WAKTU BERGULIR
Muhammad Jayadi
Detik-detik berlalu
Taman hati selalu ditabur arti
Sejuk segar kehidupan
Melalui lintasan perenungan
Gelap jalan terbuka
Disorot cahaya dan keindahan
Ruang-ruang kesadaran
Menghimpunkan ranum buah-buah hikmat
Semerbak harum kebijaksanaan.
2020
YANG MENGALIR DALAM WAKTU
Muhammad Jayadi
Bagiku, hidup adalah menghimpun
Menyelesaikan perjalanan ini
Supaya lengkap janji diri
Supaya terjalani amanah
Kebenaran adalah jalan sesungguhnya
Luka dunia adalah ranjau
Dimana serigala yang ganas
Mengintai diri dengan beringas
Mengikuti waktu saja kiranya
Alunan pasti menjadi manusia
Mengalir seperti air
Kehidupan itu
Seharusnya.
Kalsel 8 Oktober 2010
BERMENUNG, KAWAN
Muhammad Jayadi
di malam ini
nikmatilah bermenung, kawan
berenang di kembara pikir
tentang hidup sendiri
tentang makna yang dicari
adalah kehidupan ini
penuhlah dengan rintang, kawan
kalaulah tak ada rintang
bukanlah perjalanan yang mengasyikkan
sungguhlah arti hidup
dapat direguk, sesudah cobaan menerpa
sesudah lelah bekerja
berjuang yang tidak melena dunia
wahai kawan
aku katakan setiap desiran
siratan hati yang pernah terkapar
dalam rimba luka
menghimpunkan nilai perjalanan
dalam bermenung renung
dalam kata.
Balangan 26 Juni 2013
KETIKA KATA DATANG DARI HATI
Muhammad Jayadi
Ketika kata dapat tempat di tepi langit jiwa
Ia adalah teman setia menghibur segala duka
Menerbitkan terang semangat kehidupan yang hampir sirna
Menghubungkan tautan hati pada Allah dengan wujud doa-doa
Perwakilan suara hati dari sepinya
Yang mewartakannya ke sisi dunia
Biarkan ia mengalir dengan jujur dan sederhana
Tentu setiap yang melihat dan membacanya akan merasa
Resap jauh ke dalam relung jiwa mereka
Dari hati ke hati kita sampaikan pesan
Isyarat kebenaran Tuhan mengalir melalui ilham
Pada kata dari jiwa-jiwa bercahaya yang memetik makna di antara pecahan indah
Yang jadi hujan dalam jiwa
Sejuk dan luas dalam wajah bahasa dunia.
Kalsel 27 April 2020
MENGEJA AKSARA TUHAN
Muhammad Jayadi
Melodi-Mu lembut, cepat merasuk sukmaku
syukur adalah denyut nadi kehidupan
serupa pembayar segala karunia yang tak berbatas di dinding kamar duniaku
Sepaling indah keinginan adalah mampu mengeja aksara-aksara
yang Engkau tuliskan pada setiap warna takdir-Mu
atas peristiwa yang berlaku atas diriku
hamba yang rindu sejatinya sebuah diri dalam hinanya rasa di hadap-Mu
2020
RANUM BULAN DALAM KEINDAHANNYA
Muhammad Jayadi
Ranumnya bulan cahaya samar remang
indah, menenang jiwa
dalamnya ada keinsafan meneduh
seumpama di bawah pohon rindang kita berduduk
menulis sajak dan menghayati hidup
Tak perlu asap rokok
sebab memang tak bisa merokok
cukup kopi, menemani malam
dan air putih pembasuh tenggorok yang kelam
menikmati segarnya hidup diterpa angin malam
dan ranum indah cahaya rembulan
O indahnya, masyaallah
2020
PERADABAN YANG HITAM
Muhammad Jayadi
peradaban kian lusuh
cinta dalam maknanya, keruh
orang-orang saling menuduh
orang-orang mengaku paling teduh
padahal di dada sembunyi wajah angkuh
dalam gelap, kita bercermin dengan air mata
menatap jejak yang mungkin terlanjur berpenyakit, dusta dan gelap dunia
bersemayam menjadi luka
aura yang memancar di wajah kita, hilang pesona
aduhai, kehidupan hitam, langit juga hitam tercebur kelam
Kalsel 23 Mei 2020
PERADABAN YANG HITAM
Muhammad Jayadi
peradaban kian lusuh
cinta dalam maknanya, keruh
orang-orang saling menuduh
orang-orang mengaku paling teduh
padahal di dada sembunyi wajah angkuh
dalam gelap, kita bercermin dengan air mata
menatap jejak yang mungkin terlanjur berpenyakit, dusta dan gelap dunia
bersemayam menjadi luka
aura yang memancar di wajah kita, hilang pesona
aduhai, kehidupan hitam, langit juga hitam tercebur kelam
Kalsel 23 Mei 2020
DUNIA PECAH DALAM SEPOTONG ROTI
Muhammad Jayadi
Mengunyah keridhaan dan syukur dalam hidup
seperti dunia yang pecah dalam sepotong roti
rindu pada Ilahi adalah bening waktu menuju sejati
pucuk-pucuk kesadaran tumbuh dari berjuta warna kesalahan
Hasrat diri ingin menjadi tawar suci hari yang bertuba di tepi senja
menguras pikir dari sempitnya ruang di dada yang ingin mengerti
melipat simpul waktu, membuka seluas cakrawala
menendang igauan malam tak berguna dalam wajah sepi yang lara
Bagiku hidup seperti meminum kopi pahit adalah keniscayaan
menikmati debur-debur ombak semangat perjuangan
merampungkan apa yang mesti ditunaikan pada sepotong ucap di lembaran usia
Balangan, Kalsel 22 Mei 2020
MENYIKAPI HIDUP
Muhammad Jayadi
kita menulis hidup
mengoyak masa silam yang kelabu
menghirup udara hikmah
biar tak disesali sebagai dalam
bahwasanya tiap langkah adalah anugerah
kita sikapi kehidupan, kepahitan pun adalah keindahan
saat dibukakan petunjuk di jalan kebenaran Tuhan
Kalsel 22 Mei 2020
KERLING USIA DI REBAHNYA SANG WAKTU
Muhammad Jayadi
Keinginan akhirnya selesai
dalam lipatan sang waktu
mengantar cerita lama
sebagai badai yang melontarkan diri
ke ujung kembara
Usia bertambah lebih dekat ke mati
detik-detik sisa adalah isyarat menjadi bijaksana
akankah?
Mesti kita rajut mimpi-mimpi ini
hingga selesai sebagai jubah kesadaran
menitipkan pesan kepada generasi hidup mesti berjalan
perjuangan mesti diteruskan
Kalsel 20 Mei 2020
PURNAMA LEMBUT CAHAYA
Muhammad Jayadi
Bulan purnama meneduhkan mata
malam dibalut kelembutan
kelelawar tertidur, lupa mesti ke mana
dan sungai sunyi, tiup angin sepoi menyelam nurani
sebuah instrumen Jepang klasik
juga jadi simfoni
alam batin menepi mimpi-mimpi berbunga surgawi
kedamaian bersemi mengalir di sini
di hati yang menemukan kesadarannya bersama kasih Ilahi rabbi
Kalsel 20 Mei 2020
DI KEREMANGAN MALAM DALAM DIRI KITA
Muhammad Jayadi
di keremangan malam sunyi
kita merenung
memandang ke dalam diri
jauh ke dalam
mengakui kesalahan
menilik nyata keadaan
bahwa dosa belum sepenuhnya kita tinggalkan
namun harapan itu, selalu ada
untuk meredakan segala nyanyian nafsu jelata
yang mengalir dalam deras alir darah
merontokkan kemanisan wajah bersahaja
kita akui demikian di hadapan Allah, Tuhan kita semesta alam
Halong 18 Mei 2020
JALAN WAKTU SAMUDERA BIRU
Muhammad Jayadi
Jalannya waktu beriring kembara hati
menyimpulkan keadaan menuliskan kata
menjadi bentuk sebuah peradaban, nyanyi juang batin mengarungi samudera
Kemarin, berlalu begitu cepat
hari ini berharap meniti tangga dengan selamat
esok, dalam kungkungan waktu di benak
ingin melihat hasil kemenangan sebuah perjuangan
Tak berbelok arah senantiasa
mengiring jalan dengan lentera
sekira kehidupan adalah benar
mendapatkan kenyataan dalam keridhaan Tuhan
Kalsel 17 Mei 2020
MALAM LEBARAN 1990
Muhammad Jayadi
Kenangan itu tetap di benak
Jantur, hulu Mahakam tempat kami tinggal
Pada sebuah lanting kecil, memagut harapan kecil
Kehidupan memang susah tapi hati kami tidak risau
Bahagia tetap menyelimuti ruang makna
Malam lebaran memang bahagia bagi setiap orang
Buktinya waktu itu kami tertidur pulas
Tanpa memikirkan rencana membuat ap-apa, karena memang tak ada apa-
apa
Seekor bidawang sebesar karung beras itu,
Masuk rumah kami masuk lewat dapur yang berlubang tembus ke dalam sungai Mahakam
kami berlari dan kelambu dilepaskan
Tilam digulung seketika suara nafas bidawang begitu dekat di telinga
Mau tidak mau Abah harus menyingkirkannya
Membuang kembali ke sungai Mahakam
Malam lebaran, kenangan bidawang masuk rumah
Antara takut dan penuh kesan Sebagai pengalaman kehidupan
Yang tak pernah lekang dari ingatan
Kalsel 16 Mei 2020
Bidawang : sejenis kura-kura namun agak berbeda sedikit
IBU ADALAH TELAGA JERNIH
Muhammad Jayadi
Dalam dekapan waktu
air matamu adalah cahaya
penerang jiwa kami
dengan lirih doa-doa malam
demi kebaikan anak-anaknya
Lelah telah kau lewati
mendidik dan mengajarkan kearifan
bersyukur akan kehidupan
menepis keluh kesah yang mengaburkan cahaya jiwa
Ibu, ridhamu senantiasa kami pinta
karena asal mula ridha Allah berasal dari aliran doa dan ridha orang tua juga adanya
Semoga kami menjadi anak-anak harapan
yang meneruskan semangat perjuangan
memberikan teladan kehormatan jiwa dan raga
mempertahankan sebuah nilai kehidupan yang sejati adanya
dalam wajah sederhana
Kalsel 16 Mei 2020
SEPANJANG JALAN GERIMIS
Muhammad Jayadi
Sepanjang jalan, gerimis menyapu debu-debu jalanan kelam
malam senyap disorot lampu-lampu
udara dingin, jiwa bertaburan ingin
dalam gelap orang-orang menatap dirinya sendiri
dari kemungkinan pesan yang didapat di antara sekat-sekat tembok tua
Aku bersandar di tepi langit perenunganku
menyusuri jejak kelabu beraroma nafas kebenaran yang masih beku
udara senandungkan luka, sisa peradaban yang kehilangan cinta
itulah dunia tempat kita bermandikan hujan air mata
Kalsel 15 Mei 2020
KITA MESTI BERBENAH
Muhammad Jayadi
Pecahkan segala kebekuan, kebuntuan
tuliskan dunia dan segala bayang
daya yang tersimpan, singkapkan
sebagai jalan menggapai perubahan
meneliti kembali jalan diri
kesepian bukan kengerian, justru saat yang tepat memandang jauh ke dalam diri
bertafakur sunyi, menyelam matahari terbit di tepi mimpi yang belum terdapati
Kalsel 22 Mei 2020
KESAN DARI PENGALAMAN
Muhammad Jayadi
Cukup jadi pelajaran
Segenap pengalaman
Pahit manis kehidupan
Karena ia berkesan
Sepanjang perjalanan
Debu-debu beterbangan
Menghinggapi tubuh
Menyentak khayalan
Di kubangan mimpi tak bertuan
Halong 15 Desember 2019
ELEGI MATA HATI
Muhammad Jayadi
Kumasuki rumah-rumah kebijaksanaan
di pancuran mata air jiwa, yang meneduhkan duka
menyejukkan hidup yang gersang
belajar dari pengalaman dan pribadi yang kuat dan mulia
saat mereka menyelami kehidupan dengan mata hatinya
Aku ikuti samar-samar suara
di balik kabut malam hari
menenun pelangi mewarnai bunga-bunga yang pucat pasi
mendendangkan kehidupan dengan puisi
bahkan, untuk sebuah saat terpahit yang mesti dilalui
ada kekayaan yang mengalir begitu saja di relung hati
Kalsel 11 Mei 2020
NYALA WAKTU
Muhammad Jayadi
pada buaian waktu
kerling bintang senja hari
mengiris muram jadi biru beludru
mengisi kisah-kisah paling menderu
di antara banyaknya puing peristiwa rindu
kita adalah saksi
perjalanan waktu
peradaban kian usang
terbentuk dari keegoan membatu
di dalam dada
belajar dari kesalahan
adalah bijaksana
meluruskan jejak langkah
ketika memasuki lembah hitam
ke arah jejak cahaya
catatan perbaikan
menuju peradaban cinta
langit yang menaburkan mata air hujan nan bijaksana
dari-Nya
Kalsel 2020
MUJAHADAH
Muhammad Jayadi
Pertarungan itu terus ada
Dalam diri sendiri, utama
Sebab ia lebih besar dari Badar
Kata Baginda Nabi, ketika itu.
Bagaimanapun, orang sering terkalahkan hawa nafsunya sendiri
Aku, kamu, kita semua ini
Namun niat mujahadah jangan surut
Jangan keruh dikubur lena dunia yang fana
Yang membunuh kesadaran jalan pikir menuju puncak ketinggian jiwa yang mesra di sisi-Nya.
Balangan 2020
SAAT HUJAN DATANG
Muhammad Jayadi
Saat hujan datang
biasnya mengetuk jendela
membuka wahana kata
di netra yang terbuka
memahat aksara yang tertidur pulas
dirundung dingin sepi
pada peradaban yang kian mati
Mari
kita jelaskan diri
menjadi puisi
di dalam hujan
menari lalu mencari
makna kelam di pucuk-pucuk nurani
Halong, 21 Januari 2020
RENUNGAN DI LEMBARAN HARI
Muhammad Jayadi
Di lembar hari ini burung-burung tetap kudengar bernyanyi
Meski udara terasa sepi dari hingar bingar keadaan
Perenungan demi perenungan dilakukan
Memasuki ruang kesadaran dan membangkitkan dari tidur yang panjang
Perjuangan dan impian menyatu dalam jejak kehidupan
Menapaki jalan-jalan penuh rintang dan berliku
Seelok riwayat pengembara keliling dunia
Tapi lebih dari itu, kita kembarai jiwa-jiwa
Membuka langit dari keterasingan semenjak lama kita melupa
Menyusun cerita itu kini
Kita dan sepotong makna
Di guratan sekilas bayang diri
Senandungkan lentik jemari waktu.
Kalsel 5 Mei 2020
MATA ZAMAN
Muhammad Jayadi
Selayaknya kita mata zaman
Menanamkan teladan kebijaksanaan kepada generasi
Menjaga nilai-nilai diri dan mengarahkan yang belum mengerti
Sedang negeri dilanda keguncangan
Setiap jiwa terhentak dalam kejut cobaan
Sepatutnyalah setiap yang tajam mata hatinya meredakan
Dengan pandangannya meneduhkan segala kebingungan
Penyair juga demikian, menjadi mata zaman bagi kehidupan.
Kalsel 4 Mei 2020
UJIAN MENEMPA JIWA
Muhammad Jayadi
Aku ingin menulis di rekah bunga-bunga
Yang mengharumi semesta sepanjang jalannya masa
Mengisyarat bahwa segala duka kepedihan yang menimpa
Pun ada dalamnya percik-percik cahaya cinta
Allah menyelipkan dalamnya sebagai tempaan mematangkan jiwa
Menyelamkan arti ke dalam darah, juga ke rasa hati paling terdalamnya
nurani
Indah sekali, kawan, hal kehidupan ini Dengan mengingat semua adalah karunia-Nya dalam wujud yang berbeda-beda.
Kalsel 4 Mei 2020
NYANYIAN BAYANG-BAYANG NURANI
Muhammad Jayadi
Rindu mengalir sebagai suara
Hidup berjalan tanpa jawaban
Hanya iringan suara burung merdu
Menemanimu membasuh bayang pilu
Yang fana dan tertidur hilang asa sejumput waktu dahulu
Namun kini, seiring fajar merekah dan bunga-bunga mekar
Nada-nada mulai mengalun melodi
Tentang rindu yang berjalan bersama suara kebenaran
Yang menghentak jiwa dari kealpaannya
Kuiringkan tatapan mataku dengan pandang hati
Menyanyikan deru hidup dan menahan beban cobaan
Ia yang menjadi hadiah bagi setiap perindu
Dikandung jiwa-jiwa menggapai harga bahagia paling raya
Duhai, kelembutan bagai sinar bulan
Mengisi perjalanan yang memang dikhususkan menggapai cinta pada Allah
Serpihan makna yang paling hakiki dari setiap yang didaki pada tempat-tempat tinggi.
Kalsel 3 Mei 2020
SUDUT JIWA
Muhammad Jayadi
Di sudut jiwa aku menelaah kembali
keretakan perjalanan kereta yang pernah sepi
memugar asa di bentang warna kelam hati
melepas keegoan
menggapai makna rasa kesadaran
Ketika datang senja nanti
hendaknya ujar hati
akan datang kesempurnaan rasa
menyadari ketidak kuasaan diri
di hadapan sang Pencipta sejati.
Halong 4 desember 2019
JATI DIRI YANG DICARI
Muhammad Jayadi
Hidup yang kita jalani
masih berupa lembaran-lembaran
mesti disatukan menjadi buku perjalanan
wujud nyata hasil pengalaman dan pengamalan
jadi cerita indah di daun-daun hijau warna
di hembus angin membuat lena
Terus saja
kita torehkan nyata diri
menggapai mata bijak bestari
di unggunan api kesadaran
merekam berbagai kejadian
hikmah indah bertebaran
di setiap sudut bumi ini, kita tuliskan
jati diri adalah buku kesimpulan yang tersatukan.
Halong 4 Desember 2019
JALAN RASUL ITULAH PILIHAN KITA
Muhammad Jayadi
Hidup ini jelas
Antara terang dan gelap itu
Sebab Tuhan telah menunjukkan kebenaran
Dengan ayat-ayat-Nya berfirman
Dan menurunkan seorang insan pilihan
Pembawa rahmat dan kecerahan
Nafasnya mulia dan perilakunya penuh keagungan
Bahkan penentang di zamannya pun
Mengakui bahwa beliau memiliki sifat amanah kepercayaan
Lalu kita terseret arus
Kekelaman dari wujud cinta dunia
Membutakan jalan kebenaran
Tuhan seolah diasingkan
Karena mengikut hawa nafsu kebodohan
Tetaplah di jalan-Nya
Biar zaman berlalu
Kita tegak dengan nilai yang tak pernah berdebu
Di dalam sifat rahman rahim-Nya
Kita harapkan keridhaan-Nya
Demi gapai keselamatan dunia dan akhirat nantinya
Itu saja kiranya.
Halong-Kalsel 17 Desember 2019
DINDING WAKTU
Muhammad Jayadi
Bernaung dari panas di rindang tepi jalan
Bermain kata di pentas wahana dunia
Matahari terjaga
Bintang bulan terpejam
Gumpalan awan bertingkah menggemaskan
Seperti seekor kelinci lucu manja
Angin yang datang dari tepi lembah
Menyahut panggilan anak-anak
Untuk mengibarkan layang-layang di tepi kolam mimpi aneka warna
Pentas masih berlangsung
Selama nafas masih di hembus
Dalam gigil dingin pagi
Bersama embun yang menarik hati
Menuliskannya menjadi puisi.
Halong 17 Desember 2019
MEMORI DI LANTING SUNGAI BARITO
Muhammad Jayadi
Kepada: N
Di lanting itu aku pertama bertemu
Indah matamu memandang tembus ke dalam sanubariku
Ranum rasa keelokan cinta tumbuh padaku, padamu
Namun waktu memisahkan kita, di sekat tembok-tembok tua
Di lanting itu aku masih ingat
Senyummu menabur bahagia dalam dada
Langit pun cerah warna
Secerah hatiku yang jatuh cinta
Di lanting itu
Engkau adalah kenangan yang tak pudar
Meski waktu terhanyut di denyut sungai Barito
Aku rindu masa itu.
Halong 14 Desember 2019
Lanting: Rumah yang berada di atas sungai dengan batang-batang pohon besar terapung sebagai penyangganya, seperti di hulu Mahakam Kaltim dan Barito Kalteng.
GAPAI MUTHMA'INNAH
Muhammad Jayadi
Takkan menyerah; tak akan lelah
Pada ini rimba
Mengeja aksara jadi irama
Daun-daun kata hijau membahana
Dendangkan lagu kembara
Menyingkap tabir malam hitam
Ada jiwa yang rindu
Menempuh suluk sunyi sepi
Meredam bara membara dalam diri
Igauan hari-hari yang fana
Menggapai muthma'innah hati surgawi.
Halong 12 Desember 2019
NYANYIAN ANGIN
Muhammad Jayadi
Coba kau dengarkan nyanyian angin
Melangkah ia bersamamu dalam ingin
Melukis rembulan dan matahari
Menyerap segala daya kehidupan
Membuka warna harapan di jalan kebenaran
Berlakulah baik dalam segala keadaan
Sebab semuanya ada perhitungan
Kebaikan dan ketulusan tak akan Tuhan sia-siakan
Kejahatan dan kekelaman akan mendapatkan balasan
Teruslah
Mari kita buat puisi
Di sini
Merentangkan sayap kebebasan
Terarah di keindahan jalan keridhaan Tuhan.
Halong 12 Desember 2019
SAJAK BURUNG PAGI
Muhammad Jayadi
Aku bersajak pagi ini
Burung-burung walet sekitar rumah
Bernyanyi cericit merdu
Mengisi aliran hari yang mengalir dalam sendu
Awan-awan menghias angkasa
Guratan hati mengukir riwayat dalamku
Jalan-jalan kembali sunyi setelah riak dalam gempita para penurih getah lalu lalang
Getah yang mengalirkan kehidupan bagi masyarakat sekitarku
Sumber rezeki dari Allah sang pemberi segala kenikmatan
Wajiblah kami syukuri supaya bertambah keberkahan dalam kehidupan.
Halong 11 Desember 2019
MENGUAK MUSIM
Muhammad Jayadi
Segala kemungkinan bisa terjadi
musim hujan pun bisa ditimpa sinar matahari
sebab jalan penuh misteri
pengungkapan lewat kata mencairkan segala teka-teki
kendali diri diharapkan jadi obat
menyadar segala mabuk rasa yang mengarus deras di aliran sungai ini.
2019
DEBU-DEBU PERJALANAN
Muhammad Jayadi
Lukislah di bingkai yang indah ini
warnawarni perjalanan hati
leburkan rasa
usah hiraukan bayang
berjalan pada harapan tanpa kehampaan
jalan terang yang penuh keridhaan di sisi Tuhan
Berjalanlah terus
menjamah setiap kelurusan
yang dihantarkan sang malam
lewat perenungan juga perhitungan di dalam diri
penuh dosa dan kelam jejak kaki.
Halong 10 Desember 2019
SERPIHAN SUNYI
Muhammad Jayadi
Nun jauh di relung sunyi
malam merentang sayap hujan
dingin dan seorang mematung sepi
dalam kerinduan dia bertahan
melukis asa dan serpihan pemikiran tak bertuan
membuat sajak yang dibasahi takdir yang mesti diridhai pada jalan diri.
Halong 7 Desember 2019
AKU INGIN MENULIS PUISI DAN MERENUNG DIRI
Muhammad Jayadi
Aku ingin menulis puisi
tentang cinta, tentang pengabdian tulus suci
terhadap tanggung jawab sebuah kehidupan
sebab kita dibebani satu keadaan
Tuhan berikan sebagai ujian
supaya kita dapat nilai ketulusan
keluasan batin tak terkirakan
Ada selalu di sini
kata-kata menenun nurani
membawaku tadabur malam
bermandi puisi
memandangi masa silam dan mempelajari
segala gontai langkah dalam gelap
menuju cahaya yang pasti
kehidupan yang penuh makna suci hati.
Halong 7 Desember 2019
HARGA SEBUAH MIMPI
Muhammad Jayadi
Seseorang meraih mimpinya
Pada saat ia terjaga
Bahwa mimpi itu dapat digenggamnya
Dengan semangat jiwa, meyakinkan diri
Tak ada yang perlu ditakuti dalam menggapai kemajuan
Meraih impian di ujung perjalanan
Dan menikmati tiap hal dari keadaan yang dilewatkan
Adalah harga terbesar dalam menggapai wujud sebuah kepribadian
Yakinlah.
Halong 19 Desember 2019
LAGU ORANG-ORANG KECIL
Muhammad Jayadi
Jalan-jalan sunyi di malam hari
Huru-hara suara terjepit di dalam kabut
Hanya sorot lampu, menembangkan nyanyian
Pendar-pendar cahaya yang menawan
Langit pucat, bulan bulat ditutupi awan hitam
Hujan menawarkan gairah dingin
Pada secuil angan orang-orang pinggiran
Tentang arti perjuangan yang indah
Dalam lusuhnya nasib di sisi perjalanan
Namun mereka selalu saja berusaha
Meletakkan syukur jingga di dada
Pada kehidupan yang sederhana saja.
Halong 18 Desember 2019
MUHAMMAD JAYADI |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar