BUNGA BAHAGIA UNTUKMU
Bunga di musim hujan
Jatuh perlahan
Menabur aroma wangi
Mengurai makna di hati
Ikhlas jiwa menitipkan rasa
Biarlah pergi membawa luka
Nanti akan mengering tanpa dendam
Sebab yakin harapan tergenggam
Terima kasih telah memberi pelita pada bait sajak
Melahirkan keindahan di putik kata
Memberi warna diksi menjadi cinta
Mengurai senyum merasakan jantungmu berdetak
Kukirim doa agar bahagia
Menjadikan rumah matahari terbit penuh romansa
Bertabur cahaya purnama
Mereguk manisnya kehidupan hingga menutup usia
Batsa, 27012021
Suyatri Yatri
LUKA
Kebahagiaan hadir dari sakit yang dirasakan. Biarkan kunikmati perih yang menggores hati.
Batsa, 25012021
Suyatri Yatri
PEMULUNG KATA DALAM DIAM
Pemulung kata hanya bersuara dalam hening
Memagut aksara memintal rasa agar diksi tertata
Kadang pun tak ada pembaca
Bahkan cemooh dan ejekan diterima
Pemulung hanya tersenyum
Kalah pamor dari penjual bajigur
Lebih hebat lagi bajingan penggusur
Sebab uang menjadi raja
Yah ... tajamnya kuku tergantung kekuasaan
Ketidakberdayaan menjadi santapan
Dan akhirnya derai tawa mengguncang kemenangan mencabik jiwa pemulung
Skak berjalan melahap segala makanan di hadapan
Pemulung tersenyum sinis
Memegang pena kata tertulis
Majas menjadi teman sunyi membaca malam
Batsa, 24012021
Suyatri Yatri
SEJARAH HATI
Saat situs cinta berdiri selalu hadirkan diksi rindu
Dan aku ingin mengemas lapisan kasih di atas stupa puisi
Batsa, 29012021
Suyatri Yatri
DI BALIK MANIS RUPA
Di sudut negeri manakah tanpa debat, tanpa ghibah, tanpa sengketa?
Anak negeri kehilangan jiwa
Saat tatapan duka ibu
Miris bercampur nestapa di ujung waktu
Canda, kebersamaan, kebahagiaan hanya fatamorgana
Titik mana jalan yang ditempuh saat koma berdalih ingin teruskan makna namun air mata masih saja berdampingan dengan manisnya kepura-puraan
Selisih mengangkangi batin dunia
Batsa, 30012021
Suyatri Yatri
CINTA DAN RINDU TAK BERTEPI
Suyatri Yatri
Cinta seperti embun
Menguap saat kehadiran mentari
Namun rindu masih saja mendebar di dada
Saat suara merdumu syahdu menyapa
Aku sering melupa dan menjauh saat terjerembab dalam perhiasan fana
Namun aku sering ingat waktu parut luka lebam membiru
Dan tumpah segala air dari celah netra, menutupi bayangan semu yang membelit ragaku
Aku melihat wajah kusam diriku sendiri
Betapa asingnya setatap makna dari setiap jengkal rupa
Meski sesal menghimpit hati
Tak pernah malu untuk tengadahkan tangan dengan drama kesedihan
Selalu enggan melangkah di jalan ketenangan
Sebab ego telah menyusup di pembuluh melarungkan cinta sesungguhnya
Perlahan jatuh dalam genangan rindu tak bertepi
Rohul, 13022021
GUMPALAN DEBU MENGECUP RINDU
Siluet memagari langit
Angin mengarak awan menepi
Di dinding waktu
Cinta berpalung rindu
Membisik penuh kasih pada kekasih
Engkau menggetarkan jiwa
Menggenggam makna dari butiran debu
Bening air mengalir di lembah pengakuan
Bahwa hati begitu rapuh
Dari gumpalan nan kotor
Menempel di kaki
tangan
punggung
dada
mata
mulut
telinga
Hingga berkarat kerak
Dari mungilnya jemari tengadah
mengecup rindu dengan doa
langit tetap sama membawa pesan harapan
Engkau masih saja mendengar gemercik air menyejukkan jiwa
Batsa, 10022021
Suyatri Yatri
RINAI JIWA
: Suyatri Yatri
Dalam gundah hati, kusimpan air mata agar tak menetes saat kepedihan mendera
Begitu rinai membasah kulepaskan tangis menyesak di dada
Maafkan ranting yang tak bisa berpeluk kukuh pada dahan
Sebab telah menua usia dan rapuh hingga harus saksikan keprihatinan dari pembakaran
Kusembunyikan makam rahasia berpintu kediaman
Biarlah waktu berjalan pelan
Bila sampai pada titik kejenuhan, nanti akan tersingkap mendung berselubung
Akan terkelupas panas yang membakar
Dan dinding kebaikan akan bertopang semi bersama uluran tangan Ilahi
Rokan Hulu-Riau, 15 Oktober 2018
PENYEMPURNAAN LUKISAN KEHIDUPAN
:Suyatri Yatri
Ingin kugambarkan wajahmu di dinding rembulan
Membusur lukisan binar matamu di kerlip bintang
Senyummu masih mengental pekat di tubuh langit
Sementara derai tawamu terdengar sampai ke bumi
Gemercik air menyentuh sejuk di denyut nadi
Menempel ukiran cintamu di jantung
Perjalanan peredaran darah hanya candamu yang renyah setiap langkah
Sendi kasih bersikukuh bertahan untuk terus mematah perbedaan
Biarkan kerangka tulang belulang menyanggah sayangnya otot yang pasrah
Setitik makna memberi terapi pada jiwa yang berserah
Tajamnya belati menelisik rindu yang terbentang antara jarak dan waktu
Tertangkap pada pendengaran dari kehidupan
Tak perlu tangan mengusik risih dalam genggaman jemari
Perhatian mengayunkan langkah kaki pun punya tujuan
Ragamu kuikat dalam janji suci kesetiaan
Matahatiku sebagai petunjuk jalan bahwa cinta bertasbih penyempurnaan diri
Rokan Hulu, 10102018
Pekik Camar Aksara Jingga
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
POTENSI DIRI TINTA PUISI
Karya : Suyatri Yatri
Gerak diksiku takkan berhenti sampai di sini
Sebab kata masih mentah tergeletak di meja puisi
Masih kutelusuri larik yang sering tersembunyi di sudut rasa
Bait pun tersulam di antara jeda
Biar cibiran meronta di delik waktu
Bergeming meniupkan roh di setiap kalimat yang tersandar di lembaran usang
Kurias estetika dalam senyuman yang dikemas
Majas terus mengalir deras di sungai keteduhan
Tinta penaku terus menari lincah di antara belati
Kuendapkan kematangan imaji agar bernas berisi
Melambungkan sayap camar terbang bermanuver lukiskan pelangi
Tekadku telah menyandra hati untuk terus berkarya dan menabur inspirasi
Berkreativitas belajar gali potensi diri
Mengajarkan kejujuran dan melembutkan hati
Hadirkan bintang cemerlang berprestasi
Lenggang langkah menggiatkan literasi
Rokan Hulu, 4 Oktober 2018
Suyatri Yatri
28 Oktober pukul 19.29
DRAMA ALAM
Karya : Suyatri Yatri
Berulang kali tubuh bumi ditikam hujan
Tanah takkan menyerah kalah, dilesapkannya genangan air ke akar-akar pohon agar tak riuh suara gaduh dari keramaian peluru langit.
Awan hanya mengumpulkan kelabu yang saling memagut bayu di gantungan angkasa
Petir berdentum marah dari wajah-wajah duka
Di cambuk kilat bercahaya terang yang mencekam
Ada segumpal rindu yang diselipkan di cela garis air yang melintas ramai
mengguyur rasa atap-atap bersenandung mesra
Suara bass musik bernada syahdu menggiring rindu dalam igauan teduh
Dingin menyelinap di pori-pori tanah membekukan suasana tapi masih diiringi harmonika yang pias mengisahkan cerita alam yang bercinta
Syukur jiwa masih memberikan nikmat drama alam yang membuaikan
Anugerah Allah sempurna di not lagu yang didendangkan
Keteduhan jiwa dalam rangkaian alunan ayat yang berzikir khusyuk
Rokan Hulu, 28 Oktober 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
ALUNAN SIMPONI HUJAN
Karya : Suyatri Yatri
Alunan musik masih bersenandung seharian. tak hendak berhenti sejenak saja. Rindu langit membelai tubuh bumi dengan tetesan syahdu penuh kasih.
Gemuruh cinta bernada sayang memintal kebersamaan tak berakhir.
Setiap cucuran bening adalah benih yang tumbuh di tunas-tunas rasa yang bersemi.
Memagut kecupan yang dibangun dari romansa setia di rengkah tanah.
Ikatan akar mencengkeram erat pada rindu tak bertepi
Setiap genangan resah selalu resapan menjadi telaga yang mempercayai amanah terindah dari-Nya.
" Awan kelabu takkan menjelaskan mengapa menitikkan cinta yang dirindukan bumi.
Sementara matahari cemburu sebab cahayanya tak menembus rimbunnya hutan hujan yang menghalangi menggapai rembulan"
Dendang dedaunan bergesekan dengan bayu dalam nikmatnya merdu biola sebagai pengiringnya
Dayang-dayang cericit burung layang-layang menari kuyup di angkasa pulang dalam gigilan.
Ada secercah harapan yang dihantarkan nada dalam pesan rindu di setiap makna yang terjaring dari uraian suara alam.
Memikat hati dari tawanan lagu simponi mimpi
Rokan Hulu, 28 Oktober 2018
SUMPAH
Saat sumpah itu dibaca
Bumi berputar
akhirnya menjadi setitik makna
di bait puisi
Menyumpah di dada
Menyerap di jiwa
Mematut bait di cermin kata
Bias terpancar
Sumpah bersinar
Karya bersorak tenar
Di petikan senar
: Sabar menyebar tanpa samar!
Rokan Hulu, 27 Oktober
Suyatri Yatri
#LangitJiwa
PEMUDA BERKARYA MENULIS SEJARAH
Iqra
dari tanda di pucuk-pucuk hijau
menitipkan angin mendesau
memberi pengertian pesan angin menyilau
menyiratkan makna dari pesan berkilau
Setetes asinnya laut
menimba makna dijemput
menyirami hati dahaga memagut
membaca riak pusaran segurat turut
Titikkan lembaran putih
bekal kebaikan yang dipilih
panggilan jiwa katakan berlatih
takkan tebersit kata letih
Dengungkan syarat memoles diri
di pelayaran ujung pena sumbangsih untuk negeri
senyum sepakat memintal tali mendukung niat suci
Menggoreskan sejarah menuju catatan abadi
Rokan Hulu, 26 Oktober 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
BERSENTUHAN EMBUN
aku tersentak
berteduh gigil menghentak
embun rindu membentak
dingin gigi gemertak
melihat kaki menapak
air menitik jatuh
lincahnya bergerak
raga semak tunduk tergeletak
angin bercanda menyusupi tulang
berbisik sumbang
igauan dan harapan berkubang
berkulum senyum kasih sayang
di antara lena memandang
terlintas wajahmu membayang
tetesan bening melayang
menyentuh tubuh rerumputan
"Di sini aku tenang!
Rokan Hulu, 24 Oktober 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
SEMENANJUNG RAHASIA
pernik butiran air
irama riuh mengalir
rindu mengulir
di sekat jiwa
menata makna
risalah kata
bersemi benih cinta
: Dada bergemuruh memintal rusuh!
pertemuan rahasia
menyatukan rasa
berbisik bayu di jurai sukma
"Tampar aku dengan cinta
akan kuberikan tikaman anak negeri.
menghadiahkannya selat semenanjung seribu sabuk di punggung"
menganga mulut
berdecak kagum
api tersulut
harimau mengaum
takkan bakar hutan
bila tak dirasuki setan
"Lihat kedalaman jiwa bila telunjuk ringan teracungkan sayang!"
Rokan Hulu, 23 Oktober 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
HUJAN PUCAT PASI
Karya : Suyatri Yatri
raga kuyup
mengucur keringat langit
deras menggenang di rengkah tanah
berpeluk rindu
dalam gigil; dingin mendekap
ringkih raga gemetar
menyusup ke pori
menyergap menusuk tulang
Kaku; beku ditingkah basah
angin mengipasi
pucat pasi
membiru getar
bibir terkatup
gigi gemertak
titik petir dahsyat
bergaung ledak
kilat berkelebat
dua sisi berdebat
"Alam bicara lantang!"
diam separuh jiwa
menepuk makna di garis bias
"Gantung keputusanmu pada ikatan bersimpul mati!"
Rokan Hulu, 23 Oktober 2018
BERSYUKUR PADA MUSIM
Karya : Suyatri Yatri
Gigilan embun menyusup hingga ke tulang
Dingin menyelimuti raga sisa hujan semalam
Membasah dedaun berembus angin semakin beku
Merapatkan tangan bersedekap untuk menghangatkan tubuh di bawah langit yang masih gelap bergantung mendung.
Hujan masih setia pada bumi
Cinta bersemi di taman hati yang selalu disiram tetesan air
Ini bukan kegelisahan hati sebab duka langit semakin menjadi
Melainkan nikmat paling berharga yang telah diberi
Tak usah cemaskan genangan air sebab rahmat-Nya selalu melimpah di antara kemarau meretakkan tanah
Alam tak perlu disalahkan
Ikhlaskan musim yang ada sebab bersyukur lebih indah bersama sabar yang mengendap di jiwa
Biarkan tanda musim mengatur waktu bukan insan yang berkuasa atas alam
Kehendak-Nya sebagai pencipta atas apa yang ada di dunia
Hamba-Nya hanya pengembara mencari bekal atas ujian Ilahi sebagai makna pengabdian diri
Rokan Hulu, 21 Oktober 2018
PELAYARAN CINTA LAUT
Karya : Suyatri Yatri
Aku mencintaimu dalam diam
Berlapis rindu yang disembunyikan
Bertemankan bayangan kugoreskan kata di secarik lembaran usang
Laut masih mengirim pesan doa lewat ombak yang mendebur di tubuh karang
Hatiku masih bergelombang kasih mengukir namamu
Di perahu mendayung sayang yang kutitipkan pada asinnya air laut
Melukiskan senyummu yang mendamaikan jiwa di butiran pasir pantai
Angin berarak beralih arah di pusaran samudra
Kusebarkan benih romansa di kedalaman lautan
Nanti, kan kujemput harapan di antara terumbu karang
Berpesta ikan menjadi dayang-dayang dalam impian yang takkan kunjung datang
Sebab pelayaran masih panjang dan jauh ke seberang
Membiarkan cinta menelisik rindu ke mana jalan pulang
Riak-riak kecil sebagai hiburan membuih di perjalanan
Dermaga mana yang akan disinggahi kapal-kapal layar yang terkembang
Membidik satu hati yang menuntun menuju kesucian
Pada satu titik jeda berhenti menoreh luka laut
Menambatkan jiwa pada rasa yang bertaut
Tunduk menghitung jemari berlafaskan cinta
Sejatinya diri mencari rida di pengembaraan bermakna hakiki
Rokan Hulu, 21 Oktober 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
KENANGAN HUJAN BERSEMI KEMBALI
Karya : Suyatri Yatri
Belumlah habis kisah bersama tangis mega membawa duka di ceruk wajah pertiwi
Tetesannya menderas membasahi bumi
Ranum berkibas bayu memberi tarian rab yang memutar kasih
Sesekali candaan petir bersahut kilat menyerang kelakar langit
Membentuk parade unik dari garis-garis tetesannya
Tapak kecil bocah-bocah berlari di tengah hujan sambil tertawa bergelut tanpa beban
Bahagia tersirat di wajah lugu merancah genangan-genangan memercik air bercampur lumpur
Gigilan tubuhnya tak terasa dalam dingin mereka menari ceria
Betapa keberuntungan hadir masih menikmati terapi dari kuyup diterpa tetesannya
Ah, bayanganku melintas saat berpuluh tahun silam berseluncuran di Bukit Sikupang melintasi derasnya musik air jatuh ke atas rerumputan
Bergulingan sambil membunyikan puput batang padi dan seruling bambu buatan sendiri
Berteriak bebas menyanyikan riuhnya gelegar guruh yang dipadu kilat membentuk pelangi di kejauhan
Kenangan indah yang kusimpan di peti brankas jiwaku takkan terhapuskan
Merancah sawah bermain lunau hilangkan risau
Tertawa hujan semakin semangat berlari dan terus berlari
Gemetar membiru dalam gigil membawa diri pulang ke rumah mengemas cerita untuk digoreskan pada secarik kertas lembaran usang
Hujan menyimpan sejuta makna dari syukur nikmat bersama butiran-butiran doa yang berjatihan menyentuh jiwa
Rokan Hulu, 20 Oktober 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua hak terpelihara
HUJAN DI BULAN OKTOBER
Karya : Suyatri Yatri
Oktober bersambut berkah
Hujan kembali mengguyur tubuh bumi
Petir dan guruh saling bertarung di angkasa
Entah apa yang diributkannya
Di antara gigil berselimut dingin bersenandung
Sementara angin pun bertiup kencang mengipasi perang
Gelap semakin menghitam saat titik cahaya menghilang
Suara tetesan yang tercurah tumpah seperti irama musik yang bernada syahdu
Sementara nyanyian walet semakin riuh bersahutan dengan katak yang girang menyambut air yang membasahi kulit tanah
Lihatlah resapan tak lagi berpacu menyelinap di porinya sebab terlalu banyak debit bening tergenang
Senyum dedaun berdansa mesra dibutiran air kuyup namun ketulusan menyambut syukur penuh cinta membersamai makna
Badai takkan berlanjut dari derasnya hujan yang membanjiri raga kota
sebab gelegar guntur masih biasa dalam persahabatan alam
Menyaksikannya dari balik jendela mengingatkan kenangan mandi bersorak di bawah guyuran yang menderas
Romansa hujan kembali memetik cerita dari perjalanan waktu
Anugerah terindah yang pernah bersatu dengan alam
Rokan Hulu- Riau, 19 Oktober 2018
Hak Cipta 2018© Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
SYUKUR PADA TANGISAN LANGIT
Karya : Suyatri Yatri
Tarian dedaun bergesekan rindu yang berkulum senyum
Menyambut deraian air mata awan
Tangisan langit akhirnya tumpah
Tak terungkap bahagianya hati bumi
Tak ada lagi yang menghalangi gerak lincah luruh mengecup tubuh tanah yang girang merentangkan tangan basah
Telah lama pertemuan itu dinantikan
Dari angin kencang yang bertiup sampaikan pesan pada pepohonan
Hingga guruh berdentum di sela gumpalan hitam memberat bergantung di payung luas
Tak ingin melepas pelukan dalam gigilan dingin menusuk tulang
Bersamaan dengan petir doa yang bersambut syukur dari kilatan makna berderai tawa katak bersenandungkan cinta
Ada paduan suara jangkrik berirama sopran yang syahdu menjadi riuh di keramaian rasa
Berbesar hati sambil menepuk pita di reranting yang berderit menyeimbangkan jatuhnya air membelai raga serat kulit yang kaku.
Ikhlas berteduh di teras kasih yang disebut keberuntungan dari sabarnya hati diterpa panas terik mentari
Usai sudah kering dialiri beningnya di tapak-tapak penantian yang sering terjerembab di rengkah tanah
Guntur terlalu menarik merapal kalam di sujud nikmat yang dilimpahkan pada cawan-cawan rezeki dari cucuran yang diberi Ilahi
Rokan Hulu, 17 Oktober 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
MERAPAL DIRI PRINSIP JEMARI
Karya : Suyatri Yatri
Coba lihat kakimu
ada sesuatu yang tak kau injak saat berjalan
mungkin kau lupa melangkah bersamanya
sebab mata kakimu terlalu sibuk tidur tak berani terbuka lebar
Coba lihat tanganmu
ada sesuatu yang tak tergenggamkan
mungkin kau lupa melenggang
hingga kibasan tanganmu terlalu cepat menampar
Coba lihat mulutmu
ada sesuatu yang tak terucapkan
mungkin kau lupa beristighfar
hingga celotehanmu menebar fitnah yang melukai hati teman
Coba lihat ke dalam hatimu
Ada sesuatu yang disembunyikan
mungkin kau sedang belajar berdusta
hingga jujur pun kau lupakan
Coba lihat matamu
ada sesuatu yang tak terlihat
mungkin kau lupa memperhatikan sekelilingmu
hingga kau hanya melihat keburukan mereka tanpa menelisik kebaikannya
"Merapal diri dalam muhasabah jiwa bercermin pada prinsip jemari"
Rokan Hulu, 14 Nov 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
MAKNA SUBUH
Karya : Suyatri Yatri
Masih kurasakan dingin menusuk tulang
Gigilan mendekap denyut nadi
Beku menyulam rasa
Mengimla subuh
Bertasbih
Kasih
Menyauk makna
Bersenandung nada cinta
Tafakur harapkan ampunan dari-Nya
Bersujud merapal doa harapkan rida-Nya
Rohul, 14 November 2018
GUGUSAN MUSIM NOVEMBER
Karya : Suyatri Yatri
Tangisan awan tak pernah bosan
dalam lelahnya alam sebagai pengingat bahwa anugerah telah diteteskan Tuhan
syukur nikmat yang mengendap di rengkah tanah
dikunci oleh akar kukuh agar tak tertumpah menjadi bencana
Tarian dedaunan membasah disapa bayu yang mendesah
dalam gigil dingin petir pun menyapa ramah
kilat pun berpijar terang tiada kalah
Reranting berderak membisik suka pada benang-benang langit yang terjuntai pasrah
Menggenang air di sudut-sudut jalan rusak
memercik tergilas roda-roda yang bergerak
menyebar bersatu dengan lumpur-lumpur yang becek lengket
tapak langkah menari dalam kubangan
Merapal kalam dari pernik tanda alam
gugusan musim November berkisah dalam kelam
menyauk cucuran di penampungan
kebesaran Allah menciptakan negeri bermusim kemarau dan hujan
Mahasempurnanya Allah atas hiasan lukisan kehidupan
Rokan Hulu, 13 Nov 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
AKU YANG TERBUANG
Karya :.Suyatri Yatri
Aku terbuang dalam kubangan serpihan debu
berkarat dalam gumparan besi yang rapuh
membuih dosa di pusaran riak salah
Menyepi dalam kabut kesendirian di sudut kota
Aku terbuang dari pijaran cahaya terang
tersesat di persimpangan, lupa jalan pulang
menagih janji ombak yang mengecup bibir pantai
hingga pasir risih melandai
Aku terbuang dalam keterasingan makna
menguap luka di setiap napas singgahi paru-paru
Menenggelamkan rasa di magma bumi
agar kupahami makna sepi sendiri
Aku terbuang dalam gemuruh gulana jiwa
dibentengi jarak dan waktu sebagai pemisah raga
menjauh dari kemanjaan menjadi kemandirian senja
Berteduh di bawah cinta-Nya berpayung kesadaran menapak jejak yang terbaca
Rokan Hulu, 13 Nov 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
BERTANAM LUKA
Karya : Suyatri Yatri
Tertipu bias fatamorgana
Hanya rayuan singgahi hati
Sesaat hujan sirami jiwa
Sesaat panas keringkan rengkah tanah
Layu kuncup semi harapan
Kata rindu hanya bayangan lalu
Syair sayang hanya tembang kenangan
Kau tusukkan jarum-jarum harapan di hati
Teganya dirimu tinggalkan luka berhiaskan kecewa
Di ujung jalan jejak nestapa
Dalam doa di tetesan gerimis
menitipkan pesan dari desiran bayu
Agar dusta yang tergantung di langit duniamu
Menjadikan pelajaran untukmu memaknai terjalnya kerikil tajam
Dari sandungan kejatuhan dirimu di antara lumut dan batu kesadaran
"Berawal dari menebar benih luka dirimu akan petik buah luka jua"
Rokan Hulu, 12 November 2018
Hak Cipta ©2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
PESTA JAMBORE PRAMUKA
Karya : Suyatri Yatri
Kembali kupintal jiwa kepramukaan
Mereguk tetes air alam antara panas dan hujan dalam kubangan kebersamaan
Setiap jejak yang ditenggelamkan dalam pesta adalah semangat
Tanda terpatri di lantai tanah dan atap langit
Alam terbuka mensyukuri kebesaran Ilahi
Guru terbaik terbentang setiap denyut nadi bumi
Pembelajaran yang didapat dari napas alam
Kecupan cinta mendebar di jiwa
kerinduan tak pernah usai pada pernik kemandirian
Kegembiraan dari wajah-wajah lugu
Penerus kebaikan melekatkan jiwa dasa darma
Membakar keburukan menjadi abu yang ditinggalkan
Membakar semangat seperti nyala api berkobar
Pesta belumlah usai
Jambore menjadi pengikat ukhuwah silaturahmi
Mempuisikan makna di barisan estetika karakter jiwa
Menggoreskan sejarah dari peradaban jiwa pramuka
Menetralkan paduan nurani dari kesucian percikan api unggun
Rokan Hulu, 11 November 2018
WASIAT BUNDA
Karya : Suyatri Yatri
Nak,
bila nisan ibu telah ditancapkan
Kau harus bisa melihat dunia dengan kemandirian
Kerikil tajam akan terus goreskan tubuhmu
Luka-luka akan kau rasakan memerih di hati
Jangan kau surutkan langkah untuk terus berjalan menuju seberang
Nak,
sandarkan dan pasrah pada doa-doa jiwamu
Uluran tangan Allah akan membimbingmu dalam kebaikan
Penuhilah kapalmu bekal menuju dermaga keabadian
Jangan takut berlayar arungi samudra
Sebab kau adalah nahkoda dirimu sendiri menuju surga
Nak,
Kau dilahirkan membawa perjanjian
Hadir ke dunia fana dalam keadaan telanjang
Jangan terlena pada kekayaan
Rezeki sudah Allah tentukan
Jemputlah dari apa yang sudah diberikan
Halal hartamu adalah nikmat
Dan sedekahmu adalah tabungan akhirat
Nasihat bunda adalah wasiat
Tiada harta dunia yang ditinggalkan
Kita hidup dalam kesederhanaan
Mengharap rida pahala dari Allah penguasa jagat
Manfaatkan setiap tarikan napasmu untuk kumpulkan amalan
Kebahagiaan abadi lebih diutamakan
Jujur adalah kunci menjalani kehidupan
Ikhlas dan sabar menjadi pakaian jiwa penguat akhlak
Rohul, 6 November 2018
Hak Cipta ©2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
DIA MENGUJIKU
Karya :.Suyatri Yatri
Dia mengujiku berdiksi
Coretanku memang belumlah bernas berisi
Hanya memintal kata yang dipungut instan sepagi ini
Belumlah tua usia aksara yang kukemas di meja puisi
Dia menguji imajinasiku
Belumlah matang petualang estetika
Masih samar dipadu rasa
Tunas benih belumlah jadi
Dia mengujiku bermain majas
Masih mentah kalimat yang diungkap
Kias belumlah melekat setiap nyawa kata
Masih belajar memahami jiwa semakna perasaan dan logika
Rokan Hulu, 5 Nopember 2018
#PekikCamarAksaraJingga
CINTA SEDERHANA
Karya : Suyatri Yatri
Ingin kuluahkan rasa
namun jiwa memanggul makna
sulit keluar dari cangkang membungkus raga
sebab lembutku hanya polesan yang kan terkelupas busuk di dalamnya
penyesalan akan hadirkan dilema yang membidik prasangka dan akhirnya menuai sengketa
Selamilah jiwaku bila tunas ranum bersemi
sebab aku tak ingin dibandingkan siapa pun
jiwaku hadir dari diri sendiri bukan bayangan yang menggerogoti kebersamaan
Aku ingin mencintai dan dicintai dengan sederhana
Rokan Hulu, 28 November 2018
RIMAH KESEDERHANAAN
Karya : Suyatri Yatri
Aku hanya rimah berserakan
sisa dari pembakaran
berakhir menjadi debu
berhamburan tertiup angin
hilang tanpa kesan
Aku hanya dedaunan kering
gugur ke tanah dan membusuk
tiada makna yang hadir
di antara rasa, mencibir
lalu membiarkan hancur
dimakan cacing
Aku hanya batu
diam membisu
hanya sandungan mencelakakan
sebaiknya tinggalkan
luka akan memerih
karena kesederhanaan dimiliki
tanpa harta warisan
tanpa kekayaan
Aku hanya seonggok daging
disanggah tulang belulang
lemah dan ringkih limbung duka
mengapit neatapa
di barak kelana
bersimpang tiga
Rokan Hulu, 28 November 2018
ANAK JALANAN DI KOTAKU
Karya : Suyatri Yatri
Saat matahari segar menatap pagi
wajah lusuh di emperan toko bergegas pergi
menebar pilu yang selalu menyambangi
luka tak pernah hilang dari tubuh ringkih di jalanan berduri
Meminta sedikit rezeki
dengan memelas iba pada lelaki berdasi
sinis bercampur garang, memaki dan meludahi
Luka dan perih menerima kenyataan ini.
Menatap menara menjulang tinggi
dengan barisan kemewahan dari penghuni
harapan menyelinap memandangi anak berseragam sekolah
Mimpi berselimut kabut. takkan pernah singgah
Matahari memanas membakar harapan
di lorong-lorong koridor menyulam tapak kotor berjejak impian
Kotak kecil tersandang dengan sejuta keinginan
masihkah bisa mengenyam pendidikan?
Negeri semakin bernapas sesak
kebutuhan semakin menekan terdesak
melipat secawan lembaran usang
terlalu berat melewati jalan berbatu dipenuhi jurang
Kota kecilku berwajah lugu
dari hiasan anak jalanan yang menjerit pilu
mengais rezeki untuk mencicipi enaknya nasi
berjuang dengan kekuatan pertolongan Ilahi
Rokan Hulu, 28112018
MAKNA
: Suyatri Yatri
Terbang jiwa
memapah luka
tusukan duri fana
goreskan sebait makna
tertatih ringkih
memungut rasa
dalam pengembaraan
kusebut nama
dari cahaya yang agung
duduk diam menafsir alam
Rohul, 23112018
KEKUATAN
Suyatri Yatri
Mencengkeram kuat
erat bersandar
bertasbih rengkah tanah
mengakar makna
air suci jernihkan rasa
mengendap di jantung bumi
subhanallah bergema
di penjuru mata angin
Rohul, 24112018
MEMBASUH JIWA
Suyatri Yatri
Diayun langgam mimpi
bertabuh dendang subuh
embun menggoda dalam gigil
menyauk beningnya air
membasuh jiwa
tengadahkan berzikir
membisik doa
dalam alfa
masih meminta pada-Nya
dari pagar perenungan
roh berpetualang
mencari ketenangan
dalam tubuh dicabik luka
tersungkur pasrah
sukma berkisah
dari kelelahan pengembaraan
Rohul, 24112018
MAKNA
: Suyatri Yatri
Terbang jiwa
memapah luka
tusukan duri fana
goreskan sebait makna
tertatih ringkih
memungut rasa
dalam pengembaraan
kusebut nama
dari cahaya yang agung
duduk diam menafsir alam
Rohul, 23112018
CINTA BERSEMI DI MUSIM HUJAN
: Suyatri Yatri
Musim hujan pada musim bertunas termasuk berseminya cinta
aku hanya menyaksikan para pecinta yang mabuk kepayang
Senyum-senyum sambil jalan
membaca pesan mesra
Rayuan pulau kelapa tumpah dengan girang
Diam-diam takut ketahuan
tapi hujan tetaplah hujan
kadang menjadi persahabatan
kadang menjadi luka yang memggores badan
kadang pun menjadi bandang yang menghempas karam
Aku hanya memandang hujan mengguyur dedaunan rimbun cinta
yang menari dilamun rayu romantis membuai jiwa
sesekali meluapkan kemanjaan dengan cubitan kecil
dan suara seperti bayi ingin ditimang sayang
Ach ... kembali remaja dalam berkasih sayang
mencuri waktu yang terbiasa bertemu semut merah tak malu lagi
Romansa cinta serasa dunia milik berdua
bergandeng tangan dalam bayangan
berkisah dalam maya yang didendangkan
Gelora cinta sang pecinta berusia dewasa
Rohul, 21 Nov 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
ASINNYA LAUT
Di bibir pantai
mengulum asinnya laut
bersanding belaian bayu
menziarahi jejak tertanam di timbunan pasir
tertulis namamu di ujung selendang
masih tersimpan kotak perhiasan cinta
berpayung langit kasih
engkau tenang menuju surga
menjadi larik kenangan
di tubuh dermaga
Dari riak menggelembung buih
menyapa lirih gelombang menghempas karang
biarkan kepak sayap patah
memaknai rahasia samudra
nanti, bila aku telah lelah menyelam di dasarnya
aku akan lepaskan asin yang melekat di raga
Bilur luka kubiarkan melelehkan darah
semua itu peringatan bagiku
agar ikhlas dan syukur kupadukan dalam sauh nikmat-Nya yang terus mendebur
"Merapal abjad yang ditanam dalam lautan adalah anugerah yang takkan terhitung rahmat-Nya"
Rokan Hulu, 20112018
HakCipta ©2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
GERIMIS SYUKUR
Karya :.Suyatri Yatri
Garis lembut bembentang antara langit dan bumi
Menggenang basah di rengkah tanah
Akar girang membaca tanda
Rindu memapah di kuncup melati
Kesiur bayu menggoyahkan ranting
namun tak menjatuhkan raga
Guruh bercerita pada awan
Tentang kesedihan yang ditanggungnya
Biarkan ranum gerimis memintal cinta
Tunas memberi ketabahan makna setia
Syukur bergantung di pucuk-pucuk cemara
Ikhlas menyelipkan nikmat-Nya tiada tara
Rohul, 18112018
MERAPAL TIRAI LANGIT
Karya : Suyatri Yatri
Berjuntaianlah tirai langit membasahi lantai tanah
Guruh berdendang riuh kabarkan rindu
Alam bermunajat kasih penuh berkah
Irama bernada pelan membisik rayu
Nyanyian merdu menggenang dalam senang
Tunas bersemi dari wajah dedaunan girang
Biarkan kuyup menyatu di bait rasa
Ada secercah asa bersandar di dinding makna
Membayang kilat yang membentur atap langit
Tiada luka yang alirkan darah debat di denyut nadi
Menguatkan tanya tumpahkan anugerah tanpa limit
Syukur menuai nikmat dari pita suci
Di dalam kesejukan jiwa
Memahami tanda alam yang terbuka
Menjadi cucuran ilmu yang didapat dari guru pembelajaran
Merapal pori-pori alam di setiap pengembaraan
Rohul, 17 Nov 2018
Hak Cipta ©2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
Septima
MAKNA SUNYI
Karya : Suyatri Yatri
Kurapal makna sunyi
Gundukan tanah berhiaskan nisan
Bertabur rindu bunga melati
Aroma wangi kesturi berpeluk kasih menawan
Sebait rasa yang dimakamkan
Menyulam bait muhasabah diri dari tafakur jiwa
Sandarkan doa di istana peraduan
Rohul, 17112018
Sektet ( enam Seuntai )
KEGEMBIRAAN ALAM
Karya : Suyatri Yatri
Embun bertumpuk rindu di rerumputan
Berpeluk gigil memercik tetesan air sisa hujan
Membiarkan basah menggenang di rengkah tanah
Kesiur bayu menusuk tulang dalam diam gelisah
Dedaunan tertawa lirih seiring tarian menawan
Berpasrah dalam zikir ranting tak terusik keadaan
Rokan Hulu, 15 November 2018
IKHLAS PADA TAKDIR
Karya : Suyatri Yatri
Telah kujauhkan rasa
Kau memburu dalam dendam membara
Telah kuikhlaskan segalanya
Namun kau semakin menggila
Pohon nikmat mana lagi yang ingin kau tebas hingga gundul meranggas?
Aku telah berada di lantai bumi beratapkan langit
Kesederhanaanku tiada berkubang kekayaan
Lembaran halaman mana lagi yang akan kau koyakkan?
Rinai masih menyisakan tangis
Berharap telah usai cerita kita
Jalan sudah di persimpangan, tak perlu lagi kembali ke belakang
Sebab tujuan telah dipilih, tak perlu hadirkan sesal
Inilah kenyataan hidup yang digariskan
Tak perlu melawan takdir yang telah ditetapkan
Allah punya cara menguji hamba-Nya
Kepasrahan, keikhlasan, dan kesabaran menjadi kunci atas nikmat-Nya yang diselempangkan ke pundak
Tak perlu menggerutu
sebab cinta-Nya lebih bermutu dari sekadar meluapkan nafsu
Sebab diri hanyalah sebutir debu
Rokan Hulu,15 Nov 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
PESTA TUAN BERDASI
Karya : Suyatri Yatri
Apa yang akan diberi
sementara meminta sesuap nasi pun terasa perih
dari gemertak gigil gelandangan menahan lapar
angkuh sosok berdasi seribu dilempar
belum seberapa yang tuan berikan padanya
mobil mewah, rumah mewah, berpuluh-puluh proyek berserabut di tangan tuan adalah keringat kemiskinan
bercucuran mandi peluh dan airmata namun tuan memalingkan wajah melupakan asal tuan
Sekarang, tuan bertakar harta
berpoya-poya dalam pesta kesenangan dunia fana
nanti, tuan akan menangis bersujud sekarat meregang nyawa
tuan ingin kematian bertimbun kekayaan
tuan harapkan pertolongan brankas berlian akan menyembunyikan tuan dari peradilan Tuhan
Tuan mengagungkan kepingan emas yang menyilaukan mata hati
hingga tuan butakan mata dari belulang penderitaan yang menyayat jiwa berharap belas kasihan
tak sedikit pun pintu rumah tuan terbuka saat ketukan pertolongan hadir di hadapan
hanya sibuk menghitung keuntungan dari bisnis berbelok jalan yang tuan pilih agar penuh berisi semua pundi
"Nikmatilah pesta hidangan daging dan darah yang akan menjadi bumerang kuburan raga Tuan."
Rokan Hulu, 14 Nov 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
BENANG LANGIT
: Suyatri Yatri
Juntaian benang tergulung di punggung bumi
Memintal genangan rindu
Terkurung dalam dingin membeku
Gemetar gigil dikecup kuyup membasah
Irama syahdu, menatap langit berpijar kilat
Pelukan lipatan tangan semakin rapat Sepotong harapan kian pepat
Resah hati bergumul waktu mendekat
Hanya pada-Nya jiwa bermunajat
Syukur terucap dengan rahmat
Rokan Hulu, 2 November 2018
PETUALANGAN JARUM LANGIT
Karya : Suyatri Yatri
Dingin menggigil
jarum langit jatuh di tumpukan kerikil
seru petir memanggil
seperti mencukil bilik-bilik tanah yang labil
Memaparkan kembali sejarah ababil
Menyauk makna dari keinginan gerimis yang terambil
Mendung menebal bayang
saat deraian air mata terbuang
di lingkaran sepi menggenang
membias sayang
terbang melayang
layang-layang hilang pandang
mata nyalang antara gelap terang
melewati padang ilalang
diri telah mabuk kepayang memapah rindu di jalan lapang
menjulur kisah petualang
dari kalam mengalun senandung di rumah jajaran genjang nan panjang
Rokan Hulu, 31 Oktober 2018
CINTA SEDERHANA
Karya : Suyatri Yatri
Ingin kuluahkan rasa
namun jiwa memanggul makna
sulit keluar dari cangkang membungkus raga
sebab lembutku hanya polesan yang kan terkelupas busuk di dalamnya
penyesalan akan hadirkan dilema yang membidik prasangka dan akhirnya menuai sengketa
Selamilah jiwaku bila tunas ranum bersemi
sebab aku tak ingin dibandingkan siapa pun
jiwaku hadir dari diri sendiri bukan bayangan yang menggerogoti kebersamaan
Aku ingin mencintai dan dicintai dengan sederhana
Rokan Hulu, 28 November 2018
RIMAH KESEDERHANAAN
Karya : Suyatri Yatri
Aku hanya rimah berserakan
sisa dari pembakaran
berakhir menjadi debu
berhamburan tertiup angin
hilang tanpa kesan
Aku hanya dedaunan kering
gugur ke tanah dan membusuk
tiada makna yang hadir
di antara rasa, mencibir
lalu membiarkan hancur
dimakan cacing
Aku hanya batu
diam membisu
hanya sandungan mencelakakan
sebaiknya tinggalkan
luka akan memerih
karena kesederhanaan dimiliki
tanpa harta warisan
tanpa kekayaan
Aku hanya seonggok daging
disanggah tulang belulang
lemah dan ringkih limbung duka
mengapit neatapa
di barak kelana
bersimpang tiga
Rokan Hulu, 28 November 2018
ANAK JALANAN DI KOTAKU
Karya : Suyatri Yatri
Saat matahari segar menatap pagi
wajah lusuh di emperan toko bergegas pergi
menebar pilu yang selalu menyambangi
luka tak pernah hilang dari tubuh ringkih di jalanan berduri
Meminta sedikit rezeki
dengan memelas iba pada lelaki berdasi
sinis bercampur garang, memaki dan meludahi
Luka dan perih menerima kenyataan ini.
Menatap menara menjulang tinggi
dengan barisan kemewahan dari penghuni
harapan menyelinap memandangi anak berseragam sekolah
Mimpi berselimut kabut. takkan pernah singgah
Matahari memanas membakar harapan
di lorong-lorong koridor menyulam tapak kotor berjejak impian
Kotak kecil tersandang dengan sejuta keinginan
masihkah bisa mengenyam pendidikan?
Negeri semakin bernapas sesak
kebutuhan semakin menekan terdesak
melipat secawan lembaran usang
terlalu berat melewati jalan berbatu dipenuhi jurang
Kota kecilku berwajah lugu
dari hiasan anak jalanan yang menjerit pilu
mengais rezeki untuk mencicipi enaknya nasi
berjuang dengan kekuatan pertolongan Ilahi
Rokan Hulu, 28112018
MAKNA
: Suyatri Yatri
Terbang jiwa
memapah luka
tusukan duri fana
goreskan sebait makna
tertatih ringkih
memungut rasa
dalam pengembaraan
kusebut nama
dari cahaya yang agung
duduk diam menafsir alam
Rohul, 23112018
KEKUATAN
Suyatri Yatri
Mencengkeram kuat
erat bersandar
bertasbih rengkah tanah
mengakar makna
air suci jernihkan rasa
mengendap di jantung bumi
subhanallah bergema
di penjuru mata angin
Rohul, 24112018
MEMBASUH JIWA
Suyatri Yatri
Diayun langgam mimpi
bertabuh dendang subuh
embun menggoda dalam gigil
menyauk beningnya air
membasuh jiwa
tengadahkan berzikir
membisik doa
dalam alfa
masih meminta pada-Nya
dari pagar perenungan
roh berpetualang
mencari ketenangan
dalam tubuh dicabik luka
tersungkur pasrah
sukma berkisah
dari kelelahan pengembaraan
Rohul, 24112018
MAKNA
: Suyatri Yatri
Terbang jiwa
memapah luka
tusukan duri fana
goreskan sebait makna
tertatih ringkih
memungut rasa
dalam pengembaraan
kusebut nama
dari cahaya yang agung
duduk diam menafsir alam
Rohul, 23112018
CINTA BERSEMI DI MUSIM HUJAN
: Suyatri Yatri
Musim hujan pada musim bertunas termasuk berseminya cinta
aku hanya menyaksikan para pecinta yang mabuk kepayang
Senyum-senyum sambil jalan
membaca pesan mesra
Rayuan pulau kelapa tumpah dengan girang
Diam-diam takut ketahuan
tapi hujan tetaplah hujan
kadang menjadi persahabatan
kadang menjadi luka yang memggores badan
kadang pun menjadi bandang yang menghempas karam
Aku hanya memandang hujan mengguyur dedaunan rimbun cinta
yang menari dilamun rayu romantis membuai jiwa
sesekali meluapkan kemanjaan dengan cubitan kecil
dan suara seperti bayi ingin ditimang sayang
Ach ... kembali remaja dalam berkasih sayang
mencuri waktu yang terbiasa bertemu semut merah tak malu lagi
Romansa cinta serasa dunia milik berdua
bergandeng tangan dalam bayangan
berkisah dalam maya yang didendangkan
Gelora cinta sang pecinta berusia dewasa
Rohul, 21 Nov 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
ASINNYA LAUT
Di bibir pantai
mengulum asinnya laut
bersanding belaian bayu
menziarahi jejak tertanam di timbunan pasir
tertulis namamu di ujung selendang
masih tersimpan kotak perhiasan cinta
berpayung langit kasih
engkau tenang menuju surga
menjadi larik kenangan
di tubuh dermaga
Dari riak menggelembung buih
menyapa lirih gelombang menghempas karang
biarkan kepak sayap patah
memaknai rahasia samudra
nanti, bila aku telah lelah menyelam di dasarnya
aku akan lepaskan asin yang melekat di raga
Bilur luka kubiarkan melelehkan darah
semua itu peringatan bagiku
agar ikhlas dan syukur kupadukan dalam sauh nikmat-Nya yang terus mendebur
"Merapal abjad yang ditanam dalam lautan adalah anugerah yang takkan terhitung rahmat-Nya"
Rokan Hulu, 20112018
HakCipta ©2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
GERIMIS SYUKUR
Karya :.Suyatri Yatri
Garis lembut bembentang antara langit dan bumi
Menggenang basah di rengkah tanah
Akar girang membaca tanda
Rindu memapah di kuncup melati
Kesiur bayu menggoyahkan ranting
namun tak menjatuhkan raga
Guruh bercerita pada awan
Tentang kesedihan yang ditanggungnya
Biarkan ranum gerimis memintal cinta
Tunas memberi ketabahan makna setia
Syukur bergantung di pucuk-pucuk cemara
Ikhlas menyelipkan nikmat-Nya tiada tara
Rohul, 18112018
MERAPAL TIRAI LANGIT
Karya : Suyatri Yatri
Berjuntaianlah tirai langit membasahi lantai tanah
Guruh berdendang riuh kabarkan rindu
Alam bermunajat kasih penuh berkah
Irama bernada pelan membisik rayu
Nyanyian merdu menggenang dalam senang
Tunas bersemi dari wajah dedaunan girang
Biarkan kuyup menyatu di bait rasa
Ada secercah asa bersandar di dinding makna
Membayang kilat yang membentur atap langit
Tiada luka yang alirkan darah debat di denyut nadi
Menguatkan tanya tumpahkan anugerah tanpa limit
Syukur menuai nikmat dari pita suci
Di dalam kesejukan jiwa
Memahami tanda alam yang terbuka
Menjadi cucuran ilmu yang didapat dari guru pembelajaran
Merapal pori-pori alam di setiap pengembaraan
Rohul, 17 Nov 2018
Hak Cipta ©2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
Septima
MAKNA SUNYI
Karya : Suyatri Yatri
Kurapal makna sunyi
Gundukan tanah berhiaskan nisan
Bertabur rindu bunga melati
Aroma wangi kesturi berpeluk kasih menawan
Sebait rasa yang dimakamkan
Menyulam bait muhasabah diri dari tafakur jiwa
Sandarkan doa di istana peraduan
Rohul, 17112018
Sektet ( enam Seuntai )
KEGEMBIRAAN ALAM
Karya : Suyatri Yatri
Embun bertumpuk rindu di rerumputan
Berpeluk gigil memercik tetesan air sisa hujan
Membiarkan basah menggenang di rengkah tanah
Kesiur bayu menusuk tulang dalam diam gelisah
Dedaunan tertawa lirih seiring tarian menawan
Berpasrah dalam zikir ranting tak terusik keadaan
Rokan Hulu, 15 November 2018
IKHLAS PADA TAKDIR
Karya : Suyatri Yatri
Telah kujauhkan rasa
Kau memburu dalam dendam membara
Telah kuikhlaskan segalanya
Namun kau semakin menggila
Pohon nikmat mana lagi yang ingin kau tebas hingga gundul meranggas?
Aku telah berada di lantai bumi beratapkan langit
Kesederhanaanku tiada berkubang kekayaan
Lembaran halaman mana lagi yang akan kau koyakkan?
Rinai masih menyisakan tangis
Berharap telah usai cerita kita
Jalan sudah di persimpangan, tak perlu lagi kembali ke belakang
Sebab tujuan telah dipilih, tak perlu hadirkan sesal
Inilah kenyataan hidup yang digariskan
Tak perlu melawan takdir yang telah ditetapkan
Allah punya cara menguji hamba-Nya
Kepasrahan, keikhlasan, dan kesabaran menjadi kunci atas nikmat-Nya yang diselempangkan ke pundak
Tak perlu menggerutu
sebab cinta-Nya lebih bermutu dari sekadar meluapkan nafsu
Sebab diri hanyalah sebutir debu
Rokan Hulu,15 Nov 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
PESTA TUAN BERDASI
Karya : Suyatri Yatri
Apa yang akan diberi
sementara meminta sesuap nasi pun terasa perih
dari gemertak gigil gelandangan menahan lapar
angkuh sosok berdasi seribu dilempar
belum seberapa yang tuan berikan padanya
mobil mewah, rumah mewah, berpuluh-puluh proyek berserabut di tangan tuan adalah keringat kemiskinan
bercucuran mandi peluh dan airmata namun tuan memalingkan wajah melupakan asal tuan
Sekarang, tuan bertakar harta
berpoya-poya dalam pesta kesenangan dunia fana
nanti, tuan akan menangis bersujud sekarat meregang nyawa
tuan ingin kematian bertimbun kekayaan
tuan harapkan pertolongan brankas berlian akan menyembunyikan tuan dari peradilan Tuhan
Tuan mengagungkan kepingan emas yang menyilaukan mata hati
hingga tuan butakan mata dari belulang penderitaan yang menyayat jiwa berharap belas kasihan
tak sedikit pun pintu rumah tuan terbuka saat ketukan pertolongan hadir di hadapan
hanya sibuk menghitung keuntungan dari bisnis berbelok jalan yang tuan pilih agar penuh berisi semua pundi
"Nikmatilah pesta hidangan daging dan darah yang akan menjadi bumerang kuburan raga Tuan."
Rokan Hulu, 14 Nov 2018
Hak Cipta © 2018 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar