Seperti kedai kopi tanpa menu
Kita pun bicara kehilangan tema
Hingga secangkir seduhan dingin tak dirasa
Dan seduhan pengganti pun tanpa menu
Kata-kata terucap pun seperti kehilangan kamus
Rasa kehilangan kanvas buat dilukiskan
Hanya tatap mata mensiratkan rumus
Pada kata entah, ingin mendingin enggan
"Kopinya sudah dingin lagi ya ... "
Terucap kata
Seperti kedai kopi tanpa menu
Sementara kita
Masih mencari-cari menu
Di satu titik temu
Dengan rindu
Yang telah ratusan purnama menunggu
Dingin di kedai kopi tanpa menu
Temu yang tak basuh rindu
Karya : S Pandi Wijaya
SPW,
Pandeglang, 17072022
( Catatan Kelana Bodo )
Kita pun bicara kehilangan tema
Hingga secangkir seduhan dingin tak dirasa
Dan seduhan pengganti pun tanpa menu
Kata-kata terucap pun seperti kehilangan kamus
Rasa kehilangan kanvas buat dilukiskan
Hanya tatap mata mensiratkan rumus
Pada kata entah, ingin mendingin enggan
"Kopinya sudah dingin lagi ya ... "
Terucap kata
Seperti kedai kopi tanpa menu
Sementara kita
Masih mencari-cari menu
Di satu titik temu
Dengan rindu
Yang telah ratusan purnama menunggu
Dingin di kedai kopi tanpa menu
Temu yang tak basuh rindu
Karya : S Pandi Wijaya
SPW,
Pandeglang, 17072022
( Catatan Kelana Bodo )
DI ATAS MEJA SENJA
Di beranda senja, di atas meja kopiku masih panas
Tinta mengering, pena enggan menari
Angin diam, kupu-kupu diam
Aku tenggelam di telaga kenang
Duhai ...
Engkau yang bening dalam hening
Atas nama bakti
Kulepas terbang bebas
Membayang wajah Rumi, di cermin wajah Madjnun
Keikhlasan
Atau ketidakwarasanku
Mencintai cinta
Di beranda senja
Tumpahan kopi dulu di atas meja
Masih kucium harumnya
SPW,
Pandeglang, 19072022
( Catatan Kelana Bodo )
GELIAT
Aku memandang laut
Gulungan ombak menghantar buih
Perih kutinggal di pantai
Aku memandang gunung-gunung
Kabut menghabiskan segala dingin
Duka kubiarkan di lembah mengembun
Aku memandang mentari
Mencari fajar
Bersama kupu-kupu menari
Berpuisi tentang bunga mekar
Aku menatap hari
Langit
Bintang-bintang
Dan rembulan
SPW,
Pandeglang, 18072022
( Catatan Kelana Bodo )
RINDUKU
Dan kupetik bintang
Kusemat di jantung malam
Puisi-puisi terbang meradang
Rembulan wajahmu
Selembut awan senyummu
Binar mataku
Sesak napasku
SPW,
Pandeglang, 17072022
( Catatan Kelana Bodo )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar