PERJALANAN SUNYI
Barangkali kelam menumbuhkan sunyi di semak-semak waktu
Dan riuh menaburkan luka lebam di kantung penuh air mata. Sementara pergulatan badai membasahi sekujur raga penuh debu. Meninggalkan kata yang tercemari oleh rasa yang entah. Mencicipi setiap duri yang menelan racun sendiri. Menjerat diri dalam lubang besar, namun tak pernah menilik pada cermin. Padahal senja telah mengingatkan bahwa sekejap mata adalah waktu untuk membungkus langit. Dan memapah bumi untuk mengenang setiap diksi yang tertanam. Setelah lengkap malam pun merambat, mendekati langkah perjalanan Dia menjadi dermaga di akhir pengembaraan
Lgp, 08022023
Suyatri Yatri
JEJAK RINDU DALAM HENING
Di jantung malam, mengemas rindu. Jejak masih saja terlihat saat netra bersitatap dengan rembulan. Dedaunan mulai meranggas dalam luka. Pekat tak lagi ingin berlama-lama memintal mimpi.
Hening adalah waktu paling tepat membungkus kisah di pertiga malam. Angin mendesir merapalkan ayatayat rindu dalam gigilan mendamba. Dia menyelinap dalam nurani memberikan damai. Tak ingin berpaling mengulur cinta dalam satu tarikan napas.
"Pengembaraan masih berlanjut, takkan kembali dalam ego mengungkung logika. Dan kunikmati tarian syahdu lantunan merdu,"
Cahaya meninggalkan titik sadar dari sejumput pengharapan
Lgp, 12022023
Suyatri Yatri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar