Karya : Puji Astuti
Tenda masih terpasang kokoh
Kursi-kursi tersusun rapi di serambi
Malam-malam seakan tertutup mendung
Keikhlasanku terkuras tuntas
Siang itu begitu dekat dudukmu di sebelahku
Seakan enggan untuk menjauh
Sesekali kau peluk aku di antara tawamu
Melambangkan perpaduan cinta dalam hatimu
Kepulan kopi hangat masih tersaji
Minumlah dari cangkirku, pintamu
Senyum menggembang di wajah sendu
Menyuguhkan keikhlasan begitu teduh
Ternyata itu kopi terakhir untukmu
Dan kebahagiaan terpenggal bagiku
Kau berpulang untuk selamanya
Meninggalkan duka yang tak terkira adanya
Hangatnya kasih masih terasa
Betapa berat luka di dada ini
Kini tinggalah kenangan
Yang tak akan mungkin terlupakan
Jogja, 26.04.2019
SENJA TERAKHIR
Karya : Puji Astuti
Tangan kita terpaut erat
Menyusuri sepanjang tepian pantai
Senyum menghiasi kebahagiaan tak terbendung ini
Semilirnya angin laut menambah syahdunya rasa dua hati
Duduklah kita di sebongkah karang
Wajahmu terlihat sedikit redup
Mengapa kau sembunyikan sesuatu?
Pertanyaan berkecamuk di dadaku
Senja semakin turun seiring waktu
Dekap erat lenganmu di pundakku
Berdesir jiwaku seakan tak percaya
Begitu dalam percikan cinta yang ada
Jangan pergi pintaku
Walau ada derita di ragamu
Kita lewati saat-saat perjuangan
Antara nyawa dan keberadaan
Kuasa Tuhan lebih memilihmu
Aku kau tinggalkan selamanya
Dalam menapaki jalan kehidupan
Senja itu adalah senja yang terakhir
Meninggalkan kilasan perih di setiap ingatanku
Jogja, 19.05.2019
BELALANG
Di antara deru mesin-mesin berpacu
Tenangnya dirimu menggerus daun
Untuk kelangsungan kehidupan
Tanpa peduli apapun yang terjadi
Belalang kesiangan
Di waktu pagi ini kau menapaki tangkai-tangkai
Menjelajah rimbun pepohonan
Nenyiangi dan memilih keinginan hati
Matamu berkutik saat tahu aku perhatikanmu
Menyelidik seakan ingin aku pergi
Sejenak mengganggu kesenanganmu
Mengenyangkan perut dengan memagut
Belalang pagi
Teruslah bergerak
Jangan berhenti
Jika ingin terus hidup dan tidak mati
~ Puji Astuti ~
Jogja, 17.05.2019
TAKUTNYA HATI
Karya : Puji Astuti
Gelegar halilintar mengejutkan rasa
Sedangkan hawa panas masih terasa
Di ujung barat terlihat sarat mendung menggantung
Terbayang derasnya di sana
Kupercepat langkahku
Untuk segera bisa tiba di dalam rumah
Menghindari rintik air yang mulai turun
Karena hati paling takut akan kehujanan di tengah jalan
Terlintas peristiwa
Saat berkendara di tengah lebatnya
Menggigil tak tertahankan
Hingga badan basah kuyup dan kedinginan
Hilangnya keseimbangan
Mengakibatkan olengnya kendaraan
Terjerembab di bumi yang basah
Hingga seketika tak sadarkan diri dan pingsan
Mendung membawa cerita
Histeris di dada
Ketakutan hati
Lebih baik menghindari
Jogja, 15.05.2019
PUJI ASTUTI |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar