Jumat, 03 Mei 2019
Kumpulan Puisi Wahyu Sumut Kembara - KERETA API FAVORITKU
GALI KEMBALI.
Kurobek batas fikirku
Kukoyak rasa minderku
Kuteriakkan aku mampu
Lalu izin-NYA menuntunku...
Ketiadaan bukan jalan pasrah
Kelebihan tak sudi congkakkan diri
Menepi sejenak merenung langkah
Menyapu rintang yang melintang
Menegapkan jalan dan maju
Semua 'kan terlewati
Walau tersandung kanan dan kiri
Menjejali hati
'Tuk menggali kembali
Siapa sesungguhnya diri.
"GALI KEMBALI."
'Bisa kerna terpaksa juga anugerah'
Senin, 05 Agustus 2019.
By : Wahyu Sumut Kembara
At : Pe Em i
Dan airmataku mengalir,
Mengenang masa - masa itu,
Kereta Api Tanjungbalai - Medan,
Begitu dulu kusebut benda itu.
Penjaja Novel Favoritku,
Pedagang yang siap datang ke bangku,
Kesesakan yang tak menentu,
Hilir mudik tak terasa waktu.
Ada yang selalu setia menemani,
Novel, TTS, Rokok, Kratingdaeng,
Pop Mi dan Cappucino pasti ada.
Aku tak butuh tisu,
Karena tempat favoritku didekat pintu,
Angin yang menghembus
Ketika pergi dan pulangku,
Menjadi sapaan wajib perjalananku..
Pengamen yang ternyata anak kuliahan,
Pedagang Cappucino yang ternyata guru bahasa inggris,
Pedagang Ceker yang selalu menggendong anaknya,
Penjual mi yang tak pernah lelah menurunkan dan menaik kan kembali jaja'annya di atas kepala.
Ada yang paling kurindukan,
Keakrabannya...
Walau tidak saling kenal
Kadang kami dapat bercerita bersama, bernyanyi bersama dan tertawa bersama.
Kereta Api Tanjungbalai -Medan,
Begitu biasa ku sapa.
Kelas Ekonomi, bernama Putri Hijau.
By : Wahyu Sumut Kembara
Senin, 29 April 2019
"Kereta Api Favoritku."
♥♥♥
Tetamu Berdatangan,
Hantaran diberikan,
Disambut dan digendongkan,
Calon Menanti Dibilik Kanan,
Terima Bingkisan tanda berkenan,
Cincin Emas Lalu disematkan,
Berurai Air mata Tak tertahankan,
Mufakatpun Diteruskan,
Tentukan Waktu kapan Naik Pelaminan,
Calon Tersipu tak karuan,
Kiranya Impian Kan Jadi Kenyataan,
Dan Senyum Itu Kini Telahpun Bertuan.
By : Wahyu Sumut Kembara
"Senyum itu kini telah bertuan"
Senin, 29 April 2019.
DERMAGA KISAH
Raihlah...
Raihlah bahagiamu dalam do'a dan ucapan selamat,
Jangan tangisi duka perpisahan,
sebab harusnya kau bahagia dalam ikatan..
Lihatlah ia sebagai Arjuna dalam bulir airmata suka,
sedang aku cukup kau kenal sebagai penyair kelana...
Aku tidak singgah untuk mengambil hatimu,
Kisah hidup kadang memang harus begitu,
Tapi percayalah,
Manis akan hadir pada waktunya...
Jangan kau fikirkan aku akan tenggelam dalam lara,
Sebab telah jauh ku arungi samudera,
Labuhanku kadang memang hanya sementara,
Kelak akan kutambat tali pada dermaga,
Untukku....
Untuknya....
By : Wahyu Sumut Kembara
Rabu, 28 Desember 2011, (Teras Malam)
MENITI JALAN PULANG
Aduhai...
Titianku menapak lalu diam,
Papan pijakan tertutup kabut mengaburkan,
Sejenak hening mengingati jalan,
Adakah masih lurus...!
Atau justru lena dibelokan...!
Yang kutahu aku terus saja maju kehadapan...
Aduhai...
Aku huyung ditepian,
Memegang kuat tali jembatan,
Khawatir jatuh kelembah nan dalam,
Yang memelukku hina dalam keabadian.
Aduhai...
Dimanakah kawan sama berjalan...!
Mengapa sunyi sepanjang pandangan...!
Ataukah aku memang harus jalan sendirian...!
Dalam Meniti langkah Menuju Jalan Pulang.
Wahyu Sumut Kembara
Sabtu, 4 Januari 2012. ( Jendela Asa )
Tanjungbalai, Sumatera Utara.
TAFAKURI DIRI
Apa yang salah dengan takdir...???
ia hanya berjalan menuruti titah TUHAN_nya...
Kenapa mengutuk panasnya mentari...???
Suhunya juga menurut titah TUHAN_nya...
Sebagian kekeringan dan sebagian kebanjiran...
adakah ini ketidak adilan TUHAN...???
Lalu kebenarankah itu yang kita lakukan...???
Kita dimata TUHAN,
Telah tertulis didalam kitab_NYA...
mengapa tidak mencari melalui hati...???
Lalu tanya apa yang telah diyakini...
Kadang aku tak mengerti...
Kadang kau tak mengerti...
Selalunya kita banyak yang tidak peduli...
Sinyal kebenaran sejati telah diberi,
Hatipun membenarkan dengan bijak sekali,
Namun akal banyak yang mati,
Sehingga tertutup jalan menuju putihnya tuntunan diri.
Apa yang salah dengan takdir...???
Sedang ia hanya bergeser mengikut titah TUHAN_nya.
Marilah tafakuri diri sendiri...???
By : Wahyu Sumut Kembara,
Sabtu, 18 Februari 2012, (Ruang menata hati)
Tanjungbalai, Sumatera Utara.
*** SANG PELAUT ***
Lautku malam
Sepi mengeram
Ombak menggeram
Menghitam.. Menghitam..
Kapal laju
Memecah menderu
Buah putih beribu
Tujuan satu
Hasil dicari
Ikan menari
Jaring bertali
Sambut rezeki
Semoga melimpah
Diperoleh berkah
Atas nama Allah
Didapatlah upah
Laut menjelang pagi
Kini kulihat tepi
Muatan naik pasti
Riang berhitung kembali.
Jermal Delapan,
Sumatera Utara
Kamis, 6 Januari 2022
By : Wahyu Sumut Kembara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar