Selasa, 04 Oktober 2022
Kumpulan Puisi Yuni Tri Wahyu - AKU MENIKAHIMU DENGAN KASIH SAYANG
PUISIKU BISU TULI
Yuni Tri Wahyu
Gegap gempita gebyar layar kaca tampilkan pesona bunga maya
Berlomba menata pesona kata indah menjamu perhelatan besar
Dari segala penjuru bermunculan bintang gemintang
Bahkan yang sempat redup tertutup keangkuhan
Aku ada di belakang panggung meramu kata tanpa suara
Memangku pilu mengayun sendu pada titik beku
Senyum merekah menyaksikan mereka berkiprah
Unjuk kemampuan yang memang mengagumkan
Puisiku bisu tuli sejak kugandeng sepi
Melepas sejumput mimpi kikis nurani demi pengakuan diri
Jiwa ini sunyi menatap polah pelaku berjubah diksi
Sementara rangkaian kata hanya sepuhan warna ambisi
Maka biarkan saja kucecap rasa, mengiringi tarian jemari:
wening paling bening
Tangerang, 01 Oktober 2022
AKU MENIKAHIMU DENGAN KASIH SAYANG
Yuni Tri Wahyu
Bunga-bunga hati bermekaran rindu
Warna-warni menghiasi waktu
Jelang senja rona jingga memesona
Seindah lukisan Sang Maha Cinta
Engkau adalah utusanNya, melumat biru keunguan di bibir derita
Bertubi-tubi merajam hati
Hingga lebam memudar sisakan hijau pengharapan
Tertanam di dalam ladang keyakinan
Aku menikahimu dengan kasih sayang
Segenap yang ada tanpa pura-pura
Seperti tertulis kata-kata pujangga, mengayuh roda-roda hiperbola
Tetapi sederhana menyempurnakan luka, maka tersisa air mata bahagia
Tangerang, 26 September 2022
DIK
Yuni Tri Wahyu
Jangan biarkan benci merusak hati
Nanti dia jemput langkahnya sendiri
Berkarya saja dengan rasa
Abai kata mereka, karena kita adalah pecinta sejati
Memuisikan hidup tanpa bunga kertas berdaun plastik
Mudah terbakar percikan api cemburu
Kepada mawar, melati dan warna-warni beranda mimpi
Juga segala hijau daun berdebu rindu
Dik, jangan siram dendam tersimpan di dada cinta
Lepaskan bersama embus angin ke setiap penjuru
Mari sama-sama mendekap sunyi
Hingga perjalanan senja semakin berarti
Tangerang, 11 Oktober 2022
AKU PEMENANG BUKAN PECUNDANG
Yuni Tri Wahyu
Seberapa rakus engkau menikam nyali, sekuat baja aku bertahan. Sebanyak luka warnai catatan kenangan, kuhapus dengan senyuman. Meski kering dan getir terbaca nyata.
Kasak-kusuk, bergunjing seakan mainan lucu. Kalian tertawa mencibir saat aku terjepit kepedihan.
Hei! aku tidak ingin belas kasih seirama hujat tanpa makna. Lihatlah kuasaNya, buah manis kupetik dari hasil tanaman ini.
Hanya kehendakNya kuasa memilih. Aku pemenang bukan pecundang lari tunggang langgang ketika badai datang.
Tangerang, 08 Oktober 2022
PENGALAMAN MENGAJARKAN
Yuni Tri Wahyu
Lugu entah dungu, berjibaku
Mengurai luka memintal duka
Jadi penggalan-penggalan catatan
Langkah berulang kali tersandung
Patah kuku hitam, putihpun bersambung
Perih sisakan lebam
Mengitari perjalanan panjang
Sepi hadir menggamit lengan menuju ke barat
Senandung bunga hati terdengar lirih merintih
Tentang riwayat dan jejak sakit tertinggal
Pengalaman mengajarkan
Berbenah diri melangkah pasti, berserah pasrah
Tangerang, 05 Oktober 2022
MAGHRIB TELAH TIBA
Yuni Tri Wahyu
Bergegas tinggalkan rona jingga
Keindahan sekejap memesona pandangan
Basuh kenikmatan dengan beningnya gemericik jiwa
Tunaikan kewajiban, khusyuk
Lantunan puja-puji suci
Iringi tarian biji tasbih di pinggang jemari
Menanti kumandang azan selanjutnya
Tafakur
Maghrib telah tiba isya menjelang
Subuh, entah napas tersisa
Lalu untuk apa tebar jala dusta menangkap ikan kecil
Berenang di tepian sungai?
Malam datang merebut mentari
Esok belum tentu kembali rasakan hangat kecupan pagi
Sudahi merenda mimpi kemarin dengan segala alibi
Lepas bujuk rayu hawa nafsu
Tangerang, 04 Oktober 2022
AKU MENEMUKAN CINTA PADA SENYUMMU
Yuni Tri Wahyu
Tak perlu kata berbunga asmara. Rindu syahdu menembus jantung. Tentang lagu merdu yang engkau gaungkan lewat pancaran netra hadirkan debar berjuta rasa.
Aku menemukan cinta pada senyummu, mengalir seirama denyut nadi.
Tangerang, 14 Oktober 2022
MENUNGGU UNTUK BERPISAH
Yuni Tri Wahyu
Setia menunggu meski waktu berganti musim
Gelap pekat tertutup awan pun sore yang emas berkilauan
Bukti keagunganMu, pelukis keindahan
Mayapada beserta isinya
Memberi keberkahan siapapun mampu bersyukur
Nikmat tiada tara di balik gumpalan luka
Menunggu untuk berpisah saat senja terganti petang
Azan berkumandang
Tangerang, 23 Oktober 2022
PUISI HATI
Yuni Tri Wahyu
Aku tidak pernah tahu di mana ujung penantian. Namun bukan berarti harus mengurangi rasa yang telah ada.
Engkau membuka pintu untuk berteduh saat hujan badai menimang terik. Sementara pelangi adalah mimpi tanpa tepi.
Lelap panjang terbangun oleh sepoi angin bawa aroma luka. Nyanyian semesta pun riuh rendah gelombang kehidupan.
Senja mengajarkan kehendak, tapi ufuk timur selalu bicara keyakinan. Kita berdiri, di telapak dua mata arah. Maka, aku menggamit luka dan harapan yang kerap jadi sarapan.
Kita merangkai bait menjadi puisi hati, tentang luka dan kesetiaan. Kemudian mengikat pada tiang keyakinan. CintaMu terbaik.
Tangerang, 19 0ktober 2022
MENGAIS KENANGAN LUKA
Yuni Tri Wahyu
Membuka ingatan silam
Jejak-jejak luka bermunculan
Penuhi sketsa merah hitam, biru keunguan
Terlukis manis pada lembar perjalanan
Embun lesap dihisap terik
Menguap perlahan bersama datangnya sore yang emas
Jingga berbinar menatap hening
Hingga terdengar kumandang azan
Tuntun langkah bersuci diri, menuju kiblat
Dalam wening kristal bening bertutur jujur
Kembali mengais kenangan luka, pedih, perih, bersahutan
Bergema dalam dinding tabah indah senyuman, karenaMu
Tangerang, 28 Oktober 2022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar