Sabtu, 15 Oktober 2011
KUJEMPUT EMBUN DINI HARI
Sambil kujinjing harapan bulat telur rembulan,
malu malu embun dini hari saat kujemput,
bersembunyi ia dibelahan dedaunan,
tetap welas asih menyejukkan mayapada,
padahal tak ada yang didapatkannya,
apalagi saat senyap malam menunggu berita pagi,
sungguh tak bisa kueja alur kodrat,
kerna akhirnya selalu saja aku salah duga,
tapi adilkah perlakuan ini,
satu sama lain tali temali mengait,
tak berujung sama sekali,
kenapa mesti kutanggungkan nafas kelam
bukankah peruntungan sudah kupasrahkan,
meskipun keraguan selalu berjalan didepan,
berilah langkah jiwa tak berbenturan adanya,
atau setidaknya mampukan kuhadapi alur cerita,
supaya ujungku bertunas muda,
jadi, kenapa menyisi embun dini hari
atau haruskah keseimbangan kupenuhi hukumnya,
sedangkan kan ampunan selalu kulafaskan,
duh, Tuhanku
jangan hitungkan gelap gulita masa lalu,
kerna saat itu kulemah dibelenggu nafsu,
tak mampu kutinggalkan lembah nista hamparan dosa,
tapi kenapa KAU biarkan aku terlena lupa,
dan inilah jadinya......
--oleh Drs Mustahari Sembiring.------------------------
--Makassar, 14 Oktober 2011. catatan tentang nista dan dosa masa laluku.--
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar