Selasa, 12 Juli 2022
Kumpulan Puisi Genoveva Manuhara - DIA
DIA 2
Dia lelaki berjantung puisi
Darahnya seni detaknya diksi degupnya sepi
Dia lelaki ilham setiap mimpi
Tangguh menghadapi sepi demi sebuah janji
Dia lelaki bercambuk api
Melecut diri menyalakan tungku di sudut hati
Dia lelaki mengajariku merawat luka
Hingga aku kembali berjiwa
Yogya, 20220708
(Genoveva Manuhara)
TAULADAN
Aku berterimakasih pada Tuhan
Karena telah dilahirkan dari rahimmu
Aku mengucap syukur pada Tuhan
Karena telah menjadikan engkau ibuku
Cintamu sederhana
Tulus melayani
Ikhlas mengabdi
Tak perlu kuberkaca pada cermin tetangga
Atau membaca teori dari lipatan pustaka
Semua cinta telah kau gelar begitu sempurna
Cukup kujadikan dirimu teladan seutuhnya
Tapi aku tak mampu jadi anak yang berbakti
Tak bisa jadi istri yang hormat pada suami
Bukan ibu yang bijak bagi anakku
Ternyata tak mudah menjadi sepertimu
Menjadi ibu bijak berhati malaikat
Gk, 20191222
(Genoveva Manuhara)
TERPENJARA RINDU
Maafkanlah aku yang telah jatuh cinta padamu
Please jangan salahkan siapa
Ini murni salahku yang tak bisa menolak pesonamu
Vonis bersalah karena mencintaimu
Dalam persidangan yang tak adil bagiku
Pidana kurungan rindu telah ditetapkan
Kujalani penuh kesetiaan
Gk, 20191229
(Genoveva Manuhara)
*pengacara yang gagal*
AKU
Usai sudah perjalananku
Telah sempurna kubeli luka sampai ujung dunia
Tak guna aku merintih pada lautan
Sebab asinnya air mata tak mampu menggarami hidupku
Tak perlu aku memaki matahari
Sebab panasnya hati tak mampu menerangi jiwaku
Aku ingin seikhlas pantai menunggu ombak datang
Mengerami luka dengan rela
Aku ingin setegar karang
Berteriak menantang badai menerjang
Inilah aku yang sebenarnya
Adalah aku yang sesungguhnya
Dan aku adalah aku
Yang tak pernah mundur dari jalanku
Celosia, 20200104
(Genoveva Manuhara)
SENDIRI
Dalam diam kurangkum gelisah
Kembali ada sendu mengusik kalbu
Menggores nyeri terasa di hati
Bertumpuk sesal mengganjar
Mengalirkan air mata darah
Kurajah kata setia pada kisah hati
Yang kini tersisih dari belantara asmara
Rindu selalu rusuhi
Sendiri menghitung hari
Bandungan, 20200103
(Genoveva Manuhara)
MUNAJAT
Tuhan. Kau ciptakan banyak warna di bumi, merah, putih, hitam, kuning, coklat dengan segala macam perpaduannya.
Ijinkan aku menyentuhnya.
Tuhan. Banyak cara untuk berkiblat padaMu. Begitu banyak keyakinan dan faham yang berbeda.
Namun hanya satu hal yang harus dimengerti secara hakiki yaitu mengasihi.
Tuhan. Kau ciptakan begitu banyak bahasa yang berbeda, hingga manusia kesulitan memahami kata. Manusia sungkan saling bicara kerena enggan menterjemahkan.
Ijinkan aku untuk terjemahkan dan melafalkan agar aku bisa berbicara dengan semua bahasa di dunia.
Tuhan. Kau ciptakan berbagai bangsa. Ada yang merasa lebih berharga hingga menindas yang lainnya dengan alasan tak bermakna.
Ijinkan aku berbaur dengan mereka dan mencintai segala budaya.
Tuhan. Kau ciptakan banyak perbedaan yang nyata dan sebagai penawarnya Kau ciptakan orang-orang terpilih yang tak terpengaruh oleh warna, bangsa, agama. Tanpa lelah menebar cinta.
Ijinkan aku jadi bagiannya.
Gk, 20191231
(Genoveva Manuhara)
NISAN KETIGA
Tak ada yang berubah
Sunyi masih bertahta dengan megah
Kuhadapkan mataku pada dua nisan batu
Menyatu pada satu cinta penuh luka
Tertulis dalam prasasti cinta abadi
Gelombang rindu datang dari sudut jiwa yang hina
Berkejaran tak terkendali
Akan terus begitu
Berkibar dengan rasa berdosa
Setiap tetesan air mata adalah anak tangga menuju duka
Kujatuhkan batinku pada namamu dan namanya
Dalam pelukan rasa yang bercabang
Di atas bayang dosa yang meremukkan jiwa
Sampai batas akhir janjiku
Nisan ketiga tertulis namaku
Gk, 20200107
(Genoveva Manuhara)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar