Kamis, 02 Januari 2020
Kumpulan Puisi Abu Rayhan Hidayat II - SAHABAT BERKALAM
SAHABAT BERKALAM
Abu Rayhan Hidayat II
Teruntai helai satu persatu riwayat akan renda persahabatan. Harap dakwaan celoteh camar terbias pesona taman nirwana.
Bayangan desir masa lalu raib bersama angin malam, tanpa makna dan terabaikan.
Jasa terikat nyawa kini terhina lantas terbuang akan lapisan ego tanpa spasi balas kasih.
Terpakai kala diharapkan, terbuang saat tak bermakna. Harap silaturahmi terikat erat, terburai luntur dalam pusaran materi dan arogansi.
Kemanakah perginya asa dalam cahaya?
Kelamkah hikayat hingga iringi gulana akan sahabat berkalam?
Kilau cahaya matahari memang tak akan mengiringi lembutnya sinaran bintang.
Tak sama rinai beriktibar dengan beningnya embun dalam wadah berkaca.
Biarlah lenyap tapak guratan cerita, menguap bersama panas bara kepundan. Sisakan serbuk-serbuk perapian dalam emosi jiwa.
Karena hidup adalah perjalanan, hanya sahabat sejati yang akan mengiringi hingga cerita tak lagi beraksara.
*
Serang, 28 Desember 2019
GERHANA HATI
Abu Rayhan Hidayat
Berbaris hati menggapai lentera
Asingkan diri dalam penghambaan jiwa
Terima cerita bertilam nestapa
Coba harapan bersanding dera
Lupa jiwa lenggangkan rahasia
Sampirkan harap sejuta cinta
Bersama pelukan kelam narasi
Terlampir dalam gerhana hati
Nebula tak lagi hadir temani jelaga
Usaikan hikayat tatahan asmaraloka
Terlebur jauh melebihi batas kirana
Lenyap silap tanpa tapak tercipta
Cukupkan elegi sebagai ironi pandita
Wahai puan penjaga pantai hati
Biarlah kunikmati senyummu dalam untaian mimpi
Sebagai pelengkap kenangan hati
Puanku ….
Pulaskan sayangku yang terpagut diri
Untuk kubawa dalam kasih yang hakiki
Kelak akan kusandingkan
Dalam Tanah Surga-Nya yang abadi.
*
Serang, 26 Desember 2019
TERKURUNG RINDU
Abu Rayhan Hidayat II
Mencabik hasrat diri dalam dilema
Lenturkan hasrat berlapis delusi
Gelorakan riak di relung senja
Tercampak ….
Tenggelam ...
Mengiringi kedaifan
Sirna sudah kecakapan
Memuai punah dikehampaan
Derasnya ihwal penghambaan gugurkan mimpi
Cekal hikayat cinta yang berdendang sunyi
Terkurung rindu dalam celah keredupan hati
Mengharap keajaiban memunggah animo diri
Hanya emendasi diri tahan semua delusi
Menanti masa menjemput sang hari
Wujudkan rasa
Rangkaikan reinkarnasi diri
*
Serang, 10 Januari 2020
SEMBILU TAK BERBILANG
Abu Rayhan Hidayat
Aksara senja kembali tergores tanya. Untaian gelombang senyapkan jiwa. Terbaris bersama redup lentera. Memanggul endapan asa tersisa menuju lorong-lorong hati yang membeku.
Temaram sudah untaian petang. Berkabut gundah tak berkalang. Arjuna telah musnahkan renjana dalam remang. Menyisihkan sembilu tak berbilang. Agar Dewi Sinta terhadir dalam nyata.
Tersebar sudah aroma gaharu bersama panah asmara. Musnahkan ritual semedi beku yang membentengi graha pandita hingga cahaya tertembus melesat dalam gulita.
Arjuna Sasrabahu meletupkan asmaradana dalam pucuk dedaunan. Melipat durja menjadi gembira. Halau gulana lapiskan lara.
Redam emosi jiwa
Dalam bias cahaya
*
Serang, 6 Desember 2020
PEMUNGUT AKSARA
Abu Rayhan Hidayat II
Meliuk pena berdawai asa
Pusatkan pikiran berkelukur pranata
Abaikan afeksi berselimut lara
Gapai materi penopang nyawa
Aku bukanlah pujangga azamat
Apalagi sastrawan jumawa
Juga bukan penulis ternama
Yang mampu menguntai kata
Aku hanyalah pemungut aksara
Memetik ribuan abjad dari angkasa
Terbiaskan pada lembayung senja
Tersusun di emperan palung jiwa
Kandas belantara asmara ilusi hati
Tenggelam dalam pelukan duniawi
Membuat rongga dada kejar satu mimpi
Bangkitkan nalar gapai seribu harap
Agar ….
Melalui goresan aksara tanpa nada
Harap temukan satu cahaya
Bertalamkan Firman-Nya
*
Serang, 6 Januari 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar