MUSIM DINGIN
Perkampungan tampak sepi
Sayup-sayup terbenam di kejauhan malam tak bertepi...
Musim dingin
Matahari hanya muncul sesaat
Di balik dinding kabut tebal
Udara mendung sepanjang hari...
Betapa getir perasaan
Dingin menggigit-gigit
Seluruh kulit dan tulang
Hanju_130117
K A B U T
Kabut tipis berlari melanda wajahku
Sejuk bagai es
Leher mantel kukatup rapat
Dar kedua lubang hidung keluar asap,
seperti garis lurus,
Lalu lenyap sebentar saat menark napas...
Hujan tipis saja, lebih berat dari gerimis
Udara di mana-mana berkabut
Pohon-pohon ranggas
Mencongak tanpa daun
Ke langit berkabut...
Hanju_130117
ENTRANCE TO HEART OF ANGEL'S
Dhealova 0206013
Aku berlari diantara waktu yang memanah langkah
Yang kuikuti arus karena harus
Lalu kuajak perasaan melanjutkan perjalanan...
Tahukah kau yang kutuju??
Mungkin saat ini kau tak tahu
Tapi nanti kau akan tahu...
Desakan perasaanku yang datang perlahan...
Atau keras mendobrak pintu
Dan itu pintu di hatimu....
And you are the angel
Tapi itu terserah padamu
Mau mengusirku diam di depan pintu
Atau izinkan kumasuk lalu mengunci
Biar hanya aku....
UNTUK PEREMPUAN DARI TIMUR
@DianRusdi
Di sini waktu masih terus berguguran
Menuju lembah-lembah dan savana paling sunyi...
Rumput-rumput hijau sebagian mengering di bawah terik...
Kutulis sajak ini seiring kisahnya yang pergi
Redupkan mentari di balik punggung
Bangunkan kelelawar-kelelawar kesepian
Memakan ranum buah-buah gunung...
Untukmu perempuan dari timur
Bangunkan lagi sajak-sajak yang telah mati..
Seperti anjing syberia yang keras mendengkur...
Pegunungan salju---terasa sepi...
Untuk waktu, dan untuk semua yang membeku
Hangatkan lagi indahya bunga di musim semi...
Melihat mekar sakura-sakura putih
Indah dan tumbuh...
Hari-hari tak pun terasa jenuh...
Special dedicated for Perempuan Sasak Dhea Ariel
Bandung 13. 0117
BIARKAN SERINTIK GERIMIS JATUH... ( LOVE INSIDE )
Dhe 1601014ra
Senyap....
Telah kutangkap berjuta nada dari rintik gerimis...
Desah dedaunan lembut mesra dipeluk angin malam ini
Kekasih...
Ada kaca jendela berembun di sini...
Dan pikiranku yang hanyut terseret arus luapan kerinduan...
Kau adalah muara tempat menghentikan segala perasaan yang jelas kau tahu...
Andai kau dengar rintik gerimis ini...
Meski hanya berjatuhan di atas genting...
Iramanya bagai petikan gitar...
Membuka kata...
Ada cinta bersama jatuhnya
Indah kukatakan...
Kekasih...
Saat ini kupaku wajahmu diantara putaran waktu...
Sejak tadi aku dibodohi putaran jarum jam yang kembali di angka 12...
Atau aku yang bodoh...?!
Menghayalkanmu terlalu...
Hingga basah aku
Tapi bukan kumenghayal yang bukan-bukan...
Tetapi aku lupa menutup jendela...Hingga rintik gerimis masuk leluasa...
Meraba tubuhku...
Menjilati kulitku...
Dan basahlah aku
Kekasih...
Jujur saja, aku mengibaratkan dirimu adalah gerimis itu...
Lembut, sejuk, basahiku...
Sesekali mungkin kubawa dirimu jauh...jauh sekali
Hingga menembus bajuku...
Hmmmm...dan aku tahu
Sedikit tidaknya nakalnya kamu...
Melembabkan lapisan tanah yang ditumbuhi rimbun ilalang...
Hingga tinggalkan genangan
Gerimis ini...
basahi aku lagi, berjuta rasa kutitipkan di butirnya...
Rasakanlah...
Resapilah...
Sedalam matamu terjaga...
Aku ada...
KENANGAN HUJAN
Di hujan itu ingatan terlibat
Menggelayut pada bayang
Menari, bernyanyi, berputar putar menantang dingin
Terbawa sampai ke ulu hati bersama hujan
Menjadi sebagian masa lalu yang hidup bersama gemercik hujan...
dan kau masih tetap menjadi narasi pada puisiku
Oleh : Dhea Ariel
SELEMBAR DAUN YANG JATUH
Dhe 0902014ra
Ketika mentari berlari gelisah...
Ia tahu bahwa saatnya berlalu tinggalkan senja meski wajah langit memerah....
Barisan awanpun perlahan berjalan menggandeng angin...
Lepaskan kawanan walet yang asyik bermanuver di udara...
Selembar daun terbang terlepas dari pelukan dahan dan ranting...
Ringan tanpa beban..
Hingga jatuh merebah di atas tanah
Dengan sendirinya akan hancur terserap musnah atau rata terinjak langkah-langkah....
Muka tanah merekah menelan syair berludah...
Kata-kata melembab lalu tumbuh cendawan...
Gusar lapisan lumut lekat mencari dinding...
Hanya daun kering yang garing, menanti terjilat gerimis atau kencing dan najis....
Selembar daun terjatuh, lagi dan lagi...
Karena sang angin ajak paksa dahan ranting menari...
Bawa sebentuk cerita...
Betapapun kokoh badan pohon berdiri...
Aku hanya selembar daun....
Apakah angin, ataukah hujan bisa saja melepaskan...
Kapan...entah kapan?
Hanyalah kehendak Tuhan
Karena aku hanya selembar daun.........
DAN MATAMU.....!
Matamu adalah bahasa
Bahasa yang sulit kuungkap seketika
Bisa saja....aku salah
Bisa saja....aku benar
Dan kau tak mengakui
Mungkin perlu kucolok hingga berair
Atau kukecup mesra...
Mana...?
Mana yang kau suka?
Tak perlu bilang jika waktu tak panjang...
Nanti kupotong dengan senyuman...
Bibirmu yang bergetar tanpa tempo
Kubaca...
Tapi kutakut salah...
Biarlah...
Aku hanya perlu satu kata...
Ucapkan saja...
"Aku cinta padamu...Dhe"
Sorry, aku hanya mengingatkan pada matamu....
Oleh : Dhea Ariel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar