UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 04 Agustus 2022

Kumpulan Puisi Merawati May - SABAR DALAM PENANTIAN



Merawati May
SABAR DALAM PENANTIAN


Selamat pagi penantian
terima kasih aku ucapkan untuk cinta dan ketulusanmu hingga hari ini kamu masih bersamaku dalam sebuah doa dan kesabaran

Bersabarlah
jika waktu telah tiba aku dan kamu akan dipertemukan dalam sebuah ikatan yang sakral
aku akan selalu berada di sampingmu,
menemanimu menyambut hari esok yang telah menanti kita kembali untuk meraih bahagia

Di dunia ini tidak ada pasangan yang benar-benar cocok
dalam membina sebuah hubungan yang sakral
melainkan pasangan yang hatinya begitu luas untuk menerima ketidakcocokan
Karena sebuah hubungan akan dilandasi pendewasaan diri ketika semua diuji atas nama sabar menanti sesuatu yang indah

Di dunia ini jika ada yang menangis untukmu
jangan pernah merasa bangga
Sebab belum tentu dia menangis untukmu
melainkan kamu tahu bahwa dia menangis untukmu
pastikan air mata yang jatuh itu bukan kesedihan yang dikarenakanmu
melainkan karena ia begitu bangga
Sebab memiliki kamu

Kini beristirahatlah sejenak sayang
karena penantian ini tak akan pernah sia-sia
sebab separoh jiwaku ada bersamamu dalam doa....

Bengkulu, 03 Agustus 2021
Merawati May



NYANYIAN HUJAN


Kekasih, setiakah kau merawat gulma rindu yang menjalar dan mengakar dalam hatiku? yang kerap menghampar di segenap ruang paling sunyi? Sedang kita begitu mendamba nyanyian hujan juga riuh ingatan tentang kenangan.

Sementara angin musim enggan beranjak, berkesiur melarung keping sedih, membilur nyeri yang disabdakan dera sebagai elegi sunyi. Ada yang dikabarkan angin sembari mencumbu pepucuk randu: aku masih mengekalkan sudut pagi dengan doa-doa tentang selamatmu.

Kini, meski hujan sering berdiam diri. Membaca sajak-sajak yang ku takik pada ranggas desahan akasia, ingatlah satu hal Kekasihku.

Mungkin pintu-pintu itu telah lelah, menunggumu. Mengetuk segala denyar yang dibisikkan malam. Ia tetaplah menanti dengan sabar, agar rindu tetap berkelindan dibentang jarak.

Selepas nyanyian hujan, burung-burung malam melenggang pelan. Membahasakan sunyinya sendiri. Menunggu rengkuh lenganmu yang lama tak pernah menjamah kata-kataku.

Di ambang jendela ini, tampias gerimis masih saja tercatat dengan rapi. Berkisah sejauh apapun kembaranmu, kembalilah ke berandaku. Ada sekian rencana yang belum tuntas kita bahas. Termasuk membaca sunyi yang luruh bersama kabut juga tentang seseorang yang memesan secangkir kopi di kedai puisi yang berdebu.

Bacalah setiaku. Bertahan dengan segala tabah yang kupunya. Mengeja puisi dan mendaras debur rindumu, di demagaku. Kerlipnya meski jauh. Namun, ia meneliti jejak-jejak silam di antara lirih angin dan letih perjalanan.

Catatlah. Gema seluas semesta. Kuharap mampu menjadi risalah bertabur aksara yang rekah setiap kita memandang puisi di antara reranting Cemara.

Paginya, nyanyian hujan berjingkat dengan gegas, ada sebait puisi yang selalu kuletakkan tepat di lembar hatimu

Bengkulu, 03 Agustus 2022
Merawati May



DI ATAS SEMUA LOGIKA

Takkan selamanya kebahagiaan menaungi, suatu ketika nanti akan datang kesedihan, yang tak pernah terbayangkan, karena rasa cinta begitu lekat, seperti laut dan pantainya.

Cinta bukan hanya keinginan dua hati, untuk membangun kehebatan surga duniawi, tetapi di dalamnya ada langkah takdir yang sering menentukan arah, sekuat apapun rasa yang tercipta, sering patah di rahasiakan, diatas semua logika.

Biarkanlah waktu, masa dan keadaan mengantarkan senyumanmu, walaupun bukan pilihan terindah hatimu, tetapi itulah kenyataan yang ada bisa dijalani.

Cinta akan tetap membuka kebahagian, meskipun di langkah tak seutuhnya.

Biarkanlah kenyataan tak seperti keinginan, melaju seperti biduk di samudra luas, semua yang terjadi adalah langkah yang terbaik.

Jangan patahkan asamu, jangan pupus harapanmu dan jangan salahkan takdir yang berjalan, di setiap pencintaan adalah langkah-langkah hebat.

Walaupun tak seperti yang kita ingin

Bengkulu, 03 Agustus 2021



Merawati May
CINTA TANPA BATAS WAKTU


inilah syair ;
kupersembahkan seuntai cinta. yang kuungkap lewat rasa. sebagai musafir
yang tak pandai merangkai
katakata

terima kasih, kekasih
lewat pagi di udara bersih
kuucapkan dari bibirku
atas ketulusan dan pengorbanan yang
kau berikan, untukku

aku jaga ketulusanmu
lewat penghargaan hatiku
yang senantiasa menyanjung dirimu

tak kuabaikan cintamu
karena kau adalah napas kehidupan yang tak pernah
kuhianati sekejap pun

( *kau tak sekadar kekasih, namun kau matahariku. yang selalu memberi kehangatan hari-hariku*)

tatkala langit hatiku tertutup awan hitam, kau yang menyingkap dengan cinta
maka kau selalu kupuja

meski napasmu tak secantik siti zulaikha, jiwamu menyimpan sejuta pesona
maka, di mataku kau laksana
bidadari nirwana
aku sadar,
banyak kekurangan dibanding kelebihanku saat
aku mencintaimu

meski begitu,
kuharap engkau tahu
kasih sayangku takkan terkikis waktu

meski usiamu tak muda lagi
dan saat rambutmu tak hitam lagi ; percayalah cintaku padamu selalu tertanam di hati,
meski kau tak di sisiku lagi

satu hari nanti,
kisah kita tak sekadar cerita fiksi. yang hanya dikenang saat dimabuk asmara
tapi, kau dan aku satu dalam ridha-Nya

*Bengkulu*
12 Agustus 2020



Merawati May
LAKSANA LANGIT MALAMKU


Seiring bergulirnya waktu malam tandang beranjak pulang pagi pun bersambut fajar

Purnama yang benderang berangsur perlahan meredup cahanya ia pulang keperaduannya

Langit malamku kini kembali temaram gulita tiada setitik cahaya

Engkau yang dulu kupuja kini meninggalkan jejak dalam atma serupa luka yang menganga

Adanya tak mudah terbalutkan walau seribu pintalan kain kasa membalutnya

Engkau yang pernah bertahta di singgasana hatiku kini tinggal kenangan berujung kesedihan

Terimakasih untukmu yang pernah singgah di hatiku walau cuma sebatas merebah lelah.

Bengkulu, 05 Agustus 2022



Merawati May
GARIS BATAS


haruskah kutaklukkan pelangi agar melembayung
di mataku,
untuk membasuh dahaga rindu?

seperti bungabunga kapuk
berhamburan tatkala kemarau di dadaku
menjadi berantakan
setelah mengharapkanmu
agar menyatukan
satusatunya rindu

o umpama bias cahaya
menyentuh beribu pandang
di dalam kornea mataku

begitu pula,
ketika jari-jemari hendak meraih kata hatiku yang selalu bicara dalam puisi
hingga semuanya meretas garis batas, untuk cinta
tak berbatas

lihat,
perahu nelayan pun kembali
sedangkan sekawanan camar menemui kekasih
menceitakan harihari

sedang aku masih di batas rindu. entah sampai kapan
menjumpai ruang pertemuan kita

dari sepersekian perjalanan ini kutempuh,
aku tak cukup ulung menguak tabir mega
yang kian tinggi
dan terus membumbung

ataukah harus berdamai
di antara kegelisahan
untuk cinta yang tak kunjung
menjadi nyata?

entahlah !

Bengkulu, 29 Juni 2022



Merawati May
DI PANTAI MOROSARI


terbanglah cintaku
dengan ribuan sayap
yang mengitari pantai morosari

sebab wajahmu asri
sebelum kau sisir rambutmu
yang terurai di antara ombak
dan destinasi budayamu
di dalam catatan cinta kita

pantai morosari
sebelum kau tidur
di antara cahaya senja
karena tradisi lelapmu
seperti bidadari yang bersemayam di dalam kerinduanku

maka tatkala kau hadirkan
seraut asmara yang terbang ke hulu hati ; getaran di dada pun memeluk sejuk setelah sepotong catatan mengalir ke pantaimu

di pantai morosari
kutiduri gelombang tradisi yang genit dan lincah
sebab dari bibir pantai itulah buih-buih cintaku mencair ke gugusan tubuhmu

pantai morosari, cintaku
setinggi apa pun angan
dan kerinduan itu terbang
ke panggilan pertama,
maka kepasrahkan
untukmu adalah mati

maka keindahan itulah kepastian cintanya yang
memancar di garis batas penghabisan nyawaku. sebab jika senja tenggelam, maka kemurnian pantaimu adalah wajah kekasihku

Bengkulu, 4 Juli 2022



Merawati May
BETAHWALANG


bulat dan besar
ketika Kau saksikan
wajah hari yang lelah

karena kandungan situasi
di antara air laut dan tatapan mata itu, ; memancarkan pertanyaan sebelum tenggelam dalam kesunyian malam

inilah sedekah bumi
dan laut. digelar dengan pikiran, karena rasa syukur
dipersembahkan di atas tumpukan penganan dan doa

sebab merah di mata-Mu
yang mengambang pada samudera kepedihan,
hitam bagai secangkir kopi di lidah ini

hal biasa dari kegelapan
yang diam di permukaan laut-Mu,
Kau tumpahkan
cahaya itu sepenuhnya
di atas pertanyaan tanpa jawaban

inilah sedekah bumi dan laut
dari tradisi desa betahwalang
yang memercik ke titik air ketika dilarungkan ke dalam doa-doa permintaan

maka bulat dan besar
ketika berbinar di permukaan laut ;
maka merah mata-Mu
yang berselayar dalam permintaan
orang-orang desa betahwalang,
menjadi sedekah
yang dikalungkan
ke dalam tradisi tahunan
masyarakat jawa tengah

Bengkulu, 8 Juli 2022


Tidak ada komentar:

Posting Komentar