SUNGAI YANG MEMBANJIR
Karya :Siamir Marulafau
Di sungai itu ada sampah-sampah
Ada juga ikan -ikan gabus, ikan emas
Berenang sepuas hati mereka
Kadang berbisik- bisik di kala air sungai membanjir
Mereka gaduh karena bahasa tak teratur
Yang satu bahasa induk
Yang satu lagi bahasa Melayu
Mau apa kau?
Ini daratan Melayu
Budaya itu bukan budaya timur
Adab dan Adat dijunjung tinggi sampai ke ujung langit
Agamaku, agamamu terpadu sepanjang Tuhan berkenan di bumiku
Medan.04.08.2022
DI UJUNG LANGIT
Karya :Siamir Marulafau
Jiwa dan hatiku sampai ke ujung langit memikirkan kau tapi kau tak melambaikan senyum sedikit pun
Jika senyum itu disuguhkan hati pun akan tak melayang setinggi langit
Kegalauan masih terbalut kabut
Walau mentari mencuat pada pagi hari
Embun memberi kabar kau pergi ke tanah seberang
Membuat lara terkesima
Akankah derita ini sampai ke ujung langit?
Bila waktu dan ruang semakin sempit
Hanyalah rembulan maha bijak membuka jalan
Dengan derai air mata yang membasuh kesedihan
Medan, 03.8.22
DEBURAN YANG MENGALIR
Karya : Siamir Marulafau
Di deburan itu ada nafasku
Membidik percikan dalam lara
Mengapa kau menunjuk lagi
Akankah deburan itu membasahi
Jiwaku akan hanyut
Mengalir di pelataran senjamu
Sepertinya kau mengukir deburan itu pada pikiranku
Yang tak akan sirna sepanjang waktu
Biarlah deburan itu mengalir ke muara
Seiring hati terbuka dan menampung
Akan disimpan dalam relung
Membara di lembah Anai yang indah
Padang , 31.07.2022
LIDAH
Karya : Siamir Marulafau
Lidah itu menggeliat
Memutar ke segala arah
Kadang terasa bila memutar
Kadang celaka bila bicara
Akan ke mana diputar bila ingin rasa
Sungguh lidah itu berbisa
Bersekongkol dengan mulut
Menjadi harimau mematikan
Lidah itu alat perasa
Akankah rasa itu dipendam?
Bila terasa mau diapakan
Jika tak terasa dibuat jadi terasa
Rasakan lah apa yang kurasa
Sepanjang nafasmu merasakan pada apa yang kurasa
Bila mati rasa, rinduku tak berkepanjangan
Karena hidupku harus merasakan apa yang dirasa dan bukan firasat
Medan, 04.08.22
PULARAKU YANG BERKIBAR
Karya : Penyair Dalam Lingkaran Cinta
Bertahun sudah kau tak berkibar
Rindu itu sudah membeku
Tak mengalir di sungai yang keruh
Walaupun biduk kudayungkan dengan kayuh
Tapi kau tetap selalu melambaikan tangan dengan senyum
Sepanjang dunia utuh walaupun virus korona menghantuiku
Tapi aku pun semakin tak perduli
Pularaku berkibar terus menerus dari ujung ke ujung
Betapa jauh rindu itu ditempuh
Sampai Pangkor tersenyum dan berkata padaku:
Pulara itu ada dalam setiap helai nafas perindu
Seiring puisimu tak terputus di tempat yang dituju
Di sungai itu ada arus mengalir yang tak putus- putus
Deburan air tak terbendung dari hulu ke muara yang tak mbeku
Karena Pulara itu warisan yang bersemayam dari tahun ketahun
Medan, 18.08.2022
BAHAYA DADAH
Karya : Siamir Marulafau
Kau tak usah terjaring dalam dadah
Bertahun sudah diingatkan Malaysia
Mengapa kau tetap menyulam dadah ini dalam kehidupan
Terali besi pun sudah bosan melihat tingkah laku tuan
Jika pengadilan memutuskan
Jangan sesal , jangan kesal tiada berguna
Tiang gantungan menanti tuan
Siapa pun dia akan terbenam dalam lumpur tak benderang
Tahankan, tahankan
Siapa salah,,,,,siapa salah
Medan, 17.08.2022.
POHON PELINDUNG
Karya : Siamir Marulafau
Di pohon itu ada pelindung
Daun - daunnya belum berguguran
Setiap hari disiram
Tak pernah melapuk
Rantingnya sangat kuat bagai besi tuang
Pohon itu bebas tumbuh
Setiap hari dilewati orang lalu lalang
Tapi tak berani menebangnya
Karena selalu berbuah
Ada juga pohon di seberang jalan dilalui
Banyak orang tak suka melihatnya
Karena pohon itu besar
Akan merajut kematian bila angin kencang
Walaupun bebas dan merdeka
Buahnya pahit dan asam
Banyak anak - anak melemparinya
Karena buahnya sukar dilahap
Akan ke mana pohon ini ditalkinkan?
Sementara insan hampir mati semua
Apa tidak?
Penguasa hanya melirik saja
Tanpa menyuguhkan parang tajam ditebang
Medan, 25.08.2022
NAMAMU TERCATAT DALAM JIWAKU
namamu terlukiskan di parasasti namamu kukenang jua terbayang di wajah selalu terlupakan tidak sepanjang hayat
perjuanganmu mencuapkan segala harapan visi misi tercapai akan sesudahnya dengan pengorbanan jiwa raga kau semayamkan di makam pahlawan seiring aku terkesima mencetuskna rasa kasih nan kukirim pinta kepada Tuhan bahwa kaulah pemberani membela bangsa dari belenggu penjajahan
sungguh mengagungkan betapa beraninya kau korbankan jiwa dan raga demi bangsa kubelai dengan kasih pinta pada maha kuasa atas jasa terlupakan tidak sampai akhir zaman
sungguh aku berutang kepada sang pemberani dalam pemberontakan dengan penuh semangat juang berdaulat sungguh mengagungkan perjuangan kau cetuskan dalam tindakan pusaramu selalu terkenang di mata dunia generasi penerus tersenyum belaka atas perjuangan kau emban pada masa lalu
kau adalah pahlawan terkenang pahlawan pemberani bagai singa dalam perjuangan menerkam mangsa di hutan belantara tak berpenghuni pusaramu diziarahi sepanjang masa atas kenangan manis kau eluskan dalam dada setiap insan selamat atas perjuangan
Oleh :siamir marulafau
sm/25102013
PERJUANGAN DI UJUNG TOMBAK
bertahun sudah perjuangan kusemai bambu-bambu bertaburan di tepi sungai semangat berkobar tetap membahana dalam dada pengorbanan di ujung tombak
semangat berkobar meluapkan hasrat bersatu bersatu teguh dalam pendirian kepahlawanan ikrar bangsa kepahlawanan penyelamat umat
perjuangan berkobar bagaikan lahar pegunungan memanas dari segala penjuru dunia tersenyum berucap sungguh demi bangsaku dunia berjuang demi rakyatku
semangat berkobar selalu semangat berjuang diujung tombak dari sabang sampai merauke kusemai bersama para pahlawan mengangkat senjata senjata bernapaskan bambu
biar peluru menembus dadaku kuberjuang demi negaraku aku pahlawan negeri bengis pada musuh senjataku senjata bambu kurelakan nyawa bertarung di medan perang
bulan november tanggal 10 hari perjuanganku pahlawan bertumbangan berkorban demi tanah airku tanah air kubela dengan tumpahan darah mengalir sampai ke tanah diam
aku tetap bengis pada musuhku negaraku negara tercinta negara kuperjuangkan dengan rekanku dari segala pejuru bergabung jadi satu, pahlawan jadi menyatu
Oleh : siamir marulafau
sm/25102013
BUAH KERINDUAN
siapa bilang kerinduan kau petik tidak dalam dunia maya yang kelam jika kau tidak menghitungnya seberapa kau semayamkan dalam dada seiring ranting berucap selamat datang para penyair bergelora sepanjang angin menerpa tidak pohon kehidupan kita semai bersama pada masa lalu di saat aku berada dalam taman surga kau janjikan dengan buah kuldi walaupun hanya sebatas impian tak bertepi
siapa bilang buah itu manis tidak jika kau tidak menyemainya dalam relung sepanjang petualanganku yang panjang di tanah gersang dengan terik mentari panas sepanas lahar gunung fujiama,mustahil tidak akan kurindukan sepanjang hayat sampai aku terkapar di tanah yang diam di saat napasku tak berdetak menyisir senja
buah kau petik dalam jiwaku teruai sudah dalam kalbu
buah kau semai terlukis sudah dalam jiwa sepanjang desah napasku mendesir di sekujur tubuhku sebgai petanda bahwa akulah kepompomg pemakan buah kau suguhkan dalam impian yang kelam
Oleh :siamir marulafau
sm/21102013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar