Selasa, 23 Juni 2020
Kumpulan Puisi Siamir Marulafau - AKAN KE MANA SYAIR INI KUALAMATKAN?
AKAN KE MANA SYAIR INI KUALAMATKAN?
Siamir Marulafau
tetesan air mataku tak kering lagi
jika langit menangis
akan ke mana syair ini kualamatkan?
sungguh dunia tercekam
dengan virus mewabah
pemuisi dalam gundah gulana
hanya Tuhan maha Penyayang
tak akan memusnahkan hamba-Nya
di kala syair tak terdampar
melebur di Arsy-Nya,Allah
doa kulimpahkan
moga Tuhan menjauhkan
Pemuisi berikrar :
Allahu Akbar,,,Allahu Akbar,,,Allahu Akbar
sm/23/06/2020
APAKAH TAK BERPIKIR?
Karya : Siamir Marulafau
Sepertinya langit menampar wajahku
Jika janji-janji kusebut tak merambat di atas rumput kering
Dunia masa kini membutuhkan air
disiran di segala penjuru
Covid-19 membawa bencana di bumi Tuhan
Celoteh akan virus membuat insan pingsan
Senja terkapar di tanah kering
Tak ada pohon rimbun jadi pelindung
Karena semua menyelamatkan diri
Lock down tak bercahaya
Perut berbunyi bagaikan gendang
Perintah mengikat jasad
Uluran tangan terasa berat
Apa yang terjadi di bumi Tuhan?
Semua tuding menuding
Semua salah menyalahkan
Yang haram-haram disantap
Melahap di pinggir jalan
Birahi berpeluang di sudut kota
Tuhan geleng kepala
Manusia di bumi akan durhaka
Kukirim virus buat makhluk yang durhaka
Tak juga sadar
2030 tahun genap akan lebih panas
jika manusia di bumi tak bertaubat
sm/18/06/2020,Medan
AKAN KE MANA JASAD INI KUALAMTKAN?
Siamir Marulafau
akan kemana jasad ini kualamatkan?
jika amal setipis sayap nyamuk
malaikat mungkar nangkir geleng kepala
kau ini manusia apa?
mengertikah kau ada surga neraka?
mengertikah kau ada perintah Tuhan?
mengertikah kau ada larangan Tuhan?
mengertikah kaua ada kitab-Nya,Allah?
kau ini manusia apa?
di dunia kau terlena
tak salat
tak zakat
tak puasa
menduakan tuhan pula
ini kuburan antara alam barzah dengan yaumil mahsar
jika kau disiksa, iya terima
apa boleh buat
Jika kau bisa menjawab pertanyaanku ini
selamatlah kau
jika tidak, akan disiksa kau sepanjang masa
waduh,,,,,amalan yang bisa menjawabnya
minta tolong tuan Nangkir Mungkar
gila kau,,,,,,,gila kau
apa saja kerjamu di dunia?
menipu,mencuri, berzina,korupsi,membunuh,
berjudi,makan yang haram,hehehehe
rasakan kau,hehehe
kau ini sekarang bagai anjing neraka
apakah kau tak menyesal?
sungguh tuan,,,,tolonglah
minta tolong?
nah! Ini besi tuang yang panas di kepalamu
aduh,,,aduh mana tahan
hidup sekejap kuabaikan
aku hanya terlena dengan harta, pangkat, jabatan, tuan
rasakan,,,,rasakan
tak tahan,tuan
tahan- tahankanlah
memang dasar bajingan
aku ini pejabat, dosen,penyair,tukang beca,dokter,tuan
ah! tak ada itu,,,,,kami tak kenal itu semua
hanya amalan saliha yang kami tahu
jika kau bandit, begal,,,,terhempaslah kau
waduh,waduh
mampuslah aku ini,tuan
ampun tuanku, tak tahan
sungguh,,,,,,ampun tuan
sm/11/06/2020,Medan
KEMBANG SIRNA
Siamir Marulafau
Meskipun berada di pinggiran
Tapi kembang Rosnya tak kuhempas
Sepanjang dunia tersenyum
Membelai kalbu
Dan di sana akan duduk termenung
Karena kembang terpetik tanpa bisikan
alam syahdu
sm/07/06/2020
CINTAKU MULUS SEPERTI MENDUNG
Siamir Marulafau
Cintaku halus seperti awan
Tidak pernah aku melaluinya ketika aku mengudara
Jangan pernah aku khianati ketika aku berada di laut
Dulu sering nyanyi kalo di kamar mandi
Cintaku halus seperti awan
Tidak pernah saya meletakkannya di sungai dekat rumah saya
Tidak pernah aku rindu untuk menyapa ketika aku keluar
Tidak pernah memukul karena saya jatuh cinta
Cintaku halus seperti awan
Aku jaga selalu ketika aku tidur
Aku tahu itu adalah bagian dari darahmu
Itu membuat secreat dalam hidupmu
sm/08/06/2020,Mdn
KORONA BERMATA DUA
Siamir Marulafau
Korona mengintai
mematikan rasa
melihat dengan jelas
menerkam bagai harimau
mengudara di bumi Tuhan
Korona menyiksa
pernafasan tersendak
tak ada pilih bulu
siapa kau dan aku?
aku tak kenal wajahmu
apakah kau pejabat,dosen,
tukang becak, penipu,
semua sama rata
jika mataku tertuju
pada mangsa-mangsaku
Baru korona saja
sudah mampus
apa yang kau pikirkan?
namaku Korona
namamu siapa?
paling-paling kau cuci tangan
pasang masker
tapi aku menerawang di udara
yang kulihat usia tua
pengecut, pengecut
memang kau takut mati?
dunia kacau
bumi tak layak lagi dihuni
banyak isi bumi kering
lautan tercemar
manusia tak bisa diatur
manusia rakus
manusia memijak antar sesama
mengapa kau sibuk dengan Korona?
dia bermata dua,ngintip
mau kemana kau lari?
tak usah sok jagoan
korona,virus kecil saja sudah kao
vaksinasinya belum ada
rasakan dengan kekejaman dunia
mencekam dari ujung ke ujung dunia
sm/10/06/2020,Mdn
AKAN KE MANA CINTAKU KUALAMATKAN?
akan ke mana cintaku itu kulalamatkan?
jika tirai emas menghadang kedatanganku
walaupun beratus kertas bertinta kualamatkan
akan tak berguna
sementara dermaga cinta kuimpikan tertutup
sementara pintu langit terbuka
aku tak tahu apakah pintunya terkunci atau tidak?
hanyalah Tuhan yang tahu
apa isi hati dan kerinduan bertahun-tahun
kuarungi sepanjang selat melaka tak kering
sm/11/06/2020,Medan
LUKA BERBALUT LARA
Gemulai rindu mulai kaku
Sudah tak lagi lentik
Tak meliuk menggelitik rasa
Tak lagi sendu mengalun jiwa
Pelan mengendap menjauhi sukma
Tinggalkan luka berbalut lara😭
karya : Ummi Roy
DARI BUKU KALBU AKU BELAJAR TAHU APA KEHENDAK-MU
Ya Allah, Tuhanku
betapa aku tak menyesal
hidupku dibawah kekuasaan
namun bisa menentukan
siapa insan pilihan
berlian keimanan
aku bertahan
Kau jadikan aku rajawali
yang mesti patuh dan tunduk
sekalipun bisa bebas terbang jauh
sengaja tak Kau beri silaunya dunia
aku dibatasi oleh sewaktu perlu
rinduku rinduMu, menyatu
indah bagiku empedu
Duhai Sang Maha Sederhana
yang menghadirkan nabi di bumi
menapak dipanggang matahari
seperti sejarah nasib hari ini
berkendara di atas kaki
lupakan nilai gengsi
Ya Ilahi pemilik semesta langit
jadikanlah hatiku lega samudera
yang memahami fungsinya parit
berdiri mengingat penguasa bumi
kesementaraan hidup hak hakiki
siapapun tak mampu melangkahi
Sejak lama telah aku hayati
menikmati perih luka sembrani
membaca di ujung cerita nanti
hanya membawa sehelai hati
berbungkus kain warna suci
dihantar doa anak sejati
pemelihara kalam Ilahi
Aku yang mati sebelum mati
berjalan tanpa beban duniawi
bertekuk lutut dipancar alami
betapa indahnya waktu dilalui
merangkai hari belajar dari
segala berkalang sepi
Karya : Bambang Oeban
÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Bhumi Desa Singasari
Selasa, 16 Juni 2020
JERITAN MUSIM
Tembang musim nyanyikan musim
betapa banyak musim dinegeri pertiwi ini
di surau ada musim berdo'a
pun juga di gereja
di vihara
di pura
di klenteng
membiak bunga pengharapan
menerbangkan kesangsian dibingkai bianglala
atas nama deret ukur dan deret hitung
Suara yg telah terbungkam oleh jeritan
dan kepedihan bersemi disepanjang musimNYA
dikota-kota subur berjubel temboktembok curiga dan iri dengki
didesadesa budipakeri digilas suara dering hape
egoisme menata lelap dipelukan nurani
Pada nyanyian musim
atas nama undangundang ketidakpastian
silahkan menjerit
silahkan menangis
silahkan berteriak
mumpung masih digratiskan
Namun...
jangan bertanya atau heran..
sebentar lagi jerit tangis ditertibkan
harus berseragam
wajib mengenakan tanda pengenal
yg telah disediakan dikantorkantor pembajakan rakyat
tanpa alamat jelasNYA
Di nyanyian musim ini
atas segala kehendak bertindak
berebut mewarnai wajahwajah sukahati
seorang aku tersungkur membaca beritaNya
Masihkah aku, kau dan kita bangga membangkitkan peradaban baru yg penuh tanya
mendirikan syahwat nafsu
disepanjang waktuNYA
aku musim
aku tembang
aku nyanyian
aku .....
kehilangan tanya
pun juga jawaban
hanya musim nyanyian untukMU selalu
Karya : Putra Pengembara Azza
LUKISAN RASA MAYA
Tak perlu tercekat melompat
Telah kularung harap
Hatiku angkasa tiada tersekat
Tak perlu berlari
Aku datang setengah menari
Mengapa sembunyi..
Aku tak kan mencari
Bila masa aku betandang
Lagi.. Genggam tanganku erat
Lagi.. Tatap mataku lekat
Kembali.. Dengar jantungku berdegab
Itu letupan rindu lama mengendap
Kemungkinan tak lebih mainan hayal
Angan cukupkan pada lambaian tangan
Anyunkan saja pada gemulai tarian
Sapukan sebagai warna lukisan
Sebagaimana ruang dan waktu
Bergerak benda menari udara
Tiada yang benar-benar menyatu
Tak pula ada yang sungguh-sungguh terpisah
Emmy
Kisaran,09 juni 20
Selamat ulang tahun RPS
Selamat ulang tahun, Abangnda.. sehat selalu 🙏
AKU ADALAH OMBAK
Aku adalah ombak yang menyapu pantai
Pasir temanku bermain...
Aku adalah hunjaman ombak yang mengarah kepantai
Karang penjaga tak dapat hentikanku...
Aku adalah tarian ombak yang bergerak kepantai
Angin adalah iramaku...
Aku adalah debur ombak yang datang kepantai
Tepian laut adalah jamuanku...
Aku adalah alunan ombak yang singgah kepantai
Kelaut aku kembali...
Aku adalah air
Tenangku menghanyutkan...
Kibasanku menenggelamkan...
Surutku persiapan...
Pasangku ketentuan...
Aku adalah ombak yang menjurus kepantai
Dibebatuan aku menghempas diri
Memberi warna pada hari...
Menabuh bunyi pada sunyi...
Memberi arti pada hati...
By : Wahyu Sumut Kembara
Kamis, 11 Juni 2020
"Malam penuh bintang"
Sei Serindan – Asahan
Kumpulan Puisi Raja Cinta - SENJAKU
TEMA:#ROMANSA_CAHAYA_CINTA
JUDUL: TERTAWAN CAHAYA TERANG DAN KEGELAPAN
KARYA: RAJA CINTA
GENRE: PUISI BEBAS
ISI:
Secercah sinar
Sebening embun
Sepercik cahaya
Pancaran nan anggun
Aku terbuai syahdu
Hanyut dalam lautan kasihmu
Terukir di kedalaman jiwa
Terbayang wajah nan ayu
Dahyang nan ayu
Putri ratu
Bidadari duniaku
Hadir melanda qolbu
Biusan mata menghujam
Rindu seakan bayang dirimu
Putri ratu nan ditunggu
Hadirlah bukan hanya sekedar bayang
Menjadi penghuni relung hati
Biaskan cinta
Hadirkan pesona
Lambain tersipu menyapa daku
Aku tertunduk malu
Hati terus bernyanyi
Memuja dirimu
Oh putri ratu
Apa dayaku
Hanya sang pujangga
Pecinta nan memuja
Keindahan cinta dan rupa
Memberikan cinta
Dianggap benci
Memberikan kasih sayang
Dianggap lelucon
Nasib sang pujangga
Selalu di benci
Terkadang di hina
Bahkan caci maki
Duhai bidadari ratu
Aku disini
Menikmati indahnya cahaya sucimu
Eloknya parasmu
Diamku dalam sanjungan
Tersimpan beribu kata pujian
Memaknai beribu sanjungan
Didalam do'a
Gemuruh hati
Meresahkan jiwa
Hingga mengacak pair jantung
Lalu terkulai
Pujangga hanya memuja
Pikatmu tawankan pecinta
Rasuki hati hingga pikiran
Robohkan dinding hati
Tembus menusuk kedalam
Terenggut sudah cahaya kasih sayang
Lahirlah rindu dan cinta tertawan
Dalam kasih sayang.
Jambi, 17 juni 2020.
SENJAKU
Karya: Raja Cinta
Di ujung senjaku
Rabun cahaya mata memandang
Tidak terlihat di kejauhan
Kembalikan pandangan pada diri
Tertutup sudah penglihatan
Tersimpan di kedalaman rasa
Kumpulan semua rasa
Kembali pada hati
Torehan semua luka
Membanyangi diri
Duka nan di terima
Di perjalanan hari
Larutnya malam
Seakan membenah diri
Diri nan terperi
Perih dinanti
Kelopak harum bunga seroja
Kian menyegat
Mewangi indera pencium
Kesepian diri seakan menyepi
Tiada lagi harapan pasti
Gugur sudah kembang nan mekar
Masa habis hancur melerai
Nasib nan diri
Kian menyendiri
Kini hanya tinggalku sendiri
Tuhan berikan aku jalan
Agar sesatku tiada terlarut
Rasa yang kini tinggal cerita
Jadikan tempat ku membendung diri
Lentik cemetik jemariku
Ku ukir rasa hatiku
Mencari tempat dimana tersirat
Agar rasa jadi bertempat.
Jambi, 13 juni 2020
Selasa, 09 Juni 2020
Kumpulan Puisi Andreant hanif - AKU TAHU
EDISI JEJAK LANGAKAH 11 TAHUN RUANG PEKERJA SENI 9 JUNI 2020
AKU TAHU
Oleh : Andreant hanif
Simpan rasa cinta dan rindu mu dalam jiwa mu
Sampaikan rasa cinta dan rindu mu dalam sujud dan doa mu
Yakin lah itu akan sampai kepada ku.
Simfony rindu mu yang berirama dalam detak jantung mu
Yang mengalun indah dalam aliran darah mu
Bisa aku rasakan.
Ketahui lah, rasa ini tiada berubah sampai kapan pun.
Kamu adalah warna dalam hidup.ku
Alunan irama dalam jiwaku
MY LIFE FLYING
I LIKE ARROW
Oleh : Andreant hanif
Resah dalam keresahan
Gelisah dalam kegelisahan
Tidak ingin mengubah masa silam
Yg ku mau mengubah masa depan
Kembali mengukir hari hari
Walau alat ukir ku tak setajam dulu
Jari ku tak sekokoh masa itu
Kemampuan berfikir tak segairah masa muda ku
Yang kupunya hanya mau
Asa dan irama yang mengalun pasti
Walau birama melambat
Walau nada melemah
Tapi, mata ku masih tajam
Telingaku masih awas mendengar
Oya , jangan lupa
Masih tersimpan sebuah anak panah
Siap melesat pada satu arah
My life flying I LIKE arrow
CINTA ku Bukan
CINTA Nya
Oleh : Andreant Hanif
Sisa dari hati ku
Berkata
Aku butuh Cinta Nya
Sisa dari cinta ku
Berkata
Aku butuh kasih Nya
Aku bukan siapa siapa
Tanpa Sayang Nya
Tanpa Nya
Aku Bagai sebutir debu
Ditengah besar nya semesta
Aku hanya ingin berkata
Disisa tenaga ku
Iyyaaka na'buduu
Wa iyaaka nasta'in
Seonggok daging busuk ini
Hanya mampu berseru
Walau lirih sendu
Laa hawla wala quwwata
Illa billahi 'aliyyil azhim
DILEMA SEBUAH
LEGENDA
Oleh Andreant Hanif
Gemercik air hujan di atap rumah ku
Mendendangkan ribuan nada mengalun irama irama yang bernotasi sumbang
Mengalir dalam ribuan rima
Tiada tentu arah apalagi aturan aksara
Yang pasti.. sebuah sastra puisi yang kubaca
Aku juga ingin katakan " aku tidak setolol yang mereka duga"
Walau aku membuat diri ku mereka anggap totol
Dari ketololan ku, aku membeli jiwa nya, membeli taring nya
TIDAK ADA SEORANG PUN yang akan kubiarkan MENGENAL KU.
Bahkan AKU pun Tidak
Kecuali Tuhan ku
Karena aku hidup diakhir dari segala nya
Sebab aku bukan penjuang
Dalam jiwa ku ada naluri meraung
Aku ada dalam bias bias dimensi
Dimensi dari masa lalu
Bagi ku mudah menembus
Apa yang ingin aku tembus
PERISAI KU,
AKAL KU
Oleh : Andreant Hanif.
DARAH KU bukan MERAH
Darah ku sudah berwarna kemerahan
Diubah oleh putaran waktu
DARAH ku bukan MERAH
Setiap tetes nya tersimpan kisah
Keras nya gelombang dunia
DARAH KU bukan MERAH
Setiap tetes nya penuh cerita dan sejarah
Tersimpan ribuan memori nyata
Yang terlatih sejak usia balita
DARAH KU bukan MERAH
Harga nya mahal
Semahal jiwa yang merdeka
Merdeka saat di merdeka kan
Yang lebih baik berkalang tanah
Dari pada berkalang malu
Bandung lebih baik menjadi lautan api
Dari pada direbut para penjajah bedebah
Senin, 08 Juni 2020
Kumpulan Puisi Bogy Dewanata - DUNIA ILUSI
EDISI JEJAK LANGAKAH 11 TAHUN RUANG PEKERJA SENI 9 JUNI 2020
DUNIA ILUSI
Karya:Bogy Dewanata
Duniaku bagikan ilusi
Semua nampak cuma ilustrasi
Banyak simbolisasi
Adanya cuma argumentasi
Nyata namun ilusi
Tampak dimuka tapi sandiwara
Terkesan suguhan diatas meja
Menunya memukat mata
Menyihir jiwa jadi fana
Tenggelam hingga menggerus kepusara rasa
Menghanyut senyum dari kepalsuan
Menghentakkan nada irama
Sanjungan gendam siratan buaian
Sragen, 7Juni 2020
Rabu, 03 Juni 2020
Kumpulan Puisi Bung Kamal Nasution - PERADUAN
DIANTARA DUA SISI
Diantara dua sisi
Kau hadir menguak sepi malamku
bercerita tentang rindu dalam jiwa
mengurai setiap langkah perjalanan
waktu yang menggelayut rasa.
Rindu rupa
Rindu senja
Rindu malam
Rindu rembulan
Diantara dua sisi
Bersama fajar kau pun menghilang
melepas cerita luka jiwa yang membuas
berlari memacu waktu mengejar segala cita meski akhirnya luka
Luka bumi
Luka alam
Luka matahari
Diantara dua sisi
Kau hadir menghias malamku
bercerita tentang warna
dalam ruang sepimu
aku menunggu.
25052020 12:10
Bung Kamal Nasution
HARUSKAH
Tersentak aku disepertiga malam
menatap ruang yang begitu teduh
pada raut wajah beningmu.
Aku mulai membuka satu persatu
pada lembaran kisah
Aku sadar
meski sulit untuk menyatukan dua hari yang berbeda
Namun aku terus menyelam
dalam nya lautan asmara untuk mengapai mutiara cinta.
Bening bulir air matamu
yang menetes di senja hari
hantarkan aku pada sebuah ketegaran raga tanpa jiwa.
Kini...
Kembali aku melihat
senyum serta tawa kecilmu
sadarkan aku pada ruang ke egoanku
yang menantang terik matahari
dihari senja hingga aku terjatuh
mengelepar pada gelombang amarah
terhempas menentang amukan badai dihati
Haruskah pada angin yang bertiup
aku teriakkan senandung cinta
dimana aku rindu rasa rindu segala.
Haruskah aku bersembunyi pada sinar purnama yang rindu rupa.
Haruskah aku....
26April2020
Bung Kamal Nasution.
PERADUAN
Setiap detik
aku menunggu lelah nya malam
menjemput cerita pada batas kesunyian.
Setiap waktu
aku terjaga mengantar purnama
hingga fajar tiba
melepas angan
melepas mimpi
melepas segala rindu
Langitpun gelap tak tampakkan cahaya
Aku tersesat dibatas perjalanan
mencari arti sebuah kesalahan
menyadari kelemahan
mememgang sekuntum bunga
hingga layu sebelum di peraduan.
26April2020
Bung Kamal Nasution.
SYAIR RINDU
Ketika rindu membuncah
cari aku disudut lorong resahmu
Dalam rangkaian kata
melantun makna puisi jiwaku
menepis angan pada nyiur melambai
Aku adalah cerita pada syair rindu bersenandung di atas biduk
coba menahan ombak
bertahan pada tali luka yang tertambat.
25April2020,TBSU
Bung Kamal Nasution
DIK.AKU INGIN MENJADI PUISI
dik,
Aku ingin menjadi puisi dalam setiap langkah mu yang tertatih...
dik,
Aku ingin menjadi puisi dalam setiap perjalanan mu menuju aku...
dik,
Aku ingin menjadi puisi dalam jalinan bahtera cinta kita ..
dik,
Aku ingin menjadi puisi dalam sebuah tangisan bahagia mu...
dik,
Aku ingin menjadi puisi dalam nafas yang tersisa...
dik,
Aku ingin menjadi puisi dalam keseharian mu...
dik,
Aku ingin menjadi puisi buat kehidupan mu...
dik,
Aku ingin menjadi puisi ketika kau meninggalkanku...
Edisi Cinta yang tertunda
19052020 23:13
Bung Kamal Nasution
TERSENDAT JIWA
(Untukmu yang disana)
Ketuk hati hari ini
agar tergetar awan
membelenggu matahari
Menarik selimut mendung
yang kelam
Berkecipak semilir angin menerpa
tubuh menggigil pilu hati
dalam kesendirian menahan
segumpal jiwa yang tersendat
rasa...
Ingin berteriak
Ingin berlari
Ingin menggapai
Ingin dan ingin menepis
angan di malam hari
senantiasa mencari gelap
yang tak tampak cahaya...
Jum'at Subuh,15052020
Bung Kamal Naaution
LEPASKAN
Menggelepar jiwa
Lepaskan impian
Menikam kenangan
Lepaskan cerita semalam
Menilggalkan masa
Lepaskan genggaman
Melangkah pada kisah
Lepaskan segala...
Medan,15052020. 01:50
Bung Kamal Nasution
STACK
(Takkan Lagi)
Lelahku diam
Amarahku bisu
Tanganku kaku
Langkahku padu
Bahuku rapuh
Mataku nanar
Mulutku bungkam
Hatiku menghempas
Hilang rasa...
Hilang rupa...
Hilang warna...
Hilang cerita...
Tak bergeming membalut luka terpaku menunggu.
14Mei2020
Bung Kamal Nasution
TAK BERBATAS WAKTU
Disini..
Aku menunggu
Tak berbatas waktu
tak..tak..tak...tak..tak...
mengelayut langkah hilang
dalam bayang disimpang jalan
Hingga senja kau janji akan datang
Disini...
Aku masih menunggu diambang senja
di dalam ruang tak berbatas waktu
mencari langkah yang kemarin
tak...tak...tak..tak..tak..
Tak berbatas waktu
Aku menunggu
Disini..
18Ramadhan2020
Bung Kamal Nasution
WAKTU BERLALU
Ada detak yang menghentak
Kemarin
Hari ini
Besok
Lusa
Merentang jiwa
Menantang rasa berlalu tanpa kata
Ada detak yang menghentak
Sedari pagi
Sedari siang
Sedari sore
Sedari malam
Merentang angan
Menantang bias bersama waktu
berlalu rindu
menggelepar menahan
gejolak rasa dan kata
Masih menunggu waktu berlalu
Benhil,10Mei2020
Bung Kamal Nasution
KETIKA
Ketika
harapan menjadi batu
aku tak punya pilihan
Ketika
buih di lautan hanyut pecah diatas riaknya
aku tak mampu mempertahankanya
Ketika
jarum jam dinding berdetak
aku tak mampu menahannya
Ketika
aku tak mampu
Ketika
aku tak punya pilihan
Ketika
aku hanya mampu diam
Ketika
semua berlalu begitu saja
#Subulussalam
#GuratanMei2018
08Mei2018/2020
Bung Kama lNasution
USAI SUDAH
Habis sudah cerita...
Tentang indahnya pesona
rindu malam tadi bergelayut gelora
seakan menggapai mega
bersama hembusan angin
mengantar rindu yang terkubur.
Kelana hadir mencari bahagia jiwa
dalam kesendirian malam
mematri rindu dinginnya embun.
Kini...
Usai sudah cerita
Usai sudah nestapa
Usai sudah rindu membelenggu
Bersama bulir embun pagi kelana berlalu melepas ruang segala rindu
jiwa yang tertinggal bersama waktu.
Malam,Mei2020
Bung Kamal Nasution
RONAMU
dik,
Masih seperti kemarin
Entah sudah berapa banyak
catatan harian yang tertulis dalam
ronamu
Sementara riak gelombang asmara
menghempas-hempas relung hati yang
masih membisu.
dik,
Masih seperti kemarin
Selalu mengeja segala rapalan peraduan
cinta yang tertulis di pinggiran kemarau
persimpangan.
dik,
Lihatlah labil bulan
di penghujung senja
Lelah biasnya menerpa biduk
di pinggiran pasir tertambat rindu yang
membuncah.
Medan,05-05-2020
Bung Kamal Naaution
(Untuk Istriku)
Selamat Milad 05-Meil-2020
HILANG DALAM BAYANG
Aku menerjang waktu
untuk sebuah kerinduan
Hingga dahaga di kerongkongan
Menggelepar dalam untaian kata
Berupaya menghilang dalam bayang
Melepas segala rasa
Melepas genggaman
Melepas rona
Melepas...
Meninggalkan kata di tepian telaga
sunyi tak bertepi..
.
05Mei2020 03:25
Bung Kama lNasution
ANAKKU
Anakku...
Jika kalian sudah merasa mampu untuk melangkah walau berat hati pergilah...
Anakku...
Jika sekali kaki kanan kalian melangkah
Jangan pernah Menoreh ke belakang....
Nanti Kalian lemah dan gamang.
Anakku...
Disetiap perjalanan pasti ada aral melintang
Jangan pernah Menangis bila tersandung
Bangkitlah meskipun terseok-seok tetap pegang erat Tiang Keyakinan yang sudah Ayah tancapkan sedari dulu.
Anakku...
Jadilah yang terbaik diantara yang baik.
Mantap kan Langkah jangan hiraukan Ayah yang telah tertinggal jauh di belakang
kalian adalah Matahari kecilku
yang senantiasa menyibak cahaya pelangi pada ruang dan waktu.
Lukamu Lukaku
Semangatku Berpendar.
Titisewa,24April2020
Bung Kamal Nasutiom
TERBANGLAH
Terbanglah...
Ada yang tersirat sebuah ketegaran
pada keutuhan sayap
kokohnya cengkramanmu
mengantar pada cakrawala
menentang terik matahari
menyambar dan melumat segalanya.
Terbanglah...
Tunjukkan pada semesta bahwa kau mampu
menepis jiwa yang terbelenggu.
Semoga..."
Medan,29April2020
Bung Kamal Nasution
MENGAPA HARUS SEMBUNYI
Begitu Jauh...
Kau Berlari Mengejar Impian
Lewati Batas Cakrawala Akhirnya
Membentuk luka.
Murung Wajah Pungguk Bertanya-tanya Pungguk Bertanya-tanya kemana Jingga...
Mengapa
Harus Bersembunyi Pada Waktu
Padahal Esok Akan Kau Semai
Cerita Pada Langit
Menitipkan Rindu Yang Begitu Dalam
di Tepian Danau
Sudahlah...
Mengapa Harus Sembunyi
Sudahlah...
Tampakkan Pada Pungguk
Yang Merindukan Purnama.
P.Siantar,21April2020
Bung Kamal Nasution
ADALAH CINTA
Adalah Cinta
yang melahirkan kenangan
Adalah Cinta
yang bisa membuat tangis
Adalah Cinta
yang bisa membuat tersenyum
Adalah Cinta
yang memang datang hanya untuk menyatukan dua hati yang berbeda.
Meski sulit namun
Itulah keabadian Cinta
Meski terkadang dusta yang diterima.
Namun....
Cinta itu Indah pada waktunya.
Benteng Hilir,23April2020
Bung Kamal Nasution
RINDU RUPA
Mengapa meski membendung kata.
Jika Bulan enggan tampakkan sinarnya
Sementara ombak menghempaskan riak
pada dinding karang.
Purnama merajut
bias kelam
Tatkala awan menyelimuti cahaya
Punguk merindu rupa.
Nanar....
Gelora menggelayut senja
Hilang...
Tak tampak jejak
Ada tak berasa
Karena kata tak lagi bermakna
Melepas rindu pada malam berlalu.
Tanjung Morawa,19 April 2020
Bung Kamal Nasution
MENYEPIS ANGIN
Malam
terasa gerah
Embun tak jua turun
di dedaunan
Malam
melebur warna
Gelap menyelimuti
cahaya
Malam
telah merampas bulan
Termangu menunggu biasnya
Malam
Menepis angan
Lepaskan Sukma yang menggelayut
Bung Kamal Nasution,April 2020
RINDU AYAH
Ayah...
Lirih air mataku menahan tangis ketika menulis surat ini
Disini aku tak mampu berbuat banyak
Memeluk...
Mencium...
Bercanda...
Semua tidak bisa lagi Ayah.
Jatuh air mataku tak terbendung lagi
Membasahi lembaran kertas ini Ayah.
Datanglah Ayah pada malam tidurku
Sekali saja...
Agar lepas rinduku bersamamu
Agar bisa aku memelukmu
Agar bisa aku mencium
Agar bisa aku bercanda denganmu
Walau selepas mimpi.
Ayah...
Pintu Ramadhan sejenak lagi akan terbuka
Ayah datang ya...
Aku hanya mau menunjukkan bahwa aku udah bisa baca doa
Surah Al - Fatiha...
Surah An - Naas
Surah Al - Ikhlas
Dan aku yakin Ayah tidak menjewer telinga ku seperti dulu lagi,dan aku yakin pasti Ayah tersenyum..
Ayah...
Aku Rindu..
Rindu Ayah...
Datanglah sekedar melepas rinduku Ayah...
Marhaban Ya Ramadhan
Ayah....
TBM,18 April 2020
Bung Kamal Nasution
Marhaban Ya Ramadhan
Kembali Fitrah
DIPERSIMPANGAN
Wahai pujangga
Masihkah membelenggu rasa
Merajut kesedihan diruas jalan
Gelora yang tertahan mengeras batu.
Kelembutan sang bayu tak melunakkan
Indahnya kata tak meluluhkan
Bahasa tubuh tak lagi menjadi kata.
Wahai pujangga
Dimana...
Kemana...
Meskipun berada di satu musim yang sama
Meskipun berdiri di langit yang sama
Tapi tidak di persimpangan yang sama.
Dipersimpangan ini
Hanya bisa menunggu hadirnya senyum pujangga meleburkan segala rasa...
Medan,18042020
Bung Kama lNasution
AKU SEDANG MENULIS AKU
Aku Sedang Menulis aku
Dalam langkah ada rasa
Jiwa yang terluka...
Jiwa yang meronta...
Jiwa yang tertinggal...
Jadikan kenangan
Aku sedang menulis aku
Tersandung dalam buaian
Tegak berdiri dalam keterbatasan
Bertahan pada keyakinan.
Merebak segala kata
Menjadi sebuah karya
Dimana rasa
Ketika aku menulis aku
Pada luasnya warna bertanya
Dimana angin...
Dimana air...
Dimana api...
Dimana tanah...
Dimana sir...
Dimana hati..
Aku sedang menulis aku
Rindu menentang hati
Menangis segala harap
Puja segala resah
Terbuai segala kisah
Aku..
Menulis..
Aku...
Hari ini aku menulis aku tanpa aku
17 April 2020 03:00
Bung Kamal Nasution
LELAH
Pada Malam Aku Bertanya
Pada Bintang Aku
Menyapa
Pada Bulan Aku Merindu
Pada Masa Aku
Menghitung Waktu
Pada Gelap Aku
Menggores Warna
Dimana Aku Bertanya
Dimana Aku Mencari
Dimana Aku
Lelah Sudah Menapaki
Batas dan Ruang Waktu
Lelah Aku Menggapai
Bayang Pada Gelap Malam
Disini Aku
Masih Menunggu.
Bung Kaman Nasution
Marelan,12 April 2020
INGIN AKU UCAPKAN KATA CINTA
Ada rasa tak percaya.
Ketika aku melihatmu.
Diruang senja ini ingin aku ungkapkan kata cinta buatmu.
Namun...
Aku tak mampu karena aku merasa bukanlah pujangga.
Melewati ruang dalam kebersamaan.
Dalam bayangan jiwa seakan ingin meledak dan memaksa ingin ucapkan kata cinta buatmu.
Selalu saja ada yang mengganjal di tenggorokan ini.
Maaf kan aku...
Dalam senjanya ruang dan waktu masih menahan rasa ingin ucapkan kata cinta buatmu.
Senin06April2020/02:35
Bung Kamal Nasution
IMPIAN SEMU
Lelah Aku Berlari
Dibawah Purnama.
Mengejar Sudut Cahaya
Yang Membelenggu Jiwa.
Tersengal-sengal Nafas
Mencoba Bangkit
Mengapai Segala Harap.
Menggantung Impian Pada Sinarnya.
Akhirnya...
Dingin Membalur Tubuh
Cahaya Purnama Berlalu.
Bung Kamal 12/01/2020.
CATATAN
Sebuah catatan
Kemarin
Melepas angan
Dimana jiwa membalur
Ada gejolak yang melemah
Tak leluasa
Menggenggam cahaya
Menyentuh pelupuk mata.
Kau lemah nalar
Kau juga lemah rasa
Dan kau juga lemah berkata-kata
Aku juga lemah
Dalam sebuah catatan
Melepas bayang.
Taman Budaya Sumut
Bung Kamal Nasution 07 April 2020
CERITA PURNAMA
Mengapa Perenjak tak membawa berita
di purnama malam ini
Sementara angin akan menyeret awan menyelimuti cahaya purnama
Berdiri aku menanti malam
tak bergeming bersama embun
yang membalut tubuh
di bawah purnama.
Adakah fajar yang membawa kabar berita...
Bung Kamal Nasution
13/06/2020.
BUNG KAMAL NASUTION |