UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Rabu, 04 Maret 2020

kumpulan Puisi Ayu Ashari - LABIRIN KHAYAL



AYAT SURGA

Seumpama Kau hakimi sgala perkaraku
Jadikanlah kelemahan berpijar
merambahi makna
Ataupun hunuskan petuah petuah pusaka
Agar dapat ku petik buah ranum yang Engkau titiskan di dalamnya

Ayu Ashari medan 02032020



MEMBALUT SESAL

Sejenak memoar melintasi hari hari nan wangi
saat kelambu asmara tertembus tetabuhan tapak
mengerat jejak gulirkan bola ambisi
pada serumpun kasih yang telah terkoyak
Terangkat kembali melalui sajak sajak sunyi

Ah, semestinya sejak awal kusadari
mencintainya adalah luka yang terbentuk
menikahi jiwanya merupakan hal yang terburuk
gembirakan perasaannya juga hal yang terkutuk

Ooo...
Mentari kian condong di kaki langit
Maka kusisipi akal sehat dengan petuah petuah bijak
mengembalikan kelembutanku yang dipaksa terberai oleh cabikan angkara murka
lalu memelukmu dalam gerimis hujan
Pun membangun malam malam dengan tangisan tahajud
Agar aku dan dosaku
turut gugur bersama buncahan air mata nelangsa semesta

Tak kusangka seribu aral mencuci hatiku
tuangkan penawarnya dengan mata bercadar
Sempurnakan makrifat
Lengkapi janji pada pemberhentian mimpi

Sampai cinta fana kehilangan rasa
menjadi lirik lirik bisu
yang tersimpan dalam kitab kitab lama

Ayu Ashari medan 01032020



KANTATA TAKWA

Menemukan Mu di antara serakan ratusan onak berduri yang menghadang
Serasa menembus titik surga di antara warna warni dunia
Semakin panjang alur iman kuikuti
Penat dan resahkupun semakin menghilang

Wahai Kekasih
Pabila nanti harum kesturi menyentuh sekujurku
Ketika langit memucat melukis pesona cakrawala

Euforiaku akan kantata takwa semoga kan tetap terjaga
Dan
Pabila segala sangsi bagiku larut mencair
Larungkanlah letih yang bergejolak di jiwa
Pada ketenangan arus sungai menuju muaranya

O...
Akulah merpati patah sayap pun terkapar
yang tengah Kau hantar
Akulah air berlumpur yang tengah Kau lebur
Pada putaran roda yang mendekati ujung

Aku melati yang terpetik
Pada janji Mu yang tersepakati
Pabila roda telah berhenti

Ayu Ashari medan 28022020



LABIRIN KHAYAL

Kali ini malam merangkak tanpa bintang
ataupun rembulan
Hanya kunang kunang kecil terlihat menari di balik rimbun dedaunan
sambil bersenandung ria bersama sunyi
Anginpun berkesiur lirih perihal hati yang terkoyak sepi

Lagi..
aku terjebak di labirin khayal
Berhalusinasi pada dirimu tuan
Hingga aku lelah menerawang,
namun nyatanya engkau
hanyalah sisa bayangan yang terkenang

Mengapa siluetmu selalu menghampiriku
bersama rindu yang terus mengiba
Bahkan terkadang menjelma bahagia
Namun sedetik berlalu
bisa pula duka nestapa

Apakah selama ini aku memang
tak berdaya menolak penghianatanmu
sehingga terpedaya oleh kesemuanmu..?

Ah, Pasrah sudah aku pada sebuah pengharapan
akan kebahagiaan yang tidak berkesudahan
Meski telah berkalikali aku semogakan

Ayu Ashari medan 24022020



HARUSKAH JATUH CINTA LAGI

Bagai kilatan petir yang membelah bumi
Pancaran teduh manik matamu
butakan mata hati ini

Aku terpanjat
Sesaat dunia seakan berhenti berotasi pada porosnya
terkersima pesona kharismamu

Apakah aku kembali terjatuh
ke dalam lubang cinta
bak palung laut terdalam
takjub aku akan kegagahanmu
lantunmu lembut bijaksana
sungguh merupakan perpaduan yang sempurna
tak jemu mataku memandangmu

Inikah jatuh cinta...?

Ah, terlalu lama aku tenggelam
dalam kesendirian
Hingga aku lupa bagaimana rasanya
Jatuh cinta,

Tapi masih pantaskah...?
Sedang senja di langitku semakin menua
Anak anak yang lahir dari rahim malampun
semakin bersiap melepas siang
Merangkul petang, membangun istananya sendiri

O, haruskah cermin ku pecah
Menantap buruknya rupa...?
Tidakkah sudah sepantasnya aku
Duduk bersedekap dalam sunyi
Menghitung keriput buku jari
Beralas permadani mencumbu cinta abadi Ilahi.

Aku malu untuk bicara cinta lagi.

Ayu Ashari medan 23022020



SEPENGGAL KISAH

Laksana kaktus yang tumbuh di padang tandus
Ada misteri tersembunyi diantara duri durimu
tinggalkan sejarah bagi kelinci yang tercekat haus

Engkau kerap mendongeng apapun
di malam malam beringsut subuh
(Tentang srigala licik berjubah merah menyamar menjadi peri
Atau kupu kupu tak mampu terbang lagi karena tertusuk durimu yang beracun)

Namun kendati asaku yang hampir lenyap dari angan kembali memperlihatkan wajah,
tampaknya semua sekadar ilusi,
lantaran prasangka dari musim semi di ujung hulu
tak jua mau pergi,
Tersebab sebuah teka-teki
belum bisa kupecahkan dari matahari,
yang merubah langit biru menjadi kelabu tua
saat bulan tiba tiba hadir tepat di tengah tengah
pada siang hari

Dan sebagai orang yang mengerti tentang pilsafat
aku tak ingin terjebak di suatu tempat,
karena buatku semua itu hanya basa-basi
dari piknik pikiranku perihal apa yang pernah kau ucapkan.

"Kalau kau arus sungai
akulah kelok jalannya,
jika kau mercusuar malam hari,
akulah ingatanmu pasak berapi."

Meski engkau pun tahu bahwa
gairah gelombang, lenguh guruh
maupun pangkal hasrat badai di dalam kamar
acapkali diendapkan sepi sepi dalam lelap mimpi

ah, semestinya kau ikut merasakan getaran perihnya
Walaupun harus dimulai dari peristiwa lama
yang selalu terlihat baru pada samar malam.

Maka seperti apa yang tergambar
pada bola mata kita,
hendaknya kita selalu saling menjaga dari empasan ombak
lalu riaknya kita ambil dan kumpulkan dalam mangkok,
agar tak ada lagi segala yang bernama hukuman pada setiap musim gugur.
lantas hanya menjadi kenangan bagi
sepenggal kisah usang dan tergantung di tembok kearoganan

Tapi kukira semua itu bagai memetik bintang
Sebab bagiku
Cintamu hanyalah secawan madu rasa empedu
Sedang asa hanya mimpi yang di kejar waktu dan berlalu.

Ayu Ashari medan,08032020



ANGIN MALAM

Angin malam
seakan tanpa ampun menyiksaku
menciptakan gigil dalam tubuh yang meringkuk kaku
getarkan bibirku gumamkan namamu
lirih tiada daya
tak sebanding dengan deru rindu yang bergulung di dalam kalbu

Ah, sampai kapankah
Siksa yang indah ini menemaniku..?

Kadang ingin kulontarkan protes
kepada para penyair yang melagukan nada
"Kalau cinta tidak harus memiliki!"

Tidakkah mereka maklum
betapa sulit meyakini kalimat itu..
Sedang memilikimu adalah citacita ku..
melihat dan mengusap wajahmu
tat kala pagi menjelang adalah
impian yang tiap malam aku nantikan

Tapi jika rasa ini salah
waktu kita salah
bagaimana bisa aku mengungkapkan
Tentang caraku mencintaimu..

ENTAHLAH…

Ayu Ashari medan 10032020



TIDAK ADA JUDUL

Purnama mengambang di tengah telaga
Sisakan cahaya di sela sela ilalang
Mengapa angsa jantan masih meragu untuk berenang
Sekedar basahi bulu atau celupkan kepala

Ayu Ashari Medan 08032020



BUKALAH MATAMU

Aku yang datang padamu malam ini,
bukanlah syair yang bermain dalam sisa hujan,
atau tembang kenangan penuh luka
yang acap kali kunyanyikan
tapi, tentang sebutir air mata
yang ingin menjelma jadi rindu
untuk kembali mendayung perahu di atas sungai berbatu,
sambil melewati daun-daun hijau
atau musim bangau terbang ke selatan

Maka jangan kau makamkan
cinta kita yang lestari
biarlah ia tumbuh bagai bunga bermekaran
agar kupu kupu dapat hinggap di pucuknya.

Lalu naikklah engkau
ke anak tangga rumah panggung di tepi sungai itu
engkau dapat melihat
bulan sedang merenda alam
dengan cahayanya

Jangan kau tutup ke dua matamu
Jangan pula kau ingkari
Nikmati saja keindahan malam ini

O, sebutir air di kelopak mata
angin bertiup menguak sunyi
Mari kita lupakan luka lama
agar arus membawa kita kembali
pada malam bermandikan purnama

Ayu Ashari Medan 08032020



KANTATA TAKWA

Menemukan Mu di antara serakan ratusan onak berduri yang menghadang
Serasa menembus titik surga di antara warna warni dunia
Semakin panjang alur iman kuikuti
Penat dan resahkupun semakin menghilang

Wahai Kekasih
Pabila nanti harum kesturi menyentuh sekujurku
Ketika langit memucat melukis pesona cakrawala
Euforiaku akan kantata takwa semoga kan tetap terjaga
Dan
Pabila segala sangsi bagiku larut mencair
Larungkanlah letih yang bergejolak di jiwa
Pada ketenangan arus sungai menuju muaranya

O...
Akulah merpati patah sayap pun terkapar
yang tengah Kau hantar
Akulah air berlumpur yang tengah Kau lebur
Pada putaran roda yang mendekati ujung

Aku melati yang terpetik
Pada janji Mu yang tersepakati
Pabila roda telah berhenti

Ayu Ashari medan 28022020



HARUSKAH JATUH CINTA LAGI

Bagai kilatan petir yang membelah bumi
Pancaran teduh manik matamu
butakan mata hati ini

Aku terpanjat
Sesaat dunia seakan berhenti berotasi pada porosnya
terkersima pesona kharismamu

Apakah aku kembali terjatuh
ke dalam lubang cinta
bak palung laut terdalam
takjub aku akan kegagahanmu
lantunmu lembut bijaksana
sungguh merupakan perpaduan yang sempurna
tak jemu mataku memandangmu

Inikah jatuh cinta...?

Ah, terlalu lama aku tenggelam
dalam kesendirian
Hingga aku lupa bagaimana rasanya
Jatuh cinta,

Tapi masih pantaskah...?
Sedang senja di langitku semakin menua
Anak anak yang lahir dari rahim malampun
semakin bersiap melepas siang
Merangkul petang, membangun istananya sendiri

O, haruskah cermin ku pecah
Menantap buruknya rupa...?
Tidakkah sudah sepantasnya aku
Duduk bersedekap dalam sunyi
Menghitung keriput buku jari
Beralas permadani mencumbu cinta abadi Ilahi.

Aku malu untuk bicara cinta lagi.

Ayu Ashari medan 23022020

AYU ASHARI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar