Sabtu, 02 Maret 2019
Kumoulan Puisi Ahmad Effendi Sibarani - MENUNGGU SERANGAN FAJAR
Puisi Malam Kamis....
**** Manis Janjimu, Pahit Hidup Kami ****
Oleh : Ahmad Effendi Sibarani
Setiap lima tahun kami dengar suara-suara merdu.
Spanduk, reklame, baliho terpampang jelas dan besar di Tiang listrik, tembok, pagar semua terhias dan terkihat jelas.
Gambar wajah dan rupa tersenyum, gagah,ganteng dan cantik serta seolah-olah berkharisma.
Beribu kata-kata yang terangkai dan diurai indah.
Janji-janji yang terucap manis
Semuanya seperti mimpi masa depan yang cerah.
Setelah lima tahun, adakah yang berubah.
Janji-janji itu ternyata hanya milik kalian yang terpilih.
Kata-kata yang dirangkai dan diurai indah itu hilang bagai ditelan lagi.
Gambar wajah dan muka sebagian dari kalian akan terlihat di berita pagi,siang dan malam.
Memakai rompi orange bertulis 'Tahanan KPK'.
Ada juga yang terpajang foto mesum.
Ada juga yang terlibat perkelahian di antara kalian sendiri.
Adakah suara hati kami didengarkan dengan jelas di gedung sana ?....
Hanya mulut lantang kalian yang berkata-kata indah.
Kenyataannya hidup kami tiada berubah.
Malah semakin sengsara dan parah akibat harga-harga tak pernah murah.
## Menunggu Serangan Fajar ##
Oleh : Ahmad Effendi Sibarani
Hari yang ditunggu-tunggu
17 April 2019
Serangan Fajar Pagi akan Tiba
Kartu namamu akan beredar serta
Dipinggir jalanan terlihat gambarmu.
Coblos saya...
Pilihlah saya...
Janji akan perubahan
Janji kemasyarakatan
Tapi yang didapatkan kekecewaan
Dengan manisnya ucapan.
Itu semua demi benderamu
Itu semua demi golonganmu
Itu semua demi pribadimu
Itu semua demi kekuranganmu
Rakyatmu tertipu oleh janji-janji
Dan serangan Fajar pun terjadi
PUISI :
## Aku dan Kamu Itu Siapa ##
Oleh : Ahmad Effendi Sibarani
Aku itu siapa ?
Kamu itu siapa ?
Hingga tiba-tiba merasa bisa mengubah nasib masyarakat ini.
Aku dan Kamu itu dari mana saja ?
Kok Mendadak hadir di tengah sulitnya hidup dengan janji-janji.
Kamu dan aku itu kenapa ?
Sampai merasa paling bisa membawa amanat berat rakyat.
Dulu, Aku dan Kamu itu ke mana saja ?
Saat piring-piring kami berdenting kering dari butiran nasi.
Aku dan Kamu dulu di mana ?
Ketika lapak dan jualan kami hancur tergusur,
Harga sembako melambung tunggi, lapangan kerja sulit dicarari.
Aku dan Kamu itu punya apa ?
Hingga begitu yakin bisa surutkan berbagai kekecewaan serta air mata duka rakyat.
Lalu saat sekarang ratusan fotomu sudah tersebar di sepanjang jalan dan sudut kota ini
Berlatar bendera organisasi, dengan jas berdasi, senyum paling memikat juga rambut licin yang berkilat.
Kau jual slogan dan janji-janji surga buat rakyat ini.
Kau tawarkan hidup paling indah di masa depan.
Kau bawakan pula harapan tercantik tentang masa depan sebuah daerah dan negeri.
Kamu itu siapa ?
Hingga merasa pernah mengenal dan mendekati masyarakat ini.
#mancalegcaleg
PUISI :
## KORING ##
Oleh : Ahmad Effendi Sibarani
Bicaranya Koring
Seperti bibirnya....
Juga lidahnya...
Tak kalah juga mulutnya
Bahkan....
Lubuk hatinya
Pemikiran dan nalarnya
Bayangan hati nuraninya
Dan jiwa serta raganya pun
Ikut Koring......
Benih berbagai kebijakan dan kebajikan tak akan berbekas.
Terembus angin yang juga koring-kerontang. Manusia gerah penuh keluh kesah.
Ibarat antara abu dan debu.
Memenuhi udara dengan aroma kematian
Roh kehidupan digantikan oleh bayangan hitam
Sementara burung gagak hitam berkoak--koak
Seperti pengecut dan Lamokut diatasi gantang.
Ibarat Istana dibangun di atas pasir
Lenyap seketika saat angin bertiup
Langkah dan jejak kaki dibanggakan
Lenyap tersapu ombak ditepian pantai.
Jeritan dan tangis sesal tiada guna
Turut lenyap dalam duka nestapa
Manusia yang mengkritik hanya sia-sia
Dunia sungguh fana sebab yang berkuasa masih merajalela.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar