Puisi
Pulo Lasman Simanjuntak
POHON ITU KESUNYIAN
1//
di atas tanah sengketa ini
zinah ditabur benih-benih doa
pernah tumbuh subur
tanaman masa depan
untuk pandemi berkepanjangan
2//
bagi orang miskin sampai pemulung
membawa perabotan kelaparan
di hamparan pohon jagung
yang sempat jadi rumah
dengan polibag dan pot
semak berduri
masuk dalam larik puisi
3//
kini tinggal daun-daun kering berguguran
di tubuh kolam dengan pohon obat herbal
dan sedikit bumbu dapur
yang nyaris kesepian karena tak pernah disiram air kematian
4//
bagi tubuh sang pujangga
rajin menyiram benih
dalam nyanyian
taman kesunyian
Pamulang, 24 Oktober 2021
Puisi
Pulo Lasman Simanjuntak
NEGERI KHATULISTIWA DALAM PUISI
kami datang, kawan
membawa sebungkus dendam
menyusuri pasir
dan injakan karang tegar
sunyiku kali ini
tak mendaki garis-garis imajinasi
sejak dalam perjalanan tadi
sahabatku bercerita;
rakyat sudah menyedot minyak bumi
utang negara bertumpuk di kolong meja dikorupsi
pergolakan berdarah sampai musibah tak terkira
bencana tetap merajarela
pesawat menabrak
tubuh laut tak lagi biru
kapal selam turun ke dasar
dunia orang mati
dua puluh tahun kemudian
kita akan krisis pangan
di negeri khatulistiwa
tanpa kutub utara dan kutub selatan
tanpa belahan bumi garis lintang
dua sahabat karib tetap menyodorkan
wajahnya untuk dilukis di muka wajah laut
di atas meja bundar
gelas demi gelas
dihidangkan hiruk pikuk
suara ombak laut selat
dingin
mengerikan
maka kami harus hidup
dengan roh rendah hati
Anyer, Serang, April 2021
Puisi
Pulo Lasman Simanjuntak
BANGKIT
i//
aku ingin kembali bangkit
sekian abad terlelap
dalam gumpalan timah hitam
yang digelar di bawah matahari kebodohan
membentuk suatu rekaman dahsyat
percakapan kusut
keculasan menghitung
angka-angka yang harus digemukkan
ataukah hantu-hantu terus bergetayangan
di sudut meja
lautan memerah
ii/
aku ingin kembali bangkit
seratus tahun tertidur di atas ranjang komunitas biru pada gedung kesenian ini
kumpulan orang-orang yang rajin berkarya
menulis dengan teknologi menembus ruang dan waktu
dikepung apartemen mewah keterasingan diri
di jantung matahari, tubuh laut, paru-paru angin malamhari , mimbar rumah ibadah, sampai meditasi di trotoar jalan sunyi
kuliner sorehari
aku ingin kembali bangkit
hidup lebih (dan lebih ! ) dari seribu tahun lagi
berdiskusi pada tumpukan buku-buku para penyair baik hati
yang tak lagi kelaparan menyantap menu
puisi dengan harga bandrol tak pasti
Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa 26 Juli 2022
Puisi
Pulo Lasman Simanjuntak
PESAN DARI LELAKI BERLEMAK
lelaki baya berlemak ini
tiap pagi menyodorkan berita ekonomi dan bisnis
dengan kurva gratis
dalam hamparan ladang minyak
serta makin mahalnya dapat bermimpi bersetubuh dengan gandum serta gas beracun
"biarkan mata uang dollar terus berperang dengan mata uang rubbel, tugasmu hanya menulis puisi bermata emas dan terus mempersiapkan perang nuklir supaya penyair bisa angkat senjata," pesan lelaki baya berlemak ini sambil berbisik utang negara harus dibayar dengan jiwa dan raga
aku hanya terdiam karena kehilangan pita suara
nyaris dua hari berenang di padang tandus
sebab menyalin kemiskinan sama dengan membaca mantera bawah tanah
ataukah angan-angan yang terus berterbangan
sampai malam ini
ketakutan virus menusuk-nusuk puisiku
ingin bangkit lagi
dari benua orang mati
Pamulang, Rabu 10 Agustus 2022
Puisi
Pulo Lasman Simanjuntak
KAPAL INDUK OLENG
mendengar berita Indonesia jaya
merah putih berkibar ria
di samudera raya tak ada keluh kesah
seribu kapal berlayar untuk nusantara
hari ini,
mendengar berita Indonesia jaya
ratusan juta kepala keluarga
terjebak krisis pangan apa adanya
juga krisis energi mendunia
sampai lima benua antartika
haruskah menanam gandum di lahan pekarangan rumah
hari esok
kembali mendengar berita Indonesia jaya
membangun jalan tol, kereta api terbang tanpa utang
kuburan untuk orang-orang
tak punya pengharapan
kemiskinan yang juga tak kunjung
sampai ke pelabuhan
Jakarta, Sabtu, 13 Agustus 2022
Puisi
Pulo Lasman Simanjuntak
KELAPARAN AKUT JADI PUISI
kelaparan akut akan kujadikan puisi
pagi hari menembus cuaca mati
bersama jantung matahari
di negeri tanpa kaki-kaki
dimulai dari upacara air tanah ini
diselesaikan dengan sebungkus nasi basi
kelaparan akut akan kujadikan puisi
bersiap untuk menghitung pecahan
mata uang rupiah dikalikan
bertubi-tubi
telah engkau katakan berulangkali
dengan tubuh radikal seperti air kali
yang mengalir lewat mata bank tipuan ini
maka kelaparan akut
telah mengalir deras
dalam payudara puisi
yang diretas terjadi lagi
Pamulang, Minggu 14 Agustus 2022
Puisi
Pulo Lasman Simanjuntak
PERTEMPURAN HARI TERAKHIR
lewat matahari yang berputar dalam imaji-imaji liar
hari raya yang nyaris kelaparan dalam kesunyian abadi
tanpa tangisan bayi
binatang haram pun jadi santapan rohani
di mezbah batu warna biru
penuh amarah
tanpa dendammu berterbangan
di atas meja makan ini
tegur sapa jadi rajin menolak
sebungkus nyanyian mengerikan
dibuangnya di atas meja kasir
persis berhadapan dengan sekolah
layar lebar dan sulit tidur
di ranjang kematian
lalu kutulis puisi yang paling mengeras
sekeras hatimu perempuan berwajah katarak
doyan mengunyah tumbuh-tumbuhan hijau
rahimnya telah terluka masa lalu
berakar kepahitan dan penyakit kambuhan
dari pulau seberang lautan
Pamulang, Minggu 8 Mei 2022
Bersyukur senantiasa kepada Tuhan.
Setelah melalui proses seleksi ketat yang dikurasi 'admin' medsos PEMUISI KARYA.
Pada hari ini (Minggu 14 Agustus 2022) sebuah puisi saya berjudul PERTEMPURAN HARI TERAKHIR telah dimuat (dipublish) di Majalah Bulanan JURNAL PEMUISI (Malaysia-volume 39/Agustus 2022) yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) Malaysia.
Salam Puisi.
Puisi
Pulo Lasman Simanjuntak
MENGAMBANG JAUH
rumah bising sewindu mengeja kata batin
barang gadai tercecer
engkau mengalunkan gamelan mati
garis telapak jemari
nomor-nomor kode buntut
disebar kebutuhan perkelahian
kartu dibanting
dibangun persaudaraan kembar memanjang
pernah telegram kanker rahim
anakmu yang perempuan menyilet lengan
sampai membusuk
sudah kehilangan bandar udara
dalam sumur-sumur subur
mengapa nyawamu menghilang
lakon buruk menyantap menu ganja
sejak engkau membenci hiruk pikuk
pasar sekejap
membakar sekolah
tanpa abjad
CAWANG–JATINEGARA SUATU SIANG
matahari ada di telapak kaki ketika gerombolan orang sibuk terpekur
ini pertama bagi kita membuka lembaran kerja
mungkinkah terbayang jika sobat lama
enggan memberi permainan otak
polonia sudah terlewati
singgah di kampung melayu
barangkali ada senyuman menakutkan
hewan membasuh terminal
angan-angan bakal melambungkan
segala rupa menjadi pewarta
KONFLIK DALAM PERISTIWA
1//
para rahib datang berbaju tanpa kancing
menelan rakus birahi
boneka lalu lalang membawa pisau belati
potret bunuh diri
padahal setiap sore
kawan sebangku
gemar berpesta bunga senapan
siapakah gadis mencuri setumpuk perawan
Hingga lengan tanganku
hilang ingatan
2//
lewat monolog alkohol susu
disimak pertemuan tak terduga
patung-patung arca menyambut perkelahian
pegawai pribumi menggelepar
di altar semak belukar
3//
didakinya bukit-bukit logam
tiap persimpangan makam ibu
dalam genangan pasir
___________________________
Biodata :
Pulo Lasman Simanjuntak telah menerbitkan 7 buku antologi puisi tunggal, dan saat ini tengah mempersiapkan penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 berjudul BILA SUNYIKU IKUT TERLUKA.
Karya puisinya juga telah dimuat dalam 16 buku antologi puisi bersama penyair seluruh Indonesia. Anggota Dapur Sastra Jakarta (DSJ) dan saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP) Bekerja sebagai wartawan, dan bermukim di Perum Pamulang Permai I, Kota Tangerang Selatan.Pulo Lasman Simanjuntak telah menerbitkan 7 buku antologi puisi tunggal, dan saat ini tengah mempersiapkan penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 berjudul BILA SUNYIKU IKUT TERLUKA.
Karya puisinya juga telah dimuat dalam 16 buku antologi puisi bersama penyair seluruh Indonesia. Anggota Dapur Sastra Jakarta (DSJ) dan saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP) Bekerja sebagai wartawan, dan bermukim di Perum Pamulang Permai I, Kota Tangerang Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar