UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 04 Agustus 2022

Kumpulan Puisi Yuni Tri Wahyu - MENCINTAIMU DENGAN CARAKU



SANDING KEPALSUAN
Yuni Tri Wahyu


Senyum ranum mengulum lebam
Manis luka tersimpan buaian fatamorgana
Lukisan rindu dendam menjelma
Tawa kian lelah sembunyikan rapuh

Nampak utuh kukuh
Sanding kepalsuan
Memapah pilu demi keadaan maha sulit
Sakit harus terlampaui

Merakit impian hingga bukit tujuan
Tergenggam lamban
Derai bening iringi
KasihNya sejati

Tangerang, 03 Agustus 2022



RINDU JANGAN MARAH
Yuni Tri Wahyu


Goreskan saja biru tegas jangan biarkan abu-abu mengganggu merah jambu meramu rindu. Atau simpan rona jingga di palung paling jantung, usah terkecoh ulah ungu berlagu dungu.

Mengapa sering undang getar cemburu sementara debar rindu memacu syahdu. Berkejaran hingga sepertiga malam?

Mari kita gelar sajadah usang, di samping peraduan tua. Bersama lafazkan doa, agar keyakinan tak kunjung cedera meski duri berkali menusuk nurani.

Rindu, jangan marah. Mari sama-sama obati luka bernanah, hingga sakitnya menjadi nikmat tak berkesudahan.

Tangerang, 29 Juli 2022



MENCINTAIMU DENGAN CARAKU
Yuni Tri Wahyu

Lepas saja aku dari tangkai pohon itu
Tak bisa menjadi pucuk hijau, bunga bahkan buah di antara rindang
Biarkan jatuh diembus angin
Kemudian luruh bersama tanah basah

Aku diam dalam sepi
Mengeja namaMu dengan getar paling rindu
Sembilan puluh sembilan kulafazkan di dada sendu
Hanya hatiku mendengar gaungnya

Izinkan aku mencintaiMU dengan caraku
Berbisik lirih tanpa harus berteriak di tengah gemuruh
Suara mereka berlomba kabarkan kepada dunia
Sementara permainan masih saja merangkai tawa, sumbang

Tangerang, 31 Juli 2022



NIKMATNYA SAKIT
Yuni Tri Wahyu


Luka demi luka merobek perjalanan
Menikam sayatan tak berkesudahan
Hingga biru keunguan pun suatu keindahan
Lengkapi sketsa riwayat

Garis-garis tipis berpadu, terwujud kenyataan
Legam lebam tersimpan dalam senyuman
Sepi, berjubah kelakar teka-teki

Pertanyaan berjejal di tempurung kepala
Tidak jumpa pemecahan
Pikiran tersesat kelilingi alam bawah sadar
Semakin kusut jika hening bergeming, kosong

KasihNya menuntunmu
Datang padaku
Memandang benderang semesta
Dalam diam saling mendekap nikmatnya sakit

Tangerang, 25 Juli 2022




MELEPASMU
Yuni Tri Wahyu


Haru berseru menatap langit biru
Sungging bibir mengulum bait merdu
Tak ada air mata berpijar di sudut iba
Saat melepasmu berdiam di bumi jauh pandangan

Berbaur raga, jiwa pun berdiskusi
Bersama pertiwi, ujung peradaban
Luahkan pikiran berbudi pekerti
Seperti yang pernah kuajarkan

Sederhana memaknai perjalanan
Jangan tanya sebesar apa jumlah digenggam
Sungguh Ia Maha Kaya, memberi nikmat tanpa batas
Tersimpan dalam syukur, apapun keadaannya

Melepasmu dari ayunan seiring doa berkesinambungan
Maka bening berderaian adalah gerimis manis
Menanti selendang tujuh rupa
Yang akan engkau kalungkan di pundakku, sayang

Tangerang, 07 Agustus 2022




MERDEKA
yuni tri wahyu

dungu
itu dulu
terbelenggu dusta ambigu

berlalu
saat senyum sendu
simpan rindu bisu

sunyi
tapaki sepertiga malam
air bening berderaian

sesal
perbaiki pencarian sejati
terhenti di dada kasihmu

karenaNya
lentera bersinar hangati gigil
lalu kuteriakkan

merdeka!

tangerang, 16 agustus 2022



BOSAN SUGUHAN JANJI


Menurutmu semua seakan dalam genggaman. Langkah kaki tak pasti, dan selalu menyakiti nurani. Membuat kami harus lebih hati-hati.

Sekelompok orang bertanya, " kemana lembaran rupiah berkibar kemudian luruh dalam pengakuan?"

Mereka menjawab, "belum waktunya tersampaikan."
Entah

Airku telah keruh tercemari ambisi. Kapan jernih kembali?
Secepatnya diusahakan, tanpa ada kepastian.

Hingga kaum sudra terdiam. Bosan suguhan janji. Pereode akan berganti, tapi kami tak percaya lagi.

Tangerang, 14 Agustus 2022.



MEMAPAH SEPI
Yuni Tri Wahyu


Biar seperti ini jangan coba usik sepiku. Ia sedang tirakat menahan gelombang pasang. Suatu saat nanti semua akan kembali surut, hingga sisa-sisa getir jadi bingkai usang.

Tidak juga harus dibuang, agar langkah ke depan lebih mawas diri. Bukan pula jadi sesaji atas luka abadi dalam fana duniawi.

Mari kita saling memapah sepi dengan zikir tiada henti, biarlah perputaran waktu pertemukan keyakinan hati. Bersatu jiwa tanpa raga ataupun bersama pikiran lengkapi perjumpaan?. Entah, karena hanya kuasaNya tak akan terbantah.

Tangerang, 14 Agustus 2022




CANGKIR KEHANGATAN
Yuni Tri Wahyu


Aku memelukmu, sambil menunggu matahari mencumbu pucuk daunan.

Kurasakan hangat pelukanmu sehangat mimpi semalam.

Diantara pahit hitam, kutemani engkau dengan manisnya merah jambu sebagai penyeimbang perjalanan waktu.

Selalu kureguk manis yang kau tawarkan tiap pagi.

Reguklah hingga tetes terakhir. Esok kutuang kembali dalam cangkir kehangatan.

Tentu, percayalah hanya namamu tersimpan dalam palung paling jantung dan kubiarkan bertahta hingga waktu memisahkan usia.

Tangerang, 25 Agustus 2022



MAAF AKU SEMPAT MERAGUKANMU
Yuni Tri Wahyu

Jejak-jejak luka silam terpahat di dinding kenangan
Terkadang hadirkan darah segar ingatan
Aliri batas kekuatan pengendapan
Pikiran

Aku tahu sekuat hati engkau membingkai kekuatiran
Dan keyakinan pun kita ikat dalam ikhlas menjalankan
Kejadian demi kejadian tak berkesudahan
Namun dengan santainya sekali waktu muncul ke permukaan

Kesadaran membelai logika
Berbicara tentang jalinan rasa
Engkau sungguh nyata tanpa rupa-rupa pesona
Maaf aku sempat meragukanmu, cinta

Hanya tertampar sedikit abai oleh sibuk berkarya
Percayalah kasih, dirimu bertahta
Pada singgasana jiwa
Selamanya

Tangerang, 20 Agustus 2022

YUNI TRI WAHYU



Tidak ada komentar:

Posting Komentar