Selasa, 18 Agustus 2020
TAK LELO LELOLELO LEDUNG
Dengar ... dengarlah sayang.
Puisiku menyenandung ninabobo ,
Sebelum usang ataupun lekang.
Tidur ... tidurlah sayang!
Usah perih menziarahi kenang
Biar igaumu meracau mantera
menyulap darah dari luka hati menjelma merpati sepasang.
Lalu lepaskan!
Biar sesat dalam belantara malam.
Mengaburkan kesepian.
Tidur ... tidurlah sayang ,
usah lagi perih menziarahi kenang
Pada suatu pagi akan datang
Seorang Pangeran membangunkan dengan sebuah kecupan.
Usah menziarahi kenang.
Tidur ...
Tidurlah sayang.
by; TGUH ST MULYADI
Duri, Riau. 2009
Senandung panglipur
Minggu, 16 Agustus 2020
PADA SITU CIBURUY
Pada sampan sampan yang berbaris rapi
Pada rintik gerimis yang ritmis
Pada langit yang mengelabu
Tertulis kisah di sini dalam diam
Karena sunyi dalam lindap
Serupa jejak kaki yang basah
Membawaku mengembara
Di ujung bingkai Situ Ciburuy
Biarkan langit merintik
Namun jiwa tetap ada dalam kerisik angin
Yang datang dari dermaga
Membawa kedamaian sepanjang rona
Kaulah adanya di setiap senja
Memberi ceria dalam suka cita
Pada senyum merekah semawar rindu
Yang tetap menjelma di ujung kalbu
Karya : Wiwin Herna Ningsih
Bandung Barat, 12 Agustus 2020
Kumpulan Puisi Isyak Ranga - ARSIRAN DEBU KISAH
ARSIRAN DEBU KISAH
Puan,
beribu jejak kenang itu masih saja terus menembangkan gita sunyi
merasuk kedalam rongga benak
lalu memasung nyali pada dinding beku
Meski riuh gemerisik kota dengan segala kepekakan dentuman irama glamournya
telah coba kusumbatkan pada rungu batin
namun lengan kekar rindu meremas gemas hinga lumat bebatuan acuh itu
Lalu kembali masuk memaksa bayang berdansa dalam alunan desah angin
memeluk bulan yang separuh telanjang
tersangkut di reranting kering mimpi
Ah puan,
jejak jejak itu seakan tak pernah letih
memetik dawai dawai bisu
di atas lembah berilalang duri
dimana jemari janji kita pernah saling terluka
Yah..
Ketika ego angkuh kita berseteru
saling membekap erang di saku senja
yang pada akhirnya hapuskan semua
siluet mimpi di degub jantung malam
yang sketsakan senyum seribu bintang
Puan,
jadilah badai
agar terhapus semua jejak
biar tak letih lagi
bahu malam
memikul luka
hingga lupa
tercipta
usaikan
cerita
yang
pernah
ada
Jkt.20*IsRa*
IKRAR SANG PECUNDANG
Kepada selaksa bening hening
telah ku parodikan selaksa gundah dalam senyum separuh telanjang
biar tak kembali teraniaya luka di bekunya
Menarikan jemari benak pada tungkai kelamnya,
dengan lantunan symponi kepak kelelawar dalam gita cumbu sang dewi malam penyaring letih
Walau tak seharmoni jejak di partitur seribu bintangnya , aku tak perduli
setidaknya sayap sayap lelasku tak terkebiri
dipucuk reranting kering bertaring perih
Kepada sang jumawa berbahu kekar rindu
yang telah memintal helai helai nyali pada pasak sepi yang tajam,
ingin kuteriakan
"Aku telah muak terpaku disudut kerling bercandu mu itu !"
hingga limbungkan langkah waktu yang hanya sepenggal senja, lalu tercerai sudah bayang dari matahari
Yah,
kepada riuh gemuruh elegi biru pun
telah ku nazarkan sebidang pusara
tanpa nisan erang merayu iba di sana
di penghujung waktu yang tersisa
Yah,
setidaknya aku bukan pecundang
di akhir pelangi kisah bernoktah merahnya
hingga dapat ku bentang separuh tawa dari saku dada yang pernah terkoyak disana.
Jkt.20*IsRa*
Bocah Langit
Seorang anak kecil
putra dari sang penadah iba
sibuk menghitung mobil mewah
dijantung sibuk ibu kota.
Dia tertawa bangga
benaknya merdeka
Seraya mengklaim angan sesuka jiwa,
dengan daki di kaki
dan kaos kumalnya,
"Semua itu punyaku..!!!
sambil memekik lantang
dengan lidah tajamnya.
Dia merobek angkuh,
langit berasap acuh
tak perduli
tatap nyinyir
tuan berdasi janji
Ahaii..
hari ini
langit berpolusi
terkebiri
di kaki hati
bocah merdeka
Tidak kah itu menampar wajah kita
yang sibuk mencari makna merdeka,
hingga memeningkan dahi malam
dengan segala kesahnya..?
Jkt.20*IsRa*
Selasa, 11 Agustus 2020
Kumpulan Tembang Kata Iqbal Hakiki - RINDU
Dirgahayu Dalam Keadaan Wabah
: Iqbal Hakiki
Hai negri ku
Gimana kabar mu sekarang
Ulang tahun mu kali ini berbeda ya
Tidak seperti biasanya yang penuh kemeriahan
Sekarang rakyat mu merayakan nya dalam keadaan takut dan penuh was-was
Semoga lekas pulih negriku
DIRGAHAYU NKRI KU KE 75
#HUTRIKE75
RINDU
: iqbal hakiki
Hai kamu apa kabar nya sekarang
Masih ingatkah kau kita pernah berjalan bersama
Masih ingatkah kau dengan sepasang merpati yang terbang di taman itu
Iya, merpati yang melambangkan kesetiaan itu
Rindu ku juga terlalu setia kepadamu
Sampai-sampai aku tak mampu menghapus kenangan kita
Apakah engkau sudah lupa dengan aku
Apakah engakau sudah lupa dengan kenangan kita
Bolehkah aku menceritakan mu pada hujan malam ini
Bahwa aku rindu.
Kumpulan Puisi & Prosa Airi Cha - SIAPALAH AKU
SOROT MATAMU
Karya : Airi Cha
Sepasang sorot mata itu menyimpan banyak kisah lalu. Kisah di mana belum ada hadirku mewarnai nuansanya. Aku bukan cenayang yang bisa melihat masa lalu, atau dengan menyentuhmu akan ada kilasan-kilasan yang melintas dalam penerawangan.
Namun aku juga tak tahu, entah mengapa matamu yang tak indah dengan sepasang alis tegas selalu meminta tuk kubaca dengan kaca mata hati yang termiliki. Sebisa mungkin kuhindari, sebab kabut yang membayang di sepasang itu selalu mengundang sendu hati. Akan tetapi setiap saat kuabaikan, acap kali pula dengan sendirinya kisah itu mengalir bak kaca yang pecah di sudut netra.
Lalu akan ada yang menusuk di serongga dada dengan cerita yang berbeda. Cinta, kesetiaan, pengkhianatan, luka, perjuangan akan hidup, kekecewaan serta keihklasan yang melengkapi nuansa. Bagaimana bisa sepasang matamu bercerita banyak padaku. Aku merasa bukan siapa-siapa dibanding mereka yang telah terlebih dahulu memenuhi halaman hatimu. Bahkan aku hanya satu nama yang mungkin tak akan pernah tertulis dan menjadi puisi pada lembaran hatimu.
Entah lah, mengapa sepasang itu begitu inginnya aku membaca keseluruhan dari kesemuanya. Sebenarnya aku tak ingin, sebab aku tahu pasti mahkluk yang bernama perempuan sepertiku selalu saja hanyut dan larut dalam kesedihan serta kecemburuan. Sepandai apa pun aku menyembunyikan air mata, pada kenyataan aku tetap lemah dan kalah pada nafsu yang melingkup dada.
Ada dia yang kau puja di sana sebagai seseorang yang pernah mengisi lembar hidup. Ada juga seseorang yang kau nanti dalam setia. Bahkan hadirnya mampu memalingkan wajah dan hatimu dari apa dan siapa. Ada luka yang begitu mengendap sempurna bersama lara. Tangis dan sesal juga bahagian dari cerita yang tertinggal di sana, dan aku mungkin hanya sebagai tim sorak yang berada di pinggir lapangan.
Mungkin awalnya aku tak terbiasa dengan sepasang netramu yang bercerita, tetapi pada akhirnya aku mulai menikmatinya. Bahkan menjadi candu di mana setelahnya akan ada kenyamanan yang kurasakan setelah aku membacanya. Walau pun terkadang aku harus kehilangan saat-saat itu, sebab kau berpaling dan memunggungiku.
Terkadang aku juga menangkap dusta pada sorot yang bercerita. Meski tahu kebenarannya, tetapi aku memilih diam walau ada nyeri yang menusuk ruang hati. Setidaknya aku masih dianggap ada walau hadirku bukanlah yang mampu menciptakan tawa bahagia.
Sepasang netra milikmu kini jarang berkisah. Kutemukan ketidaknyamanan pada sorotnya, selalu ada gelisah menggenapi, dan ternyata dusta bukanlah keahliannya. Meski aku bukan cenayang, tetapi sorot tajam milikmu selalu mengajakku tuk menyelami segala kisah lalu yang tertoreh saat di mana aku belum hadir dan nyata sebagai seseorang yang mungkin hanya singgah sebagai penikmat semata. Namun aku menemukan cinta. Cinta sesungguhnya dari ketidakberdayaan tuk menolak anugerah dari Nya.
Pengojek Hati
1446.080820
Medan, Sumatera Utara
DIANTARA
Karya : Airi Cha
Gerimis mengiringi langkah gontai. Di antara halilintar bersahutan, kau hilang bersama remang malam dalam kebisuan.
Tertinggal hanya aku dan sebongkah sesal dalam kalbu. Lukaku bagai teriris sembilu, terasa perih menikam sanubari.
Sendiri kini mengapai mimpi tak pasti. Di antara luka belum terobati. Dan kau hilang bersama malam.
Dunia sepi, 140615.
Medan, Sumatera Utara
SIAPALAH AKU
Karya : Airi Cha
Saat perih itu memaksa hatiku
Tuk menjauh dari riuh redanya kehidupan
Langkah kaki membawaku ketepian pantai
Melepas segala gundah
Menepis segala resah
Tuk berdamai bersama alam
Dan pada akhirnya aku
Menatap malu pada diri
Menatap malu pada Illahi
Begitu aku bukan siapa siapa
Pada samudra yang terbentang
Aku hanya terlihat setitik
Ya setitik
Begitu hidup terasa indah
Bila tersemai ihklas di dalam dada
Karya : Airi Cha
Medan, Sumatera Utara
HUKUMLAH AKU
Karya : Airi Cha
Lihatlah pendosa ini Tuhan
Jangan biarkan tersuruk
Dalam semunnya dunia
Pada gemerlap menyilaukan
Lihatlah pendosa ini Tuhan
Hukumlah dengan segala cinta Mu
Hingga pendosa ini tersadar
Dari Khilaf yang menghampiri
Bilik Ku, 140415.
Medan, Sumatera Utara
KASIH
Karya : Airi Cha
Kasih...
Aku lupa bagaimana caranya bercinta
Bagaimana caranya bercumbu
Dan bagaimana merindu
Oh tidak kasih...
Maaf aku bohong
Lebih tepatnya aku tak tau
Mungkin juga tak mau tau
Tradisi mengajariku
Agama mengikatku
Orang tua mendidikku
Kasih...
Maaf...
Aku terjalin tradisi
Terikat syareat
Tersimpul ajar orang tua
Kasih...
Maaf...
Kita Ta'aruf aja
Medan, Sumatera Utara
SKETSA RINDU DI BAWAH MALAM
Karya : Airi Cha
Akhirnya kupapah rindu ini
Bersama malam
Setia mendendang kesunyian
Iramanya sama
Mengalun merdu direlung kalbu
Lintas bayangmu masih jelas
Memayungi denyut hidupku
Aku menikmati
Bahkan terlalu menikmatinya
Anggaplah aku pendosa
Pendosa yang menikmati hidup
Bercengkrama bersama sepi
Tak sempat kumenghitung
Satu persatu bintang dilangit
Tak jua melihat kejora
Yang kau tunjuk umpama diriku
Terlalu asik kubercumbu dengan sepi
Yang memberi aku gelora hidup
Sendiri ini
Tepat menikam ulu hatiku
Hingga hadirmu
Sebuah ilusi bagiku
Medan, Sumatera Utara
PADA AKHIRNYA
Karya : Airi Cha
Bagaimana mendung segera beringsut
Jika mentari enggan menyapa hangat
Pada akhirnya rinai bertandang
Menyapu hamparan padang sunyi
Ilalang merindu kehangatan
Harus terkulai tertunduk
Kala
Rangkaian hujan mengandung angin menerpa
Dan pada akhirnya
Ilalang berbelukar bermain genangan
Sisa rinai yang tak segera meresap
Diantara akar akar
Berharap pelangi sesudahnya
Sayang pelangi enggan menyapa
Mungkin
Mentari sedang senang dibalik awan
Atau mungkin
Pelangi lagi menghias warni
Dan mungkin
Padang ilalang harus menunnggu
Embun menitik
Hingga mentari akan menerpa
Bersama hangat
Mungkin
Sebelum ilalang ini mongering
Medan, Sumatera Utara
CINTA
Jangan ditanya ketika rinduku menggema di dada
Mengetuk ngetuk palung hati tanpa ada jeda. Mendera menggenapi jiwa
Semestinya cinta hadir membawa bahagia bukan air mata.
Riuh reda tangis adalah gema tak rela dari ketidak berdayaan semata
Masihkah membuta ketika semesta menyajikan cerita beserta cinta di dalamnya. Jangan tutup mata mainkan rasa. Sebab cinta bukan sebatas asmara di dada.
Pengojek Hati
0132.120820
BUKAN SEKEDAR KAIN MERAH PUTIH
Yang berkibar pada tiang-tiang di bulan Agustus menjelang hari kemerdekaan adalah kain merah putih. Dahulu tujuh puluh lima tahun yang lalu. Untuk mengibarkannya butuh semangat serta jiwa pantang menyerah. Banjir keringat, air mata dan darah. Mereka yang terbaring kini tanpa nisan, tak pernah berharap pamrih. Cinta kepada negri membawa mereka pada kerelaan hati untuk membebaskan tanah tumpah darah dari kaum penjajah. Tak ada kata takut, selain nyali yang tersulut membakar semangat juang. Pilihan mereka merdeka atau mati demi mengusir penjajah dalam negeri.
Kini setelah waktu bergulir, Sang Merah-Putih dapat dengan gagah dan sempurna berkibar pada tiang-tiang yang terpancang di setiap sudut negri. Namun cahayanya memudar seiring masa. Semangat yang pernah berkobar seakan tergerus zaman. Banyak dari generasi sekarang hanya mengenangnya sebagai bendera yang di bawa para pahlawan maju ke medan perang. Mereka tak lagi meresapi makna dari perjuangan. Tak ada nyali yang menyala sebagai semangat cinta negeri, cinta sejarah. Walau juga tak sedikit generasi yang terus berjuang di garda terdepan. Tetap mengingat bahwa Merah-Putih dahulu bermandikan darah keringat serta air mata. Mereka sadar atas pengorbanan para pahlawan. Perjuangan mereka kini untuk memajukan negeri ini. Mencintai budaya, menghargai segala perbedaan yang pernah mempersatukan anak bangsa kala mengusir penjajah. Tak perlu senjata, atau pun darah tertumpah. Yang dibutuhkan adalah semangat nasionalisme, ketulusan serta persatuan.
Jangan anggap yang berkibar pada tiang-tiang yang terpancang itu hanya sebatas bendera berwarna merah-putih. Sebab dahulu butuh ribuan bahkan jutaan darah dari anak negeri demi membuatnya berkibar di bawah naungan langit yang biru. Bagi anak negeri, bangunlah jiwamu, bangunlah badanmu untuk Indonesia Raya. Merdeka!!!
Pengojek Hati
0728.150820
DOA
Semesta mengajak bercanda dalam temaram cahaya. Api membujuk nyala tuk berkobar di dada, panasnya merambat membakar seisi relung jiwa.
Tak ada yang bisa membantu. Selain Engkau yang maha, jangan padam kan cinta di seketul darah, musnahkan percik, hingga tak ada tersisa selain kobar cinta Mu.
Dan
Pada akhirnya jua, Engkau satu satunya di atas segala. Maaf atas segenap pinta, egoisme membujuk hati mewujudkan ingin. Sementara nurani telah menjawab tentang tanya.
Tuhan
Atas nama Mu pengasih penyayang. Tak ada lagi yang terpinta, selain dari detak yang dipenuhi segenap cinta sampai batas akhir tiba.
Pengojek Hati
0120.180820
Bekasi
Jumat, 07 Agustus 2020
Kumpulan Puisi Herawati - TETAPLAH BERSAMKU
TETAPLAH BERSAMKU
Herawati
Unik cerita tentang kisah kita
Penuh tantangan yang berliku dan berbatu terjal
Apakah ini ujian untuk kita?
tak' mengapa? asal kita dapat bersama mengadapi gelombang yang datang menghadang
Jangan pernah jenuh untuk selalu bersamaku
Sekalipun badai datang menghadang silih berganti
Menguatlah atas komitmen yang sudah jalani.
Bersamamu kita jalani satu tujuan
Bagai nada selaras dengan iramanya
Bagai aksara tergores indah di atas halaman kasih
Meskipun kita berbeda
Itulah kolaborasi antara dua hati kita
Berbeda namun hati kita tetap menyatu
Surakarta,27 Juli 2020
PENYEMANGATKU
Oleh herawati
Kauhadir di sisiku membuat sejuta bahagia
Hadirkan rasa rindu, tanpamu serasa sepi
Kasihku ....
Kaulah penyemangat dalam hidupku
Membuat hariku makin berarti
Mengusir segala kegundahanku
Senyum manismu
Tawamu membuat aku tak berdaya
Entahlah tanpamu 'ku bisa apa
Kasih teruslah siram bunga asmara
Jangan pernah berhenti 'tuk menyayangi aku
Jiwamu jiwaku satu untuk selamanya
Pekalongan,4 Agustus 2020
PELABUHAN CINTA TERAKHIR
Oleh Herawati
Satu nama ada di dalam hati
Satu cinta hanya bersamamu yang kuinginkan
Mata bertemu mata
Beradu pandang
Melepas rindu, terjawab sudah
Senyuman manjamu pengobat, pelipur rinduku
Oh! Pemilik hatiku
Kaulabuhkanlah padaku
Pada persinggahan terakhirmu
Berujung di dermaga pelaminan cinta kasih kita
Satu untuk selamanya
Pekalongan ,7 Agustus 2020
"AJARI AKU"
Oleh Herawati
Embus angin pagi membawa lamunanku menyapamu
Menyentuh dua binar mata berbola sendu
Seakan memahat hasrat di palung kalbu
Yakinkan inginku untuk bisa bersamamu
Kasih ... ajari aku meramu kisah
Mencintai dengan ketulusan paling indah
Memapah segala langkah dalam amanah
Hingga memilikimu adalah anugerah
Genggam tanganku, Sayang ....
Biarkan hasrat kita terbang melayang
Menyusuri indahnya belantara asmara
Berdua dalam naungan Ridho NYA
Yakinlah ... aku, kau adalah satu dalam rindu
Pekalongan ,13 Agustus 2020
HATI YANG BICARA
Oleh Herawati
Diam bukan berarti marah
Merunduk bukan berarti menyerah
Hanya saja ada rasa yang hadirkan tanya dalam kalbu
Pantaskah aku bersamamu?
Entahlah ... hati kecilku mulai berbicara
Tentang hasrat yang kian merajai sukma
Bersanding denganmu adalah suatu keinginan
Meski semua hanya sebatas impian
Aku percaya setiap pertemuan pasti ada perpisahaan
Sesuai skenario Tuhan
Biarlah kucoba untuk menerima
Mengubur segala di bilah dada paling luka
Pekalongan,13 Agustus2020
Kumpulan Puisi Nebula - LENGKUNG PELANGI
AGUSTUS JELANG
Dengan segala tebu dan empedu, Agustus telah memberi warna tersendiri dimasa pandemik ini, aku yang tertatih letih menyusuri jalanan, mengais pagi untuk malam sebab pancang tak lagi kuat menyangga beban, disisi lain
para the have bertepuk dada menggulung semua yang ada, tanpa sisa di sungging mulutnya yang bau, berkata ahahaha
Realita tak butuh dibedah. dan...
wahai Pertiwi yang apapun punya, inilah pesta anak bangsa yang kelak menjadi tumbal menuju neraka bagi siapa yang sengaja
Kembali kau cumbu kami Agustus dibilangan tujuh puluh lima bebas dari penjajah, tapi nyatanya berkata
Disini kelak dan lain hari berharap lahir anakanak asih menggerus yang lanjut pikir tapi belia pada angkaangka
_Neb.. lihat dan berdoa saja, sebab kau tak lebih hanya remah dimata para entah.
_Nebula
#BumiMinang
Agustus,04-2020
LENGKUNG PELANGI
Seraut bayangnya telah berlalu digulung ombak, pecah beriring buih dan hilang bersama prahara yang kau taburkan
Pun dia tetap tersenyum memeluk kasihnya dan menyalakan kerinduan di tungku dada
Jangan kau sesali kau yang disebutnya belahan jiwa
Dia telah menjadi debu yang beterbangan pada langitmu, dan menjadi butiran pasir untuk kau pijak
Sebuah lengkung pelangi yang akan ia bawa dan akan dirahasiakannya sampai mati, tanpa peduli akan ada yang mau mengerti tentang dirinya.
_nebula
#bumiminang
Agustus07-2020
BUAH HATI PUALAM JANTUNG
by : Nebula
Tetaplah menjadi senyum ayah bundamu, kau yang berdarah terlahir sampai kau sendiri yang berdarah kini
larut ke larut waktu disangai dan matang mengeriput tak lain hanya untuk bahagiamu nak
Jika aral melintang tempuh, surut setapak eloklah laku, baik kembali pada bahasa bunda dan kala letih meraup angan melangit asa, kau tahu jalan pulang sembari membasuh muka menekuk lutut pada simpuh berakhir salam.
_nebula
#bumiminang
Agustus, 11-2020
WAKTU TERUS MELAJU
Penulis : Nebula
waktu.....
Dia bersumpah demi
tak harus kekasih kau bedah, jalani dan teruslah melangkah sebatas bisa
dan hanya kau diminta membasuh muka dan menyebut asmaNya
Sa'at gema kemenangan memanggil
semua ciptaannya harus tunduk mengaminkannya
Kekasih..
Sebab waktu terus melaju, yang tertinggal tak bisa dijemput, pada kini lakukanlah, sebab esok belum tentu jelang
Hidup adalah pilihan, lalai terkubur dan carilah jalan menuju pulang sebelum lancung ke ujian, kembalilah; pada taqdir tak menunggu sesal dan taubat
Bermimpilah terus dan kibarkan rasa tunduk, itulah yang membuat jiwa bertahan hidup agar kelak berharap waktu sampai lahat bersuluh adanya
Padamu kekasih, apalagi yang hendak kau cari, kesetiannya padamu kala sepi mencoba hampirimu, ia pun selalu menyelimuti dengan hangatnya
agar gigil tak menjamah kulit halus ke tulang rusukmu, dan tika
malam menembus tepi pagi, sujudlah dalam genang membasah melesung pipi, mohonlah ampunan langitkan pinta agar kelak kasih dan sayang kita bertaut samawa dan riuh mengaminkannya.
_nebula
#bumiminang
Agustus, 08-2020
Secarik Pesan
lihatlah
bukankah dia telah mengisyaratkan cintanya pada lajur biru laut dan langit, menyatu penuh ketenangan dan tak pernah menepis rasa inginnya untuk obati lukaluka didada yang pernah kau dera, pun selalu ia mencoba merasakan nyeri yang kau alami, seakan ia ingin menggantikan diri agar kau dapat kembali tersenyum
Untukmu..
kucoba tuangkan kerinduan dan tentang kesetian melukiskan kau abadi dalam hati kecil yang ia miliki.
....
.....
_nebula
#bumiminang
Agustus, 08-2020
ANDAI
by : Nebula
sebelum sepi membuatku asing, dan sesuatu yang kau sebut sebagai alasan bertahan telah hilang, ingatlah mimpi yang pernah kita genggam agar tak menjadi beban saat lambai kita paksakan riuh, maka teruslah melangkah dan dibatas jalan temu cerita ku-mu menjadi lalu
kutulis sebagai nanti, maka kulipat kini.
_nebula
#bumi_minang
Agustus. 14-2020
DIBATAS GERIMIS
ia pecah diujung lelah mencari tepi rasa
ranum sudah rengkuh atas ingin,
dibatas gerimis kuyup memberi
daun melayang waktunya sampai, tetaplah menunjuk langit mencium bumi menembangkan im-yang biar bujur tak gigil
_nebula
#bumi_minang
Agustus, 12-2020
MUSIM LURUH
by : Nebula
yang tercecer di ujung waktu
merah beriring pada bibir langit, menakar sepi menyuling rasa
sementara dirinya masih menuju muara mencari senyum di musim luruh, masihkah rampai menghias pintu.
_nebula
Agustus, 13-2020
ANDAI
by : Nebula
sebelum sepi membuatku asing, dan sesuatu yang kau sebut sebagai alasan bertahan telah hilang, ingatlah mimpi yang pernah kita genggam agar tak menjadi beban saat lambai kita paksakan riuh, maka teruslah melangkah dan dibatas jalan temu cerita ku-mu menjadi lalu
kutulis sebagai nanti, maka kulipat kini.
_nebula
#bumi_minang
Agustus. 14-2020
DIBATAS GERIMIS
ia pecah diujung lelah mencari tepi rasa
ranum sudah rengkuh atas ingin,
dibatas gerimis kuyup memberi
daun melayang waktunya sampai, tetaplah menunjuk langit mencium bumi menembangkan im-yang biar bujur tak gigil
_nebula
#bumi_minang
Agustus, 12-2020
MUSIM LURUH
by : Nebula
yang tercecer di ujung waktu
merah beriring pada bibir langit, menakar sepi menyuling rasa
sementara dirinya masih menuju muara mencari senyum di musim luruh, masihkah rampai menghias pintu.
_nebula
Agustus, 13-2020
ANAK NAGARI
Senyap mengiris gelanggang tabu
Taji diasah setajam sembilu
Genderang suar bertalu-talu
Pagar nagari bahu-membahu
Kibar bendera ditiang waras
Esa hilang dua berbilang
Dada menepuk tidaklah pantas
Tika lupa tajamnya parang
Senja menyapa melambai malam
Pentas usai menuju pulang
Kalah dan menang berakhir salam
Senyum lepas tangis diperam
Ini helat anak nagari
Merayakan lahirnya bangsa ini
Kini kembali tanyalah diri
Sudah pantaskah muka ini
Menapak dibumi pertiwi
Pandainya hanya berbasa-basi
Lain dimulut lain dihati.
_nebula
#bumi_minang
Agustus, 12-2020
TAK LAGI
by : Nebula
ada bait yang tertinggal kau baca hingga rajut tak memintal lebih
sampai terik kembali menuju senja
kita pun kembali padanya serpih
tegur sua, salam pun tak lagi pada
akhirnya surut mencari pilih
_nebula
#bumi_minang
Agustus, 12-2020
URAI TAK SUDAH
Sentuh dan kecipakkan kakimu di riak lembut alirnya, sebab belah tak akan pernah mampu kau lakukan, pada
Hulu yang menampung dan mengaliri mencumbu menuju hilir dalam bungkuk bebatu dan jerami dalam bening mencari rendah, itulah tuju dalam harapan hidup menunggu saat
Gelanggang tak selalu pecah dalam gempita sabung, kala taji diasah menunjuk langit, bersegeralah kekasih, jangan meminta senja pada terik, sebab petang masih menimang akankah sampai pada salam.
Urai tak sudah tuah menuju Maqhrib
#bumi_minang
Agustus, 17-2020
_Nebula
Rabu, 05 Agustus 2020
Kumpulan Puisi Nur Fuad - SENJAKU
SENJAKU
Lembut angin mengelus raga
Seiring gelap merengkuh rasa
Semburat surya tertelan bumi
Dingin menyusup di pori-pori
Temaram senja bersanding mendung
Disenyap gelap Celepuk bersenandung
Kidung berkabung melengking pilu
Sepilu hatiku di sore itu
Ah...
Blora
03/08/2020
Hujan
Dingin menelusup di ujung jemari
Gemerisik daun bambu di elus bayu
Gemericik di genting berdenting
Bersama aroma tanah
Ranting kering perlahan basah
Lidah tercekat di pekat gelap
Tangisan mendung tertumpah sudah
Gigil memanggil namamu
Seiring hujan di sore itu
Aku rindu
Nur Fuad
Blora, 05/08/2020
Senggama
Keringat jatuh di derit ranjang
Lenguh tersimpan di selimut kumal
Peluh luruh pada bilik bambu
Dengus menghembus tirai kelambu
Serupa anjing berebut daging
Melolong melengking
Bergumul di ladang kering
Menggigit mencabik mencakar
Seiring syahwat yang membakar
Kita adalah tubuh yang terpatri
Berlari mencari nikmat surgawi
Mendaki puncak-puncak birahi
Dipekat jahanam ini
Blora
08/08/2020
Kumpulan Puisi Lalu Ilasta Amris - MELIHAT SAHABAT WISUDA
MELIHAT SAHABAT WISUDA
KARYA:Lalu Ilasta Amris
Dak dik duk hatiku kencang melihat sahabat wisuda dengan tekat yang kuat diatas bangku abngku kampus yang dihiasi cindra mata dari sahabat sahabti yang lain
Dak dik duku aku kapan pertanyan itu selalu timbul di hati para mahasiswa yang tertidas dengan kelalian diri sendiri untuk tidak bisa seperti orang yang perjuangan bulan agustus
Dak dik duk aku harus bagaiman kondisi ku semakin ruet dan sempit untuk itu semua dalam waktu yg sudah lama terhabiskan oleh kelalian ini
Perjuangan ini akan kami kenag jika aku sudah sampe pada puncak kesuksesan ku ini.
#Mataram
ENTAH HARUS AKU BAGIMANA
KARYA:Lalu Ilasta Amris
Disaat hati ku gelisah entah gimana aku tak tau habis akal dan pikiran hati ku tertutup dengan kegelisahan ku ini
Tuhan izinkan aku kejalan yang lurus di mana saat aku bahgia dan sedih selalu mengigatmu tuhan
Aku bibang dan gelisah dengan posisi ku saat ini di mana aku dalam posisi tidak baik baik saja
Kegelisahan ini membuat diriku harus bagi mana lagi aku terpuruk dan salah dalam meuja dan di puja.
#Mataram
KABAR MERAH PUTIH
Kabar merah putih
Yang kini sedikit sedih
Berkibar di rumah rumah
Yang tertutup takut corona
Panjat pinang tinggi tiang
Tapi kosong tanpa penonton
Lomba lari karung goni
Peserta hanya sendiri
Kabar merah putih
Yang kini sedikit sedih
Berkibar di rumah rumah
Yang tertutup takut corona
Peringatan agustusan dinanti nanti
Tapi tak sesuai ekspetasi di hati
Mungkin tahun ini harus sedih
Harus pasrah dan mengerti
Kabar merah putih
Kini sedikit sedih
Karena kabar corona
Setiap hari tiada henti
NTB 14 agustus 2020
Prolog
Kita harus tetap memperingati walaupun dirumah
Karena cinta indonesia tak terganti selamanya
Merdeka
TAK KAN KUSIAKAN
Cerita cinta anak aktivis
Tepat tiga tahun dua tahun lalu aku mengenalnya melalui group informasi untuk mahasiswa baru, ia Ndak pernah aku lihat dan kenal.
Namun ketika masa orientasi mahasiswa baru tanpa sadar aku memberikan sebuah bunga warna ungu kepada salah satu peserta yaitu LR, chat digroup dan akhirnya saling japri. Usai orientasi aku pun ditakdirkan untuk bertemu dan tuhan memberikan kesempatan untuk mengantarnya pulang.
Ngobrol dan ngobrol dirumahnya, aku melihat tatapan mata yang penuh akan rahasia dan aku coba untuk mengenalnya melalui tatapan penuh misterinya.
Ada seorang yang masih lugu mencoba mengenal akan ketulusan, akupun masih penasaran dengan dia.
Hari ketiga setelah pertemuan aku diberikan kesempatan untuk jalan bareng, tetap di pantai meninting dan saksikan rona senja kisah kami berawal.
Cinta yang tulus datang dari dua hati yang baru saling mengenal beberapa hari.
Hari demi hari dilewati dengan curhatan kuliah dan dunia organisasi hingga akhirnya kami bernaung dalam satu organisasi.
Setiap saat ada waktu bertemu di acara organisasi hanya saling menyapa dengan senyum manis nan manja.
Sesekali kami menyempatkan diri menikmati senja sepeti awal cinta kami terbentuk.
Dari awal jadian, hari demi hari ia catat. Tepat ke tiga bulan dua jadian aku mengatakan kedia bahwa aku biasa pacaran paling lama hingga 90 hari atau tiga bulan. Ia pun menjawab bahwa hubungan kita lolos dalam tahap awal.
Pada bulan ke lima aku jujur kedua bahwa bukan hanya dia yang memiliki hatiku namun ada orang lain juga. Ia menerima hal itu namun hatiku merasa sangat sedih karena ia harus bersabar dan bertahan demi cinta.
Namun aku terlalu bodoh karena tidak berani mengambil sikap.
Aku biarkan hubungan itu mengalir begitu saja hingga waktu membongkar semuanya.
Pada acara organisasi, orang selain dia ikut dalam wadah kami, dan pada malam itu aku sadar bahwa aku telah membuat orang yang aku sayang meneteskan air mata.
Pada dini hari kami pulang dan akupun tanpa sengaja harus berboncengan dengan kasihku yang lain.
Pada siang hari aku tanpa sadar bahwa semuanya sudah terbongkar.
Akupun tidak sadar apa yang aku pikirkan karena memilih yang lain.
Sudah tiga tahun ini aku menjalani hubungan dengan kekasihku yang aku pertahankan, pahit manis sufah aku rasakan. Sedih senang sudah aku lalui. Semua rahasia aku ceritakan namun ada satu yang selalu aku sembunyikan darinya.
Bahwa dilubuk hatiku aku masih menginginkan kembali bersama LR, aku menghargai hubunganku yang sudah lama namun yang namanya hati dan logika selalu bertolak belakang.
Hati yang merasakan dan otak yang berpikir tidak pernah sama.
Ketika aku berusaha untuk pergi selalu ada alasannya untuk kembali. Namun hatiku kecilku masih berharap untuk sang LR.
Aku menulis ini karena tidak ada kawan tempat aku bercerita, tidak ada orang yang bisa memberikan ku kenyamanan untuk bercerita.
Kadang hatiku yang bersedih akan meneteskan air mata hingga aku tak sadar bahwa aku terlalu alay jadi laki-laki.
Ketika aku ingin kembali menyapa bunga yang pernah layu, bunga akan selalu menghindar dan menusuk hingga memberikan luka sobek pada tangan.
Namun bagiku menggenggam bunga yang pernah kita miliki walaupun tertusuk duri pun tak mengapa.
Kenapa aku menulis cerita ini karena aku sedang bingung dalam sikap, tingkah , dan hati.
Aku sedang menangis dalam gelap malam sambil berdoa jika ia jodohku izinkan aku secepatnya bersama kembali, merajut hubungan yang pernah renggang dan membangun kembali hubungan yang lebih serius.
Tulisan ini sebagai tempat curhatan ku, menemani aku dalam kesedihan ku.
Mataram, 05:15 , 1 Juni 2019
RHP
SIMPLE OPINION
Karya: Lalu ilasta amris
Bicara soal organisasi dan kaderisasi adalah soal senyuman canda tawa dan keikhlasan.
Senyum adalah ibadah kata pepatah, tentu dalam kaderisasi untuk mengurus organisasi dengan penuh keeikhlasan juga bagian dari ibadah, betul gak?
Canda dan tawa juga penting dalam mewujudkan keharmonisan organisasi khusunya antar anggota dan kader yang ada didalam organisasi tersebut, dalam hal ini adalah pergerakan Mahasiswa Islam Indonesai (PMII)
Proses kaderisasi yang harus dijalankan skarang tidak harus diterapkan konsep yang convensional, artinya hanya fokus dengan kajian dan kajian yang dalam hal ini berpacu pada era atau zaman. Apalagi sekarang dengan kondisi zaman yang serba maju dan canggih, zaman yang dimana handpone sudah berubah mnjadi kebutuhan primer.
Jadi tidak bisa kita paksakan anggota dan kader untum terus berbicara soal kajian, memang penting namun, ada cara atau metode lain yang harus kita terapkan agar secara tidak sadar mereka sedang belajar soal kajian. Misalkan "Vacation Education" itu penting untuk membuat anggota tidak jenuh . Di objek wisata yang menarik kita lakukan diskusi dan kajian baca buku dll, dan itu akan terasa lebih nyata.
Contoh lain adalah, stelah meninjau karakter kader Zaman Now Team Kaderisasi PMII IKIP Mataram 2017/2018 membuat program "Write opinions by using mobile" yang kemudian di post ke media sosoial yang dimana kita fokuskan di Facebook seperti opini yang anda baca ini.
Saat ini anak muda khsusnya anak PMII rata-rata tidak bisa lepas dari yang namanya handphone kemudian maen facebookan yang menjadi aktivitas kesehariannya. Bahkan jarang membaca buku dan bekajar. maka, itu yang menjadi inisiatif kami untuk memanfaatkan hal yang seoalah-olah sudah menyatu dalam hidup mereka. Tentu dengan tujuan untuk kepentingan kaderisasi, kualitas kader, dan khsusnya dalam mengasah bakat dan kereatifitas kader dan anggota.
Kemudian soal keikhlasan berorganisasi, juga salah satu indikator yang sangat penting.
Dalam menjalankan suatu organisasi tanpa niat yang tulus dan ikhlas untuk berperoses maka, dominann persenya adalah kegagalan berorganisasi, betul gak? Silahkan coba
Ada pepatah yang mengatakan " Tidak ada hasil yang menghianati proses" memang betul, hal yang tulus kita perjuangkan dari sekarang maka akan segaris dengan cita-cita besar kita dan persennya lebih besar untum menuju kesuksesan, betul gak?
Silahkan dicoba juga
Pesan kemudian dalam opini sederhana ini adalah ketika ketiga Indikator itu yakni, senyum, canda tawa dan kikhlasan tetep dijadikan sebagai paradigma berfikir kader dan anggota maka, insyaAllah sukses dan akan wisuda dalam organisasi yang menuntun pada masa depan yang cerah.
Karena soal organisasi bukanlah soal harapan sebagai jembatan untuk menuju kesuksesan namun, soal harapan pengalaman dan ilmu yang bisa dimanfaatkan.
Ketua Kaderisasi
PMII UIN Mataram
Masa Khidmat 2017/2018
GORESAN PENA
Terkadang aku pingin memiliki rasa cinta pada seseorang tapi aku masih takut akan sakitnya hati ini
Intinya aku pingin menungkapn rasa hati ku ini pada mu ya allah dalam bait bait puisi iyang simpel dan jelas ini
Aku mengiginkan itu semua tapi aku tida tau pada siap aku yang pantas aku cintai.
Puisi : SURAT CINTA UNTUK MAHASISWA
Penulis : Mahasiswa Gelandangan
Dear Mahasiswa..
Aku tulis surat cinta ini dengan tulus dan apa adanya walaupun jelas surat cinta ini tak seindah surat cinta untuk starla milik seorang penyanyi ternama (virgoun).
Dear Mahasiswa...
Ini aku kata hatiku
Suara yang muncul dari sumur terdalam bernama cita-cita
Kali ini aku ingin bertanya, apa arti mahasiswa untukmu? Apa arti kuliah bagimu?
Apakah hanya bentuk pelarian daripada dinikahkan di usia muda atau sekedar termotovasi gambaran kuliah seperti sinetron di tv?
Jalan-jalan, tas bagus, naik motor, pacaran dan hura-hura
Dear Mahasiswa...
Selamat atas gelas maha atas kesiswaanmu selamat menjadi orang terpilih, sebab diantara ratusan juta pemuda hanya ratusan ribu yang nasibnya sepertimu
Tak perduli bagaimana likumu, apakah harus ditolak lewat ptn dulu? Apakah harus puasa senin kamis dulu?
Ingatlah akan doamu dulu! Kamu berdoa agar bisa kuliah, maka jangan mudah resah
Jangan merasa sebagai orang yang susah ketika nanti menghadapi tugas-tugas kuliah
Dear Mahasiswa...
Selamat kini kau telah dianggap sebagai manusia dewasa yang penuh talenta
Namun sadarilah, talenta bukan sesuatu yang jatuh dari langit begitu saja
Ia perlu kamu tempa, perli dibina maka tidak bisa kamu habiskan waktu dengan kongko ria dan pacaran saja kalau sudah begitu, kamu mau jadi apa?
Muda hura-hura, tua sejahtera, mati masuk surga itu bukan pikiran cendikia
Dear Mahasiswa...
Selamat sampai pada sebuah pintu. Pintu penentu kamu mau jadi orang atau ketawaan orang-orang
Ingatlah sebuah rumah megah bernama kesuksesan itu butuh pintu
Belajarlah dari filsafat windows kamu akan menemukan icon, di dalam icon ada folder, di dalam folder ada banyak file, didalam file ada artikel-artikel takdirmu, jati dirimu. Kamu perlu klik, perlu cari, gagal lagi, gak ketemu, cari lagi. Janganlah mudah menyerah, sebab orang tuamu tak pernah menyerah mencari nafkah. Sebab ibumu tak pernah lelah menggelar sajadah demi dirimu yang payah. Aku tau, masa muda ingin bebas. tak kenal tanpa batas, imajinasimu selalu lepas, tetapi ingat, bebas bukan berarti buas. berlakulah dengan hati tapi jangan bertindak sesuka hati. Sebab masa depanmu akan baik jika bisa mengendalikan diri, sebab banyak juga yang akhirnya masuk bui karena tak bisa mengndalikan hati. Aku tau, masa muda adalah masa penuh gairah cinta, tidak dosa untuk jatuh cinta. tetapi kehormatanmu harus dijaga, ia menawarkan beribu goda ajaran yang akhirnya masuk berita mahasiswa di grebek dengan pacarnya, mahasiswa membuang bayinya, mahasiswa membunuh pacarnya. Kalau sudah begitu? bisakah kamu bayangkan hati orang tua?
Dear Mahasiswa...
Saat ospek yang tak bisa dilupakan adalah wajah lugu dengan baju sederhana. Namun saat jadi mahasiswa ? berlomba-lomba tampil menggoda, tinjaulah diri dengan belenggu prestasi. Jangan hanya utamakan tampilan seksi, sementara orang tua sakit-sakitan kerja nguli. Tidak ada di ada-adakan, tidak mampu di mampu-mampukan. Sebab, tak sedikit yang ingin dipuji paling kaya sendiri, tetapi waktu registrasi malah nyari wakil dekan 3 untuk minta dispensasi. tak sedikit yang jadi tanaman buah tapi tak berbuah, tanaman bunga tapi tak berbunga, semata-mata karena tak mau aktif berorganisasi, ataupun kalau ikut organisasi, tak bisa di pertimbangkan, mana yang bisa mendukung mencapai mimpi, akhirnya terjebak, terkatung-katung, tak mampu menyelesaikan studi.
Dear Mahasiswa...
Jadikanlah nalarmu sebagai senjata, jadikan doamu sebagai panglima, dan jadikan hatimu sebagai raja.
MALAM YANG PEKAT
KARYA : Lalu Ilasta Amris
malam mengajarkan arti kegelapan
Dan pagi mengajarkan arti ketenagan
Mlama ini aku menulis dan memainkan pikiran dan hati utuk menajalni sebuah malam yang pekat ini
Aku terkadang bingun maunilsa apa tapi aku percaya malam ini adalah malam yang pekat yang aku bayangkan.
KEMBALI SUCI
Karya: lalu ilasta amris
Saat ramadhan telah berlalu
Gema takbir pun yang terus berdalu
Hanya dzikir sepenuh hati
Bagi Ilahi pemilik arsy
Selembut kapas pun masih berbiji
Seindah mawar pun masih berduri
Andai terselip khilaf dalam canda
Maafkan lidah yang tak terjaga
Untuk dosa yang tak bisa terhitung jari
Sisakan satu maaf untuk diri yang hina ini
Agar kau dan aku, kembali menjadi suci
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Kumpulan Puisi NengIcha - RASAKU YANG TAK MAIN-MAIN
Pemuja Rahasia
By. NengIcha
Engkau,
Adalah sehela angin
Yang hadir tanpa aku ingin
Berusaha memeluk kala udara nian dingin
Engkau,
Seduhan kopi kala hati ini berkemul sepi
Lukisan tawa kala semesta jiwa kian merona
Pun engkau jua hujan, kala dahaga semakin bertandang
Engkau,
Siapakah engkau?
Mengapa tiada pun menungguku di meja tamu?
Tiada jua menyambut kala namamu telah kusebut.
Engkau,
Begitu misteri bagiku
Namun sering membuat aku rindu
Hadirlah di hadapku, nian aku nak tahu siapa dirimu.
MK. 04082020
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
Rasaku Yang Tak Main-main
#NengIcha
Mungkin angin dan malam telah diisyaratkan untuk sama
Maka dengan sendirinya mereka menggait satu sama lain
Begitu pula perihal dua candra yang selalu purnama
Mereka akan sama memancar kirana, yang bukan lagi sekedar main-main
Wahai Pemilik masa
Ijinkan dua Purnama yang berbeda
Untuk bersinar di langit yang sama
Karena ENGKAU Sang Maha Kuasa, atas segalanya
MK. 29072020
#Sang_Pemulung_Restu
Assalamualaikum Kak Admin Ahmed, hatur kasih , salam santun pagi, salam kenal Neng hatur
PION YANG RENTA
By. NengIcha
Sekejab,
Engkau mampu memerahkan kembali mentari terik
Mengibas mendung kelabu di langit sendu
Bahkan memindahkan keagungan purnama ke dasar jiwa
Engkau,
Siapakah engkau?
Nian berkuasa atas semesta jiwa
Nian meraja atas rona jingga di kelopak senja
Aku menyebutmu sang Purnama
Aku menyebutmu sang Surya
Bahkan aku menyebutmu udara
Karena betapa berartinya engkau, untuk denyut sebuan pion yang renta
Dan akulah pion yang renta.
MK, 30072020
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
ASA TETAP MENGUDARA
By. NengIcha
Iya,
Mungkin sebuah khayal terlalu tinggi
Untuk bisa bersamamu tanpa mimpi
Kendati sebuah angan tanpa pasti
Aku tetap memintal asa pada Sang Rabbi
Engkau bertandang seperti kumbang
Di tengah hamparan luas ribuan kembang
Sedang aku hanya setangkai mawar lusuh
Hidup dalam jambangan kotor nan kumuh
Biarlah aku dibuai angin beraromakan tubuhmu
Untuk sekadar mengobati rinduku yang beku
Pun sungguh aku teramat menikmati
Sehela napas yang dahulu engkau embus ke lubuk sanubari
MK, 25072020 (22.37 WIB)
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
KAPAN AKAN BERAKHIR
By. NengIcha
Tiada kata yang dapat 'tuk aku ungkap
Segala perih atas pedang yang menancap
Cucuran darah tiada pun dapat terhenti
Hingga suatu hari aku akan benar-benar mati
Aku di sini
Hanya menunggu mati
Menikmati sebuah luka yang nian menggerogoti
Tiada lagi rintih, atau tangis basahi pipi
Ini adalah lajur yang harus aku tempuh
Tanpa bisa berunjuk kata atau sekadar mengeluh
Aku hanya ikan kecil yang mengalir pada takdir
Entah seperti apa sejarah hidup ini akan berakhir
MK, 17012020
#krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
(Repost)
PIPIMU YANG MANGGIS
By. NengIcha
Senyum madu selalu terlukis
Di lengkung bibirmu yang teramat manis
Nian meneduhkan hati bagai setetes gerimis
Sejuk, basahi hati yang terusik rindu yang apatis
Dalam gumpalan pipimu yang manggis
Tersimpan purnama yang tak akan gerhana
Tersimpan kopi manis yang tak pernah habis
Meski rasa tak pernah terseduh dalam cangkir sua
Aku menikmati kemilau mahkota kelopakmu
Dan betapa aku semakin hanyut dalam candu
Engkau sekuntum rindu yang teramat syahdu
Yang menjadi pelita di setiap sudut ruang rinduku
MK. 25072020 (23.31 WIB)
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
AKU DAN RINDU
By. NengIcha
Aku telah kehabisan kata
Untuk merangkai rindu yang ada
Untuk mengungkap gemuruh dalam dada
Kelu bibir tak berdaya
Karena betapa rindu kian menyiksa
Karena betapa rindu nian menggelora
Tuhan,
Bukan aku ingin mengeluh
Tapi nian diriku teramat rapuh
Jiwa kini tenggelam dalam peluh
Tuhan,
Aku tahu ENGKAU menyayangiku
Namun betapa berat 'tuk aku melangkah maju
Karena rindu tabu, tapi nian menyiksa diriku
Dia,
Dia adalah serpihan mentari
Yang kian lama bertakhta di singgasana hati
Kendati dia hanya seberkas ilusi
Namun dia hidup dan tinggal di ruang sanubari
MK, 21,22-07-2020
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
TAK MAMPU TAKLUKKAN TAKDIR
By. NengIcha
Kurasa mentari tak akan bersinar untukku lagi
Betapa kabut tebal mengurung semesta juga kepingan hati
Tatkala senja, engkau singgah memanggul warta
Berkemul ratap sedu dengan durja seribu duka
Engkau berkisah ihwal dia dengan restu orang tua
Sungguh, betapa badai halilintar menyambarku seketika
Tak ada pun setetes embun 'tuk basahi suasana
Runtuh rantah, bak dunia berhenti dari kisarannya
Masihkah berarti,
Tentang hidup atau gemerlap dunia
Tanpa dia sang pelukis mimpi
Yang kini pergi, memapah amanah orang tua
Aku tahu semua garis dari Sang Kuasa
Pemilik semesta, dan Pengatur alam seisinya
Namun aku adalah si rapuh yang meronta
Yang belum juga mampu mencumbu serpihan luka
MK. 17072020
#Krompyang
#Pemulung_Aksara
AKU AKAN KEMBALI
By. NengIcha
Aku hanya merebah
Lelah
Bukan pasrah
Saat nanti
Aku akan kembali
Menggayuhkan kaki
Saat nanti
Pasti aku melangkah lagi
Memanggul kembali mimpi
Wahai mimpi
Pada saatnya nanti
Kuharap engkau mau kumiliki
Wahai mimpi
Bantulah aku, si hina ini
Membujuk belas dari Sang Rabbi
Ya Rabbi
Setetes air-MU kudamba dan kunanti
Untuk basahi titianku yang saat ini masih pun terhenti
23.39 WIB.
Mjkrt, 22072020
#Si_Hina
#NengIcha
AKU KIRA ENGKAU TELAH PERGI
By. NengIcha
Aku kira engkau telah pergi
Mengemas sejumput mimpi yang terukir di hati
Aku kira engkau telah pergi
Membawa setangkup rindu yang sering membuat aku hampir mati
Aku kira engkau telah pergi
Meninggalkan rindumu sendiri
Aku kira engkau telah pergi
Menghapus harap yang nian aku menanti
Aku menanti peluk hangat jemarimu
Yang engkau nazar hadir di akhir sasi
Membawa sekuntum bahagia untukku
Meski hanya kebahagiaan seujung jari
MK. 14/15-08-2020
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
BAIT-BAIT TERAKHIR 'TUK SEBENING EMBUN
By. NengIcha
Hampir lima puluh sasi kita selalu sama
Mengukir tawa, bahkan berbagi duka
Tanpa ada sekat pemisah antara hati kita
Senada seirama dalam meniti lajur yang ada
Saat itu,
Aku rasa engkau adalah pelita kalbu
Yang TUHAN kirim untuk melengkapi hidupku
Begitu sempurna aku rasa tentang hidupku
Namun,
Ternyata keteduhan sebening embun
Hanya lembaran bait puisi yang mengalun
Dan kini telah terbakar habis dalam jilatan unggun
Sakit,
Iya, memang begitu sakit
Saat engkau mengambil lajur yang lain
Dan meninggalkan aku dalam gigil rindu yang nian dingin
Aku melepasmu, meski tangis di dadaku
Dan guratan terakhir kutulis atas nama dirimu
Aku melepasmu dengan sebilah doa bahagia untukmu
Jua berharap aku mampu segera kembali melangkah maju
MK. 12082020 (18:51 WIB)
#Aku_Sang_Pemulung
RINDUKU YANG LUGU
By. NengIcha
Saat kubuka jendela
Aku pastikan engkau ada di singgasana
Kendati hanya menatapmu dari dinding kaca
Namun aku bahagia, meski tanpa senyum pun sapa
Engkau adalah rerindu paling lugu
Kusimpan abadi dalam lipatan waktu
Tanpa ada sesiapa orang tahu
Bahwa engkau adalah serpihan jiwa juga denyut di jantungku
Aku merindukan dirimu
Tanpa mampu aku mencumbu
Biarlah rintih rindu cuma aku yang tahu
Meski sakitnya bagai tergores belahan sembilu
MK. 12082020
#Krompyang
#Aku_Sang_Pemulung
Kamu dan Aku, bukan Kita
By. NengIcha
Aku bahagia telah mengenal dirimu
Walau hanya seujung waktu
Namun terasa berarti dirimu bagiku
Walau hanya dalam batas "kamu dan aku"
Tiada akan menjadi "kita yang menyatu"
Namun ...
Seutas rindu dengan sigapnya berkuasa
Bersemai penuhi rongga-rongga jiwa
Walau tiada seorang yang tahu perihal adanya
Kamu ...
Tetaplah di situ
Jangan pernah menghampiriku
Walau apa yang engkau rasa dalam hatimu
Aku ...
Akan tetap di sini, diam dan membisu
Dan berusaha terbangun dari tidurku
Lupakan semua mimpi-mimpi bersamamu
Mjkrt, 17082019
#Krompyang
#pA_11
#Aku_Sang_Pemulung
Kumpulan Puisi Iman Kurniawan - ATAS BAWAH
ATAS BAWAH
Ada saatnya kita hidup di atas
Ada saatnya kita hidup di bawah
Hidup roda pedati kencang berputar
Siapa tak siap dia tertindas dan akhirnya tewas
Semakin hidup di atas
Angin topan kencang menerjang
Petir menerkam ganasnya
Tarian genit setan-setan jalanan gesit menggoda
Semakin hidup di atas semakin jelas siapa patut di atas
Kala kita hidup di bawah
Jangan salahkan Tuhan
Jangan salahkan nasib
Bangkit
Dekatkan diri padaNya
Atas bawah Tuhan sudah tentukan
Jadi Budak harta dan dunia
Atau tenggelam dalam kemiskinan
Kitalah yang menentukan
Tataplah di depan sana lambaian tanganNya
Memanggilmu
Ingin memelukmu
Raihlah
Peluklah Dia
Selimuti dirimu dengan mesra diriNya
Hingga sang fajar tersenyum menyapamu
Kembalilah fitrah dalam sangkar cintaNya
LB
Pondok Gede
3 Agustus 2020
07:07
CATATAN KELAM YANG TERUKIR
Sejarah bangsa ini tak lepas dari airmata,darah dan do'a
Penuh pengorbanan dan cinta sejati
Bukalah buku catatan kelam.bangsa ini
Rakyat Aceh dibawah api membara Teuku Umar dan Cut Nyak Din
Rela tinggalkan indahnya keluarga
Keluar masuk hutan
Namun masih ada pengkhianat- pengkhiat negeri ini yang rela gadaikan harga diri demi nafsu birahinya
Catatan kelam negeri tak kan hilang dalam sejarah
Pengkhianat- pengkhianat G 30 S - PKI sisakan luka yang terus menganga
Pembantaian para jendral,kiai dan ulama tak kan bisa kau tutup walau kau siram seribu bunga dari 7 sumur
Akankah sang saka tetap gagah berkibar ?
Akankah Garuda tetap sakti ?
Bila penjilat,pengkhianat terus berkamuflase
Wahai kau yang mengaku pancasilais
Wahi kau yang mengaku cinta NKRI
Jangan kau berlindung di bawah busuknya ketiak sang raja
Catatan kelam yang terukir
Catatan kelam yang terbingkai
Catatan kelam yang terbungkus merah putih
Catatan kelam yang tergenggam kuku garuda
Abadi tak kan termakan kutu- kutu busuk pengkhianat negeri
Merdeka !!
Allohuakbar !!
LB
Pondok Gede
16 Agustus 2020
19:58
Kumpulan Puisi Endang Astuti - SISA RINDU MASA LALU
SEINDAH LAGU CINTA
Bias jingga menyuguhkan ceria panorama senja, seindah asmara yang kita rajut bersama. Kerlingan netramu menusuk jantung hatiku, membuai lamunan setiap waktu, tiada jemu mengantarkan segudang rindu, selalu.
Di antara kumbang berlalu-lalang, hanya engkau yang kuharapkan hinggap pada kuncup bungaku mekar bersama embun yang masih segar. Mengecap manisnya cinta di belantara rimba asmaraloka.
Berdua saling menguatkan, bersama saling menjaga kesetiaan, jangan pernah berpaling sebab cinta itu saling bukan paling. Dan di bilik kamarku terdengar lagu cinta seindah nuansa asmara kita.
"Dengarkanlah wanita pujaanku, malam ini akan kusampaikan, hasrat suci satu untuk selamanya dengarkanlah kesungguhan ini, ku ingin mempersuntingmu tuk yang pertama dan terakhir."
By Endang Astuti
Kebumen, 26 Juli 2020
SISA RINDU MASA LALU
Hijau perdu terhampar bak permadani
Belaian serayu wartakan kerinduan hati
Kita yang pernah menatap senja bersama
Bergandengan tangan, menikmati jingga nabastala mengukir setia
Lengkung pelangi pun tersenyum memandang sepasang dayita bercengkrama
Sebelum batas mata senja berganti purnama menyapa
Sorak sorai camar mengiringi gelapnya cakrawala
Riuh mengumandangkan gemercik puja asmara
Perlahan jejak cerita kita sirna tertelan angkuhnya angkara
Meninggalkan seonggok kenangan di tepian atma
Hanya menyisakan rindu yang mendiami kalbu
Meski adamu kini sebatas masa lalu
Aku yang begitu rapuh,
Sekedar setapak meninggalkanmu di savana perih
Masih selalu mengeja rindu selaksa embun
Setia dan selalu ada menyambut pagi bersama matahari
Tiada ingin mengusung pilu, lalu kidung perih menasbih
Menenggelamkan tentangmu di muara paling sunyi
Karena kaulah, kisah terindah tiada mungkin terganti.
By Endang Astuti & Pelangi Hati
Kebumen, 14 Juli 2020
Senin, 03 Agustus 2020
Kumpulan Puisi Herry Ashadi Assegaf - DALAM LINGKARAN RINDU
Mencuri mengintip se klip bayangmu di antara nama nama yg beribu..
Meski tak melepas dahaga, tapi basahlah bibir dari retak nya kekeringan..
Suaramu tak lagi terdengar d frequensi yg sama..
Yg dulunya tak bgitu ku hiraukan
Aku yg sll Merasa rendah, tk pernah bs menjadi sesungguhnya apa yg aku mau..
Membuat tuan tk percayakan bahteranya salah nakhoda..
Tammatkah kisah d karang karang
Atau akan menjadi luapan yg tk terbendung kala beradu..
Waktu yg berjalan
Memandu langkah kemana aku pergi
Jika impian kita merusak mimpiku dan mimpinya
Mari kita terbangun kedalam nyata yg tak terprediksi
PENJUAL JASA
Ku gubah rasaku menjadi syair..
Ku tuliskan segenab yg ku alami..
Ku coba sampaikan apa yg kurasakan
Meski ak bukan orang yg pandai ber diksi
Sejenak engkau mengertilah hidupku juga tak mudah
Kalaulah jaln berliku yg kw keluhkan..
Bahkan Pinjakan berduri sudah ku tempuhi..
Penolakan bagai sarapan pagi ku
Intrik hanya sperti nyanyian ditelingaku..
Jika berhenti adalah tujuanku
Maka tak berguna ak berjalan
Selagi tujuan jelas ku lihat
Semua ini hanya cerita yg menghibur malam ku..
Ku kan terus berjalan , terus berjalan
Karya :
Herry Ashadi Assegaf
Sabtu, 13 Juli 2019
DALAM LINGKARAN RINDU
Apa lah pungguk merindui rembulan,
Kita laksana tepian tempat bernaung yg terkena erosi..
Sementara Lagu ku memang masih mengambang di aliran air ny yg menghijau,
suara kepak sayap mu pun kian menjauh ku dengar,
Suatu saat nnti ketika birumu kian menghitam, saat it malam ku akan menjagamu wahai rembulan, meskipun kita jauh...
Oleh : Herry Ashadi Assegaf
Kamis, 07 April 2016
Kumpulan Puisi Maks Onesimus Talan - TEMAN TAPI MESRA
TEMAN TAPI MESRA
mata lugumu menggugat
sekejap berayun dalam tatap
kusadari lajunya lembut
mengurungku di setiap kedip
menapak jejak sang dewi yang memagut
seperjalanan teretas mampir mengecap
menelusup getar jiwaku berbusana larut
rekah keindahan berlimpah terungkap
arakan rasa nyaman bersembunyi tersekat
seirama catatan lezat tertutup diingat
dirus hujan bulan juli mengabadikan giat
teman tapi mesra walau terlihat rumit.
Malam,31Juli2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
Lamunan Langit Jingga
Denah duga di jiwaku
Mengajak indah senyummu terbayang
Hadirkan keindahan seperti langit jingga
Berkhayal kita nikmati lalu gapai impian…
Ku tak ingin sang dewi
karenamulah lamunanku…
Kan ku pikat setiaku
ke dalam pelukan hangatmu…
Pada hembusan kebenaran
yang singgah dan pergi
mematrikan kebahagiaan
mencipta kesenangan kadang kepedihan
Sambil memperkenalkan diri
yang biasa-biasa saja
biasa dipanggil menyahut
alamat rumah samping tetangga
Timor,31Juli2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
SAPOTONG HARAP TADI PAGI
Disaat langit sore yang cerah tiba baganti warna
Warna yang terang semakin pelan su baganti jadi gelap
Kicauan burung yang semakin rame pelan-pelan jadi sunyi
Kokok ayam jago barenti diatas pohon
Sapotong harap yang su tua dan bakerut
menjadi rasa diantara luka deng kecewa
Bahwa diantara sore deng malam,
ada rindu hanyut untuk kembali beta pungut
Diantara malam deng pagi,
ada mimpi singgah sebentar untuk kembali beta takenang
Inilah beta pung carita hidop jao di ranto,
pigi kasi tinggal kampong halaman
Tasimpan segala khayal yang talalu tinggi
Baharap mama papa deng basudara mengerti perasaan ini
Akan kenyataan hidop yang son ada guna
Akan mama pung cape beta son lupa
Akan papa pung karingat beta son balas
Akan basudara pung doa beta son hafal
Cuma deng sombayang TUHAN jaga katong samua
TUHAN balas satu per satu pung usaha
sampe hari tua yang lebe berarti
Sehingga beta pu impian hidop terwujud jadi kenangan.
Tublopo,03Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
MELAMBAI-LAMBAI
Setiap hari membentang melambai-lambai,
merah putih memenuhi janji,
esok mengombak ditiup angin.
tentang tangis perjuangan dan
tetesan air mata kemenangan.
terimakasih telah memikat sebelumnya
di hari kemerdekaan yang sebenarnya.
Subuh,01Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
TERASA MANIS
semudah fajar membuka hari
yang tak bosan mengulang lagi
memberi baru utuh menari-nari
sampai memutih dalam puisi
seperti luka yang lambat diobati
sewaktu-waktu kambuh kembali
seperti rasa di sepertiga hari ini
tetap utuh merajut diperbaharui
terasa manis benar saling menyanyangi
menebar hasrat berbujur kembali terjadi
bukan hanya manis di bibir menebar wangi
pahit perjalanannya terasa mengibas orasi
rasa mendua hati dan tak peduli
menjadi ikon segala asa terbantai
sampai melihat ketulusan terantai
dan bujuk rayu nampak mensiasati
derita sulit untuk di hindari
kenangan pahit ramai dialami
rerimbunan masa lalu jejak diri
ingin bahagia hanya sebuah ambisi
buktikanlah apa yang kau katakan
terasa manis bila hasrat tercapai
suguhkan apa yang didapatkan
terasa manis berkat menemani.
Senja,04Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
MENJEMPUT MALAM
tampak senang burung-burung
keriangan pulang berbelanja
untuk mencukupi hidup
menyeruput waktu bergerombolan
sampai habiskan sisa kesempatan hari ini
sedikit demi kebahagiaan menjemput malam
menyambung keriangannya dalam pesona senja
bahkan bangkitkan asmara tembus pagi
tampak kusut
berbaris rona jingga di ufuk barat
dengan sujud mendapatkan inspirasi
menaruh harapan di tepi ranjang
lalu tertidur dan bermimpi.
Senja,07Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
BARANG SAPELE
Barang Sepele/Sepele Saja
Malam su barkuasa atas samua rasa
ada cinta jadi luka dapa bumbu cuka
ada cinta ponu deng nikmat surga
yang maleleh turun ke dunia.
Tatuang sat gelas camburu
yang begitu hangat;
dapa tarima sat piring bahagia
yang su lebe nikmat.
Kalo cinta datang lu jang camburu
kalo cinta pulang sanyum sadiki
buang samua rasa ragu deng camburu
lalu pilih deng hati bajaga sampe mati.
Kepada hati tampat beta taro saribu janji,
deng maaf ponu kalo sonde bisa di tepati.
jalan maju pikol sat karong rindu,
lalu malompat tinggi bakatumu.
Barang sapele,
adat diisi deng kebiasaan ditampung.
barang sapele,
sapa mo kenapa kalo su bakusayang.
Malam,06Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
HENING MELENGKUNG
malam menjelma memejam luas bening siang
segala pepohonan subur tersungkur tenang
sementara malam merangkai aksara di binar bintang
memberi keindahan yang tak mewakili siang
bersyair mewakili rasaku padamu
bias puisi terangkai ketika memujimu
aku kembali merasakan debaran itu
menatap kejora kembali kurajut rindu
hening bersemadi
melengkung dipakai
imajinasiku menjadi liar
resah pun terukir
lekuk rindu mendebar
selalu diam terkubur
memberi lebih dari sekedar
mengukir pelangi di langit hati
mengalir meruntuhkan kokoh pendirianku
menampung ayu aroma merengguk bayang.
Malam,06Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
MENCATAT DETIKNYA
jika mengingatmu serupa ulang tahun kelahiranku
yang termegah dalam balutan manik-manik kue
dan temaram lilin angka
maka beri aku kesempatan menyenangmu
jika seluruh lilitanmu dari rajutan
maka seluruh helai bermula dari denyut nadiku
aku telah merapal bait yang patut
ketika posisimu terlalu tinggi dinaikan sesajian sajak ditunaikan dalam syahdu
manis untuk disuguhkan padamu
entah sampai kapan engkau berkibar
siang atau malam sayap melebar
menemani rembulan yang terus bersinar
sendirian di tengah malam itu
mencatat detik di langit biru
merayu maharani jadi permaisuriku
yang terjaga berteman denganku
lagi-lagi sambil memeluk pilu rindu
jika berkenan mencintaimu
serupa pasukan generasi muda
yang terampil tak melupa masa lalu
mencatat detik mengheningkan cipta
padamu selaksa panji
patut bersyukur di hari merdeka
mencatat kemenangan semangatku
tetaplah kuat
mengangkat beban di pundakmu
bersepakat hingga kemudian hari.
Timor,06Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
DOA BERARAK
kulakukan syukur sujud dengan semestinya
terealisasi sebagian niat baikku telah terlaksana
memohon kehadiran Yang Kuasa turut menata
kerinduan yang bisa kugantung di angkasa
atas kebiasaan yang sering ku lakukan
atas hiburan yang sering ku candakan
atas obrolan yang sering ku ucapkan
atas impian yang sering ku inginkan
doa berarak pemikat erat teduh memintal
berisi rindu yang tiada henti memanggil
dilangit yang tinggi ada jawaban kekal
debar yang detaknya menjelma gigil
risalah doa kukirim tanpa riuh rasa kawatir
dengan senantiasa tertancap asa motivasi
yang senantiasa memperhatikan musim untuk menabur
dan senantiasa merawat hasil tanaman sampai menuai
Malam,05Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
LARA
isak tangis merajuk pada senja,
suguhkan doa padamu dari jauh,
desau angin singgah menyapa,
menyusup kebalik hijabku
demi sebuah kesejukan.
semua perhatian yang salah ku artikan,
mendeskrisipkan cinta yang tak sempurna,
sebuah cinta yang hanya bertepuk sebelah tangan;
dan menyulam rindu di jiwa dalam sunyinya lara.
Timor,05Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
DAMAI BERSENANDUNG
karena malam tak pernah takluk,
sehabis mencium bias mendera;
adalah jingga melebarkan sayapnya,
menyapa diri ketika hari telah senja.
aku bernyanyi dengan damai
selepas senja titian bersenandung
dengan puisi yang bercerita tentang mimpi
menyampaikan kebenaran teladan sekelas bintang.
Timor_NTT
Tublopo,10Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
CORETAN MALAM
dialog alam boleh di bilang,
musim berganti pun turut serta;
diamku bukan tak sayang,
menangkal kekal tahu menahan rasa.
siratan senyum yang pernah terumbar,
tersimpan utuh dalam hati selama hidup;
melihat cahaya romantismu berbinar,
selembar guratan menghimpit sunyi terkatup.
membisu rembulan di balik cakrawala,
lahir putaran guratannya tanpa akhir;
bukan bayang sepi tanpa makna,
tapi ingatan yang masih mahir.
halusnya kanvas hati pun kian bertema,
serasa pudar meskipun bertaburan;
netra hati telah terbalut dengan asa,
cinta kasih menarik sejuta keindahan.
Tublopo,09Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
Tema: PERINGATAN KEMERDEKAAN
Judul: SUATU KENANGAN
Jenis: PUISI (Soneta)
Bahwa sesungguhnya kemenangan telah berkibar,
pada tiang bambu di jalan Pegansaan Timur;
buktikan perjuangan bangsa yang mengakar,
wujudkan cita-cita kemerdekaan bertutur.
Siulan angin mempamerkan kesatriaan,
melawan roda penindasan hayat keadilan;
dengan cara seksama menyatakan kemerdekaan,
di arena pertempuran lautan kerinduan.
Pada lintasan sejarah kemerdekaan ini,
menawarkan sujud syukur memperingati;
beragam sastra dengan cara seksama berkolaborasi.
Menyingkap tabir pemindahan kekuasaan;
tujuh puluh lima tahun Indonesia merdeka,
suatu kenangan atas nama bangsa.
Timor_NTT
Tublopo,09Agutstus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
Tema : TUJUH LIMA TAHUN MERDEKA
Judul : MERAH PUTIH BERPATRIAN
Jenis : Puisi (Soneta)
Berpijak di persimpangan menuju pembangunan
Tanamkan asa dalam benih cinta peradaban
Harapkan kepastian menanti kejujuran
Yang kudamba indahnya masa depan
Tujuh Lima tahun merdeka membangun
Adalah prahara yang meraja peradaban
Jernihkan keharuan bumi menyerikan
Berebut jejak menikmati kehidupan
Giat kerja yang sanggup aku lakukan
Berlomba partisipasi kita wujudkan
S'moga damai menjadi kenyataan
Bila janji yang pernah kau berikan
Kibarkan Merah putih berpatrian
Telah melekat tanda kebesaran.
Timor_NTT
Tublopo,16082020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
TUHAN SANGGUP
saat hari beranjak gelap
rindu yang datang menyergap
yang tak sanggup kusampaikan kepadaMu
yang tak sanggup kulukiskan kepadaMu
asa yang kian memudar tak terungkap
begitu lapang seonggok harapan
TUHAN sanggup
memperbaharui setiap harapan
sirami jiwaku dengan kasihMu
selidang tanah yang gersang jiwaku
mengharap sejuknya air kasihMu
sunyi perlahan mulai menyapu
di keheningan malam yang meratapi sekelilingku
menyapaMu
mengadu
tentang apa saja yang bertalian dengan kasihMu
bahagia kerinduaku,
masih bisa menyelipkan namaMu
dalam setiap doaku
Timor_NTT
Tublopo,15Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
Tema : ARTI KATA MERDEKA DI TAHUN PANDEMI
Judul : TANPA PERAYAAN
Jenis : Puisi Lama
buana berselendang pandemi
serempak menyergap bait ironi
memutusi prasasti hidup rohani
sana sini luas area wabah meliputi
miris perayaan kemerdekaan tahun ini
guguran air mata mengalir membasahi
sejuta kisah singgah menghampiri
wujudnya hilang tanpa kompromi
apalah arti kata merdeka disuguhi
generasi tergugah makna sunyi
lamunan gebyar rebah di jejaki
tujuh lima tahun cerai berai
kebebasan belum sempurna dimiliki
keadilan masih berantakan digumuli
kebenaran banyak beradu opini
kemanusiaan sebatas orasi
aura syukur tanpa perayaan lagi
kata merdeka lumpuh dan mati
mengheningkan cipta jadi sepi
ditempuhnya sebelum sampai
corona wabah paling jeli
hanya doa memahami hati
berbaur kesempurnaan damai
kasat pandang mata menyelami.
Timor_NTT
Tublopo,14Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
SEPOI ANGIN DI WAKTU SENJA
Tak ada yang lebih mengganggu
Tak ada yang lebih sejuk
Tak ada yang lebih menikam
Dari sepoi-sepoi angin di waktu senja
Namun mengalun semilir asap arang
Yang perlahan-lahan tak kelihatan
Yang menusuk ke dalam benak tulang
Membuat keram seluruh tubuh
Sepoi-sepoi angin di waktu senja
Mengurung diri menuju waktu tenang
Mengalun riak hawa bergulung-gulung
Tak tampak gelagatnya sangat berang
Sepoi angin di waktu senja
Membawa banya armada cerita
Selalu siuman niat pada tungku api
Bertemu jejak bara tuk menghangatkan
Tublopo,13Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
TAK ADA
Tak ada yang lebih mengganggu
selain sepoi-sepoi angin di waktu senja
yang menusuk ke dalam benak tulang
membuat keram seluruh tubuh
Tak ada yang lebih sejuk
dari sepoi-sepoi angin di waktu senja
yang perlahan-lahan tak kelihatan
namun mengalun semilir asap arang
Tak ada yang lebih menikam
dari sepoi-sepoi angin di waktu tenang
mengingatkan pada tungku api
yang membara menghangatkan
Malam,13Agustus2020
Maks Onesimus Talan
***
Salam Seniman
MAKS ONESIMUS TALAN |
Kumpulan Puisi Zibril Azanafa - SURGA IDAMAN HATI
SURGA IDAMAN HATI
benci tanyakan dendam
dendam inginkan hilang
hilang rindukan sayang
sayang impikan cinta
cinta ciptaan surga
surga idaman hati
ZIBRIL
sungai raja
27072020
CINTA DILANGIT 6
cinta dilangit 6
saat bumi serasa jauh
menuju logika sempurna
memisal ibarat
0+12
1+11
2+10
3+9
4+8
5+7
6 hanya butuh dirinya
sendiri untuk menemukan arti semuanya
seindah nama dihati
abadilah engkau pada siang dan malam malam puisi relaxasi
Oleh : Zibril Azanafa
15 Oktober 2017
SEMANGAT '45
*=* dulu bambu runcing semangat dan doa demi berkibarnya merah putih *_* sekarang tinta dan pena atas nama tanar air tercinta.
Oleh : Zibril Azanafa
12 Agustus 2017
CINTA BUKAN PUISI
makasih yaaaa..zibril masih ada disini..sedikit konfirmasi...cinta bukan puisi..maksudku bukan..puisi itu tidak berarti apa apa..tapi kata kata tidak akan mampu melukiskan indahnya arti cinta..sama seperti warna juga tidak akan mampu melukiskan indahnya surga..mungkin akan lebih bijaksana kita sama sama berusaha meyakinkan..kiblat agama itu adalah kebenaran..kiblat seni adalah keindahan..kiblat cinta adalah kasih sayang..sedangkan kiblat politik itu kekuasaan semu yang terbatas waktu
Oleh : Zibril Azanafa
13 Desember 2016
AKU
ini...diriku yang baru..tanpa kontaminasi bunga terlarang yang dulu menemaniku ditiap spasi puisi..ini diriku yang baru ingin bernafas tanpa asap apa pun itu?bahkan belum sempat kutulis judul puisi ini
AKU
Oleh : Zibril Azanafa
02 Agustus 2016