Senin, 04 Juli 2022
Kumpulan Puisi Faiqa Eiliyah - DEMI SEBUAH ASA
DEMI SEBUAH ASA
Semerbak angin di musim yang basah
Meneduhkan jiwa gersang yang kian kerontang
Memapah hati agar tak terseret ke dalam lembah duka terdalam
Lalu bangkit berlari demi menciumi manisnya aroma bunga yang merekah di penghujung senja
Karya : Faiqa Eiliyah
Takalar, 04072022
BIMBANG
Sebuah kisah
Tentang mimpi di sela musim
Berlari, jatuh dan bangun
Walau tak pernah sesakit ini
Sebilah belati tertancap di dasar hati
Darah mengucur pada kelopak netra yang basah
Perih lirih terucap
Meski senyum masih mengembang
Haruskah patah di sini?
Saat luka entah mana yang kan dibalut
Tak nampak lebam ataupun goresan
Hanya perih menjadi-jadi
Tak ingin maju setengah langkah
Tapi jalan di depan penuh berduri
Jika mundur adalah mati
Biarlah jejak menghapus bimbang
Takalar, 05072027
MENCUMBU SEMU
(Puisi patidusa cemara)
Malam
Tiada cahaya
Hanya pekat kelam
Sepi dan luka menemani
Rindu
Penuh damba
Menanti sang kekasih
Namun hilang tak berjejak
Haruskah?
Sekali lagi
Lalu sampai kapan
Menipu diri mencumbu semu
Takalar, 05072022
BUAH HATIKU
(Puisi akrostik)
Bagai permata bersinar
Untaian asa kulangitkan
Agar kelak kalian
Hidup bahagia dunia akhirat
Harapan tertuang dalam doa
Andai kelak kalian dewasa
Tetaplah Istiqomah di jalan Allah
Ibadah jadikan prioritas
Kuatkan iman lemahkan nafsu
Untuk bahagia yang hakiki
Takalar, 05072022
KATAKAN PADA SANG MALAM
(Puisi campuran, patidusa Cemara dan tangga)
Katakan pada sang malam
Aku sungguh takut
Pada gelapnya
Sepi
Namun
Diri terpesona
Pada kerlap bintang
Pada teduh cahaya bulan
Katakan pada sang malam
Aku sungguh benci
Ketika menggigil
Kedinginan
Namun
Pada damainya
Aku terlelap nyenyak
Berkelana di alam mimpi
Takalar, 05072022
SEKAPUR SIRIH TENTANG AKU DAN RPS
Beberapa tahun silam, entah kapan tepatnya dan bagaimana awalnya? Aku berteman dengan salah satu mastah di sini siapa lagi kalau bukan senior kita Drs. Mustahari Sembiring.
Saya ingat betul bagaimana saat itu Beliau menempa semangat saya untuk belajar literasi meskipun saya selalu bilang kalau saya ini fakir ilmu. Lalu Beliau mengajak bergabung ke grup ini, awalnya cuma berani ngintip doang. Perlahan mulai berani berkarya meski tetap receh dan masih sangat jauh dari layak.
Setidaknya karena grup ini akhirnya saya bisa terjun ke dunia literasi, sudah menghasilkan beberapa ratus ribu dari novel pertama saya, dan sudah memiliki beberapa antologi puisi dan cerpen juga.
Makasih RPS.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar