UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Rabu, 05 Februari 2020

Kumpulan Puisi Endang Astuti - DI SEPANJANG KALENDER





DI SEPANJANG KALENDER

Tiap detik masa terlewati dengan ungkapan kata, kekata penghapus nelangsa. Lara kian mendera, mencabik daksa hingga relung atma. barisan kata cinta tiada mampu tercerna minda sebab adamu entah dimana.

Penantian berpendar sepanjang kalender, ingatan kembali terkuak kala Desember menyeruak. Puing kenangan masih tergenggam ketika engkau ucapkan selamat tinggal sayang. Seakan mati rasa diterpa buaian asa terpisahkan aksa.

Upaya pengorbanan siasia, tanpa iba menelantarkan remahan kecewa. Inginku, rangkaian lembut aksaramu mengabarkan seuntai kebahagiaan saat kuterpasung kerinduan. Namun semua hanya lamunan tak berkesudahan.

Kini, kuberanikan diri mengubur mimpi tak pasti setelah Januari terlewati. Menyemayamkan segala kenangan di sepanjang kalender silam. Saatnya tersenyum ceria bersamamu Kanda belahan jiwa.

By Endang Astuti
Kebumen, 4 Februari 2020



------NADA ASMARA------


Nadanada cinta mengalun anindita
Seindah kepak camar berparas anindya
Membuai rasa hasrat smaradhana
Melambung tinggi menuju angkasa

Pelupuk netra tiada mampu terpejam
Ketika melodi indah terdengar merajam
Membawa asmara ke tepian telaga atma
Pancarkan kilauan pesona cinta wimala

Senandung jiwa mengalun begitu mesra
Sebagai penghapus lara yang termakan derita
Sekejap memusnahkan kenangan akan sebuah cinta tergerus masa

Nada asmara iringi langkah
Menuju peraduan cinta yang megah
Asmaraku asmaramu 'kan berujung indah
Kala cincin melingkar di jari tengah

By Endang Astuti
Kebumen, 31 Januari 2020



-----SECERCAH KIRANA-----


Purnama itu 'tlah lama tak menyinari jalan hidupku, gelap gulita tiada pelita. Menyesatkan ke lembah keterpurukan. Memaksaku terjatuh ke jurang kenistaan dan penyesalan mendalam.

Tiada pelita jiwa, hidup terasa hampa. Terombang-ambing riak ombak kehidupan, tak tahu arah kemana harus melangkah, sunyi tiada yang menemani. Hanya tersisa segenggam asa sebagai landasan untuk tetap bertahan.

Sebelum pagi mendekap seisi bumi, aku bersujud kepada Ilahi Rabbi. Tunjukanlah jalan terbaik dalam hidupku, agar senantiasa menjunjung tinggi kebenaran sejati.

Setelah bagaskara bertahta pada semesta, teringin teriknya mengingatkanku jika tak selamanya kegelapan menemani jalan hidupku. Akan ada secercah asa setelah gerhana atma melanda.

By. Endang Astuti
Kebumen, 20 Januari 2020



-----HARI INI ADALAH KENANGAN----

Beberapa hari yang lalu
Pilarpilar rindu masih bertalu
Kini semu meramu sendu
Bagai bongkahan batu terlihat kaku

Beberapa hari yang lalu
Bulirbulir cinta masih terasa
Kini tiada sisa musnahlah asa
Layaknya butiran debu tertiup sang bayu

Beberapa hari yang lalu
Senyumanmu masih menggugah kalbu
Kini semua berubah drastis, miris
Bak sinis peran antagonis

Hari ini adalah kenangan
Beberapa hari yang lalu
Biarlah menjadi cerita kelabu
Antara kau dan aku

By Endang Astuti
Kebumen, 21 Januari 2020



-----BEKAS INGATAN----


Segurat kisah asmaraloka melekat di dinding atma, getaran lembutnya masih tersisa, akara akan keindahannya belum jua sirna. Tiada terelakan sebab hingga kini rasa itu tetap bersemayam meskipun harus menimang lara sepanjang jaman.

Bukan kutak ingin melupakanmu mantan terindahku namun bayanganmu terus mengikuti jejak langkahku. Berbagai cara 'tlah kucoba memusnahkan segala rasa cinta namun siasia dan berakhir kecewa. Rentetan nelangsa menerpa pada hati yang masih mendamba.

Gumpalan candu asmara mengantarkanku ke dalam buih nostalgia. Hanya mampu merenda di balik aksara. Mengharu biru melantunkan kidung rindu menggerogoti kalbu. Jemu menghunjam pilu ketika takdir tak memperbolehkan bertemu.

Separah inikah rasaku padamu duhai penyejuk kalbu, mengapa dulu dipertemukan jika harus berpisah dengan sangat mengenaskan. Penyesalan mendalam selalu mengganjal pikiran. Kepergianmu membawa berjuta luka menganga hingga menembus sukma.

Jujur kumasih merindukanmu wahai sang mantan walaupun kini engkau hanya bekas ingatan. Tiada pernah memudar meski kita tak mungkin sejalan sebab antara engkau dan aku 'tlah memiliki ikatan.

By Endang Astuti
Kebumen, 20 Februari 2020



DI MANA INSPIRASIKU

Sudah beberapa hari inspirasiku terasa mati, diksi berhamburan tiada mampu tergenggam. Pun aksara singgah sesaat belum sempat tercatat. Sekelebat ide berlari menjauh, isi otak merapuh.

Sempat berpikir 'tuk mengakhiri menuangkan imajinasi, sebab inspirasi belum jua kembali. Namun tak sanggup bila harus menenggelamkan pena diriuhnya prahara yang menerpa.

Penantian 'tuk menulis tlah ternoda oleh sebuah problema. menjadikan pesimis hanya mampu menangis begitu dramatis. Semangat tersumbat kelesa merapat dengan dahsyat.

Di mana wahai inspirasiku?
Kutunggu kepulanganmu di pelataran cemerlangnya pikiran. Agar kumampu membubuhi pena dengan lantunan kekata bermakna cinta jua tentang realita hidup di dunia. Karena bagiku menulis adalah sesuatu.

By Endang Astuti
Kebumen, 19 Februari 2020



AKU PAMIT

Gelora membuncah tika cinta masih searah
Hamparan hasrat merekah di ujung gairah
Terlampaui bersama mengukir segenggam asa
Namun siasia kala cinta ada duanya

Engkau bagaskara penyinar gulitaku
Sinarnya kini redup tertutup awan kelabu
Hangat pun berarak seiring hujan merebak
Dingin terasa menguasai seisi benak

Maafkan cinta, aku mundur dengan bahagia
Tak kubiarkan nelangsa kian mendera
Cintaku bukan 'tuk dikhianati
Namun seutuhnya ingin dimiliki

Pergilah, bawa segala janji manis
'Kan kubuang sebab membuatku pesimis
Mengubur dalam sebagai kenangan
Karena cintamu sebatas bualan

Aku pamit dengan hati terhimpit
Sesal mendalam bagai hutang membelit
Tiada mampu kumenafsirkan tentangmu
Kini antara kau dan aku hanya cerita lalu

By Endang Astuti
Kebumen, 10 Februari 2020




Tidak ada komentar:

Posting Komentar