Jumat, 06 Mei 2022
Kumpulan Puisi Yuni Tri Wahyu - CINTAKU MASIH SEBATAS SUARA HATI
SELALU MERINDUMU
Uwa Kijoen feat Yuni Tri Wahyu
Ramadan berlalu, namun keindahannya membayang di pikiran. Rindu tak akan terkikis oleh waktu.
Seperti putaran purnama, selalu kembali pada cahayaMu. Sinarnya menerangi hati setiap insan, berpeluk penuh hidayah.
Bersama kita nikmati benderangNya, sayang.
Dari ceruk keikhlasan, damai terasa sambut kemenangan. Rasakan.
Kadipaten-Tangerang, 04 Mei 2022.
CINTAKU MASIH SEBATAS SUARA HATI
Yuni Tri Wahyu
Tidak perlu diragukan, cintaku telah berurat mengakar di lubuk paling dalam. Dirimu iringi langkah laku kaki pun detak jantung mengitari detik berganti. Embus napas hingga waktu tak terbatas arungi kefanaan ini.
Namun akupun menyadari, seberapa mampu menunjukkan kasih sejati, perjuangan nafkah merebut perhatian, untuk sebuah kelangsungan hidup. Maaf cintaku masih sebatas suara hati. Menuliskan dalam lembar-lembar gaun kertas berhias tinta warna-warni.
Aku menunggu, kemana Dia menuntun arahku menujumu.
Tangerang, 28 April 2022
KEKUATAN CINTA
Yuni Tri Wahyu
Tentang rasa yang engkau kirim lewat senyum mentari pagi, hangat susupi denyut nadi. Lembut seumpama semilir angin membelai gerah usai berlari meninggalkan mimpi.
Saat malam sesatkan doa pada kerumunan nestapa, berkali-kali menjajah pertahanan jiwa. Engkau lukis lengkung alis dan ranum senyum menggapai jemariku, bercermin pada bening kesadaran.
Aku yang telah terjerumus pada bara merah saga, menyimpan legam dendam pada pelaku dusta, seakan enggan menerima ujian-Nya.
Engkau yang terlebih dulu temukan tempat melepas luka, terpanggul sekian warsa silam. Mampu berdamai dengan kebisuan selimuti bongkahan pilu.
Sepi menikmati sunyi sejati mengurai serangkaian catatan usang, pada sebentuk kata ikhlas, maka damai kini mewarnai hari-hari penuh kekuatan cinta.
Tangerang, 16 Mei 2022
NADA-NADA RINDU
Yuni Tri Wahyu
Setiap embus napas mengalun nada-nada rindu
Seiring denyut nadi senandungkan nyanyian syahdu
Menyusup hangat mengajak hati memujaMu
Engkau sepi yang mendiangi sunyi memapah kasih dalam bening hening
Ketika senja mulai tua menasbihkan kekaguman kepada Penguasa Waktu
Tangan lembutmu tidak pernah lelah menuntun jemariku yang erat genggam karang
Pahatan getir masa silam berkuasa melukis lebam
Percikan embun dari pancaran ketulusan memudarkan
Aku terharu syahdu mengeja nada-nada rindu dari balik bibirmu
Tangerang, 15 Mei 2022
SEJAK MENGENALMU
Yuni Tri Wahyu
Catatan luka perlahan pudar, sisakan senyum keemasan. Cara sederhana bertutur namun jujur laku membuat aku terpaku.
Sejak mengenalmu tidak lagi sakit menggigit harapan. Sepi yang engkau ajarkan telah menggamit sunyi pada peraduan hening. Dan aku berserah pasrah kepadaNya, atas segala perjalanan.
Tangerang, 10 Mei 2022
RINDU MENDIAMI CERUK HATI
Yuni Tri Wahyu
Gemuruh nyanyian rindu bersahutan menggema di rongga dada
Syahdu menyeru namaMu tanpa jeda
Ketika sujudku masih saja berpacu waktu
Menatap dunia dengan segala rupa
Wahai Pemilik Semesta, ampunkan kesalahan berulang
Melupa nikmat, sibuk berkutat sanjungan
Sementara kujunjung ikhlas, terbatas
Tembusi proses berliku panjang membentang
Namun sejujur syukur hanya namaMu, rindu sejati
Mendiami ceruk hati saat ini
Hingga nanti, selamanya
Abadi
Tangerang, 07 Mei 2022
PERSIMPANGAN SETIA
Yuni Tri Wahyu
Ketika sepi dan sunyi bertaut janji, setia terjaga tanpa kata. Sederhana namun nyata bukan pesona berhamburan makna.
Perjalanan masih panjang, di persimpangan ayun langkah beda arah, satu tujuan. "Melangkahlah bersama harapan, kuiringi dengan doa ketulusan." Kataku menyambut uluran tanganmu.
"Pada senja yang semakin tua kita jumpa, menunggu kumandang azan dan iqomah," jawabmu sambil mengulas senyum.
Aku hanya diam, kemudian mengangguk dan melukis lengkung alis.
Tangerang, 23 Mei 2022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar