Sabtu, 02 Maret 2019
Kumpulan Puisi Ella Queencha - RINDU KUBENCI
TITIK HUJAN YANG PELIT
Aku hanya tertawa renyah
saat titik hujan yang pelit itu singgah di wajahku yang mendongkak,
Aku hanya menggumam manja saat gemericik jentik titikannya menggelitik
Aku hanya mendesis dibalik hempasan uap hangatnya yang terasa pedis di pelipis
Aku hanya terdiam di bungkusan mentari yang mulai terbenam muram
Aku pun terhenyak saat engkau tiba-tiba mengoyak mimpi indah dalam tidurku yang nyenyak.
@EllaKarentina84
Celoteh_tintaJanuari07
RINDU KUBENCI
Kalau kau datang hanya mendengkur dan berlalu
langitku di sini punya kasur
yang ganjalannya terbuat dari susunan besi yang tersusun rapi,
tidurlah di situ dulu ...
aku akan membangunkanmu
saat lalat-lalat telah berkerumun
dan berjejal-jejalan di atas rel kereta Jakarta,
membiarkan mereka menghabiskan santapan lezatnya di atas dagingmu yang terkoyak hampir busuk!
jangan buat aku tertawa terbahak-bahak pada akhirnya,
terlalu rindu kubenci ...cinta.
TanahAbang,JakartaPusat
Celoteh_tinta_Januari07
@Ella Karentina
CINTA 'KU BUTA
Cinta, ku buta ...
Tapi cuma sebelah saja
Ada logika sedikit di sana
Jangan dulu terlalu berisik katanya
Ahh, bosan ...
Kemudian ia lupa
Tenggelam di aura nan jelita
Larut dibuai cinta lainnya
Tak terima, mau bilang apa ?
Ahh, sudahlah ...
Pasrah jalan satu-satunya
Entah mau ke mana
Harus cari di mana
Gelisah ... tapi tak hilang rasa
Ahh, termangu ...
Biarkan dulu
Letakan di situ
Di pojok-pojok rinduku
Sisipkan di celah-celah neuronku
Ahh, bergegas ...
Jangan cepat puas
Sampai embun tak terasa getas
Katup rapat bibir agar tak lekas lepas
Selimutkan pedih dengan aroma napas
Ahh, kembali ...
Demikian malah makin nyeri
Seolah memanggil lirih tanpa perduli
Siapa, siapa, siapa janji
Menagih hari mencoba lagi
Ahh, cinta ...
Kali ini biarkan buta keduanya
Tak usah sebelah, percuma.
Meski langit mempermainkan apa daya
Demi cinta 'ku buta tak mengapa.
#Celoteh_tintaJanuari07
@EllaKarentina
--------------------------
Pada daun Aku bersembunyi,
dari kejaran suaramu yang berlebih
Pada serpihan Dandelion Aku tertawa renyah,
karena tenggelam harum semerbaknya
Pada celoteh angin Aku berbisik,
tentang kenangan yang tersembunyi rapi
Pada deburan ombak Aku melihat dendam,
yang seolah meredam oleh waktu
Dan kemudian ia lupa... Lagi
Celoteh_tintaJanuari
(MENGADU PADA DANDELION)
*EllaKarentina
DURI BABI
Berjingkat di bebatuan,
itu satu-satunya cara berjalan di air laut yang surut.
Aku tak ingin telapak kakiku menyentuh duri babi,
kau tahu rasanya ?
Sama seperti saat engkau menamparku dengan janji-janji mu tempo lalu.
Celoteh_tinta_18022019
Ella Karentina
NARTI
Narti menyeringai kuda
saat siluet jingga menyorot gundukannya yang sama kendur dan menarik buih-buih liur kesela ketiak hitamnya yang bercampur lumpur,
Narti menyeringai kuda
saat terapit orang-orang bergigi elang yang memberodol gelakan-gelakan tolol di kolong remang-remang tol,
Sumpah !! demikian jijik aku memujamu.
29 January 2019
Puisi : Ella Karentina (cover up Batavia)
-----------------------------
Sejuk uapnya saat mata terpejam
namun sesak bila menyentuh kulit
Ahh... hujan,
lekaslah bilang kalau engkau datang
Aku menunggumu di bawah selimut rindu.
Jakarta
'01Maret2019
Ella Karentina
OBAT RINDU
Dua jantung berdekatan dan bersahutan
di bawah daun pipih yang bergerumul semalam,
wajah nanar tersamar kirana bulan
di telan pahitnya gejolak yang enggan padam
Desir peluh ngilu terasa sampai ke paru,
mendiamkan detak yang kian mengamuk menderu
cerita-cerita pun terhempas dinginnya angin pagi
meninggalkan jejak kenangan di dasar hati
Kau... bukan Dia,
meski rinduku telah hilang entah kemana
buatlah sayap Ku menjadi dua kali ini saja
meski di antaranya ada tiga nyawa,
Kau... izinkanlah aku kali ini saja
demi hasrat yang membara
demi rindu yang hampir tenggelam
demi harapan dan asa yang terbungkam
Kau... jangan berdiam demikian,
jangan biarkan ku berlalu pulang.
Celoteh_tintaSahabat
Jakarta
'02Maret2019
*Ella Karentina
EMBUN DI UJUNG DAUN
Embun masih bergelayut di ujung daun,
ketika langkah si pendosa tiba-tiba menghilang di bias cahaya pagi
Bulan pun bergegas angkat kaki dari peraduannya tanpa jejak,
terburu-buru,
tak pamit,
takut akan nama,
meninggalkan kerumunan liur di sela-sela jari
dan kini rindu yang disalahkan.
01 maret 2019
Ella Karentina
BIARLAH SAJA
Hujan dan embun berkelahi tadi pagi
tentang siapa yang lebih lama membasahi daun-daun rindu selama ini,
mentari pun tak menyapa mereka lagi
tak terlihat kirana jingganya menyoroti bumi
ahh...
biarlah waktu berlalu dengan semestinya,
biarkan daun dimandikan rinai gejolak rasa
biarlah cumbu mengalir di wakilkan mimpi saja
biarkan rindu menikam dengan teganya
tak ada dayanya selain senyum manis kebiasaan,
mengeluh akan heningnya gema di dinding-dinding pelataran
tak ada lagi harapan di jari-jemarinya yang pelan-pelan mulai mengusam,
meski ia sanggup terbang ke langit yang penuh bintang, tapi ia enggan.
ahh... biarlah saja,
Celoteh_tintaJanuari07
Jakarta '06Maret2019
*Ella Karentina
DAN TUHAN BILANG ENGKAU MASIH KUAT
Kau masih kuat
pegang pundak 'ku erat
jangan melulu mengeluh
nanti Aku jenuh
Tuhan juga bilang...
jangan melerai benang
biarkan tergulung
hingga terdengar nyanyian tidung
Kau masih sanggup
Sampai punggungmu menelungkup
mencium dinding liat merah yang lembab,
Aku berjanji tak akan membiarkanmu terjerembab
Tuhan juga bilang...
senyummu menyahdukan ilalang
suaramu selembut melodi angin
tubuhmu kuciptakan untuk tak menjadi dingin,
Kau masih mampu
berdiri sejajar dengan sumbu
melayang pelan, meredam segala emosi
membuat langit menangis menjadi-jadi
Tuhan juga bilang...
ada pedih untuk sabar yang hilang ,
dan cinta dunia yang telah membuatmu lupa
hingga Engkau enggan menutup mata.
Ar-Rahman...jangan biarkan rindu membunuhku
Celoteh_tintaSepertigaMalam
Jakarta'05Maret2019
*Ella Karentina
KELOPAK RINDU
Jangan berpaling dariku
tidak kah aku begitu merekah di matamu?
Jangan memojok begitu
hinggaplah di kelopakku
meski itu membuatmu jatuh,
Lihatlah semut-semut kecil yang berkerumun
mereka nampak hendak melumatku, Aku acuh
Lihatlah aku yang begitu kering,
disekeliling daun-daun yang tergenang air
menjauhlah sudah jika mentari mulai memancarkan sinar jingganya,
muncullah kembali saat rindu kian bergetaran diatas awan
bersembunyilah lagi di balik dedaunan yang basah,
Aku akan menunggumu...
Hingga kelopakku gugur satu-persatu
Hingga batangku menghitam karena layu
Hingga rinduku habis dilumat waktu
Hingga Jingga meninggalkan bumi dan bisu.
Aku akan selalu menunggumu,
Celoteh_tintaJanuari07
Jakarta'04Maret2019
*Ella Karentina
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Terimakasih atas apresiasinya kepada Ruang Pekerja seni semoga bisa menambah semangat saya dalam berkarya 🙏
BalasHapusaminn...
BalasHapus