan teka teki yang terlalu sulit untuk kutebak
Mempertanyakan kepadaku tentang tanggung jawab atas perasaanku sendiri
Aku tak dapat berucap di kebekuanku
Aku hanya diam dan menanti apa yang akan terjadi nanti
Bengkulu, 18 Desember 2021
AKU DATANG KEPADAMU
Merawati May
Seperti angin aku menghampirimu
Seperti awan aku meneduhkan siangmu
Bait sajak, syair, dan puisi
Aku hadir di tengah kegalauan hatimu
Aku hanya insan bertakhta
Coretan bertintakan cinta
Ayat cinta kutulis indah dalam
kertasnya jiwa
Salahkah aku
dengan kalimat syair cintaku?
Dosakah aku
yang menggambarkan relung hati mereka?
Nistakah aku
yang memberi ketenteraman
hati sang hawa?
Apakah setiap ikatan berujung pada tali kasih?
Apakah sahabat bukan ikatan tali kasih dari cinta?
Sadarilah malam, kau takkan indah tanpa purnama
Jangan karna ego, kau pecahkan karang di lautan
yang menyibakkan luka akan orang yang pernah berlabuh
di pelabuhan cintamu.
Di pelabuhan cinta!
Bengkulu, 18 Desember 2021
ARTIMU BAGIKU
Merawati May
Tanpa senyumanmu bahagiaku tak'kan sempurna...
Tanpa kehadiranmu hidupku terasa hampa...
Disetiap mimpi-mimpiku hanya kau yang selalu kudamba...
Disetiap langkah hidupku hanya kau yang selalu kutunggu...
Kasihmu meringankan derita hidupku...
Cintamu meluluhkan hatiku yang telah lama membeku...
Perhatianmu mengubah jalan hidupku...
Setiap detik ku'kan selalu mencintaimu, tanpamu kubukanlah siapa-siapa...
Tak'kan ada badai yang meruntuhkan cintaku padamu...
Tak'kan ada ombak besar yang mengoyahkan hatiku untukmu...
Tak'kan ada lagi malam yang sunyi tanpa dirimu...
Ku'kan slalu mencintaimu setiap detik hidupku hingga nafas terakhirku...
Walau seribu derita kujalani ku'kan slalu mencintaimu...
Walau seribu cercaan kuterima ku'takkan berpaling darimu...
kau'kan selalu ada dihatiku sampai maut menjemputku...
Oh kekasih hatiku, kaulah anugerah terindah di dalam hidupku...
Bengkulu, 15 Desember 2021
NYANYIAN HUJAN
Merawati may
Kekasih, setiakah kau merawat gulma rindu yang menjalar dan mengakar dalam hatiku? yang kerap menghampar di segenap ruang paling sunyi? Sedang kita begitu mendamba nyanyian hujan juga riuh ingatan tentang kenangan.
Sementara angin musim enggan beranjak, berkesiur melarung keping sedih, membilur nyeri yang disabdakan dera sebagai elegi sunyi. Ada yang dikabarkan angin sembari mencumbu pepucuk randu: aku masih mengekalkan sudut pagi dengan doa-doa tentang selamatmu.
Kini, meski hujan sering berdiam diri. Membaca sajak-sajak yang ku takik pada ranggas desahan akasia, ingatlah satu hal Kekasihku.
Mungkin pintu-pintu itu telah lelah, menunggumu. Mengetuk segala denyar yang dibisikkan malam. Ia tetaplah menanti dengan sabar, agar rindu tetap berkelindan dibentang jarak.
Selepas nyanyian hujan, burung-burung malam melenggang pelan. Membahasakan sunyinya sendiri. Menunggu rengkuh lenganmu yang lama tak pernah menjamah kata-kataku.
Di ambang jendela ini, tampias gerimis masih saja tercatat dengan rapi. Berkisah sejauh apapun kembaranmu, kembalilah ke berandaku. Ada sekian rencana yang belum tuntas kita bahas. Termasuk membaca sunyi yang luruh bersama kabut juga tentang seseorang yang memesan secangkir kopi di kedai puisi yang berdebu.
Bacalah setiaku. Bertahan dengan segala tabah yang kupunya. Mengeja puisi dan mendaras debur rindumu, di demagaku. Kerlipnya meski jauh. Namun, ia meneliti jejak-jejak silam di antara lirih angin dan letih perjalanan.
Catatlah. Gema seluas semesta. Kuharap mampu menjadi risalah bertabur aksara yang rekah setiap kita memandang puisi di antara reranting Cemara.
Paginya, nyanyian hujan berjingkat dengan gegas, ada sebait puisi yang selalu kuletakkan tepat di lembar hatimu.
Bengkulu, 16 Desember 2021
Biodata:
Namaku Merawati, aku di lahirkan di MukoMuko, 12 Mei 1978 di sebuah kabupaten provinsi Bengkulu
Aku hanya aktif di fecebook saat pekerjaanku selesai saja. Aku sering ikut antologi bersama dari berbagai grup dan aku aktif dalam menulis di KBM, google. Tulisanku pernah menjadi terbaik di grup pemuisi Malaysia serta masuk di majalah malaysia ( 2021)
Menerbitkan dua buku tunggal dengan judul "Perjalananku" ( 2016) serta " Nasihat Ibu" ( 2021)
Saya tinggal di Jl. Tutwuri 5 Rt. 15 No. 146 Kec. Sungai Serut, Kel Surabaya Kota Bengkulu
Instagram: Merawati_May
Youtube: Merawati May
Facebook: Merawati, SE
MERAWATI MAY |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar