Minggu, 03 Mei 2020
Kumpulan Puisi Tinta Biru - RISAU SECANGKIR KOPI
Tuhan ini rasa kopi ku malam ini
Tak begitu manis tapi memang dapat menenangkan raga
Dan Ini dibuat bukan untuk ingkar.
Baik bergandeng baik
Buruk bergandeng buruk
Tuhan hukum apa itu?
Selaras, ya itu selaras
Jikalau memang selaras
Untuk apa buruk?
Untuk menambah keragaman?
Jikalau Untuk menambah keragaman untuk apa diselaraskan
RISAU SECANGKIR KOPI
Kentalnya kopi hitam mewakili rasa yang pernah ada
Tegukan pertama,
Ternyata ada yang semanis ini di dunia selain dari pada gula
Tegukan kedua,
Ada yang sepahit ini di dunia selain pekatnya kopi
Tegukan ketiga,
Campuran dua hal yang berbeda antara gula dan pekatnya kopi
Tegukan keempat,
Perjalan ini telah di lukiskan diatas secangkir dan di seduh semasa hangat-hangatnya
Tegukan terakhir,
Inilah kenikmatan yang berujung.
Wahai zat yang menciptakan inilah aku, aku telah kembali tapi ku mohon jangan samakan aku dengan secangkir kopi yang telah habis dan menyisakan ampas, dan jikalau boleh ?
Kupinta surgamu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar