Sabtu, 05 November 2022
Kumpulan Puisi Pulo Lasman Simanjuntak - BIDAK CATUR BERGERAK
Puisi :
Pulo Lasman Simanjuntak
STAGNASI
diseret tubuh
ke laut
ketika matahari
bertambah kurus
sepi adalah
guncangan karang
telah kehilangan
potret paling hitam
sebuah jaring
tak terpasang
di telinga
airmata menggenangi
lumpur tanah
dibedah tulang-tulang
hewan buas
BERLAYAR DI HOTEL TUA
suatu ketika
kami berdansa
dalam api menyala
dengan sebelah mata buta
mengeja mesra
tiap gerik waktu
sepi tergangga
ada aroma darah
bukan perawan mewah
dalam genangan daun ganja
pil iblis
menyerang suara anjing
getir
laut jadi mongering
BIDAK CATUR BERGERAK
di sini kawan
lahar panas
bermuara ke lantai
dalam permainan otak gila
bahasa tanah yang mengeras
tombak saja kelamin mereka
di rusuk-rusuk ranjang
permukiman liar
MENULIS PUISI SEPANJANG ENAM PULUH TAHUN
Puisi : Pulo Lasman Simanjuntak
menulis puisi
sepanjang enam puluh tahun
jari-jari tanganku milik lansia
tak pernah punya rumah
sepi dari nyanyian bayi
sunyi selalu membuntingi matahari pagi
kini jadilah aku pengembara
dengan tulang rusuk kanan masih terluka
untuk pujangga dari pulau sumatera
untuk pewarta yang tak pernah raih sarjana
menulis puisi
sepanjang enam puluh tahun
jari-jari tanganku sukacita
tidur di rumah duka
tak ada salam tuli dikumandangkan berulangkali sambil duduk bertapa
menghadap empat puluh wajah
yang menyiram bunga-bunga
dengan airmata
mengeluarkan suara-suara
dari bawah peti jenazah
kematianmu jadi saksi panjang
kita pernah berkelahi di gereja tanpa darah
menghapal ratusan ayat-ayat suci
berlari sampai jantungku terbanting
di aspal tikungan jalan taman kota
menulis puisi
sepanjang enam puluh tahun
jari-jari tanganku banjir air hujan
menyantap sop daging ayam
impor dari negeri sial dan dendam
diiringi sirene ambulans kepalsuan
kami pulang penuh kecemasan
Pamulang, Minggu 20 Juni 2021
Puisi
Pulo.Lasman Simanjuntak
PERSETUBUHAN TERAKHIR
sebelum pensyair mau mendaki
ke pesta kesenian senjahari
sering diwarnai dengan perkelahian
tanpa tetesan darah penghabisan
karena pisau belati belum ditancapkan
siapa mau naik ke ranjang kebekuan
sodomi terbalik
sebagai pentas persetubuhan terakhir
ayo,
kita minum cawan sperma
kemandulan
sambil memeluk tulang-tulang purbakala
dengan kemesraan yang kian kurus
tak ada tangisan
lepas bebas
di dalam rumah sarang hantu ini
kita sering ketakutan
tak boleh ada napsu birahi
hanya mengunyah butiran-butiran asupan vitamin jadi racun kehidupan
makanan rohani sehari-hari
jadi meditasi utang piutang
terbukti sudah-
kantong kemelaratan telah menjadi milik
kita
pesakitan berkepanjangan
nyanyian orang-orang bertaburan
kemiskinan sampai menusuk
ke ranjang yang mampu bergoyang
sampai kita tiba
di tepi kuburan massal
tak ada lagi jalan beraspal
Jakarta, Senin 7 November 2022
Puisi
Pulo Lasman Simanjuntak
SAJAK PAGIHARI BUAT PUJANGGA BESAR CHAIRIL ANWAR
sungguh, sudah berminggu-minggu ini
kudendangkan larik puisimu
(aku ini binatang jalang)
lalu kukunyah lagi (dari kumpulannya terbuang)
dengan sepasang gigi palsu
kadang darahnya memuncrat sampai ke dalam tubuh
kepenyairanku yang sering menawarkan
perabotan kelaparan dalam hunian kecemasan
sejak subuh tadi
selalu saja engkau kabarkan puisimu (luka dan bisa kubawa berlari, berlari)
menjual matahari sampai kehilangan harga diri
pesan kata hati-
harus sering meditasi
jelang khotbah
poligami pertama di bumi ini
langit berawan masih sembunyi
di telapak kaki setengah lumpuh dini
antara karawang-bekasi jadi permata suci (hingga hilang, pedih, peri)
sepuluh hari bersama puisi
seratus hari bersama syair pagi
akan bertemukah para penyair
di negeri makin terasing ini
siang nanti
Taman Ismail Marzuki, Selasa, 26 Juli 2022
TAHUN KRITIS
Sajak: Pulo Lasman Simanjuntak
bersiap sedialah, saudaraku
dalam hari ke depan
kilas balik akan mulai dihitung
maka pintu hati harus ditutup
mulut jangan bercakap sedap
orang-orang berkulit hitam
akan mengejar utang- piutang
dililit jaringan server internet
kredit macet tak bergerak
dari bank berwajah emas
ancaman kemudian akan datang
lewat nyanyian serombongan
kuman dan virus
menyebar di beranda rumah sakit
mengalir deras air infus
sampai ke muara samping rumah
aku terus ketakutan
gelisah semakin basah
sebab dari hari ke hari
tubuhmu masih saja disantap
timbangan digital
dengan harga memuaskan
Jakarta, Minggu 27 November 2022
SAJAKKU DIKEPUNG ASAP PEKAT 1.060 TITIK
Puisi : Pulo Lasman Simanjuntak
menghitung sembilan puluh hari
tanpa matahari pagi
lalu ditambah tiga kali dua puluh empat jam
jadilah bola mataku (memerah !)
berwarna seperti mata anjing hutan
paru-paruku kembali dibakar
di tubuh sungai musi
yang telah menghilang
dari garis peta buta
lalu dari badan jembatan ampera
tanpa kapal kayu
tanpa nelayan
kembali kubangun
mimpi-mimpi luruh ini
mengapa zaman pra sejarah
nenek moyang pulau sumatera
belum ciptakan api
asap yang berangkat
dari sebuah titik panas
lihatlah
hutanku yang kembali dibakar sangat mencengangkan
benar kata pujangga melayu:
bangsa ini harus bertobat sungguh-sungguh!
bukan andalkan teknologi bom air
yang sewaktu-waktu dapat meledakkan kota ini
jadi sebuah daratan gambut
tak berpenghuni
Palembang, Rabu 21 Oktober 2015
Puisi
Pulo Lasman Simanjuntak
KATARAK
membaca puisi
mencungkil mata kiri
malamhari masih sunyi
dihajar ratusan batu kali
bumi jadi lelehan putih
bersih tertutup kabut
gatal dan gelisah
dialirkan ke sebuah telaga
semoga doa ini
mencair di tangan tabib
esokhari jadi semangat lagi
mendaki ke tubuh matahari
Jakarta, Selasa 22 November 2022
Sajak
Pulo Lasman Simanjuntak
KORUPTOR
ratusan tikus (got) berbulu hitam
menyerbu rumah kelam
sepasang pengantin tua
jadi ketakutan
mencium racun
dari kerakusan
benci kepada persungutan
setiap jelang malam
lantaran kebosanan
memunguti mata uang haram
dalam lobang paling dalam
dipandangnya terus menerus
butiran-butiran batu permata
mau dikorup jadi mangsa setan
tubuh koruptor
seharusnya memang
disemen beton !
betapa rakusnya
tikus (got) berbulu hitam
merayap-rayap
makan harta
rakyat jelata
di pinggiran jalan
dihirupnya miliaran
bintang-bintang bertaburan
penjara dijadikan istana
tanpa kepanasan
anak dan tujuh ratus isteri
masih doyan menghitung
bunga bank takkan kehabisan
oleh kejahatan
dibedil senjata tajam
hukuman mati
tak berkesudahan
Jakarta, Jumat 18 November 2022
Sajak :
Pulo Lasman Simanjuntak
OBSESI BERGUGURAN
1//
perkawinan mencapai titik beku
pada roh Tuhan kami ganjil
menghitung musibah
dari waktu
ke pot-pot bunga berduri
pemabuk bunuh diri
di atas tanah bergambut
tancapkan jantung runcing
2//
ribuan batu disedot dari dubur
salju yang menyambut kelamin
melambungkan angan-angan
menuju ranjang tak perawan
sepasang pohon jati
yang tumbuh mandul
sampai sekarang
jadi sarang kelaparan
menular penyakit kambuhan
tak pernah tidur berkepanjangan
3//
sempat mondar-mandir
makan onderdil mobil
engkau menjilat-jilat darah
otak terbakar
hampir meledak lagi
ayat-ayat suci
titipan pendeta enam tahun silam
papan catur yang selalu dikirim
lewat faksimile
terkubur rapi
dalam sajak lumpuh
tempo waktu
ratusan kode pos
membunuh dengkur tidur
tak pernah hadir lagi
4//
berkas penyesalan
harus disemen ( beton paten )
sampai nanti
kita sambut sukacita
kedatangan Tuhan kedua
bersama para penghulu malaikat
suci
suci
baik hidup atau mati
suara kubur tetap memanggil
kita akan diangkat
terbang kudus
menuju langit baru
dunia baru
semoga tak lagi
obsesi ini berguguran
sangat liar
Jakarta, Jumat 18 November 2022
Catatan : puisi KORUPTOR telah dimuat (dipublish) di website indonesiana.id yang merupakan media online group perusahaan media majalah TEMPO pada Minggu sore (20 Nov 2022).
**/Puisi berjudul SAJAK PAGIHARI BUAT PUJANGGA BESAR CHAIRIL ANWAR telah dimuat (dipublish) pada Minggu (6 November 2022) di Majalah Digital Seni & Budaya SEMESTA SENI No.27 bln November 2022
**/Puisi dengan judul PERSETUBUHAN TERAKHIR telah dimuat.(dipublish) di website indonesiana.id yang merupakan media online group perusahaan media majalah TEMPO pada Senin malam (7/11/2022).
** STAGNASI, BERLAYAR DI HOTEL TUA, BIDAK CATUR BERGERAK telah dimuat (dipublish) di rubrik puisi website mbludus.com pada Selasa, 1 November 2022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar