Minggu, 18 September 2022
Kumpulan Puisi Faiqa Eiliyah - SYAFAKILLAH IBU
SYAFAKILLAH IBU
Dulu tujuh puluh persen waktumu milikku
Menyusui, menimang, meninabobokan
Dulu nyenyak tidurmu kurampas
Lahap makanmu kukacaukan
Meski lelah, engkau tetap tersenyum
Meski jenuh, engkau tetap bertahan
Karena cintamu padaku
Seluas angkasa sedalam samudera
Ibu
Jika kini engkau lebih rewel dari bocah
Penuh permintaan dan persyaratan
Suka marah kadang merajuk
Biarlah ibu
Aku akan sabar denganmu
Sebagaimana sabarnya engkau merawatku
Ketika masih merah dulu
Maafkan anakmu ini
Kadang tak bisa penuhi semua inginmu
Kesehatanmu kadang tidak menginjinkan aku
Penuhi semua permintaan-permintaan itu
Syafakillah, Ibu
Kita bernyanyi bersama lagi
Seperti saat pertama kau ajarkan padaku
Lagu kasih ibu
Karya : Faiqa Eiliyah
Takalar, 03082022
TERJERAT RINDU
Seperti bunga abadi
Terus mekar sebarkan wangi
Merambat rayapi dinding-dinding rapuh
Di tengah gulita tak bertepi
Entah berapa musim telah berganti
Sejak engkau tak lagi membersamai
Hati masih lirih mengintai
Di sela kisi-kisi jendela berkarat ini
Dalamnya pekat rasa
Membuncah hasrat terjerat rindu
Melolong laksana seriga terluka
Di tengah kegelapan malam penuh racau
Bermimpi diri engkau rengkuh
Hingga tulang iga bunyi gemeretak
Aku ingin menari di antara desahanmu
Lalu terhempas lelah di penghujung malam
Takalar, 04082022
·
AMUKAN JIWA NESTAPA
Jika harus dengan bernyanyi baru bahasa hatiku sampai padamu, maka bukalah telingamu
Aku akan bernyanyi untukmu
Jika harus dengan menari baru isyarat cintaku sampai padamu, maka bukalah matamu
Aku akan menari untukmu
Dan jika harus dengan kepergianku baru kau bisa menyadari arti diriku di sisimu, maka lepaskanlah tanganku
Aku akan pergi ...
Aku di sisimu pun percuma
Selama hati dan tatapanmu fokus pada dia yang tak pernah menoleh
Meski untuk sekedar menyadari perhatianmu
Takalar, 140922
TENANGLAH DI SANA
Kutatap peraduan kosong tempat engkau biasa berbaring
Setetes pedih bergulir kembali
Mengenang semua masa yang kita lalui
Baru terasa kini betapa masih kurang sabar aku padamu
Sesal demi sesal datang menjejal
Mencubit hati ini
Andai bisa kuulang kembali
Ibu, ingin kupenuhi semua inginmu
Tak usah perduli dengan semua larangan tim medis
Ibu, jiwa ini terasa begitu kosong
Setiap kali kudapati peraduanmu yang kini tinggal jejakmu
Lirikanmu, bantahanmu, emosi bahkan bujukanmu
Semua berubah jadi serpihan kenangan yang menyakitiku
Ibu, tenanglah di sana
Tak ada lagi rasa sakit yang akan menghampirimu
Tak ada lagi sesak yang akan menyumbat nafasmu
Dan tak ada lagi perdebatan antara kita
Biarlah kekosongan ini kubasuh dengan doa-doa untukmu
Semoga tempatmu adalah yang terindah di sisi-Nya
Kan' kutumpahkan segenap rinduku pada ayat-ayat cinta peneduh qalbu
Agar kau tenang di alam sana
Takalar, 19092022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar