Secepatnya kurangkul malam
Kutinggalkan jingga di pelukan senja
Yang melirik cemburu ke cangkir kopiku
Sebab aromamu masih membuaiku
Secepatnya kurangkul malam
Menghitung bintang-bintang yang mulai tanggal
Hehh, biru langitku pun mulai memudar
Sekumpulan anganku pun mulai dijauhi mimpi
Sekawanan burung gagak mulai bernyanyi
Aku
peluk
perihalmu kian erat
Biarlah malam kian kelam
Engkau
Tetap saja bersemayam
Di langitku yang menuju buram
Engkau diam
Dan aku terpejam
SPW,
Pandeglang, 28012021
( Catatan Kelana Bodo )
~" AKU MASIH DI SINI "~
Aku masih di sini
Di lingkaran sepi setelah engkau pergi
Hari-hari yang kulewati sendiri
Tanpa saling
Karena semuanya asing
Aku masih di sini
Kadang membiarkan angin, menghempaskanku pada masa terlewati
Menerbangkanku pada sekumpulan awan mimpi
Ketidak-warasanku
Kebodohanku
Cintaku ...
Aku masih di sini
Menikmati secangkir kopi
Menciumi aroma tubuhmu
SPW,
Pandeglang, 28012021
( Catatan Kelana Bodo )
~" TENGGELAMKU "~
Dan aku tenggelam di hitam matamu
Puisi tanpa kata-kata
Sungguh suatu karya indah dari surga
Memanterai jiwa dengan cinta
Bukan bual gelombang melulu rayu
Tapi cinta
Sesungguhnya cintamu
Senandung yang kemudian menjadi irama
Detak pada jantungku juga
Dan aku tenggelam di hitam matamu
Setelah tajamnya menusuk qolbuku
Seperti tumpahan kopi di atas mejaku
Karatnya masih menebarkan aromamu
Di detak jantungku
Masih selalu mengeja namamu
SPW,
Pandeglang, 27012021
( Catatan Kelana Bodo )
~" AKU DAN SECANGKIR KOPI "~
Hanya ada aku dan secangkir kopi
Pada senja yang disetubuhi jingga
Aromanya adalah engkau
Perempuan di masa lalu
Yang membuatku merasakan cinta
Saat pertama kurasa ciumanmu di pipi
Hanya ada aku dan secangkir kopi
Yang uapnya terbang adalah anganku
Membentangkan lagi bait-bait puisi
Di langit jiwaku yang tiba-tiba kelabu
Perihal catatan yang belum semua selesai
Menjadi sebuah buku
Hanya ada aku
Dan aku enggan menghirup kopiku
Karena aku tak ingin lagi kehilangan
Meski hanya bayang wajahmu
Akh, seperti hangat kopi yang menjadi candu
Begitu pun rindu
Aku padamu
SPW,
Pandeglang, 27012021
( Catatan Kelana Bodo )
~" YANG KUSEBUT KEKASIH "~
Seorang hawa mempertanyakan cintanya
Perempuan yang kusebut kekasih, yang cahaya bulan purnama di matanya, yang pada senyumnya kulihat kecantikan para bidadari ...
Selepas senja yang ditinggalkannya pergi
Dan angin kemudian menjadi asing
Tak lagi berbagi sepoi dengan saling
Lalu jingga mendekapku sebagai sebuah kenangan
Diam di wajahmu
Dan lama aku diam membungkam
Erang rindu yang meradang
Dengan wajah rupa pelangi
Mengusik ketidak-warasan
Aku petualang yang enggan pulang
Tersekap inginku dalam sebuah palung
Seorang hawa pertanyakan lagi cintanya
Dan, ketidak-warasan cintaku
Aku memandang perjalanan panjang pada banyak pertimbangan
Harus pulang
Atau, kian dalam menyelami palung
SPW,
Pandeglang, 29012021
( Catatan Kelana Bodo )
~" IBU "~
Aku tak pernah selesai menulis tentang perempuan yang disebut Ibu
Apa yang bisa aku bandingkan dengan
seorang Ibu
Pun tak ada kata yang pas dan pantas untuk mengambarkan perihal seorang Ibu
Yang kutau, aku dilahirkan oleh perempuan yang kusebut Ibu
Lalu lelap dalam buaiannya
Besar dalam dekapannya
Aku ingin bercerita
Tentangmu
Perempuan yang kusebut Ibu ...
SPW,
Pandeglang, 02022021
( Catatan Kelana Bodo )
~" DILEMA "~
Dan senyummu di pangkuanku
Serupa mawar pink merekah
Di pejam matamu
Dalam tatap mataku yang gelisah
Adakah engkau sedang menikmati mimpi
Mimpi yang bagiku sudah menjadi awan
Lalu hujan adalah jerit kenelangsaan
Dan senyummu kembali di pangkuanku
Setelah bintang-bintang tanggal
Pada senja yang engkau tinggal
Kauusik lagi kewarasanku
Sementara ...
Aku sudah mulai pandai berdusta
SPW,
Pandeglang, 12022021
( Catatan Kelana Bodo )
~" DUSTA "~
Akh, aku lupa membungkus sepi
Dengan seulas senyum semu
Atau dengan selirih tawa
Agar dendam rindu tak terlihat bayangmu
Oi, sudah hilang sepi di sunyiku
Sekumpulan bidadari menari di kaki pelangi
Langit luarku ladzuardi
Langit dalamku sehangat mentari
Akh, aku lupa sembunyikan sepi
Dalam nyanyian
Juga tarian
SPW,
Pandegalang, 10022021
( Catatan Kelana Bodo )
~" MERAPUH "~
Hening
Hanya ada suara hujan
Begitu juga rindu
Diam, dibungkam
Aku menatapi bunga-bunga yang mulai layu
Meski terus dibasuh embun
Atau deras hujan
Engkau
Yang serupa kijang emas di belantara jiwa
Kian samar pada puisi-puisi
Entahlah ...
Mungkin tinta yang telah mengering
Atau penanya yang telah lelah menari
Pada kertas hanya coretan tanpa arti
SPW,
Pandeglang, 10022021
( Catatan Kenala Bodo )
~" YANG BURAM YANG MULAI TANGGAL "~
Satu per satu perihalmu tanggal
Potret-potret mulai kusam
Pun pepuisi, baitnya terpenggal-penggal
Aku melihat rembulan mulai buram
Seperti senja yang kehilangan jingga
Atau secangkir kopi yang kehilangan rasa
Sekumpulan angin tak lagi berbisik
Angan yang tak ingin lagi dilirik
Dan mimpi tak lagi mau mengusik
Entah apa dari cerita kita yang tak lagi menarik
Pepuisiku harus mencari imajinasi lagi
Atau bercerita perihal mentari
Pada kopi pagi walau sekedar untuk sarapan
Melipat perlahan lembar-lembar kenangan
Satu per satu perihalmu tanggal
Aku melihat rembulan yang mulai buram
Kopi pagi ini, aku bersama mentari
SPW,
Pandeglang, 17022021
( Catatan Kelana Bodo )
~" PEPUISI USANG "~
Seseorang datang ketika senjaku di ambang
Pepuisi usang yang disandang
Sedang aku siap ke peraduan
Telah kusingkirkan juga kenangan
Petualangan ini telah usai
Cerita pun telah selesai
Aku ingin tidur dengan nyenyak
Tanpa bayang yang menghenyak
Senjaku di ambang remang
Akh, aku ingin tidur
Aku ingin menjemput mentari saatnya aku terbangun nanti
Rasaku sudah hambar
Tak ingin lagi berkusut benang
Biar kunikmati sunyi tanpa sepi
Bukan hening yang pening
Bukan saling yang bising
Yang datang dengan pepuisi usang
Akh, kenangan pun sudah kubuang
SPW, 22022021
Kaki Gunung Karang
( Catatan Kelana Bodo )
~" MILIKI IKHLASMU "~
Dan rembulan tidur di wajahmu
Aku temukan kedamaian itu di matamu
Bintang-bintang di biru langit
Pun saat hujan, lengkung pelangi di kaki bukit
Lalu rindu serupa angin menderu
Pada kerlingmu
Pada senyummu
Pada keberadaanmu
Sejuta mimpi adalah angan yang mengkristalkan keinginan
Sejuta khayal yang membulatkan tekat pada niatan
Harus aku miliki kamu
Dan engkau ikhlas dampingi aku
SPW, 22022021
Kaki Gunung Karang
( Catatan Kelana Bodo )
~" SEBENTAR "~
Sebentar
Aku ingin tidur dulu
Memintal mimpi terselip di bantalku
Agar tak selalu menimbulkan debar
Sebentar
Biar kulelap dalam kenangan
Menyeka basah pipi dari rintihan
Terbuka mata, sisa yang ada tak terbiar
Sebentar, biarkan aku sebentar
Lembar-lembar puisi terapih di lemari
Kisah kasih pun sebatas cerita kala sepi
Dan kupandangi banyak bintang bersinar
Yah, biarkan aku sebentar
Sebentar saja menyapih mimpi
Mimpi-mimpi yang tak jua bertepian
Tepian buat kenangan-kenangan bersandar
SPW,
Pandeglang, 06042020
( Catatan Kelana Bodo )
album Cerbung
REMBULAN DAN MATAHARI
Adakah yang seindah rembulan
Yang cintanya adalah purnama
Menyinari malam
Beri terang bocah-bocah bermain
Hingga larut
Dan dia, rembulan ...
Senyum tulus
Adakah yang setulus matahari
Jadi hidup dan mati
Tak peduli serap segala bau
Terangi sampai sudut penjuru
Dan dia, matahari ...
Tertawa riang, meski kadang dijauhi
SPW,
Pandeglang, 06042020
( Catatan Kelana Bodo )
~" HARAPAN MALAM BINAL "~
Hari menjelang malam menyalakan harapan
Bibir digincu maniskan ramah senyuman
Tubuh disolek merayulah tuan
Tawarkan syahwat untuk sekedar bisa makan
Dingin mendekap tubuh setengah berpakaian
Sabar menunggu penikmat kenikmatan
Datanglah tuan, beri harapan
Agar perut-perut lapar terisi makanan
Malam merayap
Sepi mendekap
Gincu dan bedak
Mulai mengerak
Pulanglah rembulan
Tidurlah impian
Menjelang siang
Harapanpun hilang
Berhadap-hadapanlah dengan kenyataan
Lapar disandang membungkam senyuman
Berhadap-hadapanlah dengan kenyataan
Masa depan tiada kepastian
SPW,
Pandeglang, 04042020
( Catatan Kelana Bodo )
Album cerpen dan puisi
~" PANAWA "~
Panawa ...
Adakah dia lewat di antara ilalang bergoyang
Atau harumnya ia saja, meski sedikit sempat kaumenciumnya
Adalah rinduku paling gebu bertalu
Bisikan padaku andai kaudengar senandungnya
Di mana ... ?
Panawa ...
Lihat wajahku, ronanya melara
Lembaran surat usang basahnya dari mata
Adalah jiwa yang kehilangan belahannya
Adalah cinta yang mendamba cintanya
Adalah ketidak-warasan
Sang Petualang
SPW,
Pandeglang, 30032020
( Catatan Kelana Bodo )
Album cerpen dan puisi
~" ATAS NAMA CINTA "~
Atas nama cinta
Kunikahi engkau di sinar purnama
Dengan kejora sebagai saksinya
Dan terjalin kasih melenakan jiwa
Atas nama cinta
Pun engkau puja aku sederhana
Pasrah yang tak harus kupinta
Aku jumawa selayak Arjuna
Duhai, engkaulah purnama paling purna
Bahagiaku seluas samudra
Atas nama cinta
Engkaulah belahannya jiwaku, dinda ...
SPW,
Pandeglang, 29032020
( Catatan Kelana Bodo )
~" BINTANGKU JATUH "~
Perempuan itu datang dari dunia kenangan
Kerap masih bermain di ruang ingatan
Menatapnya terdiam
Gelisah pada jiwaku merajam
Tak ada binar bermain di bola matanya
Hanya getir di senyumnya
Akh ... tanyaku beku
Pelukku pun kaku
Perempuan itu ...
Bintangku yang jatuh
Langit jiwaku terasa runtuh
Belahan jiwa
Aku yang tersayat lagi luka
Membasah airmata di purnama purna
SPW,
Pandeglang, 28032020
( Catatan Kelana Bodo )
~" NARSIS TRAGIS "~
Hehmm, aku memang tampan
Seperti istriku bilang
Oi, hidungku mekar sebesar tempayan
Akupun mabuk kepayang
Oi ... oi, hari ini engkau begitu romantis
Merayu, memujiku dengan kata teramat manis
Bikin aku membusung narsis abis
Hehmmmm, parah, payah
Narsisku jadi meringis
Ternyata cuma minta lebih upah
Pantas kau puji aku habis
Dompetku kembang-kempis
Dan engkau, hehm, tersenyum manis
SPW,
Pandeglang, 2603202
( Catatan Kelana Bodo )
~" KELANA BODO "~
Oi ... oi, parah, payah
Otakku kejang
Akh, rambutku pun ikut hilang
Tulisanku selalu mentah
Heehee, ingin selayak pujangga
Aku mendengkur saat senja
Ingin memiliki warna
Aku malah tak pernah sua jingga
Hanya mampu mencatat gelap
Lalu bermimpi sedikit perihal gemerlap
Parah, payah ...
Otakku kejang, rambut pun ikut melayang
Heehee, dasar Kelana Bodoh
Tak bersayap, tapi ingin terbang
SPW,
Pandeglang, 26032020
( Catatan Kelana Bodo )
~" TOPENG WAJAH "~
Wajah-wajah itu bertopeng
Dipenggal jati diri
Diganti halusinasi
Wajah-wajah itu bertopeng
Meranumkan bibir
Memaniskan cibir
Wajah-wajah itu bertopeng
Kemunafikan
Jadi alat permainan
Topeng itu
Wajah-wajah penasaran
Tersasar tak arah tujuan
* * * * *
SPW,
Pandeglang, 26032020
( Catatan Kelana Bodo )
~" KETIDAK-WARASAN "~
( Ampas Kopi Hitamku )
Segelas kopi hitam menemani malamku
Dan mengepul asap rokok mempulasarakan rinduku, dalam baitan pepuisi
Ketidak-warasan dan kebodohan kuaduk
Mencari jernih, mencari hening meski tak lagi bening
Kisah kasih bukan jelaga yang tak bisa kuseka
Tapi memang aku menolak melupa
Segelas kopi hitamku tinggal ampas
Ketiadaanmu
Cintaku masih untukmu
Ampas pahit bias
Dukaku pun tuntas
Dalam cinta yang tak waras
Oi duhai ...
Bulir butir kisah kasih yang tersingkir
Teruslah mengalir serupa mata air
Terlahirlah sebagai syair-syair
SPW,
Pandeglang, 11042020
( Catatan Kelana Bodo )
~" PECAH RESAH "~
Bait-bait resah biarlah pecah
Lihat ke balik jendela
Embun yang segar, warna bebunga indah
Tembang asmarandhana hanyutkan jiwa
Lihat pelangi itu
Selayak lambai selendang bidadari
Semerbak harumnya kesturi
Hangat menyentuh qolbu
Dinda, Bait-bait resah biar saja patah
Lupakan perihal entah
Karena aku selalu inginkan engkau
Dengan mimpi yang terjangkau
Dinda ...
Bait-bait duka
Biar hilang di semusim duga
Tak memasa, tak berabad juga
SPW,
Pandeglang, 23042020
( Catatan Kelana Bodo )
~" PAGI INI DI PANDEGLANG "~
Tak ingin kukejar bayangmu
Udara, terlalu indah Pandeglang pagi ini
Membiarkan kaki telanjang dibasuh embun
Dan bunga-bunga liar menyuguhkan haruman
Menghadirkan bening
Dan engkau, biar kusimpan dulu dalam lembaran putih sebagai puisi
Kujemput, bila malam tak lagi mampu lelap
Kubiarkan rindu diam
Dengan bayangmu di secangkir kopi hitamku
Yang masih pekat dan agak pahit, bukan dalgona atau susu moca
Udara, terlalu indah Pandeglang pagi ini
Aku ingin mencari bingar
Menari bersama kupu-kupu
Mungkin bersenandung seirama burung kicau
Dan menghirup habis udara pagi ini
Menghapus karat airmata
Memupus barutan duka sekedar saja
Aku ingin mencari bingar
Meski tak segelegar pasar pecah digelar
Udara, terlalu indah Pandeglang pagi ini
Terlalu lama, sepi mengangkangi ruang sunyi
SPW,
Pandeglang pagi, 22042020
( Catatan Kelana Bodo )
~" MANIPULATIF-MU "~
Ada yang diam
Ada yang bungkam
Diirisnya hati ngangakan luka
Dan dia masih menari salsa
Ada yang perih
Ada yang merasa tersisih
Duka lama digurat di lain cerita
Lembaran ini putih tanpa tau apa
Menari saja
Atau bermonolog suka-suka
Mainkan tonil bak amtenar tampil
Menari saja bak angsa di telaga
Gelombangkan sekolam bunga teratai
Aku hanya aksara
Dari masa yang sudah terkulai
SPW,
Pandeglang, 21042020
( Catatan Kelana Bodo )
~" BAJANG "~
Tak ada puisi-puisi lagi
Mekar bunga sepi mengharumkan sunyi
Binatang malam diam
Penat yang mencengkram
Tak ada imajinasi
Yang biasa liar di benak menari
Aku kehilangan kenangan
Yang senantiasa serupa bayangan
Rahim jiwa bajang
Syair dan puisi kejang
Tak ada puisi-puisi lagi
Sebab mati imajinasi
Aku kehilangan kenangan
Sejak engkau tak lagi tampak senyuman
SPW,
Pandeglang, 19042020
( Catatan Kelana Bodo )
~" LILIN "~
Oi ... oi rinai
Kuyupi tubuhku
Agar reda amuk di jiwaku
Duhai rinai
Kabarkanlah, sampaikanlah padanya
Rinduku akan menagih buaiannya
Seumpama lilin menyala api
Aku yang lebur mencair lalu beku
Adalah aku masih memintal sumbu
Membakar beku, mencair lagi
Dan beku membungkus sumbu
Jadilah lagi lilin bagi api
Dan lagi, lebur
Meski hanya sebagai pelipur
SPW,
Pandeglang, 17042020
( Catatan Kelana Bodo )
S PANDI WIJAYA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar