Jumat, 07 Agustus 2020
Kumpulan Puisi Nebula - LENGKUNG PELANGI
AGUSTUS JELANG
Dengan segala tebu dan empedu, Agustus telah memberi warna tersendiri dimasa pandemik ini, aku yang tertatih letih menyusuri jalanan, mengais pagi untuk malam sebab pancang tak lagi kuat menyangga beban, disisi lain
para the have bertepuk dada menggulung semua yang ada, tanpa sisa di sungging mulutnya yang bau, berkata ahahaha
Realita tak butuh dibedah. dan...
wahai Pertiwi yang apapun punya, inilah pesta anak bangsa yang kelak menjadi tumbal menuju neraka bagi siapa yang sengaja
Kembali kau cumbu kami Agustus dibilangan tujuh puluh lima bebas dari penjajah, tapi nyatanya berkata
Disini kelak dan lain hari berharap lahir anakanak asih menggerus yang lanjut pikir tapi belia pada angkaangka
_Neb.. lihat dan berdoa saja, sebab kau tak lebih hanya remah dimata para entah.
_Nebula
#BumiMinang
Agustus,04-2020
LENGKUNG PELANGI
Seraut bayangnya telah berlalu digulung ombak, pecah beriring buih dan hilang bersama prahara yang kau taburkan
Pun dia tetap tersenyum memeluk kasihnya dan menyalakan kerinduan di tungku dada
Jangan kau sesali kau yang disebutnya belahan jiwa
Dia telah menjadi debu yang beterbangan pada langitmu, dan menjadi butiran pasir untuk kau pijak
Sebuah lengkung pelangi yang akan ia bawa dan akan dirahasiakannya sampai mati, tanpa peduli akan ada yang mau mengerti tentang dirinya.
_nebula
#bumiminang
Agustus07-2020
BUAH HATI PUALAM JANTUNG
by : Nebula
Tetaplah menjadi senyum ayah bundamu, kau yang berdarah terlahir sampai kau sendiri yang berdarah kini
larut ke larut waktu disangai dan matang mengeriput tak lain hanya untuk bahagiamu nak
Jika aral melintang tempuh, surut setapak eloklah laku, baik kembali pada bahasa bunda dan kala letih meraup angan melangit asa, kau tahu jalan pulang sembari membasuh muka menekuk lutut pada simpuh berakhir salam.
_nebula
#bumiminang
Agustus, 11-2020
WAKTU TERUS MELAJU
Penulis : Nebula
waktu.....
Dia bersumpah demi
tak harus kekasih kau bedah, jalani dan teruslah melangkah sebatas bisa
dan hanya kau diminta membasuh muka dan menyebut asmaNya
Sa'at gema kemenangan memanggil
semua ciptaannya harus tunduk mengaminkannya
Kekasih..
Sebab waktu terus melaju, yang tertinggal tak bisa dijemput, pada kini lakukanlah, sebab esok belum tentu jelang
Hidup adalah pilihan, lalai terkubur dan carilah jalan menuju pulang sebelum lancung ke ujian, kembalilah; pada taqdir tak menunggu sesal dan taubat
Bermimpilah terus dan kibarkan rasa tunduk, itulah yang membuat jiwa bertahan hidup agar kelak berharap waktu sampai lahat bersuluh adanya
Padamu kekasih, apalagi yang hendak kau cari, kesetiannya padamu kala sepi mencoba hampirimu, ia pun selalu menyelimuti dengan hangatnya
agar gigil tak menjamah kulit halus ke tulang rusukmu, dan tika
malam menembus tepi pagi, sujudlah dalam genang membasah melesung pipi, mohonlah ampunan langitkan pinta agar kelak kasih dan sayang kita bertaut samawa dan riuh mengaminkannya.
_nebula
#bumiminang
Agustus, 08-2020
Secarik Pesan
lihatlah
bukankah dia telah mengisyaratkan cintanya pada lajur biru laut dan langit, menyatu penuh ketenangan dan tak pernah menepis rasa inginnya untuk obati lukaluka didada yang pernah kau dera, pun selalu ia mencoba merasakan nyeri yang kau alami, seakan ia ingin menggantikan diri agar kau dapat kembali tersenyum
Untukmu..
kucoba tuangkan kerinduan dan tentang kesetian melukiskan kau abadi dalam hati kecil yang ia miliki.
....
.....
_nebula
#bumiminang
Agustus, 08-2020
ANDAI
by : Nebula
sebelum sepi membuatku asing, dan sesuatu yang kau sebut sebagai alasan bertahan telah hilang, ingatlah mimpi yang pernah kita genggam agar tak menjadi beban saat lambai kita paksakan riuh, maka teruslah melangkah dan dibatas jalan temu cerita ku-mu menjadi lalu
kutulis sebagai nanti, maka kulipat kini.
_nebula
#bumi_minang
Agustus. 14-2020
DIBATAS GERIMIS
ia pecah diujung lelah mencari tepi rasa
ranum sudah rengkuh atas ingin,
dibatas gerimis kuyup memberi
daun melayang waktunya sampai, tetaplah menunjuk langit mencium bumi menembangkan im-yang biar bujur tak gigil
_nebula
#bumi_minang
Agustus, 12-2020
MUSIM LURUH
by : Nebula
yang tercecer di ujung waktu
merah beriring pada bibir langit, menakar sepi menyuling rasa
sementara dirinya masih menuju muara mencari senyum di musim luruh, masihkah rampai menghias pintu.
_nebula
Agustus, 13-2020
ANDAI
by : Nebula
sebelum sepi membuatku asing, dan sesuatu yang kau sebut sebagai alasan bertahan telah hilang, ingatlah mimpi yang pernah kita genggam agar tak menjadi beban saat lambai kita paksakan riuh, maka teruslah melangkah dan dibatas jalan temu cerita ku-mu menjadi lalu
kutulis sebagai nanti, maka kulipat kini.
_nebula
#bumi_minang
Agustus. 14-2020
DIBATAS GERIMIS
ia pecah diujung lelah mencari tepi rasa
ranum sudah rengkuh atas ingin,
dibatas gerimis kuyup memberi
daun melayang waktunya sampai, tetaplah menunjuk langit mencium bumi menembangkan im-yang biar bujur tak gigil
_nebula
#bumi_minang
Agustus, 12-2020
MUSIM LURUH
by : Nebula
yang tercecer di ujung waktu
merah beriring pada bibir langit, menakar sepi menyuling rasa
sementara dirinya masih menuju muara mencari senyum di musim luruh, masihkah rampai menghias pintu.
_nebula
Agustus, 13-2020
ANAK NAGARI
Senyap mengiris gelanggang tabu
Taji diasah setajam sembilu
Genderang suar bertalu-talu
Pagar nagari bahu-membahu
Kibar bendera ditiang waras
Esa hilang dua berbilang
Dada menepuk tidaklah pantas
Tika lupa tajamnya parang
Senja menyapa melambai malam
Pentas usai menuju pulang
Kalah dan menang berakhir salam
Senyum lepas tangis diperam
Ini helat anak nagari
Merayakan lahirnya bangsa ini
Kini kembali tanyalah diri
Sudah pantaskah muka ini
Menapak dibumi pertiwi
Pandainya hanya berbasa-basi
Lain dimulut lain dihati.
_nebula
#bumi_minang
Agustus, 12-2020
TAK LAGI
by : Nebula
ada bait yang tertinggal kau baca hingga rajut tak memintal lebih
sampai terik kembali menuju senja
kita pun kembali padanya serpih
tegur sua, salam pun tak lagi pada
akhirnya surut mencari pilih
_nebula
#bumi_minang
Agustus, 12-2020
URAI TAK SUDAH
Sentuh dan kecipakkan kakimu di riak lembut alirnya, sebab belah tak akan pernah mampu kau lakukan, pada
Hulu yang menampung dan mengaliri mencumbu menuju hilir dalam bungkuk bebatu dan jerami dalam bening mencari rendah, itulah tuju dalam harapan hidup menunggu saat
Gelanggang tak selalu pecah dalam gempita sabung, kala taji diasah menunjuk langit, bersegeralah kekasih, jangan meminta senja pada terik, sebab petang masih menimang akankah sampai pada salam.
Urai tak sudah tuah menuju Maqhrib
#bumi_minang
Agustus, 17-2020
_Nebula
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar