Terdengar dendang gemercik burung berlantunkan Dzikir pada sang Tuhan.
Berkompaskan mata yg membawanya kemanapun ia suka.
Begitu kecilnya kita ummat manusia di pandang nya, sedang para pedagang mempertontonkan mereka di balik sangkar besi bernamakan nasib malang,
Dan Kita,!
melihat teramat kecil pula tubuhnya di dekapan mata.
Ia dapat pergi kemana pun yang disuka,
Sedangkan kita, teramat berpikir kemana perginya arah tujuan.
Terlena akan hembus angin dipenghujung malam, yang terlihat indah namun hanya kekosongan dipelupuk raga.
tak kunjung murka baginya,
Bukan ia tak sanggup, hanya saja menyadari
Pemberian Tuhan terlalu ia nikmati sebagaimana atas pinta nya , hingga sebangsanya akan mati dikala semesta menutup mata.
Wahai umat manusia...!
Sudahkah terbang mu bebas persis manakala yg ia rasakan?!
Sudahkah dzikir mu terlantunkan sebagaimana yang ia gemercikkan?,
Sudah kah syukurmu terucapkan manakala syukur yang sudah ia contohkan?,
Jika sudah?,
Mampukah terbang yang tak lupa arah,serta dzikir dan syukur bertahan sampai tahta ke anak cucumu nantinya diakhir jaman, kelak?.
( Dzikir mu adakah Syukurku )
Karya : Zoel Bucos Siregar
Kota Kerang,
Tanpasuara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar