Pemuja Rahasia
By. NengIcha
Engkau,
Adalah sehela angin
Yang hadir tanpa aku ingin
Berusaha memeluk kala udara nian dingin
Engkau,
Seduhan kopi kala hati ini berkemul sepi
Lukisan tawa kala semesta jiwa kian merona
Pun engkau jua hujan, kala dahaga semakin bertandang
Engkau,
Siapakah engkau?
Mengapa tiada pun menungguku di meja tamu?
Tiada jua menyambut kala namamu telah kusebut.
Engkau,
Begitu misteri bagiku
Namun sering membuat aku rindu
Hadirlah di hadapku, nian aku nak tahu siapa dirimu.
MK. 04082020
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
Rasaku Yang Tak Main-main
#NengIcha
Mungkin angin dan malam telah diisyaratkan untuk sama
Maka dengan sendirinya mereka menggait satu sama lain
Begitu pula perihal dua candra yang selalu purnama
Mereka akan sama memancar kirana, yang bukan lagi sekedar main-main
Wahai Pemilik masa
Ijinkan dua Purnama yang berbeda
Untuk bersinar di langit yang sama
Karena ENGKAU Sang Maha Kuasa, atas segalanya
MK. 29072020
#Sang_Pemulung_Restu
Assalamualaikum Kak Admin Ahmed, hatur kasih , salam santun pagi, salam kenal Neng hatur
PION YANG RENTA
By. NengIcha
Sekejab,
Engkau mampu memerahkan kembali mentari terik
Mengibas mendung kelabu di langit sendu
Bahkan memindahkan keagungan purnama ke dasar jiwa
Engkau,
Siapakah engkau?
Nian berkuasa atas semesta jiwa
Nian meraja atas rona jingga di kelopak senja
Aku menyebutmu sang Purnama
Aku menyebutmu sang Surya
Bahkan aku menyebutmu udara
Karena betapa berartinya engkau, untuk denyut sebuan pion yang renta
Dan akulah pion yang renta.
MK, 30072020
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
ASA TETAP MENGUDARA
By. NengIcha
Iya,
Mungkin sebuah khayal terlalu tinggi
Untuk bisa bersamamu tanpa mimpi
Kendati sebuah angan tanpa pasti
Aku tetap memintal asa pada Sang Rabbi
Engkau bertandang seperti kumbang
Di tengah hamparan luas ribuan kembang
Sedang aku hanya setangkai mawar lusuh
Hidup dalam jambangan kotor nan kumuh
Biarlah aku dibuai angin beraromakan tubuhmu
Untuk sekadar mengobati rinduku yang beku
Pun sungguh aku teramat menikmati
Sehela napas yang dahulu engkau embus ke lubuk sanubari
MK, 25072020 (22.37 WIB)
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
KAPAN AKAN BERAKHIR
By. NengIcha
Tiada kata yang dapat 'tuk aku ungkap
Segala perih atas pedang yang menancap
Cucuran darah tiada pun dapat terhenti
Hingga suatu hari aku akan benar-benar mati
Aku di sini
Hanya menunggu mati
Menikmati sebuah luka yang nian menggerogoti
Tiada lagi rintih, atau tangis basahi pipi
Ini adalah lajur yang harus aku tempuh
Tanpa bisa berunjuk kata atau sekadar mengeluh
Aku hanya ikan kecil yang mengalir pada takdir
Entah seperti apa sejarah hidup ini akan berakhir
MK, 17012020
#krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
(Repost)
PIPIMU YANG MANGGIS
By. NengIcha
Senyum madu selalu terlukis
Di lengkung bibirmu yang teramat manis
Nian meneduhkan hati bagai setetes gerimis
Sejuk, basahi hati yang terusik rindu yang apatis
Dalam gumpalan pipimu yang manggis
Tersimpan purnama yang tak akan gerhana
Tersimpan kopi manis yang tak pernah habis
Meski rasa tak pernah terseduh dalam cangkir sua
Aku menikmati kemilau mahkota kelopakmu
Dan betapa aku semakin hanyut dalam candu
Engkau sekuntum rindu yang teramat syahdu
Yang menjadi pelita di setiap sudut ruang rinduku
MK. 25072020 (23.31 WIB)
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
AKU DAN RINDU
By. NengIcha
Aku telah kehabisan kata
Untuk merangkai rindu yang ada
Untuk mengungkap gemuruh dalam dada
Kelu bibir tak berdaya
Karena betapa rindu kian menyiksa
Karena betapa rindu nian menggelora
Tuhan,
Bukan aku ingin mengeluh
Tapi nian diriku teramat rapuh
Jiwa kini tenggelam dalam peluh
Tuhan,
Aku tahu ENGKAU menyayangiku
Namun betapa berat 'tuk aku melangkah maju
Karena rindu tabu, tapi nian menyiksa diriku
Dia,
Dia adalah serpihan mentari
Yang kian lama bertakhta di singgasana hati
Kendati dia hanya seberkas ilusi
Namun dia hidup dan tinggal di ruang sanubari
MK, 21,22-07-2020
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
TAK MAMPU TAKLUKKAN TAKDIR
By. NengIcha
Kurasa mentari tak akan bersinar untukku lagi
Betapa kabut tebal mengurung semesta juga kepingan hati
Tatkala senja, engkau singgah memanggul warta
Berkemul ratap sedu dengan durja seribu duka
Engkau berkisah ihwal dia dengan restu orang tua
Sungguh, betapa badai halilintar menyambarku seketika
Tak ada pun setetes embun 'tuk basahi suasana
Runtuh rantah, bak dunia berhenti dari kisarannya
Masihkah berarti,
Tentang hidup atau gemerlap dunia
Tanpa dia sang pelukis mimpi
Yang kini pergi, memapah amanah orang tua
Aku tahu semua garis dari Sang Kuasa
Pemilik semesta, dan Pengatur alam seisinya
Namun aku adalah si rapuh yang meronta
Yang belum juga mampu mencumbu serpihan luka
MK. 17072020
#Krompyang
#Pemulung_Aksara
AKU AKAN KEMBALI
By. NengIcha
Aku hanya merebah
Lelah
Bukan pasrah
Saat nanti
Aku akan kembali
Menggayuhkan kaki
Saat nanti
Pasti aku melangkah lagi
Memanggul kembali mimpi
Wahai mimpi
Pada saatnya nanti
Kuharap engkau mau kumiliki
Wahai mimpi
Bantulah aku, si hina ini
Membujuk belas dari Sang Rabbi
Ya Rabbi
Setetes air-MU kudamba dan kunanti
Untuk basahi titianku yang saat ini masih pun terhenti
23.39 WIB.
Mjkrt, 22072020
#Si_Hina
#NengIcha
AKU KIRA ENGKAU TELAH PERGI
By. NengIcha
Aku kira engkau telah pergi
Mengemas sejumput mimpi yang terukir di hati
Aku kira engkau telah pergi
Membawa setangkup rindu yang sering membuat aku hampir mati
Aku kira engkau telah pergi
Meninggalkan rindumu sendiri
Aku kira engkau telah pergi
Menghapus harap yang nian aku menanti
Aku menanti peluk hangat jemarimu
Yang engkau nazar hadir di akhir sasi
Membawa sekuntum bahagia untukku
Meski hanya kebahagiaan seujung jari
MK. 14/15-08-2020
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
BAIT-BAIT TERAKHIR 'TUK SEBENING EMBUN
By. NengIcha
Hampir lima puluh sasi kita selalu sama
Mengukir tawa, bahkan berbagi duka
Tanpa ada sekat pemisah antara hati kita
Senada seirama dalam meniti lajur yang ada
Saat itu,
Aku rasa engkau adalah pelita kalbu
Yang TUHAN kirim untuk melengkapi hidupku
Begitu sempurna aku rasa tentang hidupku
Namun,
Ternyata keteduhan sebening embun
Hanya lembaran bait puisi yang mengalun
Dan kini telah terbakar habis dalam jilatan unggun
Sakit,
Iya, memang begitu sakit
Saat engkau mengambil lajur yang lain
Dan meninggalkan aku dalam gigil rindu yang nian dingin
Aku melepasmu, meski tangis di dadaku
Dan guratan terakhir kutulis atas nama dirimu
Aku melepasmu dengan sebilah doa bahagia untukmu
Jua berharap aku mampu segera kembali melangkah maju
MK. 12082020 (18:51 WIB)
#Aku_Sang_Pemulung
RINDUKU YANG LUGU
By. NengIcha
Saat kubuka jendela
Aku pastikan engkau ada di singgasana
Kendati hanya menatapmu dari dinding kaca
Namun aku bahagia, meski tanpa senyum pun sapa
Engkau adalah rerindu paling lugu
Kusimpan abadi dalam lipatan waktu
Tanpa ada sesiapa orang tahu
Bahwa engkau adalah serpihan jiwa juga denyut di jantungku
Aku merindukan dirimu
Tanpa mampu aku mencumbu
Biarlah rintih rindu cuma aku yang tahu
Meski sakitnya bagai tergores belahan sembilu
MK. 12082020
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
Kamu dan Aku, bukan Kita
By. NengIcha
Aku bahagia telah mengenal dirimu
Walau hanya seujung waktu
Namun terasa berarti dirimu bagiku
Walau hanya dalam batas "kamu dan aku"
Tiada akan menjadi "kita yang menyatu"
Namun ...
Seutas rindu dengan sigapnya berkuasa
Bersemai penuhi rongga-rongga jiwa
Walau tiada seorang yang tahu perihal adanya
Kamu ...
Tetaplah di situ
Jangan pernah menghampiriku
Walau apa yang engkau rasa dalam hatimu
Aku ...
Akan tetap di sini, diam dan membisu
Dan berusaha terbangun dari tidurku
Lupakan semua mimpi-mimpi bersamamu
Mjkrt, 17082019
#Krompyang
#pA_11
#Aku_Sang_Pemulung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar