UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Rabu, 04 Maret 2020

Kumpulan Puisi Retno Rengganis - DEBAT BATIN INI KARENAMU CORONA



KELANA DI LAUT MARMARA TURKI
Karya : Retno Rengganis


Secangkir kopi mahal di atas kapal
Kuseruput membakar lidah nakal
Ada perih yang kulempar di tengah laut Marmara

Biarlah rindu terdampar di selat Bosphoru
Takkan lagi menuli

Kulayarkan sajak-sajak
Kembali menyusuri arah yang entah

Berharap kelana membawa berkah
Atas doa-doa di setiap itikaf.

CEPU 29-2-2020.



#Butiran_Butiran_Pasir_Oh_Indahnya_Cinta.
BEKU DI GUNUNG ULUDAG
Karya : Retno Rengganis


Kutitipkan gelisah di antara dingin
perihku bermukim di salju

Kaki-kaki menebar benih air mata
menjadi butiran-butiran kilau hampa

Biarlah selaci janji meretas musim
kutinggal kenangan beku membatu

Meski seok kuhimpun doa
sebelum segala tiada

Getar mata selaput salju
nanar bayangan seputih kafan
dingin makin menyekap

Puncaknya jatuh tertidur
menjelma Puteri kayangan
hidup di lumpur putih

Padamu puncak gunung Uludag
tumpahlah bait-bait sesak
di sinilah napas tersedak.

Cepu 27-2-2020



DEBAT BATIN INI KARENAMU CORONA
Karya : Retno Rengganis


Sudut mata mengembun
bibir bergetar atas doa ditasbihkan
seiring pertarungan gejolak jiwa

Antara berontak dan tunduk pada aturan
seakan kalap memonopoli kebutuhan

Dosa apa ini Tuhan
mustikah setiap ujian adalah pengorbanan?

tersenyumlah 
menangislah

Jangan tanya....
mengapa dunia saat ini terasa sepi?
mengapa udara saat ini semakin dingin?
mengapa cahaya saat ini semakin redup?
semua telah berubah abu-abu?

Aroma dunia seakan telah apek
membungkam setiap manusia
tanpa mengenal siapa dan siapa

Jerit pilu, tangis sendu tidak lagi semu
separuh jiwa bagaikan dipertaruhkan

Ya Allah peluk erat kami
hanya zikir pasrah gerak ini

ingin berontak
ingin menolak
apa daya

Ya Allah 
Rahasia apa di balik semuanya
( "Tanyaku dalam keraguan yang pahit" )
Malam seperti terbuka mempersilahkan bangun
kaki melangkah tangan tengadah
meraba pinta dari selaksa cinta
keluh kesah terluahkan

Bening mulai jatuh satu-satu
tanpa bapak tanpa ibu
piatu!

Menolak tersentuh lelah jatuh
optimis badai berlalu runtuh

;Wajah berpaling!

;Jiwa menolak!

;Nurani berteriak!

( "Salah siapa ini?" )
Kembali perdebatan terkutuk diinjak-injak kekafiran

Tindakan apa yang harus dilakukan
dalam keadaan segenting ini?
kecuali tetap diam
patuh aturan

Semedi, meditasi, i'tikaf
berserah diri.

Cepu 24-3-2020.



GLI

Betapa megahnya gereja HAGIA SOPHIA
Laun menjadi masjid indah pesona

Di sudut-sudut ruang
Mata sipit berbulu lembut
Asyik ikut bertasbih

Gli....
Kucing terpopuler penunggu Hagia
Mencuri pandang lirikan mata

Ada ingin membelai
Ada ingin menggendong
Ada ingin mengajak bercanda

Gli memandangku seperti rindu
Gli seakan bercerita tentang cinta
Gli mencurahkan rasa sayang

Seiring waktu terkabar duka
Engkau kini telah meninggal dunia

Ingatanku saat bertemu
Kamu duduk manis menopang dagu
Dibalik gentong berlari di kolong

Aku mengejarmu berjingkat
Teman-teman memanggil "cepat!"
Pertemuan singkat aku dan Gli cat

Hagia Sophia rumah Gli
Kucing penghuni masjid di Turki
Kini dia telah pergi tak kembali

Gli sudah di surga Illahi
Selamat jalan si cantik Turki

Karya : Retno Rengganis
Cepu 10 Nov 2020



KUNANG-KUNANG YANG LARA

Kunang-kunang di gelap malam
Mencari mimpi di seperempat kelam
Membasuh muka berwudhu embun
Sujud i'tikaf menangis meminta ampun

Kunang-kunang berekor bintang
Kerlip pudar biasnya pendar
Merintih sakit teriak meradang
Lentera di ekor semakin pudar

Kunang-kunang sakit terkapar
Menekan nyeri sedemikian rupa
Haruskah badan fani dan tepar
sebab sendiri sepi dia bagai yang papa

CEPU 1/8/2017
RETNO RENGGANIS.



SINDIRAN SAYANG KOK


Jalan bergoyang
Menjengkang selangkang
Bumiku meradang
Baru talok beton runtun di pasang

Sri Huning menjerit melengking
Jalan berlobang banyak truk guling
Dana ngocor di gondol maling
Dalihnya Pemkab yang rada mbeling

Hai cing jangan memicing
Usah berpura matamu sok juling
Lirik tuh jalan sebelah berpafing
lah ini kita jalannya di atas beling
( Pecahan kaca banyaknya Kecelakaan )

Dasar para wakil Bagong
Di colek, di sindir pura bengong domblong
Mata picik , kuping tuli taunya sundel bolong
Jadinya rakyat menjerit kebanyakan di todong

Lara hati lara di pake tameng
Rakyat kecil bisanya merintih.cengeng
Pemimpin korupsi ngakak mirip celeng
Lagak diskusi hasilnya melenceng

Uh .. gak mikir dulu kau kacung
Di pilih rakyat kamu beruntung
Ee.. kini jalanmu sok anclung-anclung
Begitu di demo kau akan hidup mbambung

Dinamika bang
Cerita negeri seberang
Jadikan introspeksi membuka gerbang
Agar negeri makmur dari Merauke hingga Sabang.

CEPU 2/8/2017
RETNO RENGGANIS.



KEBAIKAN ITU MUTIARA AMAL

Siapakah diri ini dari mereka semua
Diri bagaikan si kerdil yang hina
Membawa berjalan menempuh kehidupan
Belum bisa sempurna

Bisanya hanya berharap sudi, kiranya Sang Maha di Maha Cinta
Memandang
Sekecil apapun kebaikan-kebaikan ini

Sebelum datangnya penyesalan,
menyeru pada diri sendiri
Apa itu kebenaran dalam kebajikan

Usah ambisi akan kemewahan semu
Usah ambisi akan kedudukan semu
Usah tergiur akan keindahan semu
Yang nyata walau sebiji debu kebaikan
Itulah mutiara amal harta terbawa pergi
Ke negeri kekal abadi dan keselamatan hakiki.

Cepu 1/8/2017
RETNO RENGGANIS.



NIKMATNYA NYERI RINDUKU

Kutekan dada
Nyeri tetap ada
Di sana adakah luka
Atau hanya karena kangen saja

Duh sakit sedemikian nyeri
Mungkin ini terbawa naluri
Satunya jalan kumainkan jemari
Merangkai kosa agar rasa tak fani

Kekasih jauh
Kulempar sauh
Agar rindu berlabuh
Padanya cintaku yang teduh

Ingin bermanja-manja
Sambil memandang netramu yang teja
Duhai kekasihku yang sahaja
Kulabuhkan rasa ini untukmu saja

Ridho-Mu Tuhan
Daku kan tetap bertahan
Seiring berjalannya waktu yang terban
Hingga akhir temu di pelaminan
Amin yarobbalalamin.

Cepu 31/7/2017
RETNO RENGGANIS.



BIJAK MENILAI TEMAN

Kita ada banyak teman
Teman bermain masa kecil
Teman masa remaja
Teman sepekerjaan
Teman hidup
Dan berbagai teman yang lain.
Itu di dunia tentu.

Maka yang berupa usah kau jadikan patokan untuk memilah warna
Sebab persahabatan atau berteman yang tulus
Tidak akan memandang,
Harta
Kedudukan
Keindahan dan kejelekan
Bodoh atau pintar
Kere atau konglomerat
Disini aku akan bicara bijak menilai teman:
Adakah dari semua teman itu menemanimu hingga kelak di kemudian hari ?.

Setiap yang bernyawa pasti akan menemui kematian
Namun sebelum mati, bermacam ujian dan tantangan kita lalui
Hanya kekuatan iman dan taqwa semua itu akan bisa kita lalui

Di dalam kita bergembira masih ada yang bersedih
Kalau kita bersedih adakah mereka bergembira ?

Hanya teman sejati yang dapat menghadirkan senyuman
Menjadikannya hidup kembali ceria
Memberi kekuatan ketika di uji cobaan
Kehadirannya menyentuh kalbu
Menyalakan obor mengharapan

Betapa syukur di karuniai teman sejati
Sebab kehadirannya mendamaikan hati
Karenanya teman sejati membawa jiwa makin mendekat pada Robbi
Untuk menitis mata pengharapan dalam putihnya kalbu

Tiada yang menjadi impian kecuali Rahmat-Mu
Kasih Alloh yang terbias
pada ketulusan sekeping hati seorang insan bernama teman.

Cepu. 31/7/2017
RETNO RENGGANIS.

NB :
Mencungkil catatan mutiara insani
Tak ada istilah kedudukan dalam bersahabat.
Semua sama.
Dan kau tau ? TEMAN SEJATI ITULAH AMAL.




SEMPURNA DENGAN CINTA NYA

Sekarang aku sadar
Hidup itu indah, hidup itu cinta
Bisa sempurna karena cinta
Dia, ---
Nya
.

Aku belajar menata hati
Bisu meski meradang
Riang meski lelah nan letih
Tegar namun gamang
Tak sebanding
Akan kasih-Mu
Cinta itu cinta
Kamu ---
Nya
.

Aku merandek membujuk derai air mata
Sebak di relung kutimang manja
Itu karena ingin ciptakan bahagia
Agar lega dan kulihat cinta
Ada-Mu
.

Yang sempurna memainkan atas hidupku
Kuikuti gerak dan laguan kisah
Hingga cinta kembali diam pejamkan mata
Itu Kamu telah pergi
Hati mati
Keabadian
Dunia hakiki
Aku dan Engkau satu
Sempurna.

Cepu 12/8/2017
RETNO RENGGANIS.



GELORA CINTA DI SELISIP DAUN HATI

Pada keping-keping puisiku ini
Aku ingin terbangun dari tidur dan mimpi
Kan kutulis sajak cinta buat seseorang
Tentu dia yang paling aku kasihi pula sayangi
Karena ada kangen menyentil daun hati

Tiap-tiap kupandangi pesonamu
Fotomu, iihh kumis itu
Aku malu, tapi rindu ---

Mencintai itu anugerah
Aku di sini, kamu di sana
Tapi kita tetap bisa berpelukan
Dalam doa dan syair

Usah mengajariku tentang kasih yang tak pernah usai
Karenanya aku tak bisa mencintaimu dengan sederhana
Sebab dari tiap rongga dada ini
Aku mencintaimu dengan segenap kerumitan
Dengan kelelahanmu,
Dengan segenap pahit getir hidupmu
Dan aku ingin semuanya menjadi indah bagai kerlip bintang di atas gelombang pelangi

Kubuka pintu azaliku untuk kau masuki
Rengkuh dekap dalam tangis cintamu, aku maui
seperti pungguk yang merindu rembulan
Kemudian sang rembulan tunduk bersimpuh mengiringi sujudmu

Itu aku yang ingin dirimu
Bersama bergandeng tangan, genggam jemari membuka pintu aroyan.

Kepedulian yang takkan pernah usai akanmu kasih
Kini seakan telah kutemukan sandaran, yang melilit jiwaku akan bait-bait cintamu
Yang akan membawa makna jalan menuju Ridho-Nya
Ya Alloh perkenankanlah
ya Robbi mudahkanlah
Amin yarobbalalamin.

Cepu . 10/8/2017.
RETNO RENGGANIS.



Tanyahatinuranimu.
MERDEKA? HANYA KAMUFLASE?

Jika dari Sabang hingga Merauke ada pekik merdeka
Teriak lantang tanpa beban prakata

Adakah kau dengar para duafa merintih di kolong neraka
Mengais sampah menjilati belatung

Dadamu berbusung Garuda
Di meja-meja pertuan agung
Tetapi apa?

Negerimu berkabung karena luka
Sang merah putih berkibar merintih
Karna tau!
Merdeka hanya sandiwara

Aku di sini bicara tentang warna hidup
Bukan lukisan pelangi yang indah redup
Kau hias kerlap kerlip negerimu
Namun tak kau benahi akhlakmu
Itukah kamu!
Yang ingin di panggil bangsa Indonesia?
Munafik!
Taik kucing!

Lihat!
Buka matamu
Jangan terpicikkan

Negeri ini penuh dengan pecundang
Yang bisa menghakimi tetapi tidak bisa bersujud raga dan hati
Untuk sedikit saja introspeksi

Aku menangis
Aku merintih
Yang papa makin papa
Yang jaya makin jaya
Indonesia bukan merdeka
Tetapi terluka dan menderita.
Itulah aku Indonesia yang kau bilang merdeka!

Satu saja pintaku
Warnai aku dengan warna indah jiwamu
Saling bergandeng tangan
Kumandangkan gema takbir merdeka setulus nurani
Indonesia harus tetap belajar tentang kepedulian
Tentang kasih yang di terapkan pada panji sang perkasa
Itulah GARUDA PANCASILA

Bila ujung lidahmu banyak berucap dzikir
Ingat akan sumpah para pejuang yang menentang imperialisme
Tiga setengah abad dalam penjajahan
Dengan tinta nyata para pahlawan kami
" Sesungguhnya kemerdekaan itu hak seluruh bangsa "

Cepu. 9/8/2017
RETNO RENGGANIS.



BULAN SABIT YANG REDUP


Ladang puisiku malam ini
Begitu tandus
Mencari arti kata dari sederet kalimat puitis
Yang kau kirim dari rumah surga

Aku ingin menyusu di kantung-kantung azimatmu
Kuteguk secangkir saja manismu
Biarkan dahagaku tidaklah kerontang

Malam ini sajak-sajak yang kutulis
Penggalan kalimat yang tersusun dari percakapan-percakapan
Antara ada dan tiada

Malam ini kembali aku kedinginan
Sepi pecah
Luka memerah
Nyeri merekah
Aku teramat sayah
Lelah

Bulan sabit di atas pucuk ranting cemara
terlihat biru semu
Redup, dan redup.

CEPU 7/8/2017
RETNO RENGGANIS.



SMILE, LOVE AND RIDHO

Hujan kembali meneteskan rindu
Aku terkesiap
Karena hujan meninggalkan genangan haru
Walaupun ada pelangi di sudut hati

Ada getaran di kisah rintik
Ada aliran darah menggemericik
Ladang puisiku kembali menyapa
Memeluk rindu padamu cinta
Di fajar yang dini

Tentang dingin inilah jalan membelai puisi-puisiku
Untuk lebih dekat pada Sang Cinta
Mengepakkan sayap-sayap kasih
Mencumbu aroma kasturi di harum-Nya

Merinduimu itu hakku
Mendekapmu itu harus
Sebab cinta bagiku napas
Hidup pada ridho iklas
Syukur.

CEPU. 6/8/2017
RETNO RENGGANIS.

Catatan :
Gaulillah manusia dengan senyuman yang menawan dan bertaqwalah kepada Alloh dalam keadaan nyata dan bersembunyi.tonjolkan yang terbaik pada dirimu sebagai yang engkau inginkan dari insan yang lain.pula jauhkan yg engkau benci.sebab manusia tidak bisa melihat aibnya sendiri.
🙏 😎.



DADAKU DAN DADAMU TIDAK SAMA

Dadaku dan dadamu jelas tidak sama
Di antaranya ada perbedaan-perbedaan
Juga pemahaman-pemahaman
Tentang sebuah perjalanan mencari makrifat
Dalam i'tikaf yang sebenarnya

Aku bersedekah rasaku untuk ketulusan
Bukan kemunafikan
Jadi aku tak bisa mengikuti jejakmu
menghalalkan cara yang bagiku adalah haramku
Dosakah aku?
Hinakah kamu?
Tidak!

Sebab kita punya keyakinan sendiri-sendiri
Walau aku tahu
Cinta kita sama
Cinta kepada cinta
Dia!
Cinta di atas cinta
Ya CINTA.

Dadamu dan dadaku sungguh berbeda
Irama napas kita sama
Senyum kita sama
Nur di dalam tengkuk terdalam
Itu yang membedakan
Pemahaman!

Dan dadaku pula dadamu
Tetap berbeda.

Cepu. 4/8/2017
RETNO RENGGANIS.



PEREMPUAN MELATI

Aku perempuan melati
Wangi putih aromaku
Aku melepas sauh pada dermaga yang kumau
yang penuh aroma puji-pujian
Yang penuh bait-bait sajak
Dari sebuah catatan langit

Aku ini perempuan melati
Laparku mengunyah kuncup-kuncup
Hausku menjilat madu putik emasmu
Yang kutaburi bubuk doa-doa
Yang kuremaskan dari sujud i'tikaf
Permohonan

Kunikmati segenap rasa
Karena aku perempuan melati
Tak sudi menangis di hadapan kamu
Meski sejarah napasku pilu
Laraku luka membusuk
Tetaplah aku harum dalam senyum
Iklas

Aku perempuan melati
Berjaga terus menjaga
Melangitkan asa dalam doa-doa
Bersama sajak dan puisi
Hati.

CEPU. 4/8/2017
RETNO RENGGANIS.



LUKA YANG TERTIKAM

Ada yang melintas berbaris
Adalah desah kerinduan yang paling liris
Seperti gerimis mataku menangis
Luruh satu-satu kembali pada sendu

Malam terus memandangiku
Ketika jemariku menari melukis kata membentuk kalimat puitis
Penuh coretan gelisah menghitam keindahan mengemas lara

Apa pedulimu akanku
Jika semua sama tanpa jeda mencundangiku,
Malam yang retak
Biarlah air mataku menjelma puisi mati

Haruskah ada kita?
Haruskah ada bila?
Haruskah ada tanya?
Jika malam membungkus pasti
Membiarkan ragu melumer di mata hati.

CEPU. 20/8/2017.
RETNO RENGGANIS.



PERASAAN ITU LAUT


Bisa bermain kecipak di atas kerikil-kerikil nikmat
Bisa bersenda dengan gemericik riak
Bisa bersenandung bersama angin semilir
Bisa menari dengan camar indah meriuh

Aku seibarat di tengah samudra
Gulungan ombak bagai monster menakutkan
Aku tenggelam separuh kelam
Tanganku menggapai-gapai meraih mimpi
Muzizat azimat dari sang Cinta
Bisakah?
Sedakku diantara jerit rintih
Sebab dahsyatnya angkara laut itu perasaan
Yang bisa menghancurkan setiap detik

Mampukah?
Lagi-lagi tembang rindu
Mempertanyakan nada
Dan aku ini hanya ciptaan sajak jelata
Yang bermain kecipak di pinggir samudera.

CEPU 19/8/2017
RETNO RENGGANIS.



PEDIH PILU KARNA BULAN MEMBISU


Aku melihat bulanku makin redup di balik pohon cemara
seperti ada sederet sajak yang disembunyikan di pucuk ranting-ranting
Suara daun hatikah?
Atau mungkin suara semilir angin yang menggodaku akan laguan sajak palsu

Namun dari lirih bisik-bisik dedaun cemara
ada kata berupa kalimat
Yang sempat kubaca memedih mata
Hingga perih meluruhkan bening
Membentuk cerung luka
Sebab sang rembulanku sedang membagi cinta

Aku yang merana atau ini memang cerita disengaja
Yang telah terangkum begitu rapi pada sebuah agenda
Tapi mengapa aku yang terpilih untuk tertatih
Mengapa?

Lagi-lagi asa membelai perih merapal pedih
Bulanku semakin menjauh entah itu
Dan kulihat berarak-arak dalam gumpalan
Awan kelabu di atas kabut hitam tentang sepi yang sunyi
Melengkapi cerita ini.

Cepu 18/8/2017
RETNO RENGGANIS.



Edition Luka diatas Luka.
LUKA DAN KENANGAN ITU SEKARAT TUAN

Air mata ini tuan
Menitis tak henti bagai jarum-jarum hujan
Menikam mataku 

Katamu tak apa
Sebab duka dan nyeri itu cuma bahagia yang retak dan pecah
Tapi sakit dan perih tuan 

Meninggalkan kenangan yang tetap terselip di rongga dadaku
Begitu beku membatu
Menumpuk jutaan luka bagai terperangkap di jiwaku nan hampa

Aku lelah tuan
Aku tak sanggup lagi menerima hinaan-hinaan
Yang setiap waktu menghujam dan merajam
Aku makin tenggelam di samudera puisi sunyi

Kini senandungku merintih-rintih tak pernah istirahat
dalam riuh jeritku dalam hening sendiku
Itu hampa tuan
Hampa!

Aku ingin mengambil sebilah pedang
Ingin kuharakiri kenangan
Kucincang jadi serbuk debu
Lalu kularung dalam selokan berbaur comberan
Di samping kuburan tua yang najis
Karena aku muak tuan

Aku harus bagaimana
Tanyaku kepadamu tuan
Sedangkan darah sudah berceceran dari tengkuk hingga membasah jari-jari kuku mata kakiku
Dan lihatlah sajak puisiku sekarat
Menanti terkubur di dasar palung gelap.
Tuan?

CEPU 17/8/2019
RETNO RENGGANIS.



SATU RASA DALAM SAJAK DAN PUISI

Air matamu meneteskan rindu
Berbentuk lukisan senandung puisi
Kamu kangen pula diri, sedemi kasih yang tumpah di laut sayang

Kuntum-kuntum rasa semakin membiru
Ingin melipat pagi dan senja menjadi satu waktu detik
Menjelma perjumpaan di tepi pantai rindu
Dan bersamamu pastinya membentuk sajak-sajak
Pula puisi-puisi syahdu.

Kembali kita saling peluk
Kembali kita saling genggam jemari
Bersenda rindu di lipatan puisi
Kau ajari aku mengenal lekuk-lekuk
Liuk titik, koma dan cara merangkum membelai cinta itu sastra
Kita sama-sama berani mencumbui ilusi, imaginasi.

CEPU. 16/8/2017.
RETNO RENGGANIS.



TIKUS TIKUS BERTOPENG


Topeng.. topeng
Mukamu mirip Tek ogleng
Jalanmu degleng
Tingkahmu glelang gleleng
Pingin rasa hati nempeleng

Wajah-wajah palsu
Nyruduk sana sini mencari susu
Penjilat bagaikan auman A... su
itulah gambaran manusia berhati bisu
Nyusup jadi pembela rakyat yang palsu

Antororoootttt.. cruut
Muka topeng kayak cerurut
tikus-tikus kota bermulut ciut
Tebar pesona mencari pengikut
Pandai diplomat sana sini nyikut

Ahay topeng.. topeng badut
Perut buncit itu gendut
Gambaran para puan penjilat nyatut
jika di tangkap hahaha..cut!
Miliknya tinggal cangcut.

Cepu 14/8/2017
RETNO RENGGANIS.

JADILAH YANG AMANAH BELA BANGSAMU
PERBAIKI AKLAKMU TUK BANGUN NEGRIMU




INI CINTA BUKAN LAGI RAPUH
DAN EGOKU


Meski sejarahku lara dan koyak
Aku tak sudi menangis
Di hadapan kamu puan

Aku membangun benteng asaku dengan tetes darah pedihku
Yang kulumat menjadi badai
Kujinakkan dan kulilit dengan desah napasku

Biarlah air mataku kini sunyi
Karena senyumku adalah senjata untuk membunuhmu
Bila tatapanmu berusaha mengusik pesonaku

Jiwaku merah saga
Yang siap bertarung melawan binalmu di setiap laga
Kuperangi, kucabik hasratmu, kutikam hingga kau terbirit tunduk dalam ampunku

Aku yang lara kini menjadi angkara bisu
Mataku adalah mata batinku
Ucapku rentetan sajak dan puisi
Kubangun benteng acuhku
Serupa karang diam terhempas gelombang

Seandainya kini kutuang kepedihanku pada satu cangkir cinta
Itu kamu puan
Yang terpilih istimewa dari ribuan kerlip kunang-kunang
Pejantan pada jerit kelam

Aku memanggil kemurnian imanmu sebagai mahkota
Untuk mengaliri geliat kasihku hingga kepala dan hatiku
Untuk menuju denyut-denyut zaman akhir aku menang mengalahkan ego asa
Bila cintamu itu benar-benar iklas

Merasa dekat dengan wajah dan suaramu
Menjadikan keanehan yang dimaklumi
Sebab celotehmu menjelma kidung dan puisi-puisi cinta kuingini
Dari kesekian lelahku berkelana mencari cahaya cinta putih.

CEPU. 14/8/2017
RETNO RENGGANIS.



BEDINDANG EDAN JAMANE

Jamane jaman edan
apapun jadi rebutan
Tinggal tulis cuap ucap rasa berupa sajak puisi berderetan
Sungguh ciptakan pujangga-pujangga karbitan
Tinggal jiplak buka google berupa editan
Persetan!
Katanya puan

Tebar pesona
Hiasi dinding berona-rona
Sungguh indah berjuta pancasona
Namun sayang semua hanya fatamorgana
Ini bukan realita!
Tetapi semua juga ada di kehidupan nyata
Ingat yang ingat, pula ada yang membabi buta

Halal.. halal.. haram.. haram
Yang pintar jaya, yang bodoh tenggelam
Dan, maya bagai kehidupan temaram
Ingat yang ingat, yang lupa akan hancur dan karam
Dengar wahai para dan para mata hatimu yang hitam
Raba Dia di dasar hatimu paling terdalam
Pastinya jalanmu akan ada rasa terhujam

Lihatlah mentari
Diciptakan untuk menyinari
Itulah gambaran kehidupan sehari-hari
Supaya dikau dan Dia satu ciptakan indah warna warni
Bukan merenda menumpuk sulaman merusak sanubari
" Apa yang kau dapat wahai puan " tanya inti hati putiknya sari

Pabila kebiadaban,
kemunafikan,
keegoisan,
Menekan
Tidakkah dikau puan
Merasa riskan?

Semprol
Begajol
Trondol
Tolol
Hatimu telah mati
Bagaimana bisa menata jalan yang kau titi
pemikiranmu persis seperti SURTI
Si bahlul di tembangnya JAMBRUT bukan KRISPATI
Kerja di kota pulang kampung perut buncit bilange bapake mati
Hahahaha.. " mati opo mati? "
Timbul pertanyaan ini di hati

Alamak
Jaman penuh orang tamak
Pemikiranya seganas biawak
Tapi bukan pada awak
Sono noh, jauh di negara sono yak!

Hai coy, masih bersambung
Usah bimbang dan merudung
ceritaku pasti endingnya gak bikin bingung
Cuma pasti ada puan yang tersinggung
Itulah si bahlul pola pikirnya yang gemblung
Kikiki.. sorry, sini geh tak ambung 

Biar tulisanku ini panjang
Penting jiwa happy berdendang
Aselolaaayyyy.. yuk bunyikan gendang
Berjingkrak-jingkrak tung dang, tung dang
Wkwkwkwk.. dikau puan kayak bedindang
Anak kodok berdangdutan tandak sampur tendang 

CEPU 13/8/2017
RETNO RENGGANIS.



KUTIMANG KUAYUN BUAH CINTAKU

Kalau kau tanya tentang hati
Bersama sajak dan puisi aku beri'tikaf
Mendekapmu dalam timang doa yang kudus
tanpa keluhkan nyeri perih

Biarlah ini menjadi kepedihan dan keridhoan paling surga
Kuteduhkan untuk menggetarkan cakrawala
Agar permintaanku akanmu sebagai yang sholehah dan sholeh terkabulkan

Duhai buah cinta permata hati
Kutimang kuayun dengan segenap rasa terpatri
Sungguh indah cara Alloh menghadirkan dirimu lewat rahimku
Dengan segenap sahaja seperti bintang, engkau anak-anak kudus sahabat dan obat
Di saat gundah mengikat

Hidup bagai bermakna dengan segala tingkah sifat jenaka
Canda tawa sang penghibur rasa
Aku masuk dalam anugerah tiada tara, melupa pedih yang mengiris perih

Permata cinta kutimang kuayun
Bersama sajak dan puisi kusuarakan hati dengan derap kesabaran
Kuiringi langkah-langkah kaki mungilmu menuju masa depan pendewasaan

Keindahan mengetuk pintu langit, terus menjaga dan terus berjaga dalam doa-doa
Bersama syair merintih menangis atas permohonan-permohonan
Membelaimu, mendekapmu erat-erat dalam gendongan kasihku yang paling putih

CEPU. 24/8/2017
RETNO RENGGANIS.



RINDUUUUUU

Tak ada jejak
Rindu merangkak
Di jurang sajak
Ini malam cintaku bagai terkoyak

Menemukanmu di dada puisi
Seperti memanggil-manggil aksara
Untuk mengiris-iris bait-bait yang kusam
Menjadi sebuah pertanyaan

Mengapa?
Bagaimana?
Harus seperti ini.

CEPU 22/8/2017
RETNO RENGGANIS.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarohatuh ( Pertemuanku dengan Gli kucing di HAGIA SOPHIA TURKI )
Innalilahi wainnailaihi rodjiun, kudengar kabar duka tentang #GLI
RETNO RENGGANIS






Tidak ada komentar:

Posting Komentar