Jumat, 31 Juli 2020
Kumpulan Puisi Samodera Berbirbisik - MEMBUANG KENANG
TERBANGLAH
Karya : Samodera Berbisik
Sia-sia memeluk setia sedemikian erat
Menyiram bunga ketulusan tanpa sekat
Isyarat angin menembus jantung, sekarat
Terkapar ... lunglai, pandangan hitam pekat
Biru terus terluah tinta keinginan
Abu-abu kenyataan menjelma kehitaman
Jingga merona terbakar, merah membara lebam keunguan
Tiada lagi tetes-tetes bening membasahi putih kesadaran
Terbanglah sejauh jangkauan layar dusta
Lupakan jejak-jejak kristal berkasih rasa
Suatu saat lelah mematahkan sayap kembara
Kembali mengetuk pintu hati, maaf telah terkunci selamanya
Tangerang, 24 Juli 2020
MEMBUANG KENANG
Karya : Samodera Berbisik
Tertusuk kalbu melepuh nanah darah palung jantung
Rangkaian rasa serupa lingkaran bunga duka
Tertabur pada pusara janji sejati
Kasihmu ilusi penghias cermin retak
Berserak rindu mengumpal berpeluk setia
Pecah terbanting kebisuan ambigu
Kukumpulkan keping demi keping, tanpa air mata
Hanya seuntai doa mengalun tulus, bahagia dirimu di sana
Engkau secepat itu membuang kenang
Sementara hatiku berkembang kian mekar
Biarlah hidup abadi dalam hela napas dan denyut nadi
Sampai atmaku kembali melepas raga berkalang tanah
Tangerang, 22 Juli 2020
JEJAK BERSANDAR
Karya : Samodera Berbisik
Benih asih bersemi memenuhi ladang rasa
Rimbun memayung teduh memesona
Sejuk kala terik menyengat jiwa
Seumpama gerah terbelai semilir angin asmara
Hati terpaut memagut lara
Mengupas nestapa menyaji aroma cinta
Bermekaran bunga aneka warna
Seakan tiada prahara memporak poranda
Puting beliung menghardik sekeras baja
Menancap sebilah buluh kebisuan sedemikian rupa
Sementara harap selalu menunggu sua, entah tawa bergulir air mata
Menyisakan jejak bersandar takdir Sang Kuasa
Tangerang, 21 Juli 2020
TERLAHIR DARI HATI
Karya : Samodera Berbisik
Pagi berhias kristal embun
Bening menyentuh dahaga daun
Mentari menghangati palung jantung
Memuai kasih masih menggantung
Namun tiada lelah, esok datang lagi
Sebegitu buruk cuaca mengitari rotasi
Bumi tetap tempat berpijak bijak
Saat anak negeri melayang mengoyak
Awan berarak secepat berubah
Putih, biru, kelabu, bahkan hitam melegam
Langit tetap tempat menatap bintang harapan
Usah meragui kepastian, terbaik dipersiapkan
Meski masih dalam genggaman rahasia Tuhan
Melangkah dan terus berjuang nak, tanpa mengenal kata menyerah
Apalagi terduduk takluk lemah pada kalah
Bukan hadir terluah dari rahim pemuisi
Tapi terlahir setulus kasih di hati
Walau jarak dan waktu menyekati
Tetap indah memenuhi ruang segala sisi
Tangerang, 28 Juli 2020
#EMiMa
Ada harap dalam cakap.
Meski sapa tiada menghampiri. Setidaknya terselip senyum, melihat gerak jemari. Entah ... untuk siapa menari.
Tangerang, 29 Juli 2020
#EMiMa
Bersungguh melebur angkuh kukuh pada dada pilu. Menyibak butiran lara menghiasi setiap sudut kecewa. Melumat kebekuan rasa dengan secangkir rindu. Namun jujur, tak semudah meramu aksara puisi. Luka ini teramat dalam untuk terbalut senyuman. Maaf ... biar waktu mengubah semua.
Tangerang, 31 Juli 2020
SATU HURUF DI DEPAN TITIK
Karya : Samodera Berbisik
Kauletakkan di kepala sepenuh kucuran peluh dan rerintik doa
Mahkota nama bersulam emas tak semua bisa memiliki
Hanya kaum berkipas lembar-lembar kertas berangka
Menghadiri panggilan suci Sang Maha Pemberi
Terbanglah kedua sayapmu mengarungi lautan biru
Hinggap khusuk di tanah tanpa noda
Tepat di bulan penentuan di antara sebelas lainnya
Jiwa bersujud menjalani rukun-rukun berlaku
Ooooh ... sayang seribu kali sayang
Saat satu huruf di depan titik tersemat pada namamu
Semua tinggal kenangan usang
Tingkah kian kejam menjamah kalbu
Kertas bergambar, bernomor seri berlari menjelajah arena jago berpacu
Melupa panggilan lima waktu, berlalu bisu
Mencapai nilai seekor domba membeku terselip di saku
Raib tanpa jejak pada Qurban yang tak tersampaikan .... olehmu
Tangerang, 01 Agustus 2020
AMBISI MEREDUPKAN SINAR HATI
Karya : Samodera Berbisik
Aku
Tonggak
Cagak
Penyangga
Pemula
Aku
Penjelajah
Indah
Sorotan
Kekuatan
Aku
Terdepan
Sanjungan
Aksara
Pemuja
Aku
Sibuk memeluk
Puji mimpi
Emosi ambisi
Abai melukai
Jiwa-jiwa
Tulus rasa
Perlahan jauh
Ikatan kukuh
Dimana
Kemana
Letakkan
Nyanyian
Suara hati sejati diri
Ambisi meredupkan sinar hati
Membara lautan api mimpi
Melupa meluka kasih suci
Tangerang, 04 Agustus 2020
#EMiMa
Terungkap misteri di balik kabut. Semrawut mengurai perih goresan luka. Mengoyak ketulusan, tertanam indah dalamnya rasa. Biarlah menjadi jejak tak terlupa. Terpatri sejarah pada palung jiwa.
Tangerang, 12 Agustus 2020
GAUNG RINDU
Karya : Samodera Berbisik
Andai aku mampu membuang kenang. Usah lagi rindu mengetuk kalbu. Menyeruak tak kenal jejak.
Sementara ingin, kulepas seumpama angin. Semilir terus menyingkir.
Tapi kisah kita telah merekah. Mewarnai diksi-diksi puisi. Terkadang indah, tak jarang elegi menguasai.
Harus bagaimana, membuatmu mengerti. Kata-kata telah tertata sedemikian rupa. Agar isyarat yang tersirat tertangkap makna. Sia-sia, terlewat begitu saja.
Aku ingin berlalu mendekap pilu. Engkau kembali hadir membuka lembaran lalu. Dan ... tak kuasa gaung rindu bertalu-talu. Mengganggu keangkuhan yang kurajut sekian waktu.
Tangerang, 18 Agustus 2020
#kangenprosarindu
#emimadalamprosa
MATAHARI PUISI
Karya : Samodera Berbisik
Bulir embun bergelayut manja di ujung daun
Meunggu kecupan hangat matahari perkasa
Memuaikan kerinduan terpendam dalam hening malam
Kala semburat keemasan datang menyapa, bergelora semangat memacu
Percumbuan logika berpeluh menyentuh kepekaan rasa
Membara tekad berjuang menapaki hari
Mengais rezeki untuk buah hati
Mengabdi setulus hati pada Ibu Pertiwi
Nak ... langkahkan kaki bagai matahari puisi
Berkreasi, kembangkan inspirasi
Gandeng tangan-tangan mungil melihat indah dunia
Menyungging senyum dari dalam samudera jiwa
Jangan pernah lelah berkidung indah
Nyanyian kemesraan berjabat ikhlas
Memeluk mutiara-mutiara pedalaman nan berkilauan
Meski masih berbalut keterbatasan jangkauan
Tangerang, 18 Agustus 2020
MEMANGKAS RESAH
Karya : Samodera Berbisik
Pohon resah merindang gundah
Patah, sementara dahan masih basah
Terpangkas ambigu rasa tak terarah
Ungkapan syair pujangga mentah
Terbungkus kambium serat masa lalu
Obsesi diri tiada mampu berlalu
Meski asimilasi beralih pada pucuk daun baru
Segar menawarkan hijau ketulusan rindu
Tersambut tak ubah nyanyian awan biru
Memangkas resah kerinduan tiada bermakna
Walau senyum selalu merekah tak berjeda
Biar terkubur kesucian cinta
Tanpa hasrat indah memadu sua
Lelah menunggu janji basi
Terbuang bisu tanpa tepi
Masih di sini bersama mentari berseri
Untuk melihat senja berlalu melalui gumpalan imaginasi
Tangerang, 17 Agustus 2020
#memerdekakanhati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar