: Suyatri Yatri
Tersebab terlalu sayang
Mengakibatkan cemburu keterlaluan
Matahari membakar
Emosi pun terbakar
Maka mengabulah rindu
Cinta terpana bersimbah air mata
Mengais rimah waktu di perbatasan
Memaknai bongkahan tanah di negeri sengketa
Rohul, 25022020
#Sabda_Negeri
Sengketa Alam
Matahari hanya sesaat panas
Setelah itu hilang bersama gabak
Di ujung-ujung ranting
Ia tak paham dengan kilatan tanda
Hanya bermain di ketiak awan
Kemudian menggelegar
ketakutan jiwa-jiwa
Agar tunduk mengakui dasyatnya
Meraup pujian dari kehebatannya
Angkuhnya bukit-bukit menjulang tinggi
Tepukan tak cukup sekali
Angin berseru dengan sombongnya
Ia paling hebat menggenggam delapan jurus mata angin
Semua menunduk pada kilat
"Di derasnya arus kan terseret juga raga rapuh tanpa mahkota"
Rohul,
Hak Cipta ©2020 Suyatri Yatri
Semua hak terpelihara
HILANG TAK BERBEKAS
Saat bersuara
semua berceloteh
menggiring rasa
berebut kata
saling tertawa
memberi pemahaman cerita
Saat diam
semua hening
hanya detak jarum jam terdengar
memahami makna
yang sering terlupa
Apa bisa?
menatap langit
tak biru lagi
sebab gabak menutupi
matahari tak ingin hadirkan sinarnya
walau hanya sesaat saja
sebab yang tak tersebabkan
bila bicara soal nurani
dan diskusi harga diri
Apa yang didapatkan?
hanya kepingan kecewa
dari segurat sinis
cibiran miris
pemilik ambisi
harapkan puji
kemudian pergi
hening tanpa gerakan
Rohul, 13032020
Hak Cipta Suyatri Yatri ©2020
VAKSIN BERSINERGI DENGAN LARIK SYAIR
Secuil pun tak hendak kurampas ladangmu
Aku menari terbang mendekati pelangi bukan menyalip jalanmu
Alurku membisik lurus menuntun diksi
Dia yang kusebut ayah mengajarkan kepak sayap camarku
Malamku bersama pijaran kerlip bintang Membimbing aku memberi virus di bait aksaraku
Sorot mata tajam kebencianmu adalah vaksin bersinergi dalam larik syairku
Senyum simpul kuhaturkan atas kedengkian yang meraja di jiwamu
Tak perlu berprasangka dengan kata-kata tajam
Tiada pengaruhi geliat tingkahku
Tongkat dalam genggaman akan kutancapkan di kota sastra
Takkan surut walau racun mematikan kau tebarkan di jantungku
Rokan Hulu - Riau, 20 Maret 2018
Suyatri Yatri
@Hak cipta terpelihara
KEPERGIANMU TELAH MEMBERI TANDA
( Untuk ayah Ishak Yussof Waghih Lapan )
Di bait kata berhimpun makna
Mencari matahari malam menjadi kenangan
Senyum canda masih berhias di bibir pantai Marina
Sederet nasihat menjejak dalam di timbunan pasir
"Anakku, lihat gelombang di lautan menghempas karang
Teguhmu bersandar kesabaran
Gugurkan putik risih di antara kerabat ziarah karyawan
Karyamu menyimpan makna walau hanya secuil diksi
Puisikan kembali gugur di Marina
Sebab menyentuh di jiwa
Ingin kugugurkan debu dosa yang menjerat dan segera lepaskan segalanya,"
Bisik ayah Waghih menyambut perjumpaan sambil memelukku.
Salam takzim perjumpaan berakhir nasihat kenangan
Senyum ramahmu sambil memegang buku Goresan Jiwa milikku
"Kita ambil gambar kenangan terakhir Marina."
Baru setengah jalan kita membuhul ikatan kebersamaan
Dendangan bait sajakmu bernada indah
Munajat jiwa menatap langit mendung berkabung
Tangis memecah kerabat saat terlalu cepat kepergianmu
Purnama meredup bersandar di langit
Duka bertabur atas jawaban bertabur bunga
Meninggalkan tanda di setiap lembaran makna
Doa mengiringi keranda sunyimu menuju peristirahatan abadi
Ujungbatu-Riau, 18 Maret 2018
#SuyatriYatri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar