RINDU YANG PEKAT
Hidupku sesaat terhenti
Pada secangkir kopi hitam pekat
Pekat rinduku Mak
Hitam bayangmu
Begitu jauh dari tatapku
Embun menetes luruh di mata
Kopi dingin tanpa hangat pelukmu
Hambar tanpa kasihmu
Gk, 20220128
(Genoveva Manuhara)
MENUTUP LEMBARAN LUKA
Semalam telah kucincang rembulan
Dengan pisau cemburu
Kuasah pada batu kesetiaan
Semalam telah kucincang rembulan
Yang selalu merayumu dengan goyang pinggulnya
Di balik tirai malam
Semalam telah kucincang rembulan
Kini kututup lembaran luka
Dengan rasa penuh bahagia
Gk, 20210125
(Genoveva Manuhara)
RINDU
Dalam pelukan cahaya rembulan
Rindu bertasbih di balik jendela
Mutiara doa kubingkai dalam figura kaca
Jadi hantaran cinta untukmu
Diujung malam bisu
Sendiri aku menangis
Melukis wajahmu dalam pelukku
Mengukir perangaimu dalam benak
Sendiri aku mengitari jejak
Dalam bayang masa kecil indah bersama
Sementara rindu dan air mata berkejaran
Sesak nafasku bersimpuh memohon ampunan untukmu, Ayah ....
Gk, 20210131
(Genoveva Manuhara)
DARAH YA DARAH
Siapa yang telah menggores luka
Pada jiwa putih anak Lanang
Darah mengalir dari puting Ibu
Dielusnya dada
Bergumam pada nasib
Lirih suaranya
"Aku tidak terima !"
Robek rahim sakitnya tak seberapa
Hancur hati
Anak tersayang luka jiwa
Kalau marah
Mengapa tak membakar jantung Ibunya
Kalau dendam
Mengapa tak menebas leher Ibu saja
Darah
Ya, darah
Sebagai tebusannya
Diketuk pintu langit
Berteriak pada dewa
Dilepas kesumat
Menuntut balas atas anaknya
Gk, 20210129
(Genoveva Manuhara)
SEPASANG CEMAS
Sepasang cemas mencoba mengusir resah
Menimbun sepi dengan mimpi tentang esok hari
Bergandeng tangan menyusuri lorong nasib
Melewati belantara pengembaraan
Sengat panas pendakian tak dihiraukan
Terus melangkah
Menyeberangi danau air mata
Mencari bahagia dengan membawa sebongkah luka
Terpahat di hati
Tertulis dalam puisi sunyi
Dalam gelap sepasang cemas terus bernyanyi
Bermunajat di pucuk candi
Dekap bahagia hanya fatamorgana
Selembar nyata harus dicerna
Tentang satu hati yang terlukai
Gk, 20210202
(Genoveva Manuhara)
BUNDA
Ini puisi cinta
Kugali dari dasar sumur tua
Hati Bunda
Ini sajak rindu
Kurajah dengan mantra setia
Wajah teduh Bunda
"Tak lelo lelo lelo ledung cup menenga anakku bocah ayu, tak emban nganggo jarik kawung, cup menenga mundhak Ibu bingung"
Ini kidung welas asih
Retak patah hati
Tak lagi terdengar senandung lirih dari jiwa penuh kasih
Bunda, anakmu rindu pulang
Dari jauh berjalan
Mencium bau tubuhmu, lelapkan jiwaku
Gk, 20210104
(Genoveva Manuhara)
CINTA DI USIA SENJA
Aku masih di sini
Menanak rindu dengan api harap
Untuk jamuan saat kita bertatap
Tersuguh bersama manisnya cemas
Menghantui setiap sua
Cinta kita penuh warna
Di antara hitam dan putih terselip jingga
Tanpa adonan curiga
Sedikit bumbu cemburu
Sebakul setia
Tersaji dalam jamuan kasih di atas meja romansa
Tersembunyi dalam selimut tabu dan norma
Cinta di usia senja
Gk, 20210106
(Genoveva Manuhara)
LELAKI SUNYI
Engkau lelaki pelukis malam
Gurat sepi dengan warna jelaga
Kau gores pada kanvas nasib
Retak patah kuas tanpa sentuhan kasih
Gemetar jari menghitung luka
Engkau lelaki meminang duka
Menyapih rindu dengan mahar air mata
Berkali mengelus dada
Hati bertanya
Bilakah berakhir derita
Gk, 20210215
(Genoveva Manuhara)
PEREMPUAN SUNYI
Perempuan sunyi
Ia bercerita pada angin
Tentang dunianya penuh fantasi
Dengan mentari kecilnya
Bulan sebesar hatinya dan bintang sebanyak harapannya
Ia masih menanti yang datang dengan senyuman
Yang menganggapnya pantas diperjuangkan
Untuk bersama seiring sejalan
Gk, 12022021
(Genoveva Manuhara)
KITA 1
Sampai kapan kita terus begini
Menumpuk mimpi di siang hari
Menampi lelah dalam doa doa tanpa jengah
Akankah kita terus begini
Berkemah di padang sepi
Sementara pasir berbisik mengabarkan rindu pada tilam beludru
Pada titian waktu yang telah berkarat
Mengagungkan janji menyiasati sepi
Kita mati bersama dalam kobaran api dogma
Kita mengais mimpi dari sisa kremasi
Berharap esuk hari ada musim semi
Embun menghidupkan abu menjadi rindu
Jangan lagi disesali
Kita hanya abu yang diterbangkan oleh nasib
Dan jatuh di tempat yang salah pada musim kaprah
Mari kita bersuci
Mengebaskan semua yang membebani
Memutus janji, melangkah jangan menoleh lagi
Gk, 20210216
(Genoveva Manuhara)
KITA 2
Apa kabar Tuan
Aku berharap engkau sudah binasa
Setelah minum cinta rasa sianida
Yang kusuguhkan pada jamuan pesta semalam
Di tengah halaman bertabur kembang setaman
Kita menari di bawah cucuran hujan
Siapa yang peduli saat kita saling tikam
Namun sayang, diantara kita tak ada yang menang
Semalam kita dalam jamuan pesta pura pura
Cinta rasa sianida kau teguk sampai mabuk
Rindu bertuba kukecup dalam manis rayu manja
Kita saling membenci meski terikat simpul mati
Akhirnya aku binasa dalam ruang ambigu antara dogma dan luka
Gk, 20210217
(Genoveva Manuhara)
TERSESAT DI JALAN YANG TERANG
Aku kehilanganmu di sepertiga malamku
Saat embun berayun di rembang subuh
Bulan pucat menggigil menahan dingin
Sedingin hatiku kehilangan cahayamu
Di bentangan cakrawala mega mega berduka
Langit menangis
Meratapi nasibku
Tersesat di jalan yang terang
Dalam pencarian akanmu
Gk, 20210222
(Genoveva Manuhara)
DESEMBER KELABU
Desember di ujung tahun yang biru
Aku termangu di gelap malam nan basah
Memandang langit aku mencium batas sunyi
Bilur bilur luka menggigil terperangkap sepi
Dalam derai airmata rinduku melambai khusuk memanggil namamu
Di rintik gerimis bulan Desember
Aku menangis tanpa isak perih
Jangan berikan lagi penantian untukku karena belum hilang kerinduanku dari kepergianmu saat itu
Belum tandas rasa gamang yang sedang kuhindari
Kini biarkan aku bersamamu dalam dekap erat
Aku pasrah dengan segala resah
Kegundahan itu habis dalam dekapmu
Airmata membakar hati yang rindu
Menetes sendu di dadamu
Kusandarkan beban
Kau belai kekalutan dalam ketakberdayaan
Waktu terus berlalu tanpa sepatah pun ucapan
Semua kudapati dalam kebisuan
Sunyi ....
Kelu ....
Desember kelabu selalu menghantui setiap mimpiku
GK, 20201214
(Genoveva Manuhara)
DESEMBER
Kau datang begitu tergesa
Membawa malam basah dengan pucuk rinai menikam jiwa
Di luar sana geresek daun bambu menggelisahkan kalbu
Terkurung dalam sesalku mengaduk lautan hati
Perkara datang silih berganti
Kau datang begitu tergesa
Rindu masih berserakan belum tertata
Sementara cinta masih seungu fatamorgana
Dan luka ini masih terasa sakit sekali
Begitu sarat gundah diri
Susah payah bertahan sendiri
Sementara ribuan cerca menghakimi
Kau datang begitu tergesa
Memaksaku menelusuri lorong waktu dengan cerita yang masih sama
Aku yang terlunta mengemban rasa
Rasa yang seharusnya sudah kuakhiri sejak semula
Tapi aku betah berkubang di dalamnya
Gk, 20201203
(Genoveva Manuhara)
KITA
Kita dua keping yang berbeda
Dengan rasa yang sama
Kau keping langit sunyi
Dengan luka lebam di hati
Aku keping bumi sepi
Dengan luka nganga di jiwa
Kita bertemu di ujung senja
Dengan warna jingga menghias romansa
Beribu bait puisi tercipta
Jadi tembang gamang cinta kita
Kau langit yang penuh kasih melingkupiku
Aku bumi yang dengan rela menerima adamu
Kita dua keping berbeda dengan rasa yang sama
Gk, 20181203
(Genoveva Manohara)
RINDUKU
Rinduku menari di ujung pena
Meluap luap penuh garis nelangsa
Hitam buram tergambar dengan nyata
Rinduku terdampar pada kertas lusuh tak berjiwa
Rinduku segambar karyaku
Pada kanvas nila dengan goresan luka
Terpampang pada figura tua
Dengan kayu lapuk dimakan usia
Rinduku tak pernah luntur
Meski derai air mata membanjiri
Yang meluap dari samudra dusta dan luka
Rinduku tetap terjaga utuh untukmu
Gk, 20181130
(Genoveva Manohara)
CINTA YANG MAHAL
Harus dengan bahasa apa kukatakan cinta
Agar kau tahu begitu besar cintaku padamu
Tapi mengapa tulusnya kau tawar begitu murah
Kau bayar dengan dusta yang rendah
Kau tahu
Telah kutebus cintamu dengan pengorbanan yang mahal
Kugadaikan harga diri demi meraih hatimu
Lalu dengan apa lagi kuharus membayar egomu
Agar kau sudi mengulurkan rasamu untuk menyentuh rasaku
Gk, 20181210
( Genoveva Manuhara )
MENYULAM RINDU PADA DINDING BATU
Nda
Aku mengenalmu sebegitu agung
Dari sosok sosok lain di lelakonku
Kaulah kisah lugu masa kecilku
Hadirmu membawa nuansa baru
Mengguncang bagian terdalam di hatiku
Kukemas rasaku
Kusulam rindu pada dinding batu
Aku terus tegar dengan rasaku
Meski terkoyak ambigu penuh pilu
Aku tergugu dalam ruang hampa yang bisu
Nda
Tatapmu menjerat dalam arti yang tak kumengerti
Hati menggigil dan rapuh
Ingin lepas darimu
Biarkanlah malam malam lalu hanya untukku
Dan bukan untuk kita miliki nanti
Gk, 20181209
( Genoveva Manohara )
LELAKON APA GANJARAN
Kaya-kaya wis menthok
anggonku pethok-pethok sesambat
Jagat wis ndak ubengi
Langit ndak pecaki
Kekitrangan ngoyak ngupadi papan dununge tresna kang sejati
Oh lelakon
Sak paran-paran midak ri kemarung
Tansyah ngregem awu panas
Tansyah keprungu tembung manis manuhara kebak wisa
Kabeh kaindit ing sakselaning panggrantes
Kebak pitakon ing sak jeroning dada
Iki lelakon apa ganjaran
Banjur kapan aku bisa mentas saka panandang
Gk, 20181207
(Genoveva Manohara)
CEMBURU
Duh, mengapa rindu ini tak jua mau menepi
Rindu datang menyergap
Kudekap bayangmu dalam perih yang pekat
Kuhardik cemburu yang mulai mengusik tegarku
Menyusup dalam hati
Memukul bertubi tubi
Dan tetap saja tangisku pecah
Tatkala melihatmu bercumbu
Ah, sudahlah
Tak perlu isak tangis itu
Biarlah tak usah cemburu
Uh, aku mulai menata hati
Aku sadar diri
Aku tak punya arti
Akulah si pungguk merindukan bulan
Gk, 20181224
(Genoveva Manohara)
MEMUPUS ANGAN
Bulan pucat menangis di sudut malam
Bersenandung pilu dalam irama deras hujan
Daun daun menggeresah dibelai angin nakal
Mengalun tembang lara dalam nyanyian jangkrik
Yang mengaiskan sungut pada bukit rindu
Ada kerahasiaan yang samar
Kesunyian mencekam dan menggelisahkan
Seperti detak jantung yang resah di dada
Padam sudah api cintaku
Kusiram nyala rindu dengan tetesan air mata pilu
Kupupus angan dan harapanku
Kutenggelamkan dalam duka yang bisu
Tandas sudah air mataku
Kularutkan dalam isak sedu
Harus kupupus semua anganku
Biarkan hilang dalam gelap bayangmu
Gk, 20181223
(Genoveva Manohara)
PAHLAWAN CINTA TANPA TANDA JASA
Ibu
Kalau saat ini aku jadi wanita perkasa mampu menjelajah seluruh negri
Kuyakin semua karena ASI yang kau tetekkan saat aku masih bayi
Menjadi darah yang mengalir di tubuhku membuatku mampu tegap melangkah meski beban hidup bergelayut di pundakku
Ibu
Kalau saat ini anakmu tetap tegar berdiri di tengah badai hidup
Kuyakin semua karena ajimat doa yang kau kalungkan di leherku
Yang tiap malam kau baca mantra kidung puja
Mengetuk pintu sorga menyebut namaku tanpa mengenal kata menyerah
Ibu
Kalau saat ini aku mampu mengasihi
Aku yakin karena bejana hatiku telah penuh meluap oleh kasihmu
Darimu Ibu aku belajar untuk mencintai dengan tulus
Darimu Ibu aku belajar memberi tanpa pamrih
Darimu aku belajar memaafkan tanpa membangkit bangkit
Terimakasih Ibu
Untuk jalinan kasih yang kau tenun untukku
Untuk untaian doa yang selalu kau langitkan sebagai penopang di setiap langkahku
Ibu
Kaulah pahlawan cinta tanpa tanda jasa
Gk, 20181222
(Genoveva Manohara)
TERTIKAM LARA
Seperti udara yang selalu kuhela
Tak pernah henti berhembus
Demikianlah dirimu
Selalu menikam lara di hati
Cukuplah sudah
Lelah batin ini harus selalu menjaga hatimu
Sedang kau tak peduli rasaku
Akhiri saja kisah kita sampai di sini
Terimakasih untuk lara yang kau cipta
Yang membuatku jadi tambah dewasa
Gk, 20181220
(Genoveva Manohara)
IKHLAS
Kubersembunyi di balik punggung rindu
Memandangmu dari balik tirai bening
air mata perlahan jatuh bergulir
Menuruni lereng tua pipiku
Kembali aku harus melihatmu melangkah jauh
Meninggalkanku dalam kabut hitam
Dengan hati penuh luka lebam
Tanpa sempat ucapkan salam perpisahan
Bila nanti di antara lelah langkahmu
Tak kau temukan tempat berlabuh
Kembalilah pada pelabuhan tua yang teduh
Tempat kau melepas sauh
Dan pasti kau kan kurengkuh
Gk, 20181217
(Genoveva Manohara)
MALAM
Kepekatan malam menampakkan cakrawala yang lengang
Hingga terasa ke dalam sukma yang mencekam
Di langit tiada bintang yang dapat dipandang
Kecuali bulan yang mengambang
Malam penuh jelaga
Aku belum juga tertarik untuk mengatupkan mata
Gk, 20181018
(Genoveva Manohara)
MAAF IBU
Ibu ...
Kepada siapa rasa ini kulabuhkan
Aku lelah Bu
Menanggung semua beban ini
Ini sandiwara usang yang selalu kulakonkan di hadapanmu
Aku harus tetap manis dan tegar
Untuk keutuhan jiwa dan ketentraman raga
Segelas racun kuminum setiap hari
Sepiring cerca kusantap setiap waktu
Netra pun tak mampu pejam karena dukaku
Ibu ...
Maaf kalau aku berdusta
Dan selalu berdusta
Gk, 20181017
(Genoveva Manohara)
JEJAKMU
Kepergianmu meninggalkan jejak perih
Kembali aku terluka oleh rasa yang kucipta sendiri
Saat bayangmu mulai menghilang
Kutepis angan tentang kebahagian
Kuhadapi satu kenyataan
Tentang penantian yang tak pernah lekang
Tentang cinta yang kekal dan usang
Kubawa pergi sepenggal rindu tanpa tepi
Kusimpan duka tanpa henti
Kudekap asa yang tak utuh lagi
Kulepas semua mimpi
Nda ...
Aku lelah menanti
DIY, 20181016
(Genoveva Manohara)
HITAM
Bahana temaram beranjak menjauh
Meninggalkan senja termangu
Dalam kabut yang membayang
Galau hati makin kelu
Biru yang tertawar kelabu
Sedang hitam adalah kelam
Apa yang akan kucari
Ketika semua sisi menghitam ditelan hening malam
Lalu apa yang ku tunggu
Semua telah membatu
Sedang nohta hitam tambah legam
Gk. 20181014
(Genoveva Manohara)
CINIDRA ING JANJI
Ing ndalu kang sepi
Raga manjing ing mandragini
Sukma ngumbara ing gegana
Nglangut tanpa wewangenan
Gawang-gawang ing pangrasaku
Kedadeyan kang ninggal wiraga runtik ing nala
Manis ngendikamu nanging lamis athimu
Sliramu cidra ing janji
Medhot ake tali asmara
Lebuh luluh rasane wardaya
Tumpas tapis angemasi
Kang keprungu mung tangis ngrintih
Angluh ing panjerit ngrujit ati
Nalika aku isih ngregem wektu
Kabeh mau wus dadi pesthiku
Aneng mustakaning sanggar pamuji
Aneng pucuking candi
Amung marang sliramu donga iki tujumu
Andum basuki kariya rahayu
Gk, 20181012
(Genoveva Manohara)
MENEPI
Kubawa pergi sepenggal rindu tanpa tepi
Bersembunyi dari riuh senandung
dewa-dewi
Bertapa di puncak-puncak candi
Dan kurawat luka seorang diri
Aku akan baik-baik saja nanti
Setelah puing asa kembali tersusun rapi
Sekian angan kurajut sendiri
Lalu semua kembali kosong
Seperti dulu lagi
Gk, 20181010
(Genoveva Manohara)
CINTA TERLARANG
Tergores jelaga pada kanvas putih kisah cinta kita
Perbedaan telah mengoyak ujungnya
Figura lapuk dimakan usia
Kasih
Kisah cinta kita terlarang
Membentur batas ruang
Masihkah kita bertahan
Berkali diri ini jatuh dalam jurangnya bimbang
Antara cinta dan air mata
Antara kasih dan pedih
Berkali kutata puing harga diri
Dari cerca dan hina
Kuterus bertahan meski nelangsa tercipta
Kasih
Berapa lama ku harus menunggu
Sedang restu semakin jauh dari khayalku
Pantaskah bila ada yang dikorbankan
Bila semua tak menjanjikan
Gk, 20181009
(Genoveva Manohara)
BERLAYAR TAK BERTEPI
Masih mampukah bertahan
Dari hantaman badai rindu yang menyiksa
Puting beliung asmara pujangga
Selalu menawarkan pesona jingga
Bermabuk rayuan cinta tepi jalan
Nyanyian merdu camar di udara mengusik sepi
Menggoda untuk berpaling darimu
Pelabuhan baru menawarkan kilauan berliku
Juga janji-janji usang penuh rayu
Masih jauh benua yang kutuju
Kapal mulai penuh muatan rindu
Juga lubang-lubang cemburu
Aku takut kapalku karam
Sebelum sampai padamu
Gk, 20181008
(Genoveva Manohara)
CINTA MERAPUH
Kuseka air mata yang jatuh satu-persatu
Ada duka yang membayang di setiap tetesnya
Ada jerit pilu di setiap isaknya
Sedang sedu sedan adalah elegi hati
Dalam sepi kumenepi
Debar-debar hati hadirkan luka di genderang cinta
Rindu berlabuh pada hati yang rapuh
Gemetar diri menanti janji tak pasti
Dalam diammu kukelu
Segala makin tersia tanpa makna
Cinta membias tanpa bisa kubaca asmara
Semua sirna
Gk, 20181006
(Genoveva Manohara)
NGIMPI
Kaeksi diwangkara surut ing mandragini
Kartika, sitoresmi rebut silih pernah
Sumunar hanelahi wiyati
Sidem premanem tan ana sabawane walang ngalisik
Ing sanggar pasumpenan
Ndak kekep wewayanganmu
Ndak aras pipimu
Ing tyas wuyung nyecep indahing rasa
Ing netra kalimput indahing wiraga
Kang nedheng ngumbar gandha asmara
Keceh esem manis manuhara
Ing kasunyatan
Oh, samungguh aku bisa tuwuh ing panggayuh
Bisa sesandingan mring sliramu
Nyambut silaning akrami
Renteng-renteng gegandhengan kadya mimi lan mintuna
Datan ginggang sarambut
Gk, 20181005
(Genoveva Manohara)
ROMANSA
Ingin memelukmu dalam belantara cinta
Rindu telah membelukar
Tumbuh liar jadi semak perdu
Syairmu membelai rasa
Berayun seirama tembang syahdu
Bernuansa biru
Penuh romansa
Ingin berteduh di bawah rimbun kasihmu
Rebah dengan indah di bidang dadamu
Lelap dalam irama cinta
Senada degup melody yang tercipta oleh debar jantung penuh asmara
Ingin selalu bersamamu
Seiring sejalan penuh kepastian
Bergandeng tangan menuju masa depan
Penuh cinta dan harapan
Gk, 20181004
(Genoveva Manohara)
DINDA
Dalam pelukan cahaya senja
Sendiri aku menangis
Sendiri melukis wajahmu dalam pelukku
Pengukir perangaimu dalam bisu
Merenungkanmu Dinda
Bagai mengaduk seluruh ingatan
Terbayang jelas seraut wajah yang selalu tersenyum
Penuh pengharapan
Pantang menyerah
Mengenangmu Dinda
Bagai terseret di samudra tak bertepi
Engkau ada juga tiada
Namun
Telah kau beri warna di hidupku
Juga hatiku
Gk, 201801001
(Genoveva Manohara)
RINDU MENGHARU BIRU
Saat mentari surut di cakrawala
Bias jingga membayang
Garis sepi meronai
Kujemput gulana tanpa nelangsa
Sepanjang waktu kuredam hati
Sedalam ingin kupendam perih
Termangu aku
Terhempas anganku
Lalu terwujud fatamorgana
Menutup sketsa biru dengan nuansamu
Mengendap nyeriku dengan pesonamu
Di setiap sudut pandang ada kamu
Tatapmu bening mengiris rasa
Sosokmu senyata ada
Antara kasih dan pedih
Kau kokoh berdiri di hadapanku
Aku memilihmu tanpa menyentuh
Aku mencintaimu dengan nyawaku
Aku merindu mengharu biru
Aku berserah tanpa arah
Gk, 20181001
(Genoveva Manohara)
MUSIM BARU
Dentum-dentum cinta telah bergema di jantungku
Sengat panas dan jalan mendaki tak kuhiraukan
Musim telah berganti
Kembang-kembang mulai bermekaran
Angin berhembus mencairkan kebekuan hati
Burung-burung berkicau menyanyikan lagu baru
Lagu tentang cintaku padamu
#Ndakekasihhati
Gk, 20180930
(Genoveva Manohara)
JANTUNG HATIMU
Di jantungmu
Berkali-kali kudengar seruan memanggil
Mengusik cinta yang terpendam dalam
Lembut detakmu
Mengalahkan genderang perang
Aku mabuk angin sorga
Yang kau hembuskan lewat desah lembut manja
Di hatimu
Bersenandung kidung asmaradana
Menyusup dalam belantara jiwa
Mengalun simphony rindu membebat luka
Kukecap manis tuba dalam rayu mesra
Aku binasa dalam ruang ambigu
Antara ada dan tiada
Gk, 20181029
(Genoveva Manohara)
BELANTARA PENUH MISTERI
Ada air hangat mengalir di pipi tanpa terasa
Pandanganku jadi kabur karenanya
Bisik angin pada ranting-ranting cemara
geresahnya menegaskan kesunyian
Yang tengah bertahta di belantara penuh misteri
Seolah-olah aku melihat bayangmu
Melambai-lambaikan tangan di tengah belantara itu
Dengan senyum manismu menyapaku penuh rindu
Aku berteriak memanggilmu
Tapi hanya gema suaraku yang terdengar
Belantara itu semakin sunyi
Sesunyi hati ini yang telah kehilangan dirimu
Musti kuakui
Aku hampir-hampir tak dapat menekan gejolak rasa
Oh ... betapa rindu
Telah menguak kembali kenangan itu
Ska, 20181028
(Genoveva Manohara)
PUISI CINTA
Lumat seluruh tubuh
Ketika sekilas bayang menerpa wajah
Rindu menyusup di belantara hati
Dalam rengkuh tubuh rapuh
Ini puisi cinta
Yang kupahat di gunung-gunung pendakianku
Kunyanyikan disenandung pagi
Cintaku membenam di dada
Inilah hakekat cinta dan rinduku
Kupatri dalam keabadian
Kupersembahkan utuh padamu
Dewa asmaraku
Gk, 20181026
(Genoveva Manohara)
TIDURLAH SAYANG
Tidurlah sayang
Lelaplah dalam buaian mimpi
Kan kudongengkan sebagai pengiring tidurmu
Lepaskan letihmu pada pembaringan
Bertiraikan kelambu bersulam rindu
Dalam belaian damai penuh kasih
Hingga kau terlelap
Kecup sayang kuhadiahkan untuk pengantar lelapmu
Ibu akan hadir dalam mimpi indahmu
Kan kupetik bintang
Kuselipkan pada uraian panjang rambutmu
Kan kugendong rembulan
Sebagai sandaran lelahmu dan kau jadi peri penghuninya
Jangan kau biarkan khayalan indah mimpimu sirna
Hingga kau terbangun dari lelapmu
Ibu akan selalu ada di sisimu untuk menjagamu
Hingga kau terlelap kembali dalam pembaringan lenamu
Gk, 20181025
(Genoveva Manohara)
DUKITA
Mbiyen aku lak wis kandha
Aku ora butuh apa-apa
Butuhku ming priyatama
Datan nate supe ing prasetya
Prasetyamu sayekti ndak ugemi
Rina wengi anggonku tansah ngenteni
Lintang panjer rina kang dadi seksi
Aku tansah setya tuhu yekti
Petheng ndedet rasaning nala
Sliramu mengku kenya liya
Jahe wana sak umpama
Tyasku poyang payingan datan kuwawa
DIY, 20181019
(Genoveva Manohara)
YOGYA (1)
Pulang ke kota kita
Menyusuri keramaian sepanjang jalan Malioboro
Bergandengan dalam lalulintas penyeberangan
Tenggelam dalam pekat malam
Sebelum hujan turun
Kita larut dalam nostalgi sunyi
Terkubur debu jalanan dan taburan angin malam
Kita masih tetap bersama
Walau jejak langkah lenyap di tengah kota
Kita coba tetap bahagia
Mengekalkan asa yang sempat tertunda
Tak peduli pada waktu
Yang pasti akan memisahkan kita
DIY, 20181018
(Genoveva Manohara)
YOGYA (2)
Aku berada di kota kita
Hiruk suara laju bus ditimpa suara Azan
Aku yang terbiasa menghirup udara bertuba
Panas tak kuhiraukan
Debu beterbangan menemani sepanjang perjalanan
Kuterpesona oleh derap langkah mereka
Memandang jiwa-jiwa asing
Kucoba membaca aksara-aksara
Dari setiap tatap netra
Adakah duka dan nestapa
Terpancar dari sapa juga peluhnya
Sambil berkemas aku bergegas
Kusimpulkan harap
Dalam cemas yang tak tertangkap
Banyak yang tak terungkap
Tapi hidup bukan sekedar duka
Masih ada asa yang menunggu untuk diwujudkan
DIY, 20181019
(Genoveva Manohara)
PERTANDINGAN TANPA AKHIR
Matahari membakar sunyi langkahku
Menggores hitam pada wajah pucat pasi
Sepi memekik di kejauhan
Menggemakan rindu pada pujaan
Pendar pesonamu merajai anganku
Mengusik diam yang bersarang di mega
Kubawa diri berlari dalam pertandingan tanpa akhir
Tapi siapakah aku
Di antara para bidadarimu
Semakin jauh kuberlari
Kakiku tertekuk dan jatuh
Bertumpuk antara nyeri dan sakit hati
Aku tertunduk, malu
Merenungi ketidak mampuanku
Yang telah gagal memenangkan hatimu
Gk, 20181030
(Genoveva Manohara)
PULANGLAH
Pada rindu yang mengawan di langit pagi
Pulanglah pada pemilik rasa
Karena aku telah begitu lelah menunggu untuk bertemu
Telah kutelusuri ribuan jejak kelomang
Istana pasir telah lumat dihantam air pasang
Pulang ...
Pulanglah ...
Aku sudah tidak peduli
Karena aku sudah tidak punya asa untuk sekedar menambatkan perahu kehidupan
Dan aku pun akan pergi
Itu pasti
Bersama cinta yang tersisa di dada
Gk, 29181112
(Genoveva Manohara)
SEDAP MALAM
Kunyanyikan kidung abadi
Dalam belantara sunyi
Hanya dalam jiwa saja
Rinduku menari berderak seirama orkestra dalam paduan suara keheningan
Dalam dingin yang makin surut
Ketika malam keletihan
Kutebarkan wangi penuh sejuta makna
Bagi orang yang arif membaca gejala
Dan esuk ketika mentari menyapa
Kurajut doa-doa
Kulepas resah
Kudekap pasrah
Inilah aku si bunga sedap malam
Gk, 20181109
(Genoveva Manohara)
KETIKA KEKASIH MENDENDAM
Tahukah kau
Derita apa yang tengah kukandung saat ini
Ketika kekasih mendendam
Berlalu tanpa kata
Meninggalkan seribu tanya di keningku
Berkali diri tersandung pilu
Tentang rasa sesal yang mengganjar
Mengapa kau biarkan cerita ternoda
Sedangkan baru sebait skenario terjalani
Dalam deras hujan kali ini
Kembali hatiku berlagu pilu
Mengekalkan kenyerian
Menodai kesendirianku dalam rindu
Aku segera bersimpuh dalam jerit hujan yang berderai
Kembali aku bertapa
Tenggelamkan diri dalam danau air mata
Di dasar hati penuh duka
Kekasih ...
Gk, 20181108
(Genoveva Manohara)
TERALI BERDINDING API
Biarkan sejenak kuberhenti di sini
Kemana lagi harus kubawa hidup ini
Terasa berat bahkan teramat berat
Laksanakan amanat harus dipatuhi
Susuri jalan tanpa nyala nyali
Meraba tanda tiap depa
Bulatkan nurani menggelinding turuni duniawi
Berkali tersandung sendu
Tapi sepertinya takdir terlalu suci untuk dimaki
Kepada siapa kutumpahkan rasa ini
Ubah amarah jadi bentuk
Menghukum diri dalam terali berdinding api
Ingin tumpahkan amarah terkandung di rahim jiwa
Semuanya ...!
Semuanya ...!
Tentang ketakberdayaan
Juga ketidakadilan yang kuterima
Hanya lemas
Jatuh dan luruh
Gk, 20181207
(Genoveva Manohara)
RESAH
Jauh kubuang sauh
Tenggelam bersama di dasar luka
Di tengah hamparan membiru laut
Terombang-ambing sendirian
Kupeluk erat tiang hati kian rapuh
Kesepian makin menyatu dengan buih
Keraguan akan satu arti
Takkan ada angin berhembus
Mampu membawaku berlabuh padamu
Takkan ada ombak deburkan rindu
Takkan ada lentera
Yang mampu biaskan kasihku untukmu
Begitupun rembulan yang bersarang di mega itu
Takkan mampu gambarkan
Kegalauan dalam resahku
Gk, 20181106
(Genoveva Manohara)
KETABAHAN CINTA
Kugenggam cahaya dalam diam
Menghayati derita dari puing cinta yang porak-poranda
Puisi kepedihan memenuhi seluruh ruang jiwaku yang retak
Kedua mataku terpejam
Mengucurkan air mata darah
Aku tak bisa lagi mengulang bahasa cinta
Seperti seorang pengembara
Aku sebrangi lautan kesepian
Menempuh jarak bersama rindu
Menuju hatimu yang berduri
Sepertinya semua jalan berkobar di hadapanku
Membakar hangus seluruh keinginanku untuk bersamamu
Baru kini kusadari
Ternyata cinta membutuhkan ketabahan
Gk, 20181105
(Genoveva Manohara)
TERIMAKASIH
Semalam telah kau tikam jantungku
Dengan pisau yang kuasah sendiri
Pada batu-batu kesetiaanku
Kini ijinkan aku menepi
Dari hingar bingar pesonamu
Kututup mata dan telingaku
Dari gaduhnya orkestra cinta yang kau mainkan bersamanya
Biar kurawat sendiri goresan-goresan nyeri
Dari luka yang kau cipta
Terimakasih untuk dusta yang kau ajarkan padaku
Percayalah, kini aku mahir membohongi rasaku sendiri
Gk, 20181103
(Genoveva Manohara)
TAK BERJIWA
Mulut dikunci sepi
Sesal menghabiskan bergantang-gantang air mataku
Kubiarkan hati luka
Kubiarkan anggan mengembara
Beranjak tanpa kata
Tak lagi gugat kesetiaanmu
Kuelus dada sakit sekali
Kurebah dengan pedih
Terucap miris dari sela bibir garing
Mengapa, tak kau ijinkan kukecup bahagia sesaat
Begitu lama tersisih tawa
Resah menggeliat lalu meronta
Akankah kubiarkan menyusu pada keadaan
Sedang menjaganyapun aku tak mampu
Apa lagi relakan dengan senyuman
Kubiarkan diri lelap dibuai nestapa
Sesosok diri menangis seakan tak berjiwa.
GK, 20181102
(Genoveva Manohara)
PEREMPUAN MALAM
Akulah perempuan malam
Bercengkrama dengan gulita
Kupastikan pekat terengkuh dalam hitam
Gelap abadi tak terkhamiri matahari
Akulah perempuan malam
Setia pada janji sunyi
Kusetubuhi hening dalam kidung sepi
Berselimut sajak bisu yang kelu
Akulah perempuan malam
Akulah gelap yang paling pekat
Akulah sunyi dalam hening sepi
Gk, 20181101
(Genoveva Manohara)
DENDAM RINDU
Aku yang dahaga akan dirimu
Melepas beban dendam rindu
Yang membara dari sudut-sudut hati
Rindu telah membakar diri
Melelehkan darah keperihan
Duka dan nestapa telah menguasai jiwa
Merusak akal sehatku
Aku ingin kau tahu itu
Gk, 20181031
(Genoveva Manohara)
AKU MASIH PUNYA HARGA DIRI
Pada jiwamu yang retak telah kusemaikan sebait rindu
Pada lebam hatimu telah kutitipkan rasa
Biarlah cinta ini
Kubaitkan pada puisi bisu
Bukan untuk kau mengerti
Tapi untuk kumiliki
Bukan salahmu kalau semua harus berakhir seperti ini
Tapi salahku telah menabur benih
Pada musim yang keliru
Lalu ...
Haruskah aku mengiba sedekah cinta padamu
Kupikir perjuangan masih panjang
Butuh waktu dan pengorbanan
Burung masih bernyanyi
Narapidana masih memiliki senyum
Dan aku masih punya harga diri
BE, 20181122
(Genoveva Manohara)
KUINGIN
Nda
Kuingin saat ini duduk di dekatmu
Menggelayutkan tanganku di pundakmu
Tanpa puisi cinta juga nyanyian rindu
Begitu nyaman berbagi rasa bersama
Tak pernah jemu berbagi cerita denganmu
Kepadamu
Kuselalu ingin pulang dari jauh langkahku
Sekedar berhenti sejenak untuk menyandarkan kepala
Mencium wangimu cukuplah untuk menenangkan jiwaku
Gk, 20181117
(Genoveva Manohara)
RINDU
Nda
Kau dengar
Ada tangis yang memantul dari
dinding-dinding hati
Menjerit lengking dalam kesunyian
Seperti badai yang menghempas
Tatkala setiap rintihnya adalah rindu
yang mencabik-cabik dada
Nda
Kau tahu
Telah kuhabiskan separuh usiaku
hanya untuk menunggumu
Rinduku mengembara, tertatih menyusur bentangan sepi
Kuterus mengulur tali cinta sampai ke ujung titik lelah
Nda
Aku mulai takut tak bisa menemukanmu
Tak sempat menghabiskan waktu bersamamu
Kau tahu
Aku mulai lemah dan kehabisan waktu
Gk, 20181116
(Genoveva Manohara)
SUJUD SYUKURKU
Kala sukma menyembah Allah
Dengan penuh cinta dan ikhlas
Bersama dupa yang mengawan
Membawa serta doaku
Tersungkur dalam pangkuan-Mu
Sujudku adalah syukurku
Kepadamu penuh khitmad
Yang maha segala, maha sempurna
Adalah seruku mengagungkan-Mu
Khusyukku tengadahkan tangan
Ikhlas memohon ampun-Mu
Dalam hening malam yang syarat dengan kidung pujian
Tuhan ...
Ijinkan kuberteduh di bawah kasih-Mu
Berpegang iman dan syukur dalam menjalani semua kehendak-Mu
Bawa serta raga ini menghadap-Mu
Karna aku tercipta oleh-Mu
Akan kembali ke mana kalau tidak pada-Mu
Tuhan ...
Ampunkan segala dosaku
Gk, 20181115
(Genoveva Manohara)
PULANGLAH
Pada rindu yang mengawan di langit pagi
Pulanglah pada pemilik rasa
Karena aku telah begitu lelah menunggu untuk bertemu
Telah kutelusuri ribuan jejak kelomang
Istana pasir telah lumat dihantam air pasang
Pulang ...
Pulanglah ...
Aku sudah tidak peduli
Karena aku sudah tidak punya asa untuk sekedar menambatkan perahu kehidupan
Dan aku pun akan pergi
Itu pasti
Bersama cinta yang tersisa di dada
Gk, 29181112
(Genoveva Manohara)
SEDAP MALAM
Kunyanyikan kidung abadi
Dalam belantara sunyi
Hanya dalam jiwa saja
Rinduku menari berderak seirama orkestra dalam paduan suara keheningan
Dalam dingin yang makin surut
Ketika malam keletihan
Kutebarkan wangi penuh sejuta makna
Bagi orang yang arif membaca gejala
Dan esuk ketika mentari menyapa
Kurajut doa-doa
Kulepas resah
Kudekap pasrah
Inilah aku si bunga sedap malam
Gk, 20181109
(Genoveva Manohara)
DIA
Dia memang gagah, tak goyah
Tapi ...
Cuma dia seorang yang merasakan luka hatinya
Ada luka yang mengoyak penuh darah
di belahan dada
Ada belati menyekat rongga hati
Cuma dia yang merasakan
Cuma dia
Dia terluka
Aku yang melukainya
Dia terkoyak
Aku yang mengoyaknya hingga berdarah
Dia hangus
Aku yang membakarnya
DIY, 20180901
(Genoveva Manuhara)
KAU
Kau menyendiri dari hingar dunia
Berumah di lembah gersang penuh cahaya
Duniamu abadi syarat makna
Kedamaian yang dipuja
Tebar cinta dalam prosa kehidupan
Penuh dengan hymne lagu pujian
Terangi lubuk hati setiap insan
Dalam kasih biru kehidupan
DIY, 2080831
(Genoveva Manuhara)
PEDIH
Kini malam kian larut
Hitam merayap gelap
Senandung suara jangkrik berpadu kian larut
Dibalik geresah daun jati
Sinar sang purnama remang di kejauhan
Sembunyikan wajah pucat pasi
Ada rasa pedih yang teramat sangat
Menyergap dengan begitu tiba-tiba
DIY,20180830
(Genoveva Manuhara)
BERJALAN SENDIRI
Berjalan sendiri
Ciumi tanjakan pendakian
Matahari membakar sunyi langkah
Sengat panas tak kuhiraukan
Kemarau ini telah menjelma di hati
Berjalan sendiri
Merangkak angan dalam kejenuhan hati
Pada lorong-lorong hati yang gelap
Tumpukan duka yang tebal
Menghembuskan gelisah kehidupan
Terkurung keangkuhan
Berjalan sendiri
Punguti serpihan-serpihan hati
Kala lara masih jua terasa
Ku tepis angan tentang kebahagian
Lalu mengapa luka yang selalu kubawa pulang
DIY, 20180829
(Genoveva Manuhara)
MENGENANG AYAH
Solo di bulan Agustus 15 tahun yang lalu
Bagai ada sejuta bidadari yang menjemputmu
Dan membawa pada keabadian
Kemudian menciptakan tragedi perpisahan
Langit yang sepi berbias duka
Kau tersenyum menutup lembar kehidupan
Kau tau
Seribu tanya menggurat dada
Kapan kita berbincang
Sambil menunggu senja tiba
Kapan kita menghabiskan malam bersama
Jarak antara kita makin panjang
Ini kutaburkan kembang
Dan ku semaikan doa
Pada nisanmu yang lenggang
Kematian hanyalah tidur panjang
Maka mimpi indahlah
DIY, 20180828
(Genoveva Manuhara)
RINDU DAUN JATI
Setiap geresahnya adalah simphony
Kidung lirih hati sepi
Syair sendu tentang rindu
Penuh nelangsa rasa jiwa
DIY, 20180826
(Genoveva Manuhara)
SESAL
Jaman telah berubah
Masa hanya tinggalkan skeksa usang
Dimana wajahmu tercipta
Tanpa sengaja kutemukan rindu
Diantara reruntuhan kalbu
Akar mesra pernah meronai
Hingga tertanda dilema
Pecahkan damai berpuing
Waktu pulalah yang membawa keindahan berlalu
Mengikat jiwa sampai kurus
Peras tiris tertiris
Tumbuhkan jerami berjamur batu
Kasih ...
Andai dapat kau baca arti
Andai semua kau mengerti
Harapan kupatri dengan hakiki
Kasih yang teragung
Cinta yang menyelubung
Kuberi begitu tulus dan lurus
Hanya ...
Mengapa kau luka ?
Beranjak tanpa kata
Tak lagi berpaling demi diri
Menumpuk sesal mengganjar
Karna arah belum lagi pasti
Kau biarkan cerita bernoda
Sedangkan baru sebait skenario terjalani
DIY, 20180825
(Genoveva Manuhara)
LAMA MENUNGGU
Ku tuntaskan asa padamu
Pendar pesona padam dalam kekalutan
Matahari, bulan, bintang
Bukan lagi dirimu
Sekilas fenomena membias
Lalu kesepian yang panjang datang
Tengadah pada langit hati
Pastikan bila mungkin meraihmu
Tak terluang lagi waktu
Tak terjelang lagi nuansaku
Aku mengalah pada keyakinan
Kau buatku lama menunggu
DIY, 20180824
(Genoveva Manuhara)
SEMPURNA
Goresan luka dan duka
Berbalut indah di palung hati
Betapa getar kerinduan menghunuskan sembilu
Menetes perih asa yang tercampak
Setiap erangan adalah nikmat
Semanis nista yang ku dapat
Adalah cerca hina yang kau sematkan
Mengepung sukma dalam deraian bahasa hujan
Ku terima sebagai syair abadi
Setiap serpihan kata ku tampung
di belantara hati
Menutup ungkapan cinta yang membatu
Telah sempurna sakit ini
Kau melangkah menjauh dari nyata
Sisakan bayang punggung yang lenyap dari pandang
Biarkan kian buram dari kebahagian
DIY, 20180822
(Genoveva Manuhara)
TANGIS
Tiba-tiba ada gejolak yang ingin lepas
dari dada melebihi waktu
Aku ingin berteriak sekeras mungkin
Agar dada menjadi lapang
Tetapi
Mulut terkatup rapat
Kerongkongan seperti tersekat
Hanya mataku hangat
Lalu ...... ?
DIY, 20180820
(Genoveva Manuhara)
HILANG ARAH
Jelaga malam rapat mengendap
Hitam membatasi pandang penglihatan
Dalam gelap kucari Kau di galau jiwa
Di antara karang cadas
Ku temukan palung di dasar hati
Ku sebut Kau
Ku panggil nama-Mu
Hanya gema suara
Yang larut ditelan sepi
Kini tak ada lagi Kau di sana
Aku hilang arah
DIY, 20180819
(Genoveva Manuhara)
APA ARTI ADAMU
(Nda)
Nda
Aku ingat senyummu
Aku ingat tatapmu
Aku ingat segala warna
Yang kau gores di kanvas hidupku
Sampai saat ini masih kentara tersirat
Kau gambarkan duniaku
dengan warna-warna buram
Senada bingkai tua
Dimana kau pasangkan karyamu
Atas ketak berdayaanku
Aku letih dengan sandiwara usang
Ku cipta sendiri
Bahwa suatu saat nanti kau akan kembali
Sedang kulepas seluruh ikatan batin darimu
Karna aku sadar
Meskipun ada disini
Kau tak mungkin kumiliki
Lalu apa arti dari kepergianmu
Apa arti dari rasa kehilangan yang selalu datang
Apa arti dari sekian rindu
Dari sekian lama penantianku
Sedang aku telah begitu puas
Dengan bayang semu mu
Apa arti adamu bagiku sebenarnya ?
Gk, 20180907
(Genoveva Manuhara)
GEMURUH HATI
Hujan jatuh diawal September
Aku termangu dalam rinai
Kaki-kaki hujan berbaris rapi
Tiap rintiknya membasahi tubuh yang kubiarkan kuyup
Angin kencang menderu
Dahan, ranting menderit
Bunyinya meluluhkan hati
Sambaran petir melecut
Menikam dada dan malamku
Hatiku penuh gemuruh menyesakkan
Tubuh menggigil
Berulang kali aku mendesah
Ah. Pedihnya
Gk. 20180905
(Genoveva Manuhara)
RUNTUH DALAM TANGISAN
Kau yang berdiri di ujung cakrawala
Berjubah jingga bermahkota fatamorgana
Wajah begitu suram dalam pelukan senja
Yang kian remang ditelan jelaga
Mata itu begitu letih
Penuh gejolak duka dan luka
Yang seakan siap bergelora
Telaga kelam itu berlalu
Dan aku menatapnya tanpa daya
Semua itu lebih dari cukup
Untuk membuat perasaan dan hati
Luluh dalam kesedihan
Runtuh dalam tangisan
Gk, 20180904
(Genoveva Manuhara)
KANGEN
Burung malam terbanglah jauh
Bisikan pada para Dewa
Aku sedang rindu pada bidadari kecilku
Saat ini kucoba mempersempit jarak
Dengan untaian kata sayang
Agar rinduku sampai padamu
Dan ku diam di sudut malam
Sambil terus kusebut namamu
disetiap doaku
Ku pandang foto cantikmu
Teduh matamu
Damai senyummu
GK, 20180902
(Genoveva Manuhara)
LUKA BARU
Tak ada kalimat yang dapat kurajut
Untuk mengungkapkan kesedihan
Tak mozaik yang mampu
Menggambarkan kenyerian dan penderitaan batin
Penyesalan dan rasa bersalah
Selalu menerpa
Menggerogoti jiwa
Menimbulkan luka baru di hati
Berkubang darah
Pedih dan perih rasanya
GK, 20180902
(Genoveva Manuhara)
RINDU PULANG
Rindu pulang
Dalam hangat pelukan
Dalam kesejukan cinta Ibu
Bu
Ijinkan anakmu
Berteduh dibawah lembut tatapmu
Setelah perjalanan panjang melelahkan
Biar kuteguk kasihmu
Sebagai pelepas dahaga
Sepulang ku dari medan juang
Dalam keyakinan mendukung cita
Bu
Ingin ku lelap sebentar dalam pangkuanmu
Kidungkan nada kasih
Untuk membasuh hati kerontang
Bu
Anakmu rindu pulang
Untuk bersujud dibawah kakimu
Memohon ampun atas ketakberdayaanku
Ibu aku ingin pulang.
Gk. 20180909
(Genoveva Manuhara)
IMPLORA
Ketika bumi resah dalam kegelisahan malam
Mengalun sendu implora mengusik sunyi
Air hangat mengalir di pipi tanpa terasa
Musti ku akui
Aku tak mampu menekan gejolak rasa
Oh ... alunan implora
Mampu menguak kembali kenangan itu
Ada kerinduan yang menyergap begitu tiba-tiba
Sepi bertahta begitu megahnya
Malam ini terasa sunyi
Semakin sunyi
Sesunyi hati ringkih ini
Gk, 20180909
(Genoveva Manuhara)
SETIYA MENUNGGU
Senja memerah di sudut kaki bianglala
Ku coba membaca aksara
Disetiap sudut-sudut jingga
Adakah kabarmu
Tersangkut di mega-mega kelana
Gelap segera turun
Menjejakkan kakinya yang sunyi ke muka bumi
Segera kupunguti serpihan-serpihan rindu
Yang tercecer dikala senja
Saat dengan setiya ku tunggu bayangmu pulang dalam pelukan
Sinar bulan layu kuyu
Meremang di gelap gulita
Sedang jejak-jejak malam
Menelan bayangmu yang kian semu
Aku disini masih setiya menunggu
Gk, 20180912
(Genoveva Manohara)
RINUJIT KANGEN
Rahina teka
Mbulan ngaca ing telaga
Sepi ing kene tanpa rowang
Kekes nala cinidra ing rasa
Goreh tan jenjem ing pikir
Gawang-gawang wewayanganmu
Kumlebet ing netra
Oh ...
Kaya ngene rasane
Rinujit kangen kasempyok ombaking asmara
Gk, 20180926
(Genoveva Manuhara)
KAMU
Ini semua tentang kamu
Yang menjeratku dalam romansa biru
Memenjarakan akalku dengan senyummu
Selalu menyiksaku dengan rindu
Juga membakarku dengan api cemburu
Aku bertekuk lutut di bawah pesonamu
Aku mau kau tahu itu
Gk, 20180926
(Genoveva Manuhara)
NELANGSA
Iki tembang asmaradana
Ndak puja ing tengah ratri kang tidem
Binarung swara gender lan siter
Ing pangangkah bisa medar rasa kapang
Kang sinimpen ing nala
Tan kuwawa rasaku nandang brangtha
Kang brayut sarandhuning angga
Ndak elus dhadha, perih lan nelangsa
Aku ming bisa pasrah lan sumarah
Duh, Gusti
Apurantha lepat kawula
Gk, 20180925
(Genoveva Manuhara)
CINTA BISU
Aku menunggumu di ubun-ubun kota Yogya
Di antara hiruk pikuk suara
Di antara syair-syair orang pinggiran
Kupunguti puisi nelangsa dengan penuh rasa cinta
Aku menunggumu sampai lupa waktu
Merah lebam jantungku oleh detak pesonamu
Rinduku berkarat tumbuh jamur batu
Kuterus mencari jejakmu
Sambil mengulur cinta semampuku
Aku memilihmu antara kasih dan pedih
Romansa biru telah menyekapku dalam cinta bisu
Dalam diam cintaku dan cintamu berpelukan
Kuikat jiwaku dan jiwamu dengan sutera ungu kesetiaan
Aku mau bersamamu sampai akhir jaman
#spandiwijaya
Gk, 20180924
(Genoveva Manohara)
KANDHEG ING WARDAYA
Lingsir wengi sepi kang wingit
Dalu samsaya tintrim
Leng-ulengan swara maruta ing angkasa
Anggawa sasmitha apa
Kaya ana swara dumeling
Kapang kabuncang
Tresnamu nangsang ing pucuking mega
Wus cukup semene
Gancaring kidung asmaradana
Kasigeg cukup semene
Wedaring gurit kaangit
Kabeh wus muspra ati dadi kemba
Cukup kandheg ing sajroning wardaya
Gk, 20180923
(Genoveva Manuhara)
KAU BUKAN DIA
Ranting patah kau gapai mesra
Kau rengkuh dalam dekap manja
Dan kidungkan asmaradana
Lantas aku tertegun seketika
Maaf aku tak bisa
Karna kau bukan dia
Gk, 20180923
(Genoveva Manohara)
BILA
Bila aku menemukanmu nanti
Aku ingin memelukmu seerat mungkin
Selama yang aku mau
Tak tersia sedetik waktu
Setelah sekian lama menunggu
Kau hanya jadi milikku
Akan kuhentikan waktu
Saat mendekapmu
Hingga akan tertinggal hangat
Selamanya untukku
Bila aku menemukanmu nanti
Kan kupandang sepuasku
Takkan kubiarkan sekilaspun pesonamu terlewat
Karna itu yang membuatku bertahan dalam rindu
Akan kuabadikan indah senyummu
Dibenak sepanjang hidupku
Sampai suatu saat nanti aku harus merelakan
Biarkan kau melangkah dari duniaku
Biarkan kau kian buram dari fantasi kebahagiaan
Berjalan tanpa menoleh lagi
Sisakan bayang punggung yang kian lenyap dari pandangku
#3
Gk, 20180922
(Genoveva Manohara)
SIAPA SEBENARNYA DIRIMU
Kadang aku merasa kau begitu nyata ada
Menjagaku hingga kuaman
Karna kau ada didekatku
Aku tak membutuhkan siapapun karena memilikimu
Berharap dengan yang lain adalah penghianatan bagiku
Tapi
Kau tak pernah ada untukku
Aku tak bisa menyentuhmu
Menggenggam tanganmu saat sendirian
Memelukmu saat ketakutan
Bersandar padamu saat kesepian
Sebesar apapun keinginan untuk bersamamu
Ada sebentang jarak yang harus kulewati untuk sampai padamu
Siapa sebenarnya dirimu
Seperti apa dirimu
Apakah kau memang seperti harapku
Bilakah kau sampai padaku
Karna aku takut tak punya cukup waktu menunggu
Aku takut takkan sempat bertemu
#2
Gk, 20180921
(Genoveva Manohara)
MIMPI SEMALAM
Tuhan mengirimmu semalam
Dan itu telah membuatku mencintaimu seumur hidupku
"Don't make me sad"
Karna saat itu adalah hal terindah dalam hidupku
Kau jadi milikku sesaat dalam keabadian
Tak ada yang lebih berarti dari semua itu
Kau benar-benar bersamaku
Kau genggam tanganku
Kau peluk aku keseluruhan
Tanpa kecemasan dan ketakutan
Kau tahu
Aku merasa kita telah lama bersama
Seolah aku mengenalmu seutuhnya
Tuhan begitu baik padaku
Karna kau yang terindah
Yang telah Tuhan kirimkan dalam mimpiku
#1
DIY, 20180918
(Genoveva Manohara)
MALAM JAHANAM
Hai malam
Puas kau melihatku
Terpuruk dalam sunyi
Berkubang darah anyir
Yang mengalir dari derai amarah
Hai gelap
Berjuta pekat kau tuang dalam cawan memabukkan
Kuteguk dengan nafsu jalang
Aku terbius oleh tragedi hitam
Hai gulita
Aku jatuh tersungkur
Di malam paling keji
Malam paling kubenci
Kasih mengapa kau pergi
Gk, 20180917
(Genoveva Manohara)
DUH GUSTI
Mendung angendanu
Bludak tumiba dadi udan deres
Mbandang tanpa wirama
Ngrubuhake payoning ati
Kentir sakehing kekuatanku
Duh Gusti
Kula nyuwun kekiyatan
Kapan kula mentas saking penandhang
Oh, panguripan
Yo gene kowe tega marang aku
Ska, 20180915
(Genoveva Manohara)
INGIN BERTEMU
Sayang,
Senja telah merapuh
Sebentar lagi gelap menjelang
Tidakkah kau ingin pulang ?
Sayang
Ada rindu tebal tempat kau baringkan lelahmu
Setelah seharian lelah bermain
Hangat kasih ibu
Sebagai selimut tubuh kecilmu
Maafkan ibu nak
Yang tak pernah bisa memelukmu dengan sempurna
Tak bisa menciummu dengan nyata
Percayalah nak
Kasih ibu tak terbatas jarak pemisah
Mengertilah nak
Ibu hilang rupa karena cinta
Ibu hilang rasa karna ingin kau bahagia
Sayang
Di malam gelap doa ibu terbang menuju nirwana
Mengetuk pintu hati para dewa
Bermohon untukmu bahagia
Anakku
Malaikat kecilku
Bidadari hati
Ibu rindu pada riang tawamu
Hangat pelukmu
Ibu ingin bertemu
Gk, 20180914
(Genoveva Manohara)
ENGKAU
Engkaukah itu ?
Yang mengangkat sepi dari lembah hati
Pembawa lentera dalam gelap sunyi
Membakar semua gundah diri
Kini
Bejana hatiku telah penuh oleh cinta-Mu
Cinta yang maha sempurna
Hingga aku tak butuh cinta yang lain
Karena cinta-Mu telah cukup untuk cintaku
Gk, 20180914
(Genoveva Manohara)
TERTIKAM
Dinginnya suaramu
Melebihi dinginnya udara malam
Ada belati tajam disetiap kata yang kau ucapkan
Aku tertikam
Menghujam dalam
Pedih
Semakin banyak yang kau ungkap
Semakin perih
Semakin takut kehilangan
Aku memilih diam
Menghayati luka di balik dinginnya malam
Aku bisu dan kelu
Juga ambigu
Masih pantaskah ini disebut cinta
Bila kasih sayang kehilangan makna
#sahabathati
Gk, 20180929
(Genoveva Manohara)
RINDU BERKARAT
Kulepas panah asmara
Pada satu titik tuju
Hanya pada hatimu
Cinta berdansa oleh alunan sonata
Yang tercipta dari kilas tatapmu
Rinduku mengharu biru oleh pesonamu
Di ubun-ubun kota Yogya
Kusetia menanti hadirmu
Di sepanjang lorong itu
Kupunguti serpihan rindu
Dari denting kecapi tua musisi jalanan
Kukemas sisa cinta
Dari lelehan warna pelukis malam
Kini bayangmu kian buram dari batas pandang
Hadirmu semakin jauh dari angan
Cintaku sekarat dalam rindu berkarat
#ndasahabathati
Gk, 20180928
(Genoveva Manohara)
TAHUKAH ENGKAU
Tahukah engkau
Duka apa yang tengah kukandung saat ini
Ketika cahaya jingga terhampar di cakrawala
Ketika kumelihat kau melangkah pergi
Meninggalkanku pada kehampaan paling abadi
Dan tak pernah berpaling demi diri ini
Tahukah engkau
Derita apa yang tengah kurasa saat ini
Ketika jelaga malam bertahta pada hening
Sepi yang wingit menggerogoti diri
Belati rindu menikam kalbu
Tahukah engkau
Apa yang kuingin saat ini
Aku ingin mendekap sepi memeluk nyeri
Aku ingin tidur dan istirah dengan tenang
Aku ingin nyenyak bermimpi
Aku lelah dengan semua ini
DIY, 2018O802
(Genoveva Manuhara)
MIMPI
Ketika kabut mulai menyaput
Perlahan gerimis tertiris tipis
Pasrah jiwa dalam mimpi
Meniti kurun waktu tak dinanti
Setapak demi setapak menjadi berarti
Kau adalah asa yang tiada pernah teringkari
Bersama dalam alur cerita
Hanya kita ... !!
Detik kian detik menoreh sketsa cinta
Kau adalah nada cinta
Lirik indah tertulis di jiwa
Dalam anggan saling memiliki
Seolah tiara terpasang di kepala
Karena langit berpayung romansa
Tatapmu menggores cemburu
Tutur katamu mengurungku dalam tahtamu
Aku rebah dengan indah
Hangatmu merengkuh utuh
Aku bersandar sangat nyaman
Lenganmu sedamai peraduan
Bilakah mimpi semalam jadi kenyataan
DIY, 20180801
(Genoveva Manuhara)
JANGAN PERGI LAGI NDA
Jangan katakan yang luruh di wajahku adalah tangismu
Jangan jadikan ketegaranku hancur lewat pilu
Aku lelah terus bersamamu
Bila semua tanpa tujuan
Waktu terus berlalu tanpa sepatahpun ucapan
Semua kudapati dalam kebisuan
Sunyi
Kelu
Kegundahan itu habis di genggammu
Jangan berikan lagi penantian untukku
Karna belum lagi hilang kerinduanku
Dari kepergianmu saat itu
Belum tandas rasa gamang yang sedang kuhindari
Kini biarkan aku bersamamu tanpa ketakutan oleh perasaanku sendiri
Ucapkan kepastian yang mungkin mampu damaikanku
Hentikan pelarian ini
Relakan malam malam lalu hanya untukku
Dan bukan untuk kita miliki nanti
Negri Kayangan, 15062018
(G. Manuhara)
KADANG
Kadang kesendirian tak selalu menakutkan
Kadang malam bukan berarti kegelapan
Kadang angin seperti berhenti berbicara
Kadang badai yang menerpa tak selamanya menggoyahkan
Kadang putih tak selamanya menjanjikan kebaikan
Kadang hitam tak selalu menjadi yang harus disingkirkan
Kadang bunga yang ditabur bukan berarti kematian
DIY, 20180728
(G. Manuhara)
TEMBANG KASMARAN
Iki tembang kasmaran
Kang ndak tulis saka paran
Menawa ora laras
Nyuwun pangarasmu
Menawa ora titi
Nyuwun pangastutimu
Kabeh rasa kang cinepta
Mung pinuju mring sliramu
Kabeh tembung kang rinonce
Awit gedhene sih tresnaku
Aku wus ora bisa suwala
Menawa tresna mono mangsi
Bakal ndak tulis ing sak lumahing bumi
Bakal ndak gambar ing wiyati
Karoben kabeh pada nyekseni
Tresnaku tulusing ati
Bumi Kayangan, 13062018
(G. Manuhara)
DOA KECIL
Tuhan
Terimakasih karena terus bersamaku, menjagaku
Sejak awal aku sadar akan segala aturan kehidupan
Kau ada dengan dan dalam segala cara
Tuhan
Terimakasih
Saat aku terabaikan dan tertinggalkan
Terkucilkan dan terpojokkan
Kau ada disana, dimana saja ku ada
Berbisik dan menyatakan kilasan makna
Tuhan
Terimakasihku
Kala aku mulai menyangkal keadilan-Mu
Kala aku sangsikan kasih-Mu
Kala aku kian jauh dari jejak-Mu
Kau dampingi aku dan yakinkanku satu persatu
Tuhan
Terimakasihku
Kadang dalam amarahku, ku tak jelas melihat-Mu
Kadang dalam ketakutanku, ku tak mendengar-Mu
Tapi sekarang semua jelas bagiku
Senyum-Mu, kasih-Mu dan ampunan-Mu
Tercurah bagiku
Bali, 13062018
(G. Manuhara)
SAHABAT
Saat terkurung dalam kegelapan
Secercah cahaya menanti di ujungnya
Saat pedih mendera
Kesejukan terhembus menerpa
Lebih dari segala rajam yang ada
Saat tangis tiba
Senyum tersungging dihantarnya
Saat cerca meludah jiwa
Syairmu anugerah di genggaman
Kau memberi kekuatan
Saat keseorangan tertinggalkan
Aku kau yakinkan
Hadirmu disegerakan
DIY, 20180804
(Genoveva Manuhara)
KEHILANGAN
Tiba-tiba aku merasa ada sesuatu
Yang merayap pergi dari hatiku
Sesuatu yang tak pernah kutahu kapan hadirnya
Tapi
Kurasakan benar kepergiannya
Meninggalkan pada kehampaan yang lenggang
Mengguratkan luka parut
Pedih sekali aku merasakannya
DIY, 20180807
(Genoveva Manuhara)
PENDAKI
Dulu saat kehidupan sebagai pendaki mulai saya tapaki
Saya tidak pernah memperhitungkan kepahitan dibalik sejuk dan hijaunya gunung
Dan sekarang saya merasakan sendiri
Menanggung duka dan luka yang digoresan
Di sini telah menyimpan rapi sebuah tragedi
Seorang sahabat telah berpulang
Beban ini jua yang pada akhirnya memaksa saya untuk menoleh ke belakang
Menatap lorong panjang yang telah saya lalui
Lalu saat pandangan balik ke muka
Saya coba menghitung langkah
Ada hari-hari panjang dan melelahkan
Yang telah saya lalui
Dan kini bentangan baru dengan segenap tantangan tengah menanti
Merapi, 20180805
AKU
Aku tak seharusnya di sini
Di suatu lingkaran nyata disebut dunia
Dengan mentari nan terik memanggang
Dengan bulan berkalang pancarkan kepiluan
Dari segala arah memburu langkah
Aku terpelanting dan terbanting
Tapi Kau ijinkan aku di sini
Membentuk dunia penuh fantasi
Dengan mentari kecilku sendiri
Dengan bulan sebesar hatiku
Dengan bintang sebanyak harapanku
Kau ijinkan damai temaniku
Dan aku masih di sini
Menanti yang datang dengan senyuman
Yang menganggapku pantas diperjuangkan
Yang merasa aku pun tercipta
Tuk bersamanya seiring sejalan
SKA, 20180814
(Genoveva Manuhara)
SEMPURNAKAN DENDAMMU
Nikmat terasa luka yang kau buat
Setiap tetes darah yang mengalir kuresapi dengan indah
Teruslah kau tikam aku dengan egomu
Cabiklah dengan dendammu
Sempurnakan kebencianmu atasku
Aku tahu akan datang masanya
Dimana amarah itu tak terkendali
Aku sudah persiapkan diri
Ku sediakan tubuh dan jiwaku
Hanya satu pintaku
Jangan pernah kau pisahkan aku dari-Nya
Ska, 20180813
(Genoveva Manuhara)
BAHASA LANGIT
Selagi matahari masih hangatkan bumi
Rembulan terangi malam
Dan bintang mampu berkerlip dalam kegelapan
Niscaya takkan pernah ada yang terabaikan
Kasih-Nya selalu menerpa dari segala penjuru alam semesta
DIY, 20180811
(Genoveva Manuhara)
KETIKA BERSAMAMU
Ketika bersamamu
Layaknya mengapung di awang
Rembulan bisa ku sentuh
Ku jentik bintang dengan jemariku
Karena denganmu
Malam terlewat tak lagi menakutkan
Ketika bersamamu
Tiada batas antara sadar dan mimpi
Pesonamu terhampar ke penjuru hati
Nuansa kasih merona segenap nurani
Karena denganmu
Sepanjang jarak ditempuh tanpa keluh
Ketika bersamamu
Satu sketsa terukir di langit
Cakrawala menjadi merah jambu
Berbias ungu kelabu
Karena denganmu
Bingkai hitam megah tirani goresan hati
Ketika bersamamu
Senyum merebak bunga kamboja
Masalaluku bernisan pualam jiwa
Yang kukubur selamanya
Karena denganmu
Kanvas putih akan selalu tersedia
DIY, 20180810
(Genoveva Manuhara)
SURAT SEORANG IBU UNTUK ANAKNYA
Anakku,
Kutulis surat ini ketika rasa rindu telah menjelma menjadi air mata
Ibu cemas akan dirimu
Ibu tak tahu dimana kini kau berada
Anakku,
Telah kudengar senandungmu
Kidung lirih menyayat kalbu
Juga degup jantungmu penuh debar pilu
Ibu baca ada pesan duka di kedua matamu
Gambaran hati yang koyak tertikam sembilu
Ibu tak sanggup melihatmu seperti itu
Anakku,
Pulanglah ke pelukan ibu
Biarlah kubasuh duka dengan airmata
Yang mengalir dari hati yang penuh rindu.
Ijinkan kubebat lukamu dengan cinta
Cinta ibu sanggup hangatkan hati
Saat kau gundah dalam dinginnya malam
Kemarilah nak,
Tidur di pangkuan ibu
Doa ibu kan selalu membelai resah jiwamu
Sayang ibu adalah peraduan
Tempat kau rebahkan segala letihmu
Damailah nak dalam dekapan ibu
Kasih ibu selalu ada untukmu
DIY, 20180808
(Genoveva Manuhara)
BAHASA LANGIT
Selagi matahari masih hangatkan bumi
Rembulan terangi malam
Dan bintang mampu berkerlip dalam kegelapan
Niscaya takkan pernah ada yang terabaikan
Kasih-Nya selalu menerpa dari segala penjuru alam semesta
DIY, 20180811
(Genoveva Manuhara)
CINTA DALAM DIAM
Cintailah aku dengan sederhana
Dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti manusia
Tak perlu bahasa dewa
Karna aku manusia biasa
Tapi
Ijinkan aku mencintaimu dengan megah
Dengan cinta yang agung dan rindu terselubung
Dengan bahasa cinta yang indah
Yang hanya dimengerti oleh mereka
Yang mau duduk dalam heningmu
Biarkan aku mencintaimu
Dari dasar hati paling dalam
Cinta dalam diam
Biarlah hanya kau dan aku yang mengerti
Dalam hening kita ada simphoni abadi
Hanya mampu didengar oleh mereka yang punya nurani
DIY, 20180818
(Genoveva Manuhara)
MALAIKAT TAK BERSAYAP
Darimu aku belajar melepaskan tanpa beban
Lewat matamu kulihat berjuta warna bernuansa indah
Riang tawamu himme syahdu
Kidung lara penghibur duka
Senyum polosmu membawa angin berhembus
Hangat mencairkan kebekuan membawa berita baru
Kaulah malaikat kecil
Yang Tuhan kirim untukku
Jadi suluh hati gelap
Dalam pengembaraan jiwa di belantara sunyi
Kaulah tiang pancang peneguh hati
Saat badai datang mendera
Peluklah aku penuh rindu
Ijinkan bersamamu
Menghabiskan sisa hidupku
Tinggallah diam disisiku sampai Tuhan datang menjemputku
SKA, 20180815
(Genoveva Manuhara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar