Puisi By : Sri Handayani
Negeriku berpayung hitam
Entah berapa ratus kali angin puting beliung menerjang kampung kampung itu
Rumah dan gedung - gedung itu
hancur porak poranda, luka nestapa
warnai wajah negeriku
Entah berapa ratus kali gempa dan tsunami
datang menghempas menyeret kehidupan
Meluluh lantahkan alam bahkan merenggut nyawa dan harta ....
Kepedihan dan kemiskinan,
suramkan wajah negeriku
Entah berapa kali sudah badai , banjir dan longsor, menimpa negeri kami
Entah berapa kali sudah pesawat jatuh, kapal laut dihempas badai dan karam
Dukacita merayapi batin ibu Pertiwi
Sungguh Tuhan, tangan kami tak mampu lagi menghitungnya, kami begitu trenyuh dalam kepedihan dan air mata
Ribuan jiwa melayang dengan tragis
Hati kami pilu, lidah kami kelu
Hanya doa dan air mata
yang terungkap dari hati kami
Yaa Robb,
teguran teguran lembut telah kau berikan pada kami untuk tidak bermaksiat
Untuk tidak menyakiti sesama
Untuk tidak merusak dan menyakiti alam
Untuk tidak serakah dan sombong jumawa
Untuk tidak rakus dan mau berderma
Namun mata kami buta terhadap kebenaran
Hati kami beku badai batu
tak mampu membaca teguranMu
Tak mampu membaca hidayahMu
Tak mampu membaca isyarat dan peringatanMu...
Teguran demi teguran telah Engau sampaikan untuk kami ....
Hati dan iman kami bebal dan tumpul
Bahkan mungkin diantara kami telah banyak yang bersekutu dengan Setan
Maka rangkaian adzab
Engkau turunkan yaa Robb...
Agar kami sadar dan insyaf
Wahai Pertiwi entah sampai kapan kau akan berpayung hitam ....
Payung duka cita, ...
Semoga Tuhan mengampuni kita semua
Agar esok, dapat kita singkirkan payung hitam dari negeri tercinta ....
#Srihandayani-negeruku_berpayung hitam
Bandung 16 feb 2019
PERUT
Puisi By : Sri Handayani
Ketika Tuhan melenglengkapi tubuh kita dengan perut,
Seperti juga pada mahluk yang lainnya ...
Maka perutmu harus kau pertanggung jawabkan ....
di sini, di dunia
Juga kelak di akhirat
Lalu kalian sibuk bekerja pontang panting
demi untuk perutmu
Kau sikut sana sikut sini
Bahkan terkadang kau ambil hak orang
Demi untuk memuaskan perutmu
Perutmu kau jadikan Dewamu
Kau istimewakan dia
Kau halalkan segala cara demi perutmu.
yang telah kau dewakan
Juga demi perut anak istrimu di rumah
Terkadang kau bunuh perut perut orang lain
Demi untuk perutmu dan keluargamu
Padahal nun di sana
di daerah terpencil dan miskin
ribuan perut melilit, menangis dan menjerit
Karena perutnya lapar
Juga di sudut sudut kota, bahkan di kolong jembatan tua itu, melengking jeritan perut yang lapar ....
Tidak terdengarkah olehmu
Duhai Tuan tuan berdasi ...
Jeritan perut perut yang lapar
Karena kemiskinan telah menjerat leher mereka, karena harga harga telah mencekik kemampuan mereka ...
hingga nyaris sakarat
Tapi tuan tuan, di sana tak tahu
atau pura pura tidak tahu nasib perut perut mereka ....
Petut saudara saudara kita
Ataukah tuan tuan, sedang begitu sibuknya
Memikirkan isi perut bumi pertiwi
dan ingin memilikinya , atau mungkin
Ingin menjual seluruh isi perut bumi ini
Kepada negara tetangga ....
Untuk memperkaya tuan dan mengenyangkan perut tuan ....
Entahlah
Pintaku, bukalah hati dan telinga tuan tuan
Ada lengkingan jerit kelaparan di negeri ini
Diantara suburnya tanah pertiwi ini
Masih ada tangisan kelaparan
dan lengkingan perih dati lambung
dan perut yang lapar ....
#Srihan_Balada_perut_lapar
Bandung, 24 feb 2019
SURAT BUAT SAUDARAKU DI NEGERI TETANGGA
Puisi BY ; Sri Handayani
Duhai anak negeri ,
Pematang sawah itu menangis saat kau pergi tinggalkan kampung halaman ...
Kau mencari sesuap nasi ke negeri orang
Bahkan lenguh Lembu pun turut menangisi kepergianmu ....
Kau hendak meraih mimpi di negeri Unta
Kau tinggalkan kampung halamanmu
Yang masih cukup subur untuk kau menanam padi ....
Kau tinggalkan sungai dan lautmu
yang masih cukup banyak menyimpan ikan di dalamnya ....
Kau tinggalkan hutannya yang masih segar menjadi rumah buat ribuan burung dan satwa lainnya ....
Wahai saudaraku,
Kau kejar kejar devisa disana,
di negeri tetangga , kau tinggalkan negeri tercinta ...
Katamu, di sini sulit mendapatkan pekerjaan
di sini, bekerja upahnya kecil ...
di sini sulit untuk maju ....
Duhai saudaraku,
Pulanglah kalian, sejak kepergian kalian
Bumi pertiwi kerap pingsan dan mati suri
ia kerap sakit ketika badai meradang , menerjang ....
Puting beliung mengamuk , longsor dan banjir
Meluluhlantahkan segala ....
Pulanglah saudaraku ...
Sejak kalian pergi, setiap waktu negeri kita disambangi si mata sipit
yang membeli dan menjajah kehidupan kita
dengan halus dan perlahan
Bumi pertiwi kini kerap pingsan dan mati suri
Mari kita jaga dan rawat bersama
Hutan, gunung, pantai dan laut milik kita
Sebelum para cukong itu membelinya
Sebelum hutan dan gunung2 itu dibeli
dan dikuasai oleh mereka
Pulanglah saudaraku ....
Mari bersama kita susun kekuatan,
Hutan, Sungai, gunung, lembah
Pantai dan lautan itu. harus tetap milik kita
Putera puteti Pertiwi
Pulanglah saudara saudaraku tercinta
Tengoklah, jagalah dan mari rawat bersama
Bumi pertiwi ini ....
Jangan biarkan ia, menangis dan bersimbah air mata , karena diperkosa penjajah yang sipit mata .....
#Srihan_duka_pertiwi
Bandung 23feb 2019
LAYANG -LAYANG NAGA
Puisi by ; Sri Handayani
Saat kau menjadi layang layang Naga yang gagah ....
Saat pujian dan tepuk tangan riuh menyertai tarian udaramu, kau begitu pongah ,
Sombong , kau mabuk dan lupa diri ....
Terbang mengapung di udara
Kau tertawa jumawa ...
Seakan kaulah raja di udara
Bahkan hampir saja kau mengejek Rajawali
yang terbang melintas di sisimu
Bahkan sempat pula kau mengejek layangan ular kecil yamg terbang di bawah posisimu
Kau berlaga bersana angin ...
Menari tertawa, berjaya ...
Seakan dunia ini milikmu, seakan angin
dan udara itu milikmu
dan bisa kau kendalikan ....
Wahai kau layang layang Naga
Sadarlah , bukan kau pemilik dan pengendali angin ...
Tapi lenggok terbangmulah yang dikendalikan Sang Angin ....
Dengar petir mulai menghardik alam
dan angin berhembus dengan kacau ...
Kendalikan tawa jumawamu
Kendalikan arah terbangmu
Sebentar lagi hujan turun diserta angin deras
Kau bukan Layangan Naga yang gagah lagi
Kau cuma seonggok kertas layu
Tak berarti apa apa
Bahkan kerangkamu pun tak ada harganya
Tak akan ada sorak pujian dan tepuk tangan
untukmu lagi ....
#Srihan_layang_layang naga
Bandung 20 februari 2019
NEGERIKU BERPAYUNG HITAM
Puisi By : Sri Handayani
Negeriku berpayung hitam
Entah berapa ratus kali angin puting beliung menerjang kampung kampung itu
Rumah dan gedung - gedung itu
hancur porak poranda, luka nestapa
warnai wajah negeriku
Entah berapa ratus kali gempa dan tsunami
datang menghempas menyeret kehidupan
Meluluh lantahkan alam bahkan merenggut nyawa dan harta ....
Kepedihan dan kemiskinan,
suramkan wajah negeriku
Entah berapa kali sudah badai , banjir dan longsor, menimpa negeri kami
Entah berapa kali sudah pesawat jatuh, kapal laut dihempas badai dan karam
Dukacita merayapi batin ibu Pertiwi
Sungguh Tuhan, tangan kami tak mampu lagi menghitungnya, kami begitu trenyuh dalam kepedihan dan air mata
Ribuan jiwa melayang dengan tragis
Hati kami pilu, lidah kami kelu
Hanya doa dan air mata
yang terungkap dari hati kami
Yaa Robb,
teguran teguran lembut telah kau berikan pada kami untuk tidak bermaksiat
Untuk tidak menyakiti sesama
Untuk tidak merusak dan menyakiti alam
Untuk tidak serakah dan sombong jumawa
Untuk tidak rakus dan mau berderma
Namun mata kami buta terhadap kebenaran
Hati kami beku badai batu
tak mampu membaca teguranMu
Tak mampu membaca hidayahMu
Tak mampu membaca isyarat dan peringatanMu...
Teguran demi teguran telah Engau sampaikan untuk kami ....
Hati dan iman kami bebal dan tumpul
Bahkan mungkin diantara kami telah banyak yang bersekutu dengan Setan
Maka rangkaian adzab
Engkau turunkan yaa Robb...
Agar kami sadar dan insyaf
Wahai Pertiwi entah sampai kapan kau akan berpayung hitam ....
Payung duka cita, ...
Semoga Tuhan mengampuni kita semua
Agar esok, dapat kita singkirkan payung hitam dari negeri tercinta ....
#Srihandayani-negeruku_berpayung hitam
Bandung 16 feb 2019
RINDU YANG. DI TITIPKAN
By; Srihan
Gigil subuh ini
Pucuk pucuk pinus itu
Lembut berbisik ....
bersama gemersik daun
yang tertiup angin ....
Benar kanda
Ada Seberkas rindu yang kau
titipkan untukku
dan sang bayupun lirih berucap
di sana cintamu sangat merah
Untukku ...
Ia meronta ingin bertemu ....
Gigil subuh kalii ini
Bercerita banyak kepadaku ..
Tentang bintang bintang
dan gelombang aliran sungai
Yang pelan memanggil namaku
bersama diammu ...
Namun matamu tak dapat berdusta
Penuh dahaga ingin menatapku ...
Kanda ...
Rindu yang kau titipkan
di pucuk pucuk pinus itu
telah sampai padaku....
Mengusik tidurku malam ini ...
Buyarkan rajutan mimpi yang sedang kuanyam...
Bersama nafas malam ....
Bandung 02-06-2016
JEJAK BINTANG JATUH
By ; Srihan
Lalu tanah di bukit Ciwangun itu
memerah ....
Bekas jejak bintang jatuh semalam
di sungai kecil itu
Mengalir rindu nan biru
sungai itu mengalir lembut tenang
tanpa riak
pun gelombang .....
Percikan bintang jatuh itu
Suburkan bunga bunga
yang merekah di taman kalbu ...
Alampun hening...
Langit cerah terbias warna cinta
Duhai bintang jatuh ....
Cahyamu tetap benderang
Terangi bukit Ciwangun indah
Kau redam gigil malam dengan
hangat sinarmu ....
Bandung 01-06-2016
WAKTU BERHENTI DI STASIUN
By ; Srihan
Mungkin aku harus pulang
dan menyimpan semua mimpi
dari keranjang kalbu ini
Kereta yang ku tunggu itu
tak kunjung datang ...
Seseorang berkata
"Tunggulah beberapa jam lagi"
Tapi malam semakin larut
Penat dan lelah merambati urat darahku
Tubuhku semakin lemah ...
Menanti kereta itu tiba ....
Sungguh aku tak mau mati
di stasiun ini ...
Stasiun penantian yang pilu
Sementara wajah wajah orang di stasiun ini
Telah membiru....
dalam penantian yang kelu
Waktu seakan tercekik dan membisu
Beku seakan jarum jam itu terkunci
Tak bergerak ...
Ah ....sungguh penantian
yang menyiksa ....
Bandung. 24-06-2016
RINDU YANG TERPENJARA
Bt ; Srihan
Aku tahu
di sana rindumu telah. Menggumpal
menggunung dan membatu
terpenjara jarak dan waktu ...
Pun hasrat cintamu melebam
Warna merah itu melebam
ditampar musim dan waktu ...
Tapi biarlah ..
Jarak ini menjelma dinding
bahkan benteng tinggi menjulang.
Halangi hasrat
matamu yang dahaga menatapku....
Tanganmu tak dapat menggenggam tanganku
Mungkin jarak ini menjadi kejam
bagi kuncup kuncup rindu yang ingin rekah
di taman cinta kita ...
Tapi biarlah ...
Ini hanya sementara ...seperti kemarau
yang meraja .Membakar semesta dengan teriknya ....
Namun di atas sana masih ada awan
yang menggayut
mengandung janin hujan ...
yang akan sirami bumi nan gersang ....
di rajam kemarau ....
Begitupun kuncup-kuncup rindu kita Kanda
Pasti kan merekah bersama musim semi
yakinlah ...kuncup kuncup rindu itu
Esok merekah bersama senyum
Mentari pagi ....
Hangatkan jiwa kita
#buatrindu_yang terpenjara
Bandung 25-06-2016
RENUNGAN DIBALIK KERANDA JENAZAH
By : Srihan
Duhai jiwa jiwa yang masih berteman raga ....
Sebenarnya apa yang kau sombongkan jika parasmu indah itu
hanya hiasan saja....esok di rumah masa depanmu
Wajah rupawan itu kan hancur di santap cacing cacing tanah
Tubuhmu ysng elok dan gagah esok hanyalah tulang belulang
yang hancur menjadi tanah ...
Nama besarnu yang populer
Di elu elukan banyak orang
Mungkin esok akan dilupakan orang
Bahkan mungkin anginpun enggsan. Membisikan harum namamu
Hanya nisan batu yang mau menggenggam namamu ...
Mulutmu yang manis ...
Suaramu yang merdu ...bahkan terkadang berbusa dalam dusta
Esok kan bisu terkunci tanah merah
yang mendekapmu ....
Kendaraanmu yang mewah
Melengkapkan prestise mu ...
Esok akan di ganti Keranda beroda manusia ....
Dan kau tak kan sempat berterima kasih pada para pengusung
kerandamu.itu
Lalu kesombongan ...
Ketinggi hatian dan egoisme apalagi apa yang kini membungkus
dan membrelenggu harga dirimu ...
Harga dirimu adalah permainan perasaanmu sendiri yang terasa
indah
Karena diukir nafsu duniawi ...
Subhanallah ...
Padahal kita tidak pernah tahu kapan undangan Malaikat Izroil
datang. Mengajak kita mudik ke kampung akhirat ....
Bandung 27-06-2016
SRI HANDAYANI |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar