UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 03 Agustus 2020

Kumpulan Puisi Mohammad As'adi - HUTAN PINUS



HUTAN PINUS

Hutan pinus di lereng gunung
Sesekali menderu sesekali merayu
Suatu hari kau tersipu
Rambutmu searoma rerumputan
Hatiku buih bergelombang
-perasaan itu menderas seperti angin
dari puncak , menyusur melalui bukit-bukit
Lalu menangkapi satu pesatu
Huruf demi huruf
Lalu belajar merangkai
Dalam sebuah bingkai
lalu merayapinya seperti melalui bukit berundak
Hingga lenyap dibalik kabut
Sebelum menjadi kalimat beraturan

Hutan pinus, perih dalam kenangan
Sela-selanya beribu kaca
Memantulkan sebait puisi menggenang
:kau tidak pergi, kau tidak pergi
jejak kita setiap pagi menjelma kabut
menyiram ilalang gunung
di setiap batang pinus dan jatuhnya dedaunan
dengan sebuah kesetiaan musim menjaga hutan

Seperti angin tak lupa risik daun
Sunyi hutan pinus selalu bergelayutan
dipundak tak sekokoh puncak gunung

-aku tahu kau tengah menyapaku
Seperti dulu ketika kita menyemai kehidupan
Bersama belalang dan kupu-kupu gunung
Seperti dulu ketika kita memulai
dan tak tahu kapan berakhir-

Wappit 202007



MUSIM


Pagi , embun tak juga segera melepas gigil
Keluh kesah hanyalah kata kesepian
Seperti ketika cinta tak berujung
Seperti ketika menghirup aroma mawar
Di kebun bunga tak bertuan
Bersama kupu-kupu
Meninggalkan jejak di setiap butiran embun
Untuk kembali pada musim berikutnya

Biarlah aku menunggu sampai aku tahu
Kau adalah kata berselancar
Yang terucap dalam setiap doa
Karena cinta itu luka
Dan duka adalah bahasa semesta
Yang selalu menyilakan aku menghirup aromanya
Sehingga berakhir pada kata
Untuk membahagiakan diri

Musim adalah perjalanan
Ada yang gugur dan berkecambah
Musim adalah waktu
Seperti kematian
Cinta kadang dirindukan
Kadang begitu menakutkan

Karena aku adalah kata
Biarlah kata menjelma bahasa
Dalam diam atau pada pergerakan musim
Biarlah diam bermukim
Pada kemegahan rasa

Karena semesta adalah lembaran kertas
Kuciptakan ruang untuk meletakkan jiwa lelahmu
Sampai aku terlipat karena musim yang bergerak
Sampai aku terbujur dalam sebuah pemberhentian
:Jangan kau kenang aku
Karena jiwamu kubawa serta
Dalam kematianku
Jangan kau kenang aku
Karena aku adalah kematian

Temanggung 2082020



PERJALANAN SUNYI


Cinta menciptakan sebuah kematian
Kematian menghidupkan cinta dengan senggama
Sunyi bersenggama dengan rindu
Rindu bersenggama dengan sedu sedan
Tak tahu aku kemana perginya nyali tualangku
Ini kali ….
Ini kali aku berpisah raga
Berjalan ..seperti ada yang menuntunku
Kematiankah ?

-sinar matanya masih seperti dulu
berbinar, bola matanya menari-nari
belaian tangannya masih seperti dulu
membuat ombak tenang selalu
Ia tak henti-henti mengajakku pulang
: pasti… pasti tiba waktuku menjelang
Lalu siapa memandikan jenasahku
Lalu siapa menaburkan bunga untukku
Lalu siapa berurai air mata untukku ?

aku tahu ia selalu menyelinap
membawaku seperti ada dalam keranda kematianku
tak lagi mampu berbagi cahaya , dalam kelam
aku dalam kelam menari dalam ketaksadaran
cermin pecah, suaranya mengoyak sepiku
ya raab mampukah aku meluruskan jalan
menuju kesejatian ada ku dalam renungan
kesendirian menuju kesendirian
kembali pada MU bersama semestaku ?

Temanggung 09082020



GAMANG MEMAKNAI KEHADIRANMU


Semula aku berharap menemukan pelabuhan kecil
Membuang sauh, beristirah
Lalu saban hari membelai angin
Sambil meresapi hidup untuk meretas jalan
Membunuh ratapan sampai akhirnya
Menemukan sebuah pemakaman
:kau hadir sejenak
Minikamkan rasa
Kau hadir sejenak
Meninggalkan jejak
yang dalam

Temanggung 082020



SERATUS HARI

Seratus hari aku termenung menggapai rindu
Seiring kata bisu, kau acapkali datang tanpa kata, hanya wajah berseri, senyum mengembang dan kecupan –kau acapkali datang !
-Aku tahu, kau mengajakku menapaki kembali hari-hari
Di sana kita punya perahu, disana kita punya laut, angin dan cakrawala
Di sana ada gelombang tinggi, badai, sengkarut dan sajak-sajak cinta
Lalu jelang berakhirnya waktu semua sirna , menjelma sebuah monumen yang demikian dalam terukir: Ini jiwa tak pernah lupa sayang..tak pernah lupa ihwal datangnya sebuah takdir, antara ketakberdayaan, keinginan , harapan serta kecemasan

Seratus hari jasadmu terbaring bersama dzikir dan tahajudmu
melantakkan jiwaku, lalu menjulurkan seutas tali menjeratku dengan sepi
Dan kau selalu mengaliri urat nadiku dengan rindu
-Aku tahu, kau tengah menandai jiwaku dengan jiwamu
Mengaliri darahku dengan darahmu : kau telah tiada
tapi ada
dalam diriku dan jiwa anak-anak kita

Aku tahu kau tengah mengajarkan padaku betapa perihnya luka
Kau tengah mengajarkan padaku betapa sunyinya cinta
Kau tengah mengajarkan padaku bahwa rindu tak ubahnya
sebagai sebuah tikaman.

Seratus hari
Meniti hari
Sambil menanti

Temanggung 042020



HATIKU

Hatiku aku tak tahu kemana bakal jatuh
Tak lagi mampu bertahan pada rantingnya
Tapi biarkan aku sebentar, disini
Menjejaki kesenyapan demi kesenyapan
: kau boleh datang kapan saja
Aku selalu sisakan tempat

Di ranjang kita-kau akan selalu disitu-
Di bawahnya, di depan meja rias pengantin kita
Selembar sajadah dan satu mukena
Untukmu selalu

Hatiku aku tak tahu kemana jatuhnya
Ia seperti selembar daun melayang
Patah dari rantingnya
Di rerumputankah atau tetap saja berlayangan ?
: aku tahu , hampir setiap malam kau mengetuk pintu
Dan aku selalu bilang : masuklah !

Tak tahu! Tak tahu aku
Setiapkali hembusan angin terluka
Menghebuskan kepedihan rindu
:Biarkan aku berbaring disitu
Berselimut kabut
Kabut tak bercahaya
Pada musim sunyi purba

Temanggung April 102020



TANDA CINTAKU PADAMU

Senyap dan gelap berkuasa dari langit
Menyelimuti gunung mengalir kelembah
Hati ku yang lunglai
Tak lagi berperisai

Langkah kian gontai
Merunduk di bawah ranting ranting patah
setelah satu daun gugur
Dan sang malaikat maut merenggutnya

Hanya bergantung pada Nya aku kini
Masih kokohkah aku pada rantingnya ?
Atau sebentar lagi gugur
Dan bayangan putih merenggutnya?

Di kediamanku kini sendiri tak pernah menepi
Cintaku terenggut sampai ruhnya
Diatas makam hujan mengguyur selalu
Aku tahu hujan bertasbih pada Nya

: Illa ruhi Nurul Karimah
Alftehah…
-allahummaghfirlaha warhamfa wa’afiha wak’fu’anha-

(Gelap dalam gelap, ingin kubaca cahaya
Cahaya semesta dalam cinta Nya)

Temanggung 13042020



SEPULANG DARI MAKAM

Angin menjatuhkan daun
Doa bertabur
Di atas makam

Sepulang dari makam
Rindu mengembang
kau seperti disini
:terasa begitu nyaman

Temanggung23042020


SUDAHKAN RAMADHAN KAU HADIRKAN YA RAAB ?

Barangkali ini karena murka Mu sehingga mengusir kami
Dari rumah-rumah MU. Barangkali karena ini kesombongan kami
Sehingga engkau membuat portal-portal baja untuk menghalangi kami
Datang dan pergi menghampiri rumah-rumah Mu dan membuat Engkau bosan melihat wajah kami menghiba-hiba di depan mihrab Mu.

Ya Raab Ramadhan …Ramadhan ini telah Kau hadirkan bukan ?
Kenapa Engkau menghalangi kami untuk bertarawih, tadarus dan I’tikaf ?
Ramadhan ini telah datang bukan ?
Tapi kenapa hambar dan langit demikian muram ?

Kau tebarkan mahluk-mahluk kecil, seperti sebarisan pasukan perang
Mahluk-mahluk yang membuat kami terbirit-birit dan menjelma jadi
: Hamba-hamba sombong terusir, hamba – hamba terhina
Tapi masih saja mengatakan Ini sebuah malapetaka, bukan karena
Engkau yang murka atas kemaksiatan dan kesombongan
Yang terus menerus kami lakukan

Ya raab bagaimana bisa kami tidak menangis, Engkau tak sudi lagi menerima kami di rumah-rumah Mu, Kau usir kami dengan seruan-seruan
Supaya kami beribadah di rumah-rumah kami, supaya kami jangan datangi masjid-masjid kami . kenapa engkau hukum kami dengan cara seberat ini ?

Ya Raab jangan palingkan muka MU dengan cara seperti ini, jangan usir kami dengan cara seperti ini. Bagaimana bisa kami tanpa engkau, bagaimana bisa pengampunan datang tanpa Engkau? Bagaimana bisa dosa-dosa dan kotor hati kami terpisah dari jiwa kami tanpa Engkau
?
Ramadhan telah kau hadirkan bukan ? Ramadhan telah Kau hadirkan bukan ?

wahai hati yang bergoncang, hati yang tak berjiwa, hati tak berkalbu dan hati tak berelung…..merangkak , merunduk meciumi ujung gamis dan kasud Nya.

Ramadhan telah kau hadirkan bukan ?

Temanggung 23042020

MOHAMMAD AS'ADI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar